Oleh :
Ina Friscila
193030302211
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
ARTIKEL
KEKAYAAN INTELEKTUAL ( INTELECTUAL PROPERTY )
A. Pengertian Kekayaan Intelektual ( Intelectual Property )
Hak Kekayaan Intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomi hasil suatu
kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam hak kekayaan intelektual adalah karya-karya
yang timbul atau lahir kerena kemampuan intelektual manusia. Kekayaan Intelektual atau Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah pandangan kata yang biasa
digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa
Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama
kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik
dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai
benda, tetapi buku dalam pengertian isinya. Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak,
Kekayaan, dan Intelektual. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli,
maupun dijual.
Sistem Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak privat (private rights). Di sinilah ciri
khas hak kekayaan intelektual. Seseorang bebas mengajukan permohonan atau mendaftarkan
karya intelektualnya/tidak. Hak ekslusif yang diberikan negara kepada individu pelaku Hak
kekayaan intelektual (inventor, pencipta atau pendesain) dimaksudkan sebagai penghargaan atas
hasil karyanya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi,
sehingga dengan sistem hak kekayaan intelektual tersebut kepentingan masyarakat ditentukan
melalui mekanisme pasar.
Di samping itu, sistem hak kekayaan intelektual juga menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan munculnya
teknologi atau hasil karya lain yang sama dapt dihindarkan. Dengan dukungan dokumentasi yang
baik diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal untuk keperluan hidupnya
atau mengembangkannya lebih lanjut agar memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.
Adapun pengertian HAKI menurut para ahli, yaitu :
Menurut Ismail Saleh, Pengertian HAKI adalah pengakuan dan penghargaan pada
seseorang atau badan hukum atas penemuan atau penciptaan karya intelektual mereka dengan
memberikan hak-hak khusus bagi mereka, baik yang bersifat sosial maupun ekonomis.
Pengertian HAKI menurut pendapat Bambang Kesowo, HAKI adalah hak atas kekayaan
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Pengertian HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) menurut Adrian Sutedi adalah hak
atau wewenang atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut dan hak
tersebut diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. Kekayaan intelektual
merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi,
pengetahuan, sastra, seni, karya tulis, karikatur, pengarang lagu dan seterusnya.
Hak itu sendiri dapat dibagi menjadi dua. Pertama, Hak dasar (Asasi) yang merupakan
hak mutlak yang tidak dapat digangu-gugat. Contohnya : hak untuk hidup, hak untuk
mendapatkan keadilan dan sebagainya. Kedua, Hak amanat aturan atau perundangan yaitu hak
karena diberikan atau diatur oleh masyarakat melalui peraturan atau perundangan. HAKI (Hak
Kekayaan Intelektual) merupakan amanat aturan, sehingga masyarakatlah yang menjadi penentu
seberapa besar HAKI yang diberikan kepada individu dan kelompok.
a. Prinsip keadilan the principle of natural justice Penciptaan sebuah karya, atau
orang lain yang bekerja membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya, wajar memperoleh
imbalan. Imbalan tersebut dapat berupa materi atau bukan materi seperti adanya rasa aman
karena dilindungi dan diakui atas hasil kerjanya. Hukum memberikan perlindungan tersebut
demi kepentingan pencipta berupa suatu kekuasaan Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah,
Op cit, untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut, yang kita sebut hak. Setiap hak
mwnurut hukum itu mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi alasan
melekatnya hak itu pada pemiliknya. Menyangkut hak milik intelektual maka peristiwa yang
menjadi alasan melekatnya itu adalah penciptaan yang mendasarkan atas kemampuan
intelektualnya. Perlindungan ini pula tidak terbatas di dalam negeri penemu itu sendiri,
melainkan juga dapat meliputi perlindungan diluar batas negaranya. Hal itu karena hak yang ada
pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan commission atau tidak melakukan
omission suatu perbuatan.
b. Prinsip ekonomi the economic argument Hak milik intelektual ini merupakan hak
yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan
kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk, yang memiliki manfaat serta berguna dalam
menunjang kehidupan manusia, maksudnya adalah bahwa kepemilikan itu wajar karena sifat
ekonomi manusia yang menjadikan hal itu suatu keharusan untuk menunjang kehidupan dalam
masyarakat. Dengan demikian hak milik intelektual merupakan suatu bentuk kekayaan bagi
pemiliknya. Dari kepemilikannya seseorang akan mendapatkan keuntungan, misalnya dalam
bentuk pembayaran royalty, dan technical fee.
c. Prinsip kebudayaan the cultural argument Kita mengkonsepsikan bahwa kerja
manusia itu pada hakekatnya bertujuan unutk memungkinkannya hidup, selanjutnya dari karya
itu pula akan timbul pula suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.
Dengan konsepsi demikian maka pertumbuhan, dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan
sastra sangat besar artinya bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban dan martabat manusia.
Selain itu juga akan memberikan kemashlahatan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pengakuan
atas kreasi, karsa, karya cipta manusia yang dibakukan dalam sistem hak milik intelektual adalah
suatu yang tidak dapat dilepaskan sebagai perwujudan suasana yang diharapkan mampu
membangkitkan semangat dan melahirkan ciptaan baru.
d. Prinsip sosial the social argument Hukum tidak mengatur kehidupan manusia
sebagai perseorangan yang berdiri sendiri, terlepas dari manusia lain, tetapi hukum mengatur
kepentingan manusia sebagai warga masyarakat. Jadi manusia didalam hubungannya dengan
manusia lain yang sama-sama terikat dalam suatu ikatan kemasyarakatan. Dengan demikian hak
apapun yang diakui oleh hukum dan diberikan kepada perseorangan atau suatu persekutuan atau
kesatuan lain, tidak boleh diberikan semata-mata untuk memenuhi kepentingan perseorangan,
persekutuan atau kesatuan lain itu saja, akan tetapi pemberian hak kepada perseorangan,
persekutuan atau kesatuan itu diberikan dan diakui oleh hukum, oleh karena dengan
diberikannya hak tersebut kepada perseorangan, persekutuan atau kesatuan hukum itu,
kepentingan seluruh masyarakat akan terpenuhi.