PENCEMARAN LINGKUNGAN
Zahra Febi Amanda*
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
*
email penulis: zahrafebi3927@email.com
A. TUJUAN
1. Untuk pendugaan tingkat pencemaran air ditinjau dari segi fisik (Bau, warna, dan keje
rnihan)
2. Untuk pendugaan tingkat pencemaran air ditinjau dari segi biologis (organisme indika
tor pencemar)
3. Untuk pendugaan tingkat pencemaran tanah ditinjau dari segi biologis
4. Untuk penduga tingkat pencemaran udara ditinjau dari segi fisik dan biologi (lulut, ba
u dan warna)
B. DASAR TEORI
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah perubahan pada lingkungan yang tidak
dikehendaki karena dapat mempengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan makhluk
hidup. Perubahan tersebut terjadi karena disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut
polutan. Suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila bahan atau zat adiktif berada pada
tempat yang tidak semestinya dan berada pada waktu yang tidak tepat. Lingkungan yang
tercemar, keadaan ekosistem yang tidak seimbang akibat masuknya polutan kedalam
lingkungan tersebut. Sedangkan lingkungan alami memiliki ekosistem yang seimbang.
Seperti contoh, udara di desa terasa segar karena banyak ditumbuhi pepohonan hijau. Hal ini
menunjukan di desa itu udaranya belum tercemar. Adapun di kota yang padat penduduknya,
udara akan terasa panas dan pernapasan jadi tidak nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa udara
sudah tercemar.Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat pencemar atau polutan tertentu
terhadap lingkungan, sehingga mengakibatkan turunnya kualitas dan keseimbangan
lingkungan (Wardhana, 2004: 160-168).
UU RI No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
menyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia, sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Ada dua sumber bahan pencemar :
1. Aktivitas alam seperti meletusnya gunung berapi gimana peristiwa vulkanis
yang dapat menerbangkan abu vulkanik dan menyebabkan udara tercemar.
2. Aktivitas manusia diantaranya bidang pertanian, perikanan, industri,
pertambangan dan transportasi.
Aktivitas manusia inilah yang dapat langsung banyak menyumbangkan bahan
pencemar ke udara, air dan tanah.
a. Pencemaran udara
Menurut (Keraf, 2010: 30) pencemaran udara terjadi baik berasal dari sumber
tidak bergerak maupun dari sumber bergerak. Sumber tidah bergerak terutama berasal
dari aktivitas industri, kebakaran hutan dan sampah. Sedangkan sumber bergerak
terutama berasal dari pencemaran udara yang dihasilkan oleh berbagai macam moda
transportasi khususnya kendaraan pribadi yang menggunakan sumber energi berbahan
bakar fosil. Salah satu masalah pencemaran udara yang sangat mengganggu adalah
pembakaran dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan tidak hanya mengganggu
kehidupan ekonomi sosial dan budaya manusia tetapi juga mengancam kehidupan
berbagai fauna dan flora yang berharga.
Sementara itu menurut (Sari, 2009: 43) pencemaran udara merupakan
penurunan kualitas udara akibat adanya kontaminasi substansi fisik, kimia atau
biologi dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup. Pencemaran udara
dapat terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Secara alami pencemaran
udara dapat disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, nitrifikasi dan denitrifikasi oleh
bakteri, serta kebakaran hutan. Sementara itu kegiatan manusia yang dapat
mengakibatkan pencemaran udara misalnya, pembakaran bahan bakar fosil untuk
keperluan transportasi dan industri.
b. Pencemaran air
Pencemaran air dapat terjadi karena pembuangan limbah termasuk limbah
yang masuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun (B3) maupun karena erosi
dan pendangkalan sungai dan danau yang terjadi akibat kerusakan hutan (Keraf, 2010:
39-40)
Definisi lain pencemaran air adalah hadirnya zat yang tidak diinginkan di air
dalam jumlah yang cukup besar sehingga menyebabkan kualitas air menjadi
terganggu. Penurunan kualitas air yang menurun biasanya disebabkan tidak dapat lagi
di gunakan sebagaimana kebutuhannya. Air yang tercemar dapat diketahui dari sifat
fisik, kimia maupun biologisnya .Sifat fisiknya misalkan suhu warna, bau, rasa dan
jumlah. Sifat kimia dapat diamati melalui kadar oksigen terlarutt (DO) kadar senyawa
beracun, alkalinitas, kesadahan dan derajat keasaman (PH). Sifat biologi air berkaitan
dengan keberadaan mikroorganisme tertentu misalnya jumlah bakteri ecoli (Sari,
2009: 30)
Pencemaran air juga dapat terjadi tidak hanya dari industri domestik, tetapi
berasal dari industri seperti industri tekstil, baja, plastic, kulit, karet kertas, Rumah
Sakit, tambang dan lainnya. Semua ini terjadi bukan hanya kepada skala industri kecil
menengah dan rumah tangga, Tetapi juga terjadi pada skala industri besar dan modern
dengan teknologinya yang sangat canggih tetapi tidak dapat mengelola limbahnya
dengan baik. Biasanya pencemaran ini terjadi disebabkan karena masih saja
digunakannya teknologi proses produksi yang memang tidak ramah lingkungan.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi disebabkan oleh sampah atau limbah baik
yang berwujud cair maupun padat. Sampah atau limbah itu sendiri biasanya dapat
berasal dari berbagai tempat misalnya rumah tangga perkantoran, pabrik atau lahan
pertanian. Berdasarkan asalnya bahan pencemar tanah dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian (Sari, 2009: 38-39)
Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga,
perkantoran permukiman, hotel atau pasar. Limbah yang dihasilkan dari proses
industri dapat berwujud padat maupun cair limbah industri berwujud padat dan
contohnya adalah buangan industri berupa padatan, lumpur atau bubur yang
dihasilkan dari proses pengelolaan barang. Limbah pertanian adalah zat atau pupuk
yang dapat mencemari tanah dan dalam jumlah yang besar pupuk yang berlebihan
dapat mengeraskan tanah dan meracuni organisme tanah (Wardhana, 2004: 39)
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Smartphone
b. Alat tulis
c. Botol
d. Plastik
2. Bahan
a. Air kolam
b. Air comberan
c. Air kali
d. Udara perkotaan
e. Udara pabrik
f. Udara pesawahan
g. Tanah TPA
h. Tanah sawah
i. Tanah halaman rumah
3. Prosedur Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diamati segi fisik dari air sumur baik bau, warna, dan kejernihan
c. Diamati segi fisik dari air kolam ikan baik bau, warna, dan kejernihan
d. Diamati segi fisik dari air sungai baik bau, warna dan kejernihan
e. Diamati segi fisik dari air kecomberan baik bau, warna, dan kejernihan
f. Ditulis hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan.
D. HASIL PENGAMATAN
TABEL HASIL PENGAMATAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
1. Tabel Pencemaran Air
1. Tanah pada Terdapat banyak Lokasi yang diamati merupakan TPA Sampah
pembuangan lalat di Cirbeon, berlokasi di Kopiluhur
sampah
2. Tanah sawah Adanya semut Tanah sawah yang diamati, tanah sawah yang
hitam dan sudah selesai panen dan tidak terendam air,
belalang namun masih basah
3. Tanah halaman Adanya semut Tanah yang diamati merupakan tanah lahan
rumah dan cacing rumah teman praktikan
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum ynag telah dilakukan pada Selasa, 24 November 2020
mengenai Pencemaran Lingkungan yang bertujuan untuk: 1.) Untuk pendugaan tingka
t pencemaran air ditinjau dari segi fisik (Bau, warna, dan kejernihan) 2.) Untuk pendu
gaan tingkat pencemaran air ditinjau dari segi biologis (organisme indikator pencema
r) 3.) Untuk pendugaan tingkat pencemaran tanah ditinjau dari segi biologis 4.) Untuk
penduga tingkat pencemaran udara ditinjau dari segi fisik dan biologi (lulut, bau dan
warn). Pngamatan dilakukan pada lokai yang brbeda. Adapun pengamatan
pencemaran lingkungan yang brupa, pencemaran air comberan, air kolam dan air kali.
Pencemaranudara berupa udara dilingkungan pabrik, perkotaan, pesawahan dan
pncemaran pada tanah diamati tanah sawah, tanah TPA dan tanah halaman.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan tujuan 1.) Untuk penduga
an tingkat pencemaran air ditinjau dari segi fisik (Bau, warna, dan kejernihan) 2.) Unt
uk pendugaan tingkat pencemaran air ditinjau dari segi biologis (organisme indikator
pencemar)
3.) Untuk pendugaan tingkat pencemaran tanah ditinjau dari segi biologis 4.) Untuk p
enduga tingkat pencemaran udara ditinjau dari segi fisik dan biologi (lulut, bau dan w
arna) dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendugaan air yang terkena pencemaran berdasarkan pengamatan yang ditinjau dari segi
fisik (Bau, warna dan kejernihan) terjadi pada air comberan, bau yang menyengat dari air
comberan bia saja karena bahan-bahan kimia limbah rumah tangga yang bercampur dengan
air selokan atau selokan, pencemaran kedua oleh air kali kacil.
2. Pendugaan air yang terkena pencemaran berdasarkan pengamatan yang ditinjau dari segi
biologis terjadi pada air comberan atau selokan (meskipun masih ada organisme,
praktikkan mencoba menelaah lagi berdasar dari segi fisiknya), pencemaran kedua oleh air
kali kacil.
3. Pendugaan pencemaran pada tanah ditinjau dari segi bilogisnya terjadi pada tanah TPA
sampah, dimana pada tanah tersebuttidk ditemukan organisme apapu, disekitar kwasan
tersebut juga tidak adanya tumbuhan. Hanya terdapat banyak lalat, karena bau busuk yang
menyengat.
4. Pendugaan pencemaran udara ditinjau dari segi fisik dan biologi terjadi pada lokasi
kawasan pabrik dan perkotaan. Pada kawasan pabrik, sangat tercium bau pakan ikan,
karena kawasan tersebut merupakan pabrik pakan ikan, selain itu bau asap kedaraan pabrik
juga sangat tercium, debu-debu berterbangan, teerlihat juga udara berwarna kelabu. Pada
lokasi perkotaan pun udaraterasa lebih panas, kendaraan bermotor lebih banyak sehingga
menyebabkan banyaknya polutan yag dibuang, terdapat banyak debu dan bau asap
kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajad, Agung. 2006. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan.
Sudjino, dkk. 2008. IPA Terpadu: untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan.
hal. 170-171.
Adialfian, Hasanudin Ishak, Ruslan La Ane, 2013, Kemampuan Adaptasi Nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albipictus dalam Berkembangbiak Berdasarkan
Jenis Air. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanudin. Makasar.
Amelia, Monica. 2016. Pencemaran Udara Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia
Ditinjau Dari UU No. 32 Tahun 2009. Jurnal: Lex Privatum, Vol. IV No.3.
Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi:
Yogyakarta.
LAMPIRAN
(Berupa Foto gambar praktikum)