Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR II
Kondisi Yang Melemahkan Pertahanan Pejamu Melawan
Mikroorganisme dan Infeksi Oportunistik

Disusun Oleh :
Felly Santhya Thriskadinanti 142012016005

Dosen Pembimbing :
Ns. Lela Aini, S.Kep., M.Bmd

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullah wabaraktuh.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia, dan
kesehatan yang ia beri terhadap penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas ini
tanpa hambatan apapun. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir
zaman.

Adapun tujuan penulis dalam menyusun makalah yang berjudul Kondisi


Yang Melemahkan Pertahanan Pejamu Melawan Mikroorganisme dan
Infeksi Oportunistik ini ialah untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Keperawatan
Dasar II. Ucapan terima kasih yang mendalam penulis hanturkan kepada dosen
pembimbing yang telah mempercayai materi ini kepada penulis, serta bimbingan
dan motivasi yang diberikan pembimbing sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas ini dengan semaksimal mungkin. Penulis menyadari
bahwasannya tanpa bantuan dari dosen pembimbing, tugas ini tidak akan
terlaksana.

Penulis berharap makalah ini mampu memberikan pengetahuan yang


bermanfaat bagi pembacanya, serta dapat dijadikan literatur bagi pihak yang
membutuhkan. Penulis pun mengakui bahwasannya makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Demikian lah yang dapat penulis sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh.


Palembang, 25 Mei 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
2.1 Mekanisme Respon Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri........................ 3
2.2 Infeksi Oportunistik (IO)...........................................................................8
2.3 Dasar-dasar Infeksi Oportunistik (IO).......................................................9
2.4 Jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO).......................................................11
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO).......................... 14
BAB III.................................................................................................................. 15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang


mengandung mikroba patogen di sekelilingnya. Mikroba tersebut dapat
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada
bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respons imun tubuh
manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda.
Umumnya gambaran biologik spesifik mikroba menentukan mekanisme
imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap
bakteri khususnya bakteri ekstraselular atau bakteri intraselular
mempunyai karakteristik tertentu pula Tubuh manusia akan selalu
terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,dan polusi.

Pertahanan oleh diperantarai sel T (Celluar Mediated Immunity,


CMI) sangat penting dalam mengatasi organisme intraseluler. Sel T CD4
akan berikatan denganpartikel antigen yang dipresentasikan melalui MHC II
pada permukaan makrofag yang terinfeksi bakteri intraseluler. Sel T helper
(Th1) ini akan mengeluarkan sitokin IFN γ yang akan mengaktivasi
makrofag dan membunuh organisme intraseluler, terutama melalui
pembentukan oksigen reaktif intermediat (ROI) dan nitrit oxide (NO).
Selanjutnya makrofag tersebut akan mengeluarkan lebihbanyak substansi
yang berperan dalam reaksi inflamasi kronik. Selain itu juga terjadi lisis sel
yang diperantarai oleh sel T CD8.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang akan dibahas pada makalah ini ialah ;


1. Bagaimana mekanisme respon pertahanan tubuh terhadap
bakteri?
1
2. Apa itu Infeksi Oportunistik (IO)?
3. Apa dasar-dasar dari Infeksi Oportunistik (IO)?
4. Apa saja jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO)?
5. Bagaimana pencegahan dan pengobatan Infeksi Oportunistik
(IO)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini yakni ;


1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme respon pertahanan t
tubuh terhadap bakteri.
2. Untuk mengetahui apa itu Infeksi Oportunistik (IO).
3. Untuk mengetahui apa dasar-dasar dari Infeksi Oportunistik (IO).
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO).
5. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan pengobatan
Infeksi Oportunistik (IO).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Respon Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang


mengandung mikroba patogen di sekelilingnya. Mikroba tersebut dapat
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat
poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respons imun tubuh manusia terhadap
berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologik
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan
untukvproteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri
ekstraselular atau bakteri intraselular mempunyai karakteristik tertentu pula

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,
radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini
adalahtantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita
dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama
makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.
Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem pertahanan
tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.

Penerapan kedokteran klinis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja.
Infeksi bakteri dilawan dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan
infeksi parasit dengan antiparasit terbatas obat-obatan yang tersedia. Sistem
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, depresi disebabkan oleh stres
emosionaldiobati dengan antidepresan atau obat penenang. Kekebalan depresi
disebabkan oleh kekurangan gizi jarang diobati sama sekali, bahkan jika diakui,
dan kemudian oleh saran untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.

3
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis yang luas,organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi


yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri
dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.
Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada
keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut
termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem
komplemen. Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif
baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti
manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang
berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon
imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui
patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis
dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan
dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari
vaksinasi.

 Respons pejamu yang terjadi juga tergantung dari jumlah mikroba


yang masuk. Mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang
berbahaya meliputi ;
1. Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan
asam laktat melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air
mata, air liur, urin, asam lambung serta lisosom dalam air mata

4
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang
dapat mencegah invasi mikroorganisme
3. Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel
polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein
fase akut, interferon, sel NK (natural killer) dan mediator eosinofil
4. Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler.
Secara umum pengontrolan infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa,
jamur dan beberapa bakteri intraselular fakultatif terutama membutuhkan imunitas
yang diperani oleh sel yang dinamakan imunitas selular, sedangkan bakteri
ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang diperani oleh antibodi yang
dinamakan imunitas humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik dan
non-imunologik (nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan
terjadinya penyakit infeksi.

Invasi Patogen
Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk
menghindar dari respon imun. Patogen telah mengembangkan beberapa metode
yang menyebabkan mereka dapat menginfeksi sementara patogen menghindari
kehancuran akibat sistem imun.Bakteri sering menembus perisai fisik dengan
mengeluarkan enzim yang mendalami isi perisai, contohnya dengan menggunakan
sistem tipe II sekresi. Sebagai kemungkinan, patogen dapat menggunakan sistem
tipe III sekresi. Merekadapat memasukan tuba palsu pada sel, yang menyediakan
saluran langsung untuk protein agar dapat bergerak dari patogen ke pemilik tubuh;
protein yang dikirim melalui tuba sering digunakan untuk mematikan pertahanan.
Strategi menghindari digunakan oleh beberapa patogen untuk mengelakan sistem
imun bawaan adalah replikasi intraselular (juga disebut patogenesis intraselular).
Disini, patogen mengeluarkan mayoritas lingkaran hidupnya kedalamsel yang
dilindungi dari kontak langsung dengan sel imun, antibodi dan komplemen.
Beberapa contoh patogen intraselular termasuk virus, racun makanan, bakteri
Salmonella dan parasit eukariot yang menyebabkan malaria (Plasmodium

5
falciparum) dan leismaniasis (Leishmania spp.). Bakteri lain, seperti
Mycobacterium tuberculosis, hidup didalam kapsul protektif yang mencegah lisis
oleh komplemen. Banyak patogen mengeluarkan senyawa yang mengurangi
respon imun atau mengarahkan respon imun ke arah yang salah. Beberapa
bakteri membentuk biofilm untuk melindungi diri mereka dari sel dan protein
sistem imun.Biofilm ada pada banyak infeksi yang berhasil, seperti
Pseudomonasaeruginosa kronik dan Burkholderiacenocepacia karakteristik
infeksi sistik fibrosis. Bakteri lain menghasilkan protein permukaan yang melilit
pada antibodi, mengubah mereka menjadi tidak efektif; contoh termasuk
Streptococcus (protein G), Staphylococcus aureus (protein A), dan
Peptostreptococcus magnus (protein L).

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok


terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai
prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka
dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah
“bakteri” telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar
mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka
kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3
mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan).Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam
strukturnya dari flagela kelompok lain.

6
SPECIFIC ATTACHMENTS OF BACTERIA TO HOST CELL OR TISSUE
SURFACES

Attachment
Adhesin Receptor Disease
site

Amino terminus
Streptococcus Protein F Pharyngeal Sore throat
of
pyogenes epithelium
fibronectin

Streptococcus Glycosyl Salivary Pellicle of Dental


mutans transferase glycoprotein tooth caries

Buccal
Streptococcus Lipoteichoic acid Unknown None
epithelium of
salivarius
tongue

N-
Streptococcus Cell-bound Mucosal
acetylhexosami
Pneumonia
pneumoniae protein epithelium
ne-galactose
disaccharide

Amino terminus
Staphylococcus Cell-bound Mucosal Various
of
aureus protein epithelium
fibronectin

Type IV pili (N- Glucosamine-


Neisseria Urethral/cervi Gonorrhea
methylphenyl- galactose
gonorrhoeae cal epithelium
alanine pili) carbohydrate

Species-specific
Enterotoxigeni Type-I fimbriae Intestinal Diarrhea
carbohydrate(s
c E. coli epithelium
)

7
Uropathogenic Complex Urethral
Type I fimbriae Urethritis
E. coli carbohydrate epithelium

Globobiose
Uropathogenic P-pili (pap) Upper urinary Pyelonephri
linked to
E. coli tract tis
ceramide lipid

Fimbriae Galactose on
Bordetela Respiratory Whooping
(“filamentous sulfated
pertussis epithelium cough
hemagglutini”) glycolipids

N- Fucose and
Vibrio cholerae Intestinal Cholera
methylphenylala mannose
epithelium
nine pili carbohydrate

Treponema Peptide in outer Surface protein Mucosal


Syphilis
pallidum membrane (fibronectin) epithelium

Membrne Respiratory
Mycoplasma Sialic acid Pneumonia
protein epithelium

Conjunctival or
Chlamydia Unknown Sialic acid
urethral
epithelium

2.2 Infeksi Oportunistik (IO)

Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan


(‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
untuk menimbulkan penyakit. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah

8
salah satu akibat dari infeksi HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul
rata-rata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV.
Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan penggunaan
terapi antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun, karena
kebanyakan orang yang terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinyaterinfeksi,
timbulnya IO sering kali adalah tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh kita. Jadi,
walaupun ART tersedia gratis di Indonesia, masalah IO tetap ada, sehingga adalah
penting kita mengerti apa itu IO dan bagaimana IO dapat diobati dan dicegah.

Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan
virus.Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu
mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh
penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai
lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat
dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut "oportunistik". Kata "infeksi
oportunistik" sering kali disingkat menjadi "IO".

2.3 Dasar-dasar Infeksi Oportunistik (IO)

Siapapun dapat terinfeksi IO, dan "dites positif" untuk IO tersebut,


walaupun orang tersebut tidak mengalami penyakit tersebut. Misalnya, hampir
setiap orang dengan HIV akan menerima hasil tes positif untuk sitomegalia
(Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi penyakit CMV itu sendiri jarang dapat
berkembang kecuali bila jumlahCD4 turun di bawah 50, yang menandakan
kerusakan parah terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah terinfeksi IO, darah dapat dites untuk antigen
(potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein yang
dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Bila antigen ditemukan
artinya terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti anda pernah terpajan infeksi. Orang
tersebut mungkin pernah menerima imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi

9
tersebut, atau sistem kekebalannya mungkin telah "memberantas" infeksi dari
tubuh, atau ia mungkin terinfeksi. Jika dia terinfeksi kuman yang menyebabkan
IO, dan jika jumlah CD4 orang tersebut cukup rendah sehingga memungkinkan
IO berkembang, dokter akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung
pada jenis IO.
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika sistem
kekebalannyarusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker
dapat menekansistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan
kanker dapat mengalami IO. HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO
dapat berkembang. Jika terinfeksi HIV dan mengalami IO, mungkin AIDS. Di
Indonesia, Departemen Kesehatan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa
yang AIDS. Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang apa
mendefinisikan AIDS. Jika HIV, dan mengalami satu atau lebih IO "resmi" ini,
maka AIDS.
Menurut data Ditjen PP&PL hingga September 2005, kandidosis
merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada Odha, yakni 31,29 persen.
Kemudian secara berurutan, yaitu: tuberkulosis (6,14%), koksidioidomikosis
(4,09%), pneumonia (4.04%), herpes zoster (1,27 %), herpes simpleks (0,65 %),
toksoplasmosis (0,43%), dan CMV (0,17%). Namun secara umum, jenis dan
penyebab infeksi oportunistik dapat berbeda di tiap daerah dikarenakan adanya
perbedaan pola mikroba patogen.
Lebih lanjut, dokter yang kerap menduduki jabatan bendahara di
organisasi profesi ini mengatakan, spektrum infeksi oportunistik sangat terkait
dengan jumlahsel CD4. Infeksi CMV, misalnya, biasa akan timbul pada CD4
lebih kecil dari 100/μL, dan prevalensinya akan semakin meningkat pada jumlah
CD4 lebih kecil dari 50/μL. sedangkan toksoplasma muncul pada CD4 kurang
dari 200/μL dan hampir semuanyaakibat reaktivasi laten.

10
2.4 Jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO)

Ada beberapa jenis IO yang paling umum, yaitu :


1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada
orang dengan HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum,
yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh
kebanyakan orang. Sistim kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan
jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan
dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun
sebelum infeksi oportunistik lain yang lebih berat. Pada mulut, penyakit ini
disebut thrush.
2. Virus Sitomegalia (CMV)
Virus sitomegalia (cytomegalovirus/CMV) adalah infeksi
oportunistik. Virus ini sangat umum. Antara 50 persen sampai 85 persen
masyarakat Amerika Serikat adalah CMV-positif waktu mereka berusia 40
tahun. Statistik untuk Indonesia belum diketahui. Sistem kekebalan tubuh
yang sehat menahan virus ini agar tidak mengakibatkan penyakit. Waktu
pertahanan kekebalan menjadi lemah, CMV dapat menyerang beberapa
bagian tubuh. Kelemahan tersebut dapat disebabkan oleh bebagai penyakit
termasuk HIV.
3. MAC (Mycobacterium Avium Complex)
Mycobacterium Avium Complex (MAC) adalah penyakit berat yang
disebabkan oleh bakteri umum. MAC juga dikenal sebagai MAI
(Mycobacterium Avium Intracellulare). Infeksi MAC bisa lokal (terbatas
pada satu bagian tubuh) atau tersebar luas pada seluruh tubuh (DMAC).
Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan limpa.
Bakteri yang menyebabkan MACsangat lazim. Kuman ini ditemukan di
air, tanah, debu dan makanan. Hampir setiaporang memiliki bakteri ini
dalam tubuhnya. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan
MAC, tetapi orang dengan sistem kekebalan yang lemah dapat
mengembangkan penyakit MAC. Hingga 50 persen Odha mengalami

11
penyakit MAC, terutama jika jumlah CD4 di bawah 50. MAC hampir tidak
pernah menyebabkan penyakit pada orang dengan jumlah CD4 di atas 100.
4. PCP (Pneumonia Pneumocystis)
Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi oportunistik (IO)
palingumum terjadi pada orang HIV-positif. Tanpa pengobatan, lebih dari
85 persen orang dengan HIV pada akhirnya akan mengembangkan penyakit
PCP. PCP menjadi salah satu pembunuh utama Odha. Namun, saat ini
hampir semua penyakitPCP dapat dicegah dan diobati. PCP disebabkan
oleh jamur yang ada dalam tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur
tersebut disebut Pneumocystis carinii, tetapi para ilmuwan kini
menggunakan nama Pneumocystis jiroveci, namun penyakit masih
disingkatkan sebagai PCP.
5. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi yang disebabkan oleh
parasit Toxoplasma gondii. Parasit hidup dalam organisme hidup lain
(induknya) dan mengambil semua nutrisi dari induknya. Parasit tokso
sangat umum ditemukan pada tinja kucing, sayuran mentah dan tanah.
Kuman ini juga umumnya ditemu dalam daging mentah, terutama daging
babi, kambing dan rusa. Parasit tersebut dapat masuk ke tubuh waktu anda
menghirup debu. Hingga 50 persen penduduk terinfeksi tokso. Sistim
kekebalan tubuh yang sehat dapat mencegah agar tokso tidak
mengakibatkan penyakit ini. Tokso tampaknya tidak menular dari manusia
kemanusia.
Penyakit yang paling umum diakibatkan tokso adalah infeksi pada otak
(ensefalitis). Tokso juga dapat menginfeksikan bagian tubuh lain. Tokso
dapat menyebabkan koma dan kematian. Risiko tokso paling tinggi waktu
jumlah CD4 dibawah 100.
6. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. TB
biasanya mempengaruhi paru-paru, tapi kadang-kadang dapat juga
mempengaruhi organtubuh lain, terutama pada Odha dengan jumlah CD4 di
bawah 200. TB adalah penyakit yang sangat parah di seluruh dunia. Hampir

12
sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB, tetapi sistem kekebalan tubuh yang
sehat biasanya dapat mencegah penyakit aktif.
Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel. Tuberkel adalah tonjolan kecil
dankeras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok
mengelilingi bakteri TB dalam paru. Ada dua jenis TB aktif. TB primer baru
terjadi setelah andaterinfeksi TB untuk pertama kali. Keaktifan kembali TB terjadi
pada orang yang sebelumnya terinfeksi TB. Jika sistem kekebalan tubuhnya
melemah, TB dapat lolos dari tuberkel dan mengakibatkan penyakit aktif.
Kebanyakan kasus TB pada orang dengan HIV diakibatkan keaktifan kembali
infeksi TB sebelumnya.
TB aktif dapat menyebabkan gejala berikut: batuk lebih dari tiga minggu;
hilang berat badan; kelelahan terus menerus; keringat basah kuyup pada malam
hari; dan demam, terutama pada sore hari. Gejala ini mirip dengan gejala yang
disebabkan PCP, tetapi TB dapat terjadi pada jumlah CD4 yang tinggi. TB
ditularkan melalui udara, waktu seseorang dengan TB aktif batuk atau bersin.
Andadapat mengembangkan TB secara mudah jika anda pada tahap infeksi HIV
lanjut. Anda dapat terinfeksi TB pada jumlah CD4 berapa pun.

TB dan HIV : pasangan yang buruk. Banyak jenis virus dan bakteri
hidup di tubuh anda. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan
kuman ini agar mereka tidak menyebabkan penyakit. Jika HIV melemahkan
sistem kekebalan, kuman ini dapat mengakibatkan infeksi oportunistik (IO).
Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang
yang tidak terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB
dapat merangsang HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memperburuk
infeksi HIV. Karena itu, penting bagi orang dengan HIV untuk mencegah dan
mengobati TB.

13
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO)

Pencegahan :

Untuk mencegah infeksi oportunistik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan,
yaitu:

1. Terapkan gaya hidup sehat, termasuk melakukan seks yang aman.


Gunakan kondom saat berhubungan intim, untuk mencegah infeksi menular
seksual.
2. Cuci dan masak makanan dengan baik. Pastikan kebersihan peralatan masak
yang digunakan untuk mengolah makanan.
3. Hindari mengonsumsi susu, daging, dan telur yang mentah atau kurang
matang.
4. Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan, dan
jauhkan kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman yang dapat
membahayakan Anda.
5. Hindari berbagi penggunaan sikat gigi atau handuk dengan orang lain.
6. Hindari menelan atau meminum air yang langsung berasal dari kolam, danau,
atau sungai.
7. Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko tinggi terkena infeksi ini.
Konsultasi kepada dokter terkait risiko Anda.
8. Ikuti program vaksinasi yang diwajibkan dan dianjurkan oleh pemerintah
untuk menjaga kekebalan tubuh.
9. Bagi wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk mendeteksi
kanker atau infeksi.

Pengobatan :
Ada pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita Infeksi Oportunistik (IO)
yaitu ;
1. Terapi secara empirik.
2. Dengan pemberian ARV, untuk pemulihan daya tahan tubuh melalui
meningkatnya jumlah CD4.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini ialah ;


1. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
2. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang mengambil kesempatan
(‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan
tubuh untuk menimbulkan penyakit.

3.2 Saran

Adapun saran yang harus dilakukan berkaitan dengan Infeksi Oportunistik


ialah ;
1. Menjaga diri kita agar terhidar dari penyakit yang dapat melemahkan
pertahanan tubuh kita
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih besar.
3. Perlu dilakukan penelitian untuk mencari faktor risiko kejadian TB
pada pasien HIV/AIDS dengan mencantumkan semua faktor risiko
kejadian TB, baik faktor distal maupun faktor proksimal dengan
metode observasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Iglewski BH, Clark VL (eds): Molecular Basis of Bacterial


Pathogenesis. Vol. XI of The Bacteria: A Treatise on Structure and
Function. Academic Press,Orlando, FL, 1990

Mims CA: The Pathogenesis of Infectious Disease. Academic Press,


London, 1976

Payne SM: Iron and virulence in the family Enterobacteriaceae. Crit


Rev Microbiol 16:81, 1988

Salyers, AA, Whitt DD: Bacterial Pathogenesis – A Molecular


Approach ASM Press, 1994

Boedina Kresno, Siti. Diagnosis dan Prosedur Laboratorium Edisi


Keempat. 2001. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia :Jakarta.

Pusat pendidikan tenaga kesehatan Departemen


Kesehatan RI. IMMUNOLOGI. 1989. Bakti Husada : Jakarta

(Diakses pada hari Senin, 24 Mei 2021 Pukul 13:08 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai