Fixs Makalah KD Felly
Fixs Makalah KD Felly
KEPERAWATAN DASAR II
Kondisi Yang Melemahkan Pertahanan Pejamu Melawan
Mikroorganisme dan Infeksi Oportunistik
Disusun Oleh :
Felly Santhya Thriskadinanti 142012016005
Dosen Pembimbing :
Ns. Lela Aini, S.Kep., M.Bmd
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia, dan
kesehatan yang ia beri terhadap penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas ini
tanpa hambatan apapun. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
2.1 Mekanisme Respon Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri........................ 3
2.2 Infeksi Oportunistik (IO)...........................................................................8
2.3 Dasar-dasar Infeksi Oportunistik (IO).......................................................9
2.4 Jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO).......................................................11
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO).......................... 14
BAB III.................................................................................................................. 15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,
radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini
adalahtantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita
dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama
makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.
Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem pertahanan
tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Penerapan kedokteran klinis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja.
Infeksi bakteri dilawan dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan
infeksi parasit dengan antiparasit terbatas obat-obatan yang tersedia. Sistem
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, depresi disebabkan oleh stres
emosionaldiobati dengan antidepresan atau obat penenang. Kekebalan depresi
disebabkan oleh kekurangan gizi jarang diobati sama sekali, bahkan jika diakui,
dan kemudian oleh saran untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
3
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis yang luas,organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
4
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang
dapat mencegah invasi mikroorganisme
3. Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel
polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein
fase akut, interferon, sel NK (natural killer) dan mediator eosinofil
4. Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler.
Secara umum pengontrolan infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa,
jamur dan beberapa bakteri intraselular fakultatif terutama membutuhkan imunitas
yang diperani oleh sel yang dinamakan imunitas selular, sedangkan bakteri
ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang diperani oleh antibodi yang
dinamakan imunitas humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik dan
non-imunologik (nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan
terjadinya penyakit infeksi.
Invasi Patogen
Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk
menghindar dari respon imun. Patogen telah mengembangkan beberapa metode
yang menyebabkan mereka dapat menginfeksi sementara patogen menghindari
kehancuran akibat sistem imun.Bakteri sering menembus perisai fisik dengan
mengeluarkan enzim yang mendalami isi perisai, contohnya dengan menggunakan
sistem tipe II sekresi. Sebagai kemungkinan, patogen dapat menggunakan sistem
tipe III sekresi. Merekadapat memasukan tuba palsu pada sel, yang menyediakan
saluran langsung untuk protein agar dapat bergerak dari patogen ke pemilik tubuh;
protein yang dikirim melalui tuba sering digunakan untuk mematikan pertahanan.
Strategi menghindari digunakan oleh beberapa patogen untuk mengelakan sistem
imun bawaan adalah replikasi intraselular (juga disebut patogenesis intraselular).
Disini, patogen mengeluarkan mayoritas lingkaran hidupnya kedalamsel yang
dilindungi dari kontak langsung dengan sel imun, antibodi dan komplemen.
Beberapa contoh patogen intraselular termasuk virus, racun makanan, bakteri
Salmonella dan parasit eukariot yang menyebabkan malaria (Plasmodium
5
falciparum) dan leismaniasis (Leishmania spp.). Bakteri lain, seperti
Mycobacterium tuberculosis, hidup didalam kapsul protektif yang mencegah lisis
oleh komplemen. Banyak patogen mengeluarkan senyawa yang mengurangi
respon imun atau mengarahkan respon imun ke arah yang salah. Beberapa
bakteri membentuk biofilm untuk melindungi diri mereka dari sel dan protein
sistem imun.Biofilm ada pada banyak infeksi yang berhasil, seperti
Pseudomonasaeruginosa kronik dan Burkholderiacenocepacia karakteristik
infeksi sistik fibrosis. Bakteri lain menghasilkan protein permukaan yang melilit
pada antibodi, mengubah mereka menjadi tidak efektif; contoh termasuk
Streptococcus (protein G), Staphylococcus aureus (protein A), dan
Peptostreptococcus magnus (protein L).
6
SPECIFIC ATTACHMENTS OF BACTERIA TO HOST CELL OR TISSUE
SURFACES
Attachment
Adhesin Receptor Disease
site
Amino terminus
Streptococcus Protein F Pharyngeal Sore throat
of
pyogenes epithelium
fibronectin
Buccal
Streptococcus Lipoteichoic acid Unknown None
epithelium of
salivarius
tongue
N-
Streptococcus Cell-bound Mucosal
acetylhexosami
Pneumonia
pneumoniae protein epithelium
ne-galactose
disaccharide
Amino terminus
Staphylococcus Cell-bound Mucosal Various
of
aureus protein epithelium
fibronectin
Species-specific
Enterotoxigeni Type-I fimbriae Intestinal Diarrhea
carbohydrate(s
c E. coli epithelium
)
7
Uropathogenic Complex Urethral
Type I fimbriae Urethritis
E. coli carbohydrate epithelium
Globobiose
Uropathogenic P-pili (pap) Upper urinary Pyelonephri
linked to
E. coli tract tis
ceramide lipid
Fimbriae Galactose on
Bordetela Respiratory Whooping
(“filamentous sulfated
pertussis epithelium cough
hemagglutini”) glycolipids
N- Fucose and
Vibrio cholerae Intestinal Cholera
methylphenylala mannose
epithelium
nine pili carbohydrate
Membrne Respiratory
Mycoplasma Sialic acid Pneumonia
protein epithelium
Conjunctival or
Chlamydia Unknown Sialic acid
urethral
epithelium
8
salah satu akibat dari infeksi HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul
rata-rata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV.
Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan penggunaan
terapi antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun, karena
kebanyakan orang yang terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinyaterinfeksi,
timbulnya IO sering kali adalah tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh kita. Jadi,
walaupun ART tersedia gratis di Indonesia, masalah IO tetap ada, sehingga adalah
penting kita mengerti apa itu IO dan bagaimana IO dapat diobati dan dicegah.
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan
virus.Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu
mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh
penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai
lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat
dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut "oportunistik". Kata "infeksi
oportunistik" sering kali disingkat menjadi "IO".
9
tersebut, atau sistem kekebalannya mungkin telah "memberantas" infeksi dari
tubuh, atau ia mungkin terinfeksi. Jika dia terinfeksi kuman yang menyebabkan
IO, dan jika jumlah CD4 orang tersebut cukup rendah sehingga memungkinkan
IO berkembang, dokter akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung
pada jenis IO.
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika sistem
kekebalannyarusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker
dapat menekansistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan
kanker dapat mengalami IO. HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO
dapat berkembang. Jika terinfeksi HIV dan mengalami IO, mungkin AIDS. Di
Indonesia, Departemen Kesehatan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa
yang AIDS. Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang apa
mendefinisikan AIDS. Jika HIV, dan mengalami satu atau lebih IO "resmi" ini,
maka AIDS.
Menurut data Ditjen PP&PL hingga September 2005, kandidosis
merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada Odha, yakni 31,29 persen.
Kemudian secara berurutan, yaitu: tuberkulosis (6,14%), koksidioidomikosis
(4,09%), pneumonia (4.04%), herpes zoster (1,27 %), herpes simpleks (0,65 %),
toksoplasmosis (0,43%), dan CMV (0,17%). Namun secara umum, jenis dan
penyebab infeksi oportunistik dapat berbeda di tiap daerah dikarenakan adanya
perbedaan pola mikroba patogen.
Lebih lanjut, dokter yang kerap menduduki jabatan bendahara di
organisasi profesi ini mengatakan, spektrum infeksi oportunistik sangat terkait
dengan jumlahsel CD4. Infeksi CMV, misalnya, biasa akan timbul pada CD4
lebih kecil dari 100/μL, dan prevalensinya akan semakin meningkat pada jumlah
CD4 lebih kecil dari 50/μL. sedangkan toksoplasma muncul pada CD4 kurang
dari 200/μL dan hampir semuanyaakibat reaktivasi laten.
10
2.4 Jenis-jenis Infeksi Oportunistik (IO)
11
penyakit MAC, terutama jika jumlah CD4 di bawah 50. MAC hampir tidak
pernah menyebabkan penyakit pada orang dengan jumlah CD4 di atas 100.
4. PCP (Pneumonia Pneumocystis)
Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi oportunistik (IO)
palingumum terjadi pada orang HIV-positif. Tanpa pengobatan, lebih dari
85 persen orang dengan HIV pada akhirnya akan mengembangkan penyakit
PCP. PCP menjadi salah satu pembunuh utama Odha. Namun, saat ini
hampir semua penyakitPCP dapat dicegah dan diobati. PCP disebabkan
oleh jamur yang ada dalam tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur
tersebut disebut Pneumocystis carinii, tetapi para ilmuwan kini
menggunakan nama Pneumocystis jiroveci, namun penyakit masih
disingkatkan sebagai PCP.
5. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi yang disebabkan oleh
parasit Toxoplasma gondii. Parasit hidup dalam organisme hidup lain
(induknya) dan mengambil semua nutrisi dari induknya. Parasit tokso
sangat umum ditemukan pada tinja kucing, sayuran mentah dan tanah.
Kuman ini juga umumnya ditemu dalam daging mentah, terutama daging
babi, kambing dan rusa. Parasit tersebut dapat masuk ke tubuh waktu anda
menghirup debu. Hingga 50 persen penduduk terinfeksi tokso. Sistim
kekebalan tubuh yang sehat dapat mencegah agar tokso tidak
mengakibatkan penyakit ini. Tokso tampaknya tidak menular dari manusia
kemanusia.
Penyakit yang paling umum diakibatkan tokso adalah infeksi pada otak
(ensefalitis). Tokso juga dapat menginfeksikan bagian tubuh lain. Tokso
dapat menyebabkan koma dan kematian. Risiko tokso paling tinggi waktu
jumlah CD4 dibawah 100.
6. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. TB
biasanya mempengaruhi paru-paru, tapi kadang-kadang dapat juga
mempengaruhi organtubuh lain, terutama pada Odha dengan jumlah CD4 di
bawah 200. TB adalah penyakit yang sangat parah di seluruh dunia. Hampir
12
sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB, tetapi sistem kekebalan tubuh yang
sehat biasanya dapat mencegah penyakit aktif.
Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel. Tuberkel adalah tonjolan kecil
dankeras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok
mengelilingi bakteri TB dalam paru. Ada dua jenis TB aktif. TB primer baru
terjadi setelah andaterinfeksi TB untuk pertama kali. Keaktifan kembali TB terjadi
pada orang yang sebelumnya terinfeksi TB. Jika sistem kekebalan tubuhnya
melemah, TB dapat lolos dari tuberkel dan mengakibatkan penyakit aktif.
Kebanyakan kasus TB pada orang dengan HIV diakibatkan keaktifan kembali
infeksi TB sebelumnya.
TB aktif dapat menyebabkan gejala berikut: batuk lebih dari tiga minggu;
hilang berat badan; kelelahan terus menerus; keringat basah kuyup pada malam
hari; dan demam, terutama pada sore hari. Gejala ini mirip dengan gejala yang
disebabkan PCP, tetapi TB dapat terjadi pada jumlah CD4 yang tinggi. TB
ditularkan melalui udara, waktu seseorang dengan TB aktif batuk atau bersin.
Andadapat mengembangkan TB secara mudah jika anda pada tahap infeksi HIV
lanjut. Anda dapat terinfeksi TB pada jumlah CD4 berapa pun.
TB dan HIV : pasangan yang buruk. Banyak jenis virus dan bakteri
hidup di tubuh anda. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan
kuman ini agar mereka tidak menyebabkan penyakit. Jika HIV melemahkan
sistem kekebalan, kuman ini dapat mengakibatkan infeksi oportunistik (IO).
Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang
yang tidak terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB
dapat merangsang HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memperburuk
infeksi HIV. Karena itu, penting bagi orang dengan HIV untuk mencegah dan
mengobati TB.
13
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO)
Pencegahan :
Untuk mencegah infeksi oportunistik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan,
yaitu:
Pengobatan :
Ada pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita Infeksi Oportunistik (IO)
yaitu ;
1. Terapi secara empirik.
2. Dengan pemberian ARV, untuk pemulihan daya tahan tubuh melalui
meningkatnya jumlah CD4.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16