Anda di halaman 1dari 11

Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

PENGEMBANGAN MEDIA SUMPIT ASERTIF UNTUK BIMBINGAN KELOMPOK PADA


SISWA KELAS VIII DI SMPN 3 KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

THE DEVELOPMENT OF ASSERTIVE CHOPSTICKS MEDIA FOR GROUP GUIDANCE ON


STUDENT CLASS VIII OF SMPN 3 KUTOREJO MOJOKERTO

Putri Rimba Miftaqul Kasanah


Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : puetry.arie@gmail.com

Dra.Titin Indah Pratiwi, M.Pd


Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor di SMPN 3 Kutorejo Kabupaten Mojokerto,


diketahui bahwa 60% siswa kurang memahami perilaku asertif. Terlebih lagi upaya yang dilakukan konselor
dalam menangani permasalahan tersebut hanya menggunakan metode ceramah dan mengisi LKS. Hal
tersebut memungkinkan siswa untuk kurang berminat dalam menerima layanan bimbingan dan konseling dan
siswa sering tidak menerapkan materi yang telah disampaikan oleh konselor ini tidak dapat dibiarkan karena
dapat mengganggu proses perkembangan siswa, prestasi dan hubungan sosialnya denganteman, guru atau
orang lain yang berada disekitarnya. Sehingga dibutuhkan media yang menarik dan membuat siswa
termotivasi untuk mengikuti layanan bimbingan dan onseling dan tujuan kegiatanpun dapat tercapai. Media
tersebut disebut sumpit asertif dimana dilaukan modifikasi pada materinya. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan produk yang layak berupa media sumpit asertif yang dapat dimanfaatkan oleh konselor dan
siswa dalam meningkatkan pemahaman perilaku asertif. Media sumpit asertif adalah media yang mudah
digunakan dan tentunya menarik agar dapat memotivasi siswa untuk mengikuti layanan bimbingan dan
konsleing khususnya layanan bimbingan kelompok. Dalam proses pengembangannya menggunakan model
pengembangan menurut Arif S. Sadiman sebagai acuan. Hasil penilaian uji ahli materi, ahli media dan calon
pengguna adalah persentase. Hasil pengembangan media ini membuhi kriteria kelayakan yakni uji coba satu-
satu 84,59%, penilaian ahli materi 94,09%, penilaian ahli media 88,59%, dan penilaian ahli praktisi 80,43%.
Setelah mendapatkan data tersebut dihasilkan pula data kualitatif bahwa media sumpit asertif berkategori
sangat layak dan sesuai dengan kriteria kelayakan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media dalam
layanan bimbingan kelompok.

Kata Kunci : Media Sumpit Asertif, Perilaku Asertif

283
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

ABTRACT

Based on interviews with counselor at junior high svhool 3 kutorejo mojokerto, it was known that
60% students have less understanding of assertive behavior. Moreover counselo’s efforts to cover this
problem just used talk active method and do the worksheets. This situation mad the students have less
intersting to recieve guidance and counseling services and students often do not apply the matter from
counselor. It could not be allowed because it can distrub the students development process, achivement, and
their social relationship with firends, teachers or other people among them. So it must be heaving an
interesting media and make the students get motivation to follow the guidance and counseling service and the
purpose can be reached. The media called assetive chopstics and it made modofications to the material. The
aim of this research was to produce products was deserve such as chopsticks assertive media that can be
used by counselor and students to increase assertive behavior. Assertive chopstics media was an easy media
to use and certainly attractive group services. In the process of development use the development model by
arif s.Sadiman as a reference. Evaluation result of test one by one get score 84,59% with expert material
was obtained average percentage of 94,09%, the result of media experts reached 88,59% and 80,43% expert
practitioners. After got the data it was include the qualitative data that assertive chopsticks media got very
well categorised and in accordance with the deserve citeria that it can be used as one of the media in group
guidance services.

Keyword : Assertive Chopsticks Media, Assertive Behavior

PENDAHULUAN operasional tentang perilaku asertif yang ia


Manusia adalah makhluk sosial yang saling samakan dengan empat kemampuan interpersonal
membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. yaitu 1. Kemampuan menyatakan tidak, 2.
Dalam membina hubungan sosialnya manusia Kemampuan membuat pernyataan atau
akan selalu berkomunikasi, komunikasi adalah permintaan, 3. Kemampuan mengekspresikan
bentuk usaha indivisu untuk menjalin hubungan perasaan baik positif maupun negatif, 4.
dengan orang lain, tetapi tidak memungkinkan Kemampuan membuka dan mengakhiri
pula dalam berkomunikasi dapat menimbulkan percakapan. Sedangkan dalam berkomunikasi,
suatu perselisihan antar individu, yang akan perilaku individu terhadap orang lain dapat
membuat individu merasa terbebani untuk dikelompokkan menjadi perilaku submisif,
menjalin komunikasi. perilaku agresif dan perilaku asertif (Hadi
Komunikasi sendiri adalah peristiwa Susanto, 2013).
yang terjadi ketika individu berinteraksi dengan Submisif berasal dari bahsa inggris yaitu
orang lain yang menjadikan komunikasi submissive yang berarti bersikap tunduk,
merupakan hal yang penting. Karena dengan berhikmat, bersikap patuh. Jadi, perilaku submisif
komunikasi individu dapat mengungakapkan adalah perilaku yang selalu tunduk, menerima apa
pendapat, mencurahkan pikiran dan perasaan adanya, kurang bisa menyatakan kebutuhan,
sehingga komunikasi menjadikan individu dapat perasaan, nilai dan pemikiran sendiri, tidak bisa
mengekspresikan diri. Keseluruhan hal tersebut menolak dan membiarkan kebutuhan, pendapat,
didapatkan jika individu mampu berkomunikasi pikiran dan penilaian dirinya, walaupun
dengan jujur, terbuka tanpa mengurangi hak-hak sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang
atau kepentingan orang lain, namun dalam dirasakan, yang penting tidak masalah bagi orang
kenyataannya tidak semua indivdu dapat lain. Akibatn dari perilaku submisif, individu
berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Berbeda tersebut kurang berani mengambil keputusan,
dengan individu yang memiliki sikap asertif, mengindari konflik, takut disalahkan, sehingga
karena dalam berasertif individu melibatkan orang lain memberikan respon negative terhadap
ekspresi emosi yagn tepat, terbuka serta tegas dirinya.
untuk dapat mengungkapkan perasaannya dan Agresif berasal dari bahasa inggris yaitu
menegaskan hak-haknya dengan tetap menghargai aggressive yang berarti agresip, giat, bersifat
perasaan dan hak orang lain. Lazarus (dalam menyerang, penuh dengan inisiatip. Perilaku
Nursalim, 2005) mengajukan suatu definisi agresif cenderung akan merugikan pihak lain,

284
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

karena secara umum mereka hanya dirancang untuk membimbing menusia


mengutamakan hak, kepentingan, pendapat, menyatakan, merasa dan bertindak pada asumsi
kebutuhan dan perasaannya sendiri, mereka bahwa mereka memiliki hak untuk menjadi
beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang benar, dirinya sendiri dan untuk mengekspresikan
sehingga seringkali mempermasalahkan, perasaannya secara bebas. Latihan asertif adalah
mempermalukan, menyerang (secara verbal latihan ketrampilan yang dapat membantu
ataupun fisik), marah-marah, tidak mau seseoramg berperilaku asertif, dimana perilaku
mendengar, menuntut, mengancam, sindiran, asertif merupakan perilaku antar perorangan atau
mengkritik, dan memberi komentar yang tidak interpersonal yang melibatkan aspek kejujuran
enak didengar, menyatakan perasaan, dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Dalam
memaksakan kemauannya dituruti, ekspresi yang hubungan dengan orang lain seseorang
dikemukakan justru terkesan melecehkan, diharapkan dapat berperilaku asertif artinya
menghina, merendahkan, sehingga tidak ada rasa seseorang mampu mengekspresikan dirinya
saling menghargai. Mereka beranggapan agresip secara terbuka tanpa menyakiti atau melanggar
adalah kemenangan walau dengan jalan apapun, hak-hak orang lain, maupun mempertahankan dan
namun mereka tidak menyadari hal tersebut akan meningkatkan penguat dalam situasi interpersonal
membuat orang lain jengkel serta akan berupaya melalui suatu ekspreis perasaan atau keinginan.
untuk mnejauhinya. Latihan asertif pada dasarnya merupakan suatu
Asertif berasal dari bahasa inggris yaitu strategi terapi dalam pendekatan perilaku yang
ascertain yang berarti menentukan, menentapkan. digunakan untuk mengembangkan perilaku asertif
Joseph wolpe (dalam hadi susanto, 2013) pada seseorang untuk meningkatkan keterampilan
mendefinisikan perilaku asertif sebagai perilaku komunikasi interpersonal dalam membina
individu yang penuh keyakikan diri. Berdasarkan hubungan dengan orang lain, dimana latihan
pengertian diatas dapat diartikan bahwa perilaku asertif ditetapkan pada keterampilan dan
asertif adalah perilaku yang merupakan penggunaan keterampilan bagi individu yang
pengungkapan perasaan, minat, pikiran. mengalami ketidakmampuan dan kesulitan
Kebutuhan, pendapat yang dilakukan secara berkomunikasi dengan orang lain.
bijaksana, adil, serta penuh keyakinan diri, tepat Dari penjabaran tersebut dapat
dan tegas, bertanggung jawab serta tetap disimpulkan bahwa sikap asertif perlu untuk
memperhatikan penghargaan atas kesetaraan dan ditingkatkan kepada sisw, karena sikap asertif
hak orang lain. Sikap tegas artinya menuntut hak merupakan suatu perilaku baik verbal atau non
pribadi dan mneyatakan pikiran, perasaan dan verbal yang dilakukan oleh seorang individu
keyakinan dengan cara langsung, jujur dan tepat untuk dapat mengekspresikan dirinya secara jujur
dan bertanggung jawab. Perilaku asertif membuat dan terbuka tanpa mneyakiti perasaan atau
seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa melanggar hak orang lian, tanpa rasa takut dan
berharga, memiliki konsep diri yang tepat dalam tidak mudah untuk terpengaruh. Perilaku asertif
kehidupan sehari-hari, serta memperoleh ini pun merupakan perilaku yang dibentuk dari
hubungan yang adil dengan orang lain dan orang proses belajar terhadap berbagai situasi sosial
lain akan memberi respon yang positif yang muncul di lingkungan sekitarnya. Perilaku
terhadapnya. Asertif adalah ketegasan, keberanian yang dimbul disebabkan karena proses
menyatakan pendapat sekaligus tetap pembelajaran yang terus berkembang sejalan
menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang dengan perkembangan usia seseorang. Maka,
lain, sehingga menemukan kompromi yang sama- ketika seorang individu mudah mengalah, mudah
sama menguntungkan. Ketekunan, keyakinan diri, tersinggung, cemas, tidak yakin terhadap diri
semangt, tanggungjawab, disiplin, dan kesadaran sendiri, sulit berkomunikasi dengan orang lain,
diri yang dimiliki oleh individu yang asertif alan tidak bebas dalam mengungkpakan perasaan,
mempermudah untuk mencapai tujuannya. individu tersebut berarti kurang asertif atau tidak
Menurut Kahn (dalam Nursalim, 2005) asertif.
menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan Bedasarkan hasil wawancara dengan
perasaan tentang kompetensi internasional dan Guru BK yang dilaksmakan pada tanggal 25
kemampuan untuk mengekspresikan November 2013. Diketahui bahwa 60% siswa
hak/kepentingan pribadi. Zastrow (dalam kurang memahami perilaku asertif sehingga
Nursalim, 2005) menyatakan latihan asertif mereka kurang bisa bersikap asertif dalam

285
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

melakukan aktifitas sehari-hari. Bentuk perilaku kelompok. Dengan bimbingan kelompok


tidak asertif ini ditunjukkan oleh siswa seperti kemungknan beberapa individu dapat
tidak berani bertanya kepada guru ketika siswa memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal
tidak memahami materi yang diberikan; tidak mungkin dalam memecahkan masalahnya.
berani mengungkapkan pendapat di depan kelas Melalui bimbingan kelompok para siswa akan
ketika guru meminta untuk memberikan pendapat dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan,
mengani materi yang disampaikan; tidak berani dan reaksi dari siswa yang lainnya untuk
menolak ajakan teman untuk melanggar aturan memecahkan masalahnya. Kesempatan yang
sekolah misalnya membawa HP ke sekolah, seluas-luasnya dalam mengemukakan pendapat,
membawa sepedah motor; menyontek ketika gagasan, ide-ide, dan memberikan tanggapan serta
ulangan; selalu bersikap mengalah kepada teman reaksi yang sangat berguna dan bermakna bagi
secarfa berlebihan. individu dalam memecahkan masalahnya.
Dalam menangani permasalahan tersebut Alasan pemilihan media permainan
upaya guru BK yaitu memberikan layanan sumpit asertif yang dilaksanakan dalam
bimbingan dan konseling berupa layanan bimbingan kelompok karena yang akan menjadi
informasi menyerupai materi tentang perilaku subyek pengembangan ini adalah siswa kelas
asertif. Tetapi hal tersebut kurang dapat direspon VIII. Dalam aspek perkembangannya mereka
oleh siswa dan siswa cenderung hanya berada pada masa peralihan dari anak-anak
mendengarkan dan tidak menunjukkan perubahan menuju remaja awal, diman kegiatan bermain
perilaku setelah menerima materi yang telah masih menjadi sebuah kegiatan yang
disampaian oleh guru BK. Karena upaya yang menyenangkan bagi mereka. Dan juga kegiatan
dilakukan oleh guruBK sendiri masih bimbingan kelompok yang menggunakan
menggunakan LKS sebagai sumber utama dalam permainan sumpit asertif ini akan membuat
memberikan layanan informasi meskipun sekolah dinamika kelompok semakin dapat dirasakan oleh
memiliki fasilitas LCD namun fasilitas tersebut siswa serta memberikan pemahaman kepada
jarang sekali digunakan karena keterbatasan siswa mengenai keterampilan beromunikasi yang
jummlah LCD dan penggunaannya pun juga baik dan siswa dapat bergaul dengan baik pula.
dibatsi oleh sekolah. Sehingga kecenderungan Dengan demikian, penggunaan permainan sumpit
guru BK dalam memberikan layanan bimbingan asertif sangat sesuai dengan karakteristik siswa,
dan konseling dengan menggunakan metode khususnya siswa kelas VIII.
ceramah dan mengisi LKS terkesan monoton. Dan Melalui bermaina sumpit asertif,
hal tersebut yang memungkinkan siswa untuk diharapkan siswa dapat meningkatkan perilaku
kuran berminat dalam menerima layanan asertifnya. Karena menurut Hurlock (dalam
bimbingan dan konseling dan enggan untuk Sujarwo dan Eva Imanisa Elisa, 2011) bermain
menerapkan materi yang telah disampaikan. memiliki andil yang sangat besar terhadap
Permasalahan tersebut tidak dapat dibiarkan perkembangan anak, pengaruh bermain bagi
karena akan mengganggu proses perkembangan perkembangan anal adalah dapat mengembangkan
dan prestasi siswa serta hubungan sosialnya otot dan melatih sluruh bagian tubuh, belajar
dengan teman, guru atau orang lain yang berada berkomunikasi dalam arti mereka dapat mengerti
disekitarnya. apa yang disampaikan orang lain dan sebaliknya
Berdasarkan dengan permasalahan siswa mereka harus belajar mengerti apa yang
yang memilki pemahaman perilaku asertif rendah dikomunikasikan, penyaluran bagi energy
dan sekaligus memberikan layanan bimbingan emosional yang terpendam, penyaluran bagi
dan konseling, maka salah satu upaya yang bisa kebutuhan dan keinginan, memberikan
dimanfaatkan adalah penggunaan media dalam kesempatan mempelajari berbagai hal,
layanan bimbingan dan konseling. Penggunaan merangsang kreativitas anak, dapat
media yang dimaksudkna adalah media membandingkan kemampuan yang mereka miliki
permainan sumpit asertif yang dilaksanakan dengan kemampuan konsep diri secara lebih
dalam bimbingan kelompok. nyata, belajar bermasyarakat, membantu
Menurut Prayitno (2004) menjelaskan menemukan standart moral, belajar bermain
pengertian bimbingan kelompok yaitu, dengan peran jenis kelamin, belajar bekerja sama,
Bimbingan kelompok sebagai layanan melatih kejujuran, sportivitas, percaya diri, dan
bimbingan yang diberikan dalam suasana lain sebagainya.

286
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

Dengan melakukan beberapa latihan buah kartu asertif yang terbuat dari kertas foto
permainan dalam suasana yang rileks, siswa yang yang dilaminating agar terjaga keawetannya, 27
memiliki permasalahan mengenai perilaku asertif kartu berisi kalimat tugas yang harus direspon dan
bersama peserta lainnya mendapat suatu dijelaskan kepada siswa untuk melakukan
pengalaman. Melalui pengalaman yang diperoleh, sesuatu, serta terdapat 1 buah “Golden Card”.
siswa yang mengalami masalah tentang perilaku Media ini dinamakan sumpit asertif
asertif diajak untuk menghayati pengalaman karena pemilihan nama ini diambil dari dua kata
tersebut kemudian merenungkannya bersama yaitu “sumpit” dan “asertif” yang sesuai dengan
peserta yang lain sehingga mereka menyadari bentuk dan tujuan dari permainan ini yaitu sumpit
perasaan dan reaksi-reaksi fisik mereka. Setelah yang akan mengarahkan seseorang untuk memilih
itu, siswa yang mengalami masalah tentang kartu asertif dan melakukan perilaku asertif pula.
perilaku asertif diajak untuk mengungkapkan hal- Media ini di[ilih karena pada dasarnya siswa SMP
hal yang dialami waktu permainan berlangsung, masih senang bermain dan permainan ini
kemudian siswa bersama kelompok dan guru menuntut anak untuk berkomunikasi dan
pembimbing dengan cara mendiskusikan dan melakukan tindakan sesuai dengan perintah pada
menarik kesimpulan. kartu. Media ini di desain dengan bentuk mirip
Dalam melakukan permainan sumpit dengan djiamsie seni ramal Tionghoa yang tidak
asertif ini siswa diberikan kesempatan mengocok asing lagi. Permainan ini mudah untuk dimainkan
28 batang sumpit yang diletakkan pada sebuah dan dimengerti oleh siswa dengan cara yang
wadah menyerupai gelas kemduain mengambil sederhana, dalam memainkan diharapkan siswa
satu buah sumpit. Setiap sumpit memiliki tanda mampu untuk menggunakan media ini sebgaia
berupa angka di bagian salah satu ujung sumpit media belajar yang menarik dan siswa akan cepat
yang disesuaikan dengan angka pada kartu asertif. memahami materi dan mampu menerapkan
Kartu asertif sendiri berisi kalimat tugas yanbg perilaku asertifnya ke dalam kehidupan sehari-
harus direspon dan dijelaskan kepada siswa untuk hari.
melakukan sesuatu. Sehingga siswa akan diajak Dalam pengembangan media sumpit
untuk berlatih bersikap sesuai dengan perintah asertif ini diperlukan adanya uji ahli yang
dari kartu asertif. Siswa pun diharapkan mampu meliputi uji ahli materi, media dan calon
memberikan sikap yang mencerminkan perilaku pengguna produk (konselor dan siswa). Uji ahli
asertif yang dapat mengungkapkan isi hati secara ini diharapkan dapat memberikan penilaian
jujur, terbuka, jelas dan tegas. mengenai pengembangan media sumpit asertif,
Permainan ini diharapkan mampu apakah pengembangan media sumpit asertif yang
memberikan permahman kepada siswa mengenai dikembangkan layak untuk menangani masalah
perilaku asertif dan mengkomunikasikan diri asertif khususnya dalam pemahaman perilaku
secara tepat, terbuka, jujur dan tegas. Media asertif. Permainan ini dalam prosesnya mengikuti
permainan sumpit asertif ini diharapkan pula prosedur pelatihan yang dikebangkan berdasarkan
dapat dimengerti oleh siswa SMP yang memiliki teori belajar dan modifikasi perilaku yang terdiri
kemampuan berfikir abstrak, idealis dan logis. dari pemberian instruksi, pemberian model,
Sehingga permainan sumpit asertif ini dipilih bermain peran, pemberian balikan dan pemberian
sebgai media latihan untuk meningkatkan tugas rumah. Menurut Corey (2007) kelima
pemahaman perilaku asertif. urutan proses ini sesuai dengan 3 komponen
Media sumpit asertif ini pada dasarnya dalam latihan asertif yaitu role playing, modeling,
sama dengan bentuk ramalan orang Tionghoa social reward & coacing. Sehingga diyakini
yaitu djiamsie yang dimodifikasi agar mampu bahwa permainan ini mampu meningkatkan
memberikan kesan lain dalam dunia pendidikan pemahaman perilaku asertif siswa. Selain itu
yaitu sebagai media penyampaian materi yang dalam praktek bermainnya, permainan sumpit
akan diajarkan. Perangkat media sumpit asertif asertif tersirat suatu pendekatan behavior yakni
terdiri dari 28 buah sumpit yang terbuat dari bahwa suatu perilaku dapat diubah karena hasil
bambu yang pada salah satu ujung sumpit belajar dan pengalaman yang berasal dari
diberikan tanda khusus berupa angka sesuai lingkungan.
dengan angka pada kartu asertif, 1 buah wadah
seperti gelas untuk mengocok sumpit yang terbuat
dari bambu yang dicat agar lebih menarik, dan 28

287
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

METODE PENELITIAN Keterangan :

Metode pengembangan yang digunakan pada Angka 4,3,2,1 menunjukkan skor yang diperoleh.
penelitian ini mengafaptasi Research Kemudian, pengembang mengukur dengan cara
Development and Methodology dari Arif sebagai berikut :
S.Sadiman (2011) dimana mempunyai enam
langkah, (1) menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan
instruksional dengan operasional dan khas, (3)
merumuskan butir-butir materi secara terperinci Berikut adalah kriteri penilaian kuantitatif sebagai
yang mendukung tercapainya tujuan, (4) tolok ukur tentang ada tidaknya revisi :
mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5)
menulis naskah media, (6) mengadakan test dan Tabel 2 Kriteria Penilaian Produk
revisi.
Nilai Kategori
Uji coba produk dilakukan pada tiga
tahapan, yakni ahli materi, ahli media dan calon 81%-100% Sangat layak, tidak perlu direvisi
pengguna produk. Terdapat beberapa kriteria 66%-80% Layak, tidak perlu direvisi
yang menjadi pertimbangan dalam penetapan ahli 56%-65% Kurang layak, perlu direvisi
materi, ahli media dan calon pengguna produk. 0%-55% Sangat tidak layak, perlu direvisi
Terdapat beberapa kriteria yang menjadi
(Mustaji, 2005)
pertimbangan dalam penetapan ahli materi, ahli
media dan calon pengguna produk. Desain uji ahli
dimaksudkan untuk menguji media sumpit asertif
yang dipakai untuk menetapkan kelayakan HASIL DAN PEMBAHASAN
produk.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data Sajian data hasil pengembangan adalah sebagai
kuantitatif dan kualitatif, meliputi skala penilaian berikut :
dan kritik saran dari penguji. Data kuantitatif Pelaksanaan Pengembangan
diperoleh dari hasil angket penilaian. Sedangkan 1. Menganalisis Kebutuhan Materi
kualitatif didapatkan berdasarkan hasil kritik dan Pemahaman Perilaku Asertif
saran penilaian ahli dan calon pengguna produk. Pengembang melakukan need assessment pada
Data yang dianalisis adalah data tanggal 25 November 2013. Pengembang
kuantitatif dan kualitatif. Berikut adalah rumusan menggunakan instrumen yakni wawancara.
persentase : Berikut adalah hasil wawancara pada guru BK
SMPN 3 Kutorejo Kabupaten Mojokerto :
 60% siswa kurang memahami perilaku asertif
sehingga mereka kurang bisa bersikap asertif
Keterangan : dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
P = persentase nilai yang diperoleh  Bentuk ketidak asertifan siswa seperti tidak
f = Frekuensi jawaban alternatif berani bertanya kepada guru, tidak berani
N = Number of cases (jumlah frekuensi
mengungkapkan pendapat di depan kelas,
banyaknya individu). (Anas Sudijini,2003).
tidak berani menolak ajakan teman untuk
Tabel 1 Ketentuan Skor Item Angket Penilaian melanggar aturan sekolah, selalu bersikan
mengalah kepada teman secara berlebihan.
Produk Jawaban Skala skor  Dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling metode yang digunakan konselor
Media Sumpit Sangat layak 4 masih menggunakan metode ceramah dan
Asertif Layak 3 mengisi LKS terkesan monoton. Hal tersebut
memungkinkan siswa untuk kurang berminat
Kurang layak 2
dalam menerima layanan bimbingan dan
Tidak layak 1 konseling dan siswa sering tidak menerapkan
materi yang telah disampaikan oleh konselor.

288
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

2. Merumuskan Tujuan terdiri dari 21 aspek pernyataan mengenai buku


Adapun tujuan umum media Sumpit Asertif panduan dan materi perilaku asertif.
dalam layanan bimbingan kelompok adalah Pengembangan instrumen penilaian dari
sebagai berikut : ahli media menilai komponen isi media,
a) Sebagai media penunjang pelaksanaan tampilan dan kemasan media, serta komponen
bimbingan dan konseling di sekolah. penyajian media. Instrumen penilaian
b) Sebagai alat bantu dalam kegiatan layanan kelayakan ahli media terdapat 25 aspek
bimbingan kelompok. pernyataan mengenai buku panduan dan media
c) Sebagai media yang dapat menarik siswa sumpit asertif.
dan memotivasi siswa dalam mengikuti Sedangkan instrumen penilaian calon
kegiatan bimbingan dan konseling di pengguna bertujuan untuk mengetahui
sekolah. kelayakan media sumpit asertif.
d) Sarana yang mempermudah konselor 5. Tahap Peoduksi
dalam penyampaian materi layanan a. Draft I
bimbingan kelompok. Hasil dari kegiatan awal berupa
Adapun tujuan khusus media Sumpit Asertif perumusan tujuan dan butir-butir disusun
dalam layanan bimbingan kelompok adalah menjadi draft I. Kemudian draft permainan
sebagai berikut : sumpit asertif ini dikonsultsikan dengan ahli
a) Mempermudah konselor dan siswa dalam materi, ahli media dan calon pengguna produk
kegiatan layanan bimbingan kelompok. untuk memperoleh maukan/saran yang
b) Dapat mempermudah peserta didik dalam selanjutnya dijadikan landasan untuk
memahami perilaku asertif. mengembangkan draft I untuk produksi.
c) Sebagai media pendukung dalam kegiatan b. Draft II
layanan bimbingan kelompok di sekolah. Hasil revisi dari draft I, selanjutnya
d) Sebagai media yang dapat mengundang dilakukan proses produksi yang disebut dengan
ketertarikan bagi siswa untuk mengikuti draft II. Draft II yang sudah dikembangkan
layanan bimbingan dan konseling. kemudian dikonsultasikan kembali dengan ahli
3. Merumuskan Butir-Butir Materi media I, ahli media II dan ahli materi untuk
Perumusan butir-butir materi dilakukan untuk memperoleh masukan dan saran untuk
mengembangkan bahan yang akan dipelajari kelayakan media sebelum uji coba kepada
atau pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, hasil review yang diperoleh adalah draft
peserta didik. Adapun materi tersebut meliputi II sudah benar, tidak ada revisi dan siap untuk
5 aspek menurut Susanto (2013) yaitu sebagai diuji cobakan lebih lanjut. Begitu juga dengan
berikut : calon pengguna (konselor dan siswa)
a. Aspek ketegasan menyatakan draft II sudah benar dan layak
b. Aspek tanggung jawab digunakan.
c. Aspek percaya diri 6. Mengadakan Tes dan Revisi
d. Aspek kejujuran Pada bagian ini bertujuan memperoleh data
e. Aspek menghormati orang lain untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan produk media permainan sumpit asertif. Dalam
Instrumen penilaian media sumpit asertif yang evaluasi produk media permaian sumpit asertif
digunakan untuk mengetahui kelayakan media, ini melalui tiga tahapn yaitu evaluasi oleh ahli
hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan materi, ahli media dan calon pengguna
media BK dilakukan oleh ahli materi, ahli (konselor dan siswa). Hasil penilaian yang
media dan calon pengguna yaitu konselor dan diperoleh dari uji ahli materi, ahli media dan
siswa. Penilaian dari ahli materi ini bertujuan calon pengguna ini digunakan untuk melakukan
untuk menilai tentang kelayakan materi yang revisi terhadap produk pengembangan serta
diberikan dalam penelitian ini adalah tentang mendapat masukan-masukan untuk
perilaku asertif. memperbaiki kekurangan yang ada dalam
Adapun pengembangan penilaian ini rancangan produk.
mencangkup kompetensi dan isi materi,
komponen tampilan dan penyajian materi.
Instrumen penilaian kelayakan ahli materi

289
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

Penyajian Data Kelayakan Produk tidak


menggunakan
Berdasarkan pengembangan produk dan penulisan
uji coba produk, diperoleh hasil pengembangan tangan
 Lebih  Sudah
dari penelitian ini berupa media sumpit asertif.
diperhatikan direvisi
Setelah melalui uji coba yang meliputi uji ahli ketahanan
materi, uji ahli media dan calon pengguna, maka media
dihasilkan sebuah produk berupa media sumpit terutama
asertif. pada kartu
Penyajian data hasil uji coba merupakan dan lembar
paparan data dari kegiatan uji coba produk kepada point reward
ahli materi, ahli media dan calon pengguna.
Tabel 5 Data Kualitatif Ahli Media II
Penyajian data uji coba dipaparkan dalam data
kuantitatif dan data kualitatif. Data yang disajikan
Komponen Masukan/Saran Keteranga
dalam penelitian pengembangan ini adalah data
A Buku  Menambahkan  Sudah
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif panduan tujuan umum direvisi
diperoleh dari hasil angket uji ahli materi, uji ahli dan tujuan
media dan calon pengguna (konselor dan siswa). khusus
Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil  Penulisan  Sudah
masukan atau saran uji ahli pada lembar angket tujuan latihan direvisi
penilaian produk. asertif
1. Data Kualitatif diletakkan
setelah
a. Data Kualitatif Ahli Materi
pengertian
Data kualitatif yang diperoleh dari masukan dan perilaku asertif
saran ahli materi pada lembar angket. Data yang  Daftar pustaka  Sudah
diperoleh sebagai berikut : yang dibawah direvisi
tahun 2000
Tabel 3 Kualitatif Ahli Materi dihilangkan,
diganti yang
baru 2000
Komponen Masukan/Saran Keterangan
keatas
A Buku Penulisan Sudah
B Media Membuat Sudah
Panduan tujuan latihan direvisi
sumpit langkah-langkah direvisi
diletakkan
asertif perilaku
setelah
asertifdimasukkan
pengertian
dalam kartu
perilaku asertif

b. Data Kualitatif Ahli Media 2. Data Kuantitatif


Data kualitatif yang diperoleh dari masukan dan a. Data Kuantitatif Ahli Materi
saran ahli media pada lebar angket. Data yang Data kuantitatif yang disajikan dalam penelitian
diperoleh sebgai berikut : ini adalah hasil pengisian angket oleh ahli materi
yaitu Bapak Wiryo Nuryono,S.Pd.,M.Pd.
perincian data angket tersebut adalah sebagai
Tabel 4 Data Kualitatif Ahli Media I
berikut :
Komponen Masukan/Saran Keterangan
A Media  Kartu dan  Sudah Tabel 6 Data Kuantitatif Ahli Materi
Sumpit lembar point direvisi
Asertif reward dibuat No Aspek Persentase Kategori
agar lebih 1 Komponen 93,75% Sangat
mudah buku panduan layak,tidak
digunakan perlu
 Penomoran  Sudah direvisi
sumpit asertif direvisi 2 Komponen 94,44% Sangat
materi layak,tidak

290
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

perlu c. Data kuantitatif responden calon pengguna


direvisi (konselor)
Rata-rata total 94,09% Sangat Berikut ini disajikan data dari dua orang calon
layak,tidak pengguna (konselor), yakni Bapak Tofik
perlu
Rudianto, S.Pd dan Ibu Dewi Kofsoh, S.Pd :
direvisi

Menurut ahli materi setiap aspek penilaian Tabel 7 data kuantitatif dua orang
memperoleh skor antara 75% sampai 100% tiap calon pengguna (konselor)
item-item pernyataan dalam instrumen penilaian No Aspek Persentase Kategori
1 Komponen buku 77,08% Layak,
kelayakan yang dilihat dari aspek yaitu : (1)
panduan tidak
komponen buku panduan dengan skor 93,75%, perlu
(2) komponen materi dengan skor 94,44%. Jadi direvisi
hasil produk media sumpit asertif menurut ahli 2 Komponen 83,65% Sangat
materi sudah sangat layak guna, dibuktikan media sumpit layak,
dengan hasil penilaian materi sebesar 94.09% asertif tidak
termasuk kategori sangat layak (81%-100%) perlu
direvisi
sehingga tidak perlu direvisi sesuai kriteria
3 Komponen 80,56% Layak,
penilaian Mustaji (2005). materi sumpit tidak
asertif perlu
b.Data Kuantitatif Ahli Media I dan II direvisi
Berikut ini adalah tabel ringkasan data reviewer Rata-rata total 80,43% Layak,
dengan dua orang ahli media yaitu Ibu Kusnul tidak
Khotimah,S.Pd.,M.Pd dan Ibu Dr.Najlatun perlu
Naqiyah,S.Ag.,M.Pd : direvisi

Menurut calon pengguna yaitu konselor setiap


Tabel 7 Data Kuantitatif Ahli Media I dan II
aspek penilaian memperoleh skor 75% sampai
100% tiap item-item pernyataan dalam instrumen
No Aspek Persentase Kategori
penilaian kelayakan yang dilihat dari aspek yaitu:
1 Komponen 90.63% Sangat
buku panduan layak, tidak (1) komponen buku panduan dengan skor
perlu 77,08%, (2) komponen media sumpit asertif
direvisi dengan skor 83,65%, (3) komponen materi
2 Komponene 86,54% Sangat sumpit asertif dengan skor 80,56%. Jadi hasil
media sumpit layak, tidak produk media sumpit asertif menurut calon
asertif perlu pengguna sudah layak guna, dibuktikan dengan
direvisi
hasil penilaian sebesar 80,43% termasuk kategori
Rata-rata Total 88,59% Sangat
layak, tidak layak (81%-100%) sehingga tidak perlu direvisi
perlu sesuai kriteria penilaian Mustaji (2005).
direvisi
Menurut ahli media setipa aspek penilaian d. Data kuantitatif responden calon pengguna
memperoleh skor antara 75% sampai 100% tiap (siswa)
item-item pernyataan dalam instrumen penilaian Berikut ini disajikan data dari dua orang calon
kelayakan yang dilihat dari aspek yaitu: (1) pengguna (siswa kelas VIII yang dipilih secara
komponen buku panduan dengan skor 90,63%, acak)
(2) komponen media sumpit asertif dengan skor
86,54%. Jadi hasil produk media sumpit asertif Tabel 8 kuantitatif dua orang calon pengguna
menurut ahli media sudah sangat layak guna, (siswa)
dibuktikan dengan hasil penilaian media sebesar No Aspek Persentase Kategori
88,59% termasuk kategori sangat layak (81%- 1 Daya Tarik 81,25% Sangat
100%) sehingga tidak perlu direvisi sesuai kriteria layak,
penilaian Mustahi (2005). tidak perlu
direvisi
2 Pemahaman 87,5% Sangat

291
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

layak, disajikan terbatas serta kualifikasi yang


tidak perlu dibutuhkan juga sementara dan bisa berubah
direvisi seiring perkembangan jaman. Oleh karena itu
3 Ketepatan 85% Sangat disarankan kepada konselo/pengguna yang akan
layak,
memanfaatkan media ini agar menambahkan
tidak perlu
direvisi pengetahuan tentang informasi-informasi yang
Rata-rata total 84,59% Sangat berkenaan dengan materi pada media ini yang
layak, kemudian bisa disampaikan kepada siswa yang
Tidak bersangkutan. Dengan demikian, segala bentuk
perlu pesan yang disampaikan akan selalu mengikuti
direvisi perkembangan jaman.

Sedangkan menurut calon pengguna yang kedua


Saran
yaitu siswa, setiap aspek penilaian memperoleh
1. Pemanfaatan Bagi Guru
75%-100% tiap item-item pernyataan dalam
Berdarakan hasil uji ahli materi dan uji media
instrumen penilaian kelayakan yang dilihat dari
yang menghasilkan data kualitatif bahwa
aspek yaitu: (1) daya tarik dengan skor 81,25%,
produk media sumpit asertif yang
(2) pemahaman dengan skor 87,5%, (3) ketepatan
dikembangkan berkategori sangat layak,
dengan skor 85%. Jadi hasil produk media sumpit
sehingga guru bimbingan dan
asertif menurut uji coba satu-satu yaitu siswa
konseling/konselor dapat memanfaatkan media
sudah sangat layak guna, dibuktikan dengan hasil
tersebut sebagai salah satu media alat bantu
penilaian sebesar 84,59% termasuk kategori
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok terkait
sangat layak (81%-100%) sehingga tidak perlu
materi pemahaman perilaku asertif.
direvisi sesuai kriteria penilaian Mustaji (2005).
Dalam pemanfaatan media sumpit asertif yang
telah dikembangkan, diharapkan konselor
PENUTUP
memperhatikan beberapa hal penting yaitu:
a. Media lain yang mendukung seperti LKS
Simpulan
dan media-media lain yang mendukung.
Berdasarkan data dan pembahasan uji coba ahli
b. Menyimpan kembali media sumpit asertif
materi, ahli media, dan calon pengguna yang telah
dengan lengkap agar dapat dipakai
dilakukan pengembangan dan dapat dibuat
dikemudian hari.
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
c. Penambahan informasi-informasi yang
1. Hasil penilaian uji ahli meliputi materi dan ahli
berhubungan lebih terkini agar sesuai
media dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
dengan perkembangan jaman.
(1) komponen buku panduan, (2) komponen
materi, dan (3) komponen media sumpit asertif
2. Pemanfaatan Bagi Pengembang Lain
persentase nilai yang diperoleh sebesar 91,43%
 Hasil akhir penelitian ini berupa produk
termasuk kategori sangat layak (81%-100%)
media sumpit asertif. Pengembang lain dapat
tidak perlu direvisi menurut kriteria penilaian
menggunakan media sumpit asertif ini untuk
Mustaji (2005). Sehingga produk yang
mengadakan penelitian lanjutan yang
dikembangkan sangat digunakan dalam layanan
menguji tentang efektifitas media sumpit
bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII
asertif untuk layanan biimbingan kelompok
SMPN 3 Kutorejo Kabupaten Mojokerto.
untuk meningkatkan pemahaman perilaku
2. Dengan adanya hasil pengembangan media
asertif.
sumpit asertif, konselor lebih mudah menarik
 Penelitian ini menggunakan seorang ahli
minat siswa dalam mengikuti kegiatan layanan
materi dan 2 orang ahli media sehingga
bimbingan dan konseling khususnya layanan
disarankan bagi peneliti lain yang juga ingin
bimbingan kelompok karena adanya permainan
melakukan penelitian terkait penggunaan
dalam melakukan kegiatannya. Selain itu media
media sumpit asertif dapat menggunakan ahli
sumpit asertif juga dapat membantu siswa
materi dan ahli media yang lebih banya agar
menambah informasi perilaku asertif.
kualitas isi dan tingkat kelayakan produk
3. Kekurangan produk pengembangan berupa
yang dihasilkan semakin baik dan tinggi.
pernyataan-pernyataan pada kartu yang

292
Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomer 03 Tahun 20014.

3. Deseminasi Susanto, Hadi.3 Agustus 2013. Meningkatkan


Pada pengembangan produk ini menghasilkan KemampuanAsertif,(Online).(http://baga
sebuah produk berupa media sumpit asertif wanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/
untuk siswa kelas VIII SMPN 3 Kutorejo meningkatkan-kemampuaasertif/,diakses
Kabupaten Mojokerto. Apabila media akan 12 februari 2014).
digunakan untuk sekolah lain, maka perlu
pengkajian kembali terutama dari analisis
kebutuhan, kondisi lingkungan sekolah, Suwarjo dan Eliasa Eva Imania.2011. 55
karakteristik siswa, waktu belajar dan dana Permainan Dalam Bimbingan Dan
yang dibutuhkan. Konseling.Yogyakarta: Paramitra
Publishing.
4. Pengembangan Produk Lanjutan
Untuk pengembangan lebih lanjut, hendaknya
dalam pengembangan media sumpit asertif,
ketepatan materi dengan rumusan tujuan harus
diperhatikan. Sebelum media sumpit asertif ini
disebarluaskan harus diadakan analisis kembali
untuk melihat kualitas media sumpit asertif
melalui penelitian pemanfaatan hasil
pengembangan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald.2007. Teori Dan Praktek


Konseling & Psikoterapi.Terjemahan
Oleh E.Koswara.Bandung:Refika
Aditama.

Mustaji dan Sugiarso.2005. Pembelajaran


Berbasis Konstruktivistik.Surabaya:
Unesa University Press.

Nursalim, Mochamad.2005. Strategi


Konseling.Surabaya: Unesa University
Press.

Prayitno dan Amti.2004. Dasar-Dasar


Bimbingan dan Konseling.Jakarta:
Rineka Cipta.

Sadiman, Arif,dkk.2011. Media


Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers.

Sudijono, Anas.2003. Pengantar Statistik


Pendidikan.Jakarta: PT.Rajawali.

Sukmadinata, Nana Sy.2010. Metode Penelitian


Pendidikan.Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.

293

Anda mungkin juga menyukai