b. Penyebab di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.
Seorang pasien dengan sepsis sekunder akibat pneumonia yang didapat dari komunitas
dapat menerima Seftriakson dan azitromisin di mana pasien lain dengan peritonitis sekunder
sebagai konsekuensi dari perforasi saluran GI mungkin memerlukan rejimen spektrum luas
seperti ertapenem atau piperacillin/tazobactam.
Daftar Pustaka
1. Dahlan, Z., 2007, Pneumonia, dalam Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,
M., setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV, 801-820, Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta.
2. G.Wells, B., J. T. DiPiro, T. L. Schwinghammer, dan C. V. DiPiro. 2017.
Pharmacotherapy Handbook,Tenth Edition. McGraw-Hill Companies.
3. Misnadiarly. 2008. Penyakit infeksi saluran nafas pneumonia pada anak, orang dewasa,
dan usia lanjut. Jakarta: Pustaka Obor populer.
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Diakses pada 14 Maret 2020.
5. Rudan I, Boschi-Pinto C, Biloglav Z, Mulholland K, Campbell H. Epidemiology and
etiology of childhood pneumonia. Bull World Health Organ 2008, 86 (5): 408-416 .
6. World Health Organization (WHO). 2019. Pneumonia. https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/pneumonia#. Diakses pada 3 september 2021.