Anda di halaman 1dari 75

Asuhan

Keperawatan
Elektronik
(E-Askep) dan
Sistem Informasi
Pelayanan
Kesehatan

Alfian Misran
Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS)

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 2


3
Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS)
• Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit – SIMRS
adalah sistem pengelolaan informasi seluruh kegiatan
rumah sakit sehingga membantu setiap proses
manajemennya.
• Sistem ini terintegrasi dan menangani berbagai
hal mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk
pasien, medical record, apotek, gudang farmasi,
penagihan, database personalia, penggajian karyawan,
proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh
manajemen.
• Dengan adanya SIMRS ini penanganan rumah sakit
terhadap pasien akan semakin baik.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 4


SIMRS Alat Manajemen RS
• SIMRS ini adalah alat yang digunakan untuk
memudahkan proses manajemen rumah sakit.
• Dengan SIMRS manajemen bisa menentukan
tindakan yang pas sesuai dengan informasi yang
terkumpul dalam sistem.
• Misalnya jumlah pasien untuk suatu penyakit
dengan ketersediaan obat yang ada. Jika informasi
yang dimiliki pihak manajemen tidak sesuai dengan
faktanya tentu bisa terjadi hal fatal. Karena itu
sangat penting sekali SIMRS ini diterapkan.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 5
Manfaat SIMRS

Pemanfaatan sistem
informasi manajemen rumah Tapi juga untuk pelayanan
sakit ini bukan sekedar agar yang lebih baik
rumah sakit terlihat modern

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 6


Manfaat SIMRS (Lanjutan)
Beberapa manfaat dari penggunaan SIMRS
• Proses manajemen rumah sakit dapat terintegrasi satu sama lain.
• Stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock) bisa terpantau setiap saat.
• Billing tagihan semua jasa perawatan pasien ditotalkan dalam sebuah single billing statement.
• Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan dipanggil dengan cepat dan
otomatis.
• Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah disesuaikan dengan standard yang telah
ditetapkan WHO.
• Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
• Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
• Dengan SIMRS, risiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa dikurangi.
• Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing) baik data
master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi.
• Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan / input) sehingga bisa
dihindari adanya redundansi proses antar bagian.
• Pembuatan laporan di semua unit menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.
• Pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan mudah.
• Entry Data dilakukan sekali sehingga lebih efisien.
• Pembuatan laporan dan penghitungan dilakukan secara otomatis.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 7


Mekanisme SIMRS
• Karena SIMRS ini merupakan sistem tentu saja
terdapat beberapa prosedur dalam penerapannya.
• Seperti prosedur pemrosesan data yang diambil
melalui tekonologi informasi yang sudah
terintegrasi.
• Sebelum menerapkan prosedur tersebut ada
beberapa hal yang perlu disiapkan oleh pihak
rumah sakit.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 8


Faktor-faktor Kesuksesan SIMRS

Software • Program Sistem Informasi Manajemen

Hardware • Komputer, Printer dan perangkat keras lainnya

Networking • Jaringan LAN, Wireless dan lainnya

SOP • Standar Operasional Prosedur yang ditaati dan dijalankan dengan


disiplin

Komitment • Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama


mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa diinput

SDM • Sumber Daya Manusia seperti tenaga teknis atau tenaga ahli yang
berkualitas

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 9


Software
• Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
memilih teknologi yang sesuai diantaranya :
• Price
• Performance
• Flexibility
• Survivability
• Semua faktor ini akan menentukan bagaimana
kualitas dari software sistem informasi yang akan
diterapkan dalam rumah sakit.
• Semakin baik kulitas software tentu saja proses
manajemen akan semakin terbantu.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 10
Modul-modul di dalam SIMRS
• Selain itu sudah disebutkan bahwa SIMRS ini adalah integrasi dari
beberapa sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
Karena itu terdapat sejumlah pilihan spesifikasi dan modul yang
menyusun sebuah sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu
• 1. Admin Sistem
• 2. Sistem Pelayanan Pasien / Billing System
• 3. Sistem Farmasi
• 4. Sistem Penunjang Medis
• 5. Sistem Aset / Inventori
• 6. Sistem Keuangan dan Akuntansi
• 7. Sistem Human Resources Development (HRD)
• 8. Sistem Manajemen
• Semua ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang
berbeda-beda bergantung dengan jenis rumah sakit.
• Dengan begitu SIMRS ini akan sangat efektif dan efisien bagi rumah
sakit.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 11


Alfian Misran, E-Askep dan Sistem 12
Informasi Pelayanan Kesehatan
Modul Sistem Pelayanan Pasien /
Billing System
Modul Loket/Registrasi Pasien

Modul Pelayanan Rawat Jalan

Modul Pelayanan Rawat Inap

Modul UGD

Modul IRD

Modul Kamar Operasi

Modul Persalinan

Modul Paviliun

Modul Modul Rawat Intensive (ICU/NICU/PICU)

Modul Instalasi Hemodelisia

Modul Medical Check-Up

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 13


Alfian Misran, E-Askep dan Sistem 14
Informasi Pelayanan Kesehatan
Modul Sistem Farmasi
Modul Pengendalian
Stok

Modul Gudang Obat

Modul Floor Stock

Modul Produksi Obat

Modul Apotek (multi


apotek)
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 15
16
Modul Sistem Penunjang Medis
Modul Laboratorium
Modul Radiologi
Modul Bank Darah
Modul Fisioterapi
Modul Rehab Medis
Modul Kamar Jenazah
Modul Manajemen Dapur
Modul Gizi
Modul Rekam Medik

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 17


Modul Sistem Keuangan dan
Akuntansi
Modul Hutang

Modul Piutang

Modul Kas-Bank

Modul Budgeting

Modul Akutansi
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 18
Modul Sistem Human Resources
Development (HRD)

Modul
Modul Modul RSU
Penggajian
Personalia Pendidikan
/ Payroll

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 19


Modul Sistem Manajemen
Modul Manajemen Pelayanan

Modul Manajemen Farmasi

Modul Manajemen Keuangan

Modul Manajemen Aset

Modul Pemasaran dan Publikasi / PR

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 20


Sistem Admission,
Discharge dan Transfer
Rumah Sakit

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem 21


Informasi Pelayanan Kesehatan
Admission & Discharge
• Tata cara dan pengaturan pasien rawat inap (admissions) dan
prosedur pasien pulang (discharge) sangat penting dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pasien pada semua sektor
pelayanan di rumah sakit.
• Kerjasama sangat dibutuhkan untuk memastikan pelayanan
kesehatan yang diberikan itu telah direncanakan, diatur dan
diberikan sesuai dengan pendekatan berbasis pasien (patient
centered) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
memberikan rasa berkeadilan.
• Perubahan pola pelayanan kesehatan yang berbasis pasien ini
menuntut rumah sakit untuk bersungguh-sungguh
memperhatikan pasien bahkan sebelum pasien tersebut dirawat.
• Saat ini, keputusan perawatan pasien itu bukan diatur oleh
pemerintah dan perusahaan asuransi, tetapi oleh pasien dan
dokter mereka sendiri.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 22


Sifat Pelayanan Kepada Pasien

Berbasis kepada pasien


Pasien harus turut serta Pelayanan kedokteran dan
yang mengutamakan
dalam pengambilan perawatan harus
keselamatan pasien,
keputusan dalam masa berdasarkan evidence base
kualitas dan standar
perawatan. dan update ilmu terbaru.
pelayanan klinik.

Pelayanan rumah sakit


Pelayanan harus dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan sistem yang yang independen: Rawat
baik mulai dari direktur, staf, jalan, gawat darurat, dan
tim audit dan tim medis. pemeriksaan medis rutin
(medical check up).

Sumber: Admissions and Discharge Guidelines Health Strategy Implementation Project (2003)

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 23


Admisi (Admissions)
Proses admisi di rumah sakit itu bisa bersifat elektif dan gawat darurat tergantung dari
kasus yang ditemukan oleh dokter.

Admisi yang bersifat elektif biasanya pada pasien yang:

• tidak mengalami sakit yang mendadak, dan


• tidak mengancam nyawa.

Sedangkan admisi yang bersifat gawat darurat itu bersifat:

• mendadak,
• mengalami trauma berat,
• penyakit dalam grade lanjutan, dan
• penyakit yang mengancam nyawa pasien.

Dokter adalah orang yang menentukan apakah pasien perlu dirawat atau tidak.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 24


Admisi (Admissions) Lanjutan..

Proses admisi ini


sangat penting
karena ditakutkan •unit elektif
akan terjadi
tumpang tindih (rawat jalan) dan
dan perebutan
jenis pelayanan •unit gawat
tertentu antara
pasien yang darurat
berasal dari

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 25


Departemen Admisi
• Untuk mempermudah proses admisi ini, maka rumah sakit
idealnya membuat suatu unit atau departemen sendiri yang
disebut departemen admisi.
• Tugas unit ini:
• mengatur alur pasien,
• mengatur tujuan pengiriman pasien ke ruang bangsal, dan
• menentukan posisi pasien dalam daftar tunggu (waiting list) untuk
mendapatkan pelayanan-pelayanan penunjang.
• Jika tidak bisa membentuk satu unit atau departemen
sendiri, maka rumah sakit dapat menunjuk satu orang yang
bertugas mengawasi proses admisi ini (Admission Manager)
• Manajer admisi memiliki kebijakan dan kewenangan dalam
mengatur alur pasien.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 26
Sebelum dirawat di rumah sakit
(pre-admission)
• Proses admisi bukan hanya proses saat pasien tersebut telah tiba
di rumah sakit,
• namun sebelum pasien tersebut datang ke rumah sakit yang biasanya
bersifat elektif.
• Garis besar penting yang harus diperhatikan dalam proses pre-
admission ini adalah:
• Harus jelas terlebih dahulu apakah pasien itu akan masuk melalui pintu
rawat jalan atau gawat darurat. Penjelasan tersebut harus berdasarkan
rujukan dan keputusan dari dokter keluarga/ dokter pelayanan primer.
• Pasien yang baru akan dirawat (pre-admission) masih belum dianggap
sebagai pasien rawat inap (outpatient) jika masih ada tatalaksana yang
seharusnya masih dilakukan oleh dokter keluarga/dokter layanan
primer yang masih belum dilakukan oleh pasien (misalnya pemeriksaan
penunjang radiologi dan laboratorium).
• Pasien harus diberikan penjelasan mengenai kondisi kesehatannya,
rencana terapi dan prosedur yang akan dijalaninya.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 27


Admisi Elektif
(elective admissions)
• Inti dari pelayanan admisi elektif ini adalah perencanaan.
• Setiap pasien yang masuk secara elektif (rawat jalan) harus
sudah melalui proses pre-admission terlebih dahulu.
• Proses pre-admission ini harus menjadi prosedur standar
untuk semua admisi elektif dalam pelaksanaan pengobatan
pasien.
• Selain itu pada admisi yang bersifat elektif ini harus ada
penjadwalan yang baik, waiting list yang tersentralisasi
sehingga memudahkan pasien untuk mengetahui posisi
mereka pada saat ini.
• Bahkan pada proses admisi ini harus sudah bisa
merencanakan waktu pasien pulang (discharge) pasien sejak
dari hari pertama pasien itu datang ke rumah sakit.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 28


Pasien yang dapat melakukan
admisi elektif
Pasien yang dapat melakukan admisi elektif
adalah yang tidak mengalami
kegawatdaruratan, misalnya:
• pasien rujukan dari dokter keluarga/ dokter
pelayanan primer
• pasien yang datang dengan rencana operasi
• pasien yang masuk berdasarkan hasil
konsultasi dan pemeriksaan di poliklinik
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 29
Admisi Gawat Darurat
(emergency admissions)
Admisi Gawat Darurat didefinisikan sebagai proses masuknya pasien yang tidak
direncanakan dikarenakan trauma (cedera) atau penyakit akut yang tidak bisa
ditangani sebagai pasien rawat jalan.

Prinsip pelayanan melalui ke bagian gawat darurat adalah hanyalah pasien yang
mengalami kegawatdaruratan.

Faktor yang penting dalam memasukkan pasien melalui gawat darurat adalah
sebagai berikut:

• adanya proses triase, penilaian kondisi klinis pasien, pemeriksaan radiologi dan patologi klinik yang
cepat.
• dari hasil tersebut dapat dilakukan pendiagnosisan penyakit yang cepat
• adanya keputusan dari dokter senior saat pengambilan keputusan perawatan.
• adanya kerjasama antar multidisiplin ilmu.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 30


3 (Tiga) Type Admisi RS
(Texas Department of Aging and Disability Services, 2013)

• Ketika individu itu dicurigai mempunyai Penyakit Mental,


Expedited Disabilitas fisik dan Disabilitas intelektual dan ditemukannya
kriteria seperti dalam kondisi stadium terminal, penyakit
Admission dalam kondisi berat, delirium, dan koma.

Exempted • Ketika dokter telah bisa menentukan individu yang Penyakit


Mental, Disabilitas fisik dan Disabilitas intelektual itu
Hospital mempunyai waktu perawatan kurang dari 30 hari sejak
Discharge individu itu dirawat

• Ketika seseorang itu dicurigai mempunyai Penyakit Mental,


Pre-admission Disabilitas fisik dan Disabilitas intelektual tapi tidak termasuk
ke dalam dua tipe di atas.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 31


OBSERVASI (OBSERVATION)
• Saat pasien masuk rumah sakit, tidak serta merta
pasien tersebut pasti dirawat, karena tidak semua
pasien yang masuk ke rumah sakit baik itu melalui
poliklinik maupun gawat darurat itu dirawat. Rumah
sakit mengenal istilah observasi.
• Observasi adalah salah satu cara rumah sakit untuk
mengurangi angka pasien yang tidak perlu dirawat
(inpatient) namun memerlukan perhatian khusus.
Observasi adalah saat ketika dokter masih belum bisa
memutuskan apakah pasien tersebut perlu rawat inap
atau tidak, karena itu dokter akan mengevaluasi kondisi
pasien di ruang observasi.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 32


Penyakit yang Paling Banyak
Diobservasi
Menurut
Departement of • Nyeri dada
Health And Human • Gangguan saluran pencernaan
Services Amerika
Serikat (2013) ada • Pingsan
beberapa penyakit • Gangguan gizi
yang paling banyak • Denyut jantung tidak teratur
diobservasi di
rumah sakit, • Gangguan peredaran darah
penyakit itu • Gangguan pernafasan
diantaranya:

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 33


Jenis Pasien yang Diobservasi
pasien yang

78%
berasal dari
unit gawat pasien yang

9%
darurat baru selesai
operasi pasien

13%
dengan
tindakan
ringan,
seperti:
• diagnostik
maupun
terapi
• CT-Scan
kontras
• BNO-IVP
• pemeriksaan
darah
• bedah minor

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 34


Perlunya Ruang Observasi
• Adanya ruang observasi ini menjadi isu penting
karena:
• Biaya pasien yang berada di ruang observasi itu jauh
lebih besar dibandingkan biaya pasien di rawat inap
biasa.
• Selain itu, beberapa perusahaan asuransi yang
menjamin perawatan pasien, tidak memasukkan
perawatan di ruang observasi sebagai salah satu klausul
pasien yang dirawat inap (inpatient). Pasien yang berada
di ruang observasi masih dianggap outpatient sehingga
asuransi tidak akan membayar biaya pengobatan dan
perawatan pasien yang masih berstatus outpatient.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 35
Appropriateness Evaluation
Protocol (AEP)
• Karena kondisi yang telah disebutkan, maka diperlukan
suatu cara agar tidak terjadi kesalahpahaman apakah
pasien tersebut cukup diobservasi atau perlu dirawat
inap dikembangkan instrumen yang disebut
Appropriateness Evaluation Protocol (AEP).
• AEP dikembangkan pada tahun 1981 oleh Gertman dan
Restuccia disusun berdasarkan tiga kriteria tertentu
yang jika salah satunya terpenuhi maka pasien perlu
dirawat inap.
• Kriteria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (Vijay
Aruldas, 1999)
• Pelayanan medis
• Pelayanan keperawatan dan bantuan hidup, serta
• Faktor kondisi pasien.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 36
Discharge Planning

Rumah sakit harus


Dan di dalam standar
Selesainya pasien dari Proses ini mempunyai kebijakan
prosedurnya harus
proses perawatan memerlukan operasional tersendiri
bisa menjaga segi
bukanlah suatu proses pengaturan dan dan dalam hal
kepuasan dan kualitas
biasa. pelajaran sendiri. memulangkan pasien
perawatan pasien.
(discharge)

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 37


Kunci Utama dalam Proses
Discharge
• Adanya transfer ilmu dari perawat ke keluarga atau orang yang akan
merawat pasien di rumah.
• Adanya keterlibatan dan partisipasi aktif dari anggota keluarga yang
merawat selama proses perawatan pasien di rumah sakit.
• Menjadikan anggota keluarga sebagai mitra dan ikut bekerjasama di
dalam tim perawatan dalam proses discharge.
• Perencanaan pasien pulang (discharge planning) itu sudah dimulai
bahkan sebelum pasien tersebut dirawat inap.
• Jika selama perawatan ditemui penyakit yang lebih kompleks dan
dibutuhkan perawatan tambahan, maka dokter harus memberikan
perkiraan waktu pulang kepada pasien dan mendiskusikan hal tersebut
kepada pasien dan keluarga pasien.
• Rumah Sakit harus waspada untuk setiap variasi keluhan pasien yang
dapat memperpanjang LOS.
• Edukasi mengenai obat-obatan pulang, interaksi yang mungkin terjadi
dan efek samping obat yang paling sering muncul setelah pasien pulang.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 38


Kondisi Umum Admisi RS di
Indonesia
• Pola pelayanan kesehatan yang diberikan berbasis
rumah sakit dan belum berbasis pasien dan masih
berjalan secara konvensional.
• Keputusan untuk merawat pasien ditentukan
sepenuhnya oleh dokter.
• Pasien tidak terlibat dalam pengambilan keputusan.
• Pelayanan yang diberikan hanya terdiri dari dua
jenis saja yaitu:
• Rawat jalan dan
• Gawat darurat.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 39
Kondisi Umum Admisi RS di
Indonesia (Lanjutan..)
• Proses admisi rumah sakit hanya dianggap proses biasa, tidak ada departemen adsmisi ataupun
dokter penanggung jawab yang berfungsi sebagai Manager Admisi.
• Belum ada prosedur khusus mengenai proses preadmisi, bahkan pasien yang akan dirawat dan
seharusnya masuk ke dalam rawat inap elektif malah masuk melalui pintu gawat darurat.
• Pasien yang akan dirawat langsung dianggap sebagai pasien rawat inap walaupun pemeriksaan
penunjang dan rujukan dari dokter keluarga/ dokter layanan primer belum lengkap.
• Belum jelasnya rantai rujukan tersebut membuat hubungan antara rumah sakit dan dokter
layanan primer terputus.
• Pada saat preadmisi ini juga pasien juga tidak mendapatkan penjelasan apapun mengenai
kondisi kesehatannya rencana terapi dan prosedur yang akan dijalaninya.
• Pada pasien yang masuk melalui unit gawat darurat biasanya akan dilakukan pemeriksaan
singkat mengenai kondisi pasien.
• Keputusan untuk merawat atau tidak merawat pasien berada pada dokter unit gawat darurat.
• Dokter akan menilai kondisi klinis pasien dan melakukan pemeriksaan radiologi dan patologi
klinik jika diperlukan.
• Dasar penilaian perlu tidaknya dirawat berdasarkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
• Belum ada protokol khusus atau checklist yang mengatur apakah pasien ini perlu dirawat inap
atau cukup diobservasi.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 40


Keputusan diambil dokter berdasar
data-data dasar anamnesis
Sumber Informasi

Keluhan Utama

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Pekerjaan dan Lingkungan

Informasi Biografis

Riwayat Keluarga

Riwayat Psikososial

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 41


Kondisi Umum Observasi RS di
Indonesia

Seperti halnya dalam memutuskan


Dalam hal ini dokter UGD akan
untuk merawat pasien, saat ini
meminta pendapat dokter spesialis
rumah sakit belum punya protokol
apakah pasien bisa dirawat inap
khusus yang menentukan bahwa
atau perlu diobservasi terlebih
pasien perlu dimasukkan ke dalam
dahulu.
ruang observasi.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 42


Kondisi Umum Perencanaan
Discharge RS di Indonesia
• Selesainya pasien dari proses perawatan dianggap proses biasa dengan
alur sebagai berikut:
• Dokter menyatakan bahwa pasien pulang
• Perawat membuat resume medis pasien pulang, verifikasi seluruh biaya, dan
menyiapkan obat pulang.
• Perawat memberitahukan jumlah biaya kepada keluarga pasien.
• Perawat menceritakan resume diagnosis dan perawatan, rencana tindak lanjut,
dan memberikan kertas kontrol ulang kepada pasien.
• Perawat melakukan edukasi obat-obatan kepada pasien dan keluarga pasien,
memberi obat pulang
• Perawat mengantar pasien hingga ke pintu depan untuk memastikan pasien
tetap aman sampai keluar dari rumah sakit.
• Pada saat ini, rumah sakit dan perawat hanya melakukan transfer ilmu
keperawatan secara terbatas, dalam artian tidak menyediakan waktu
khusus dalam rangka melakukan edukasi pasien yang akan pulang.
• Selain itu, rumah sakit belum melibatkan anggota keluarga sebagai
mitra dalam merawat pasien.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 43


Kebijakan dan Strategi Pengembangan

1. Pembuatan Kebijakan
• Kebijakan yang diambil dalam strategi pengembangan rumah sakit
adalah untuk menciptakan alur (pathway) perawatan pasien yang
yang aman dan dilaksanakan secara konsisten.
• Objektif dari kebijakan yang akan dibuat adalah untuk membuat
standar klinis yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
admisi dan discharge pasien.
• Kebijakan yang dibuat harus melibatkan semua lini pelayanan dari
rumah sakit mulai dari direktur utama, direktur umum, kepala
bagian hingga para staf pelaksana.
• Kebijakan yang diambil harus bisa memastikan bahwa semua
kebutuhan pasien terpenuhi secara adil dan merata.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 44


Kebijakan dan Strategi Pengembangan

2. Tujuan
• mencegah admisi yang tidak penting
• mengurangi angka timbulnya re-admisi
• meminimalkan adanya kejadian delayed discharge
• meyakinkan pasien bahwa ia dilayani tepat waktu dan tepat
terapi dan sesuai dengan kebutuhan
• mendukung pengelolaan tempat tidur rumah sakit, hari rawat
dan interval penggunaan tempat tidur secara optimal.
• memastikan pasien dan anggota keluarga lainnya bahwa
mereka menerima informasi yang sama dan jelas serta terlibat
langsung mulai dari proses admisi sampai proses discharge.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 45


Kebijakan dan Strategi Pengembangan

3. Pembuatan Pedoman Pelayanan yang


terdiri dari:
• Ruang lingkup tugas unit pelayanan
• Tugas tiap unit pelayanan
• Tanggung jawab tiap unit pelayan
• Penentuan jenis admisi dan observasi
• Penetapan kriteria admisi, elektif dan gawat darurat
• Penetapan kriteria ekslusi admisi

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 46


Kebijakan dan Strategi Pengembangan

4. Pembuatan standar prosedur


operasional yang terdiri dari
• Prosedur alur proses admisi
• Prosedur alur pasien yang diobservasi
• Prosedur alur proses discharge
• Pembuatan alur tanggung jawab berjenjang
• Pembuatan alur kerjasama dan koordinasi antar
unit yang terkait.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 47
Asuhan Keperawatan
Elektronik (E-Askep)

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 48


Computerized nursing documentation
• Computerized nursing documentation adalah suatu kombinasi
antara sistem komputer rumah sakit dengan dokumentasi
Keperawatan yang diisi oleh staf perawat.
• Perawat dengan sistem yang terkomputerisasi ini, dapat
melakukan akses ke:
• laboratorium,
• radiologi,
• fisioterapi, dan
• disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain
seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies.
• Dokumentasi Keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam
rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian
asuhan keperawatan yang dibuat.
• Pencatatan dan pelaporan menjadi lebih akurat, lebih lengkap,
lebih menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di
samping pasien.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 49
ICNP

Penggunaan sistem informasi dengan


International Clasification for Nursing Practice
(ICNP) dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan memberikan manfaat bagi perawat
dan klien

yaitu dapat memberikan efisiensi waktu


sehingga
• pendokumentasian akan berlangsung cepat,
• menghemat biaya pengeluaran kertas untuk
pendokumentasian, dan
• menghemat tempat untuk data rekam medis pasien.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 50


Kelemahan Pendokumentasian
keperawatan yang tertulis (paper-
based documentation)
Mutunya sangat rendah, berdampak terhadap penerimaan
publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap
profesionalisasi keperawatan di Indonesia.

Alasan dokumentasi kurang akurat dan kurang lengkap,


karena:

• kekurangan staf
• sensus yang tinggi
• lembur kerja
• kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 51


Tujuan Pendokumentasian
Keperawatan
Sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan
kepada klien

Data yang dibutuhkan secara administratif dan legal formal

Memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan professional

Untuk memberikan data yang berguna dalam bidang pendidikan dan


penelitian

Media untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien dan kelompok

Membedakan tanggung gugat perawat dengan anggota tim kesehatan yang


lain

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 52


Komponen dokumentasi asuhan
keperawatan yang konsisten harus
meliputi

Riwayat Pemeriksaan,
Evaluasi dari tujuan
keperawatan yang pengobatan dan
keperawatan serta
terdiri dari promosi kesehatan
Masalah-masalah Perencanaan serta modifikasi rencana
masalah-masalah untuk membantu
yang aktual tujuan saat ini dan tindakan dalam
yang sedang terjadi pasien mencapai
maupun potensial yang akan datang mencapai tujuan
maupun yang tujuan yang telah
yang telah
diperkirakan akan ditetapkan
ditetapkan
terjadi sebelumnya

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 53


Manfaat Dokumentasi
Keperawatan Elektronik
• Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
• Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip.
• Penyimpanan data (Record) pasien menjadi lebih lama.
• Dokumentasi elektronik yang dirancang dengan baik akan mendukung
autonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
• Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan yang cepat.
• Meningkatkan produktivitas bekerja.
• Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.
• Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat
diketahui.
• Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan.
• Accessibility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang
semua pasien dan suatu lokasi.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 54


Manfaat Penggunaan sistem informasi dengan
International Clasification for Nursing
Practice (ICNP)

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 55


Proses Penggunaan ICNP
Berjalan Cepat
• Keinginan setiap perawat adalah mencari cara agar
waktu bersama pasien dapat berlangsung lebih
lama, tetapi pendokumentasian juga tetap dapat
berjalan dengan baik.
• Perawat biasanya mengambil sebagian waktu yang
seharusnya digunakan untuk merawat klien dengan
menulis pendokumentasian keperawatan.
• Dengan adanya ICNP, diharapkan perawat dapat
meluangkan waktunya lebih banyak pada klien.

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 56


Efisiensi
• Efisiensi waktu juga dapat dilihat dari penggunaan kata-
kata atau kalimat yang harus diinput dalam sistem
untuk dokumentasi dapat diakses dengan mudah
karena sebagian besar sudah disimpan dalam server.
• Kemudahan ini dapat membuat perawat lebih cepat
menyelesaikan catatan keperawatannya dengan copy-
paste atau dengan melakukan check-list pada menu
yang disediakan.
• Perawat juga dapat memilih kalimat yang pernah
dituliskan sebelumnya dan mengganti bagian yang
diperlukan.
• Apabila diperlukan, perawat juga dapat menambahkan
informasi rinci berupa teks bebas (free-text).

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 57


Tidak ada Perbedaan Komponen
Dokumentasi Keperawatan
• Dari komponen yang ada pada dokumentasi dengan
kertas dan dokumentasi dengan ICNP juga tidak
berbeda. ICNP ini juga berisi status kesehatan pasien
dan tindakan keperawatan yang dilakukan. Hal ini akan
memudahkan perawat untuk menuliskan kondisi dan
membandingkan kondisi dengan hasil pemeriksaan
penunjanglainnya.
• ICNP akan memudahkan dibandingkan dengan menulis
di kertas, karena layar pada sistem aplikasi ini dapat
menunjukan catatan keperawatan pasien yang dipilih
dari tanggal masuk sampai tiga tampilan ringkasan
masalah pasien, tabel ringkasan tindakan keperawatan
dan catatan keperawatan lainnya.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 58
Rekam Medis Tersaji Lengkap
• Rekam medis pasien akan tersaji dengan lengkap pada
ICNP, sehingga hal ini dapat menghemat tempat
penyimpanan rekam medis di instansi rumah sakit yang
biasanya membutuhkan banyak lemari.
• Pencarian rekam medis pun juga dinilai lebih cepat dan
mudah dikarenakan perawat hanya tinggal
memasukkan nama dan nomer registrasi ke dalam
ICNP.
• Perawat juga dapat mencari informasi yang dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan penting bagi pasien,
sehingga dapat mengurangi kejadian medication error.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 59
Membantu Organisasi RS

Penerapan
sistem • Meningkatkan proses
informasi ini pendokumentasian
secara • Mengurangi biaya operasional
komprehensif • Meningkatkan pendapatan,
dapat dan
membantu • Meningkatkan kepuasan
organisasi pengguna teknologi informasi
dengan:
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 60
Kekurangan dalam Penggunaan
Dokumentasi dengan ICNP
• Dibutuhkan kesiapan dan motivasi perawat dalam
penggunaan ICNP
• Masih ada perawat yg menggunakan dokumentasi dengan
kertas, sehingga penggunaan ICNP tidak maksimal, dan
penerimaan masing-masing perawat terhadap ICNP masih
berbeda.
• Sistem ini mendukung untuk penyimpanan data,
namun kurang mendukung dalam komunikasi dan kerja
sama antar petugas kesehatan.
• Fasilitator yang mungkin akan kurang memahami
proses keperawatan, sehingga dapat menghambat
pemahaman mngenai penggunaan sistem tersebut.
• Sering terpaparnya perawat pada radiasi dari sistem
yang digunakan sehingga mempengaruhi kesehatannya.
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 61
Peran Perawat dalam
ICNP

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 62


Perhatikan Kebutuhan Dasar
Manusia
Peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan dapat
dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia

yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan

dengan menggunakan proses keperawatan

sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan

agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 63


Peran Perawat dalam ICNP
Dalam hal ini bagi perawat untuk menentukan diagnose
keperawatan

sudah dibantu oleh ICNP di mana di dalam servernya sudah ada


diagnose dan beberapa batasan karakteristik terkait yang

dapat memudahkan perawat dalam proses pendokumentasian

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 64


Mampu Mengidentifikasi Masalah
Penelitian
Sebagai peneliti dan pengembangan di bidang
keperawatan

perawat diharapkan mampu mengidentifikasi


masalah penelitian

menerapkan prinsip dan metode penelitian

serta memanfaatkan hasil penelitian untuk


meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 65


Mengurangi Kesenjangan
Penguasaan Teknologi
Penelitian dalam bidang keperawatan berperan dalam

mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di bidang


kesehatan

karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya


transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi

selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan


dan memajukan profesi keperawatan

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 66


Membantu Proses Dokumentasi
Global

sebagai wadah
mengembangkan
untuk membantu
Dalam hal ini penelitian
proses
perawat bisa mengenai
pendokumentasian
penerapan ICNP
secara global

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 67


Cara Kerja Dokumentasi
Keperawatan Elektronik

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 68


Tampilan Menu

Cara kerja ICNP juga hampir sama dengan dokumentasi


lainnya yang berbasis komputerisasi.

Menu

• Pencarian
• Klasifikasi
• Manajemen
• Feedback
• User, dan
• Menu administrator

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 69


Langkah-langkah Asuhan
Keperawatan
Diagnosa
Implementasi
intervensi

Pengkajian Evaluasi
Sistem ini dirancang dengan
membuat kumpulan kata
menggunakan sumbu ICNP
dan untuk menentukan
hubungan tiap konsep,
artinya langkah-langkah
asuhan keperawatannya
berurutan mulai dari:

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 70


Bukti Legal

Setelah askep selesai, harus


disimpan di komputerisasi
sebagai bukti legal telah
menjalankan asuhan
keperawatan kepada klien
Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 71
Langkah-langkah yang harus
dijalankan
Buka aplikasi ICNP yang sudah Persiapkan pasien yang sudah
Hidupkan computer sesuai
di install dan di setting siap untuk dilakukan asuhan
prosedur
sedemikian rupa keperawatan

Setelah itu akan muncul soft


Mulai pengkajian dengan file pengisian table untuk
menanyakan apa masalahnya, Kemudian langsung klik pada penyakit DM mulai dari
setelah mendapatkan masalah kanan atas Pencarian, ketik
•pengkajian-evaluasi
itu. Misal mendapat penyakit “penyakit Diabetes militus"
Diabetes Melitus (DM)

Setelah itu simpan data yang


Kemudian check kembali telah dilakukan tadi, sebagai Selanjutnya memberi salam
pengisian, untuk memastikan bukti legal telah kepada klien atas kesediaanya
benar dan tepat mendokumentasikan untuk dikaji
keperawatan terhadap klien

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 72


Alfian Misran, E-Askep dan Sistem 73
Informasi Pelayanan Kesehatan
Materi Simulasi dan
Praktik

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 74


Terima Kasih
Alfian Misran
HP: 0853 4820 9239 atau 0813 4896 3089
Email: fianis_2000@yahoo.com

Alfian Misran, E-Askep dan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan 75

Anda mungkin juga menyukai