Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RMK

MATA KULIAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI


“Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum”

Oleh:
Lolita Regina Cahyani/ 20013010213/ C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
TAHUN AJAR 2021/2022
Hakikat Filsafat
Perbedaan Filsafat dengan Ilmu
No Aspek Filsafat Ilmu
1. Ontologis Segala sesuatu yang bersifat fisik Segala sesuatu yang bersifat
dan nonfisik, baik yang dapat fisik dan yang dapat direkam
direkam melalui indra maupun melalui indra
yang tidak.
2. Epistemologis Pendekatan yang bersifat reflektif Pendekatan ilmiah,
atau rasional-deduktif menggunakan dua pendekatan:
deduktif dan induktif secara
saling melengkapi
3. Aksiologis Sangat abstrak, bermanfaat tetapi Sangat konkret, langsung dapat
tidak secara langsung bagi umat dimanfaatkkan bagi
manusia. kepentingan umat manusia

Hakikat Agama
Di bawah ini salah satu kutipam pengertian dan definisi tentang agama:
Agus M.Harjana (2005) mengutip pengertian agama dari Ensiklopedi Indonesia karangan Hasan
Shadily. Agama berasal dari bahasa Saansekerta: a berarti tidak, gam berarti pergi, dan a berarti
bersifat atau keadaan, Jadi istilah agam berarti, bersifat tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak
berubah. Dengan demikian, agama adalah pegangan atau pedoman bagi manusia untuk mencapai
hidup kekal.
Hakikat Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak. Perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah
ta ethata etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan
moral. Moral berasal dari kata Latin: mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jawamak) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak,tabiat, akhlak, cara hidup (Kanter,2001).
Hakikat Nilai
Simpulan penjelasan tentang hakikat nilai sebagai berikut:
a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal).
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal.
c. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi.
Hubungan Agama, Etika, dan Nilai
Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok, yaitu :
(1)hakikat Tuhan, (2)etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara beribadah.
Hukum, Etika, dan Etiket
Persamaan dan perbedan:
No Hukum Etika Etiket
1. Persamaan: sama-sama perilaku manusia
2. Perbedaan:
A Sumber hukum: Negara, Sumber etika: masyarakat Sumber etiket: golongan
pemerintah masyarakat
B Sifat pengaturan: Tertulis Sifat pengaturan: ada yang Sifat pengaturan: lisan
berupa undang-undang, lian (adat istiadat) da nada
peraturan pemerintah,dsb yang tertulis (kode etik)
C Objek yang diatur: Objek yang diatur: bersifat Objek yang diatur: bersifat
bersifat lahiriyah rohamah, misalnya perilaku lahiriyah, misalnya cara
etis berpakaian

Paradigma Manusia Utuh


1. Karakter dan Kepribadian
Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman, pendidikan, dan
lingkungan, sehingga bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari kepribadian.
2. Kecerdasan, Karakter, dan Etika
3 golongan etika Karakter utama
Teo etika Takwa
Saling ketergantungan. Masalah aku Ikhlas
dengan Tuhan Tawakal
Sosio etika Silahturahmi
Ketergantungan. Masalah aku dengan Amanah
orang lain Huznuzan
Psiko etika Tawaduk
Kemandirian, masalah aku dengan aku Syukur, Sabar
3. Karakter dan Paradigma Utuh
Untuk membangun manusia berkarakter diperlukan pengembangan kompentensial secara
utuh dan seimbang terhadap 4 keseimbangan manusai, yaitu tubuh, intelektual, hati, dan
jiwa.
4. Karakter dan Proses Transformasi Kesadaran Spiritual
Merumuskan karakter memang diperlukan, tetapi berhenti pada tahap perumusan saja
belum mencukupi karena dikhawatirkan rumusan karakter tersebut haya akan menjadi
semacam doktrin atau slogan yang disakralkan saja.
5. Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak
Olah piker adalah suatu konsep untuk mengatur gelombang otak manusia yang paling
sesuai dengan aktivitasnya sehingga bisa mencapai hasil optimal.
6. Model Pembangunan Manusia Utuh
Dalam pengembangan manusia utuh, perlu dikembangkan juga secara seimbang
kecerdasan emosional dan spiritual di samping kecerdasan intelektual dan kesehatan
fisik.

Anda mungkin juga menyukai