Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan

Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015, hlm.200-209

WILLINGNESS TO PAY PERBAIKAN KUALITAS


PELAYANAN KERETA API

Hardiyani Puspita Sari1, Lilies Setiartiti2


1Pusat Pengembangan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. Lingkar Selatan, Bantul, Yogyakarta 55183 Indonesia, Phone +62 274 387656
E_mail korespondensi: yanipuspita50@gmail.com

Naskah diterima: Januari 2015; disetujui: Agustus 2015


Abstract: The research aims to estimate Willingness to Pay of the people who use the economy
class train long-distance of Jogja-Jakarta and to know what the factors are influencing
willingness to pay motive. The research uses the primary data of 146 respondents that randomly
chosen from the random sampling. Willingness to pat can be estimated with the contingent
valuation method (CVM). Based on the analysis, the average value of willingness to pay/person
for the fare of economic class train of Jogja-Jakarta is around Rp78, 866, 00 with the total
willingness to pay is around Rp11, 514, 500, 00. Factors that is predicted to influence the
amount of willingness to pay for the respondents are age which has positive influence and
significant towards willingness to pay. The variable of education period has positive influence
and significant towards willingness to pay. The variable of income has positive influence and
significant towards willingness to pay. The variable of children bearing has positive influence
and significant towards willingness to pay. The means variable has positive influence and
significant towards willingness to pay.
Keywords: willingness to pay; the economic class train; contingent valuation method
JEL Classification: R41, L91, Q51

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengukur willingness to pay masyarakat pengguna jasa
kereta api ekonomi jarak jauh jurusan Jogja – Jakarta dan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi willingness to pay tersebut. Studi ini menggunakan data primer
dengan jumlah responden sebanyak 146 responden yang dilakukan secara acak atau random
sampling. Willingness to pay dapat diperkirakan dengan menggunakan pendekatan contingent
valuation method (CVM). Alat analisis pada studi ini adalah menggunakan regresi linier
berganda pada SPSS 20. Berdasarkan analisis, nilai rata-rata willingness to pay per orang
untuk tarif kereta api ekonomi jarak jauh Jogja-Jakarta adalah sebesar Rp.78.866,00 dengan nilai
total willingness to pay adalah Rp11.514.500,00. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
secara signifikan besarnya nilai willingness to pay untuk responden pengguna kereta api jarak
jauh Jogja-Jakarta adalah variabel usia berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness
to pay, variabel lama pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay,
variabel pendapatan berpengaruh posistif dan signifikan terhadap willingness to pay, variabel
jumalah tanggungan anak berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay, dan
variabel maksud perjalanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay tarif
kereta api ekonomi jarak jauh Jogja-Jakarta.
Kata kunci: willingness to pay; kereta api ekonomi jarak jauh; contingent valuation method
Klasifikasi JEL: R41, L91, Q51
PENDAHULUAN api merupakan sarana transportasi yang sangat
diminati oleh masyrakat. Jika dibandingkan
dengan sarana transportasi lain, kereta api
Di era modern ini, jasa angkutan yang cukup
dirasakan lebih ekonomis, tertib dan aman.
memadai sangat diperlukan sebagaian besar
masyarakat didunia untuk menunjang akti-
vitasnya yang dilakukan setiap hari, terlebih Tabel 1. Jumlah Total Penumpang Kereta Api Jawa
lagi jasa angkutan juga sangat diperlukan dan Sumatra Tahun 2006-2014 (satuan dalam Orang)
sebagai penunjang pembangunan ekonomi.
Tahun Penumpang Kereta api
Tanpa adanya transportasi sebagai sarana
penunjang maka tidak dapat diharapkan terca- 2006 15,900,000
painya hasil yang memuaskan dalam usaha 2007 17,500,000
pengembangan ekonomi suatu negara. Sebagai 2008 19,400,000
2009 20,700,000
bagian dari suatu sistem transportasi nasional,
2010 20,300,000
angkutan jalan harus memberikan fasilitas
2011 19,900,000
keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu
2012 20,210,000
lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendu- 2013 21,600,000
kung pembangunan ekonomi dan pengem- 2014 27,700,000
bangan ilmu pengetahuan ekonomi dan
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia)
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekno-
logi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penye-
lenggaraan negara (Penjelasan Undang-undang Dengan mengamati tabel 1, betapa banyak-
Nomor 14 Tahun 1992 sebagaimana telah nya jumlah masyarakat yang sangat antusias
diganti dengan Undang-undang Nomor 22 menggunakan jasa transportasi kereta ini hal ini
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan dapat dilihat dari, tahun 2008 jumlah penum-
Jalan UU 22/2009). Ada hubungan yang erat pang kereta api Pulau Jawa dan Sumatra
antara transportasi dan jangkauan lokasi meningkat sebesar 19,400,000 orang dan meng-
kegiatan manusia baik itu barang maupun jasa. alami penurunan jumlah penumpang pada
Hal ini terlihat bahwa betapa besar peranan tahun 2011 sebesar 19,900,000 orang. BPS
penting transportasi dalam kehidupan maunusia mencatat jumlah penumpang kereta api paling
dalam menjalankan kegitan sehari-harinya. banyak mengalami penurunan berasal dari
Makin bertambah baik alat transportasi yang wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
digunakan manusia, makin bertambah tingkat Bekasi (Jabodetabek). Penurunan ini disebab-
mobilitas manusia itu, baik secara individual kan oleh tidak adanya event spesial seperti hari
maupun secara sosial, berarti makin besar pula raya serta beberapa jumlah kereta yang sudah
kemungkinan manusia dalam memperoleh tua (Dilansir di Industri.kontan.co.id). Diikuti
sumber penghidupan yang lebih baik (Siregar dengan kenaikan jumlah penumpang kereta api
dalam Widyaningtyas, 2010). pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 sampai
Ada banyak sarana angkutan umum yang tahun 2014 yaitu sebesar 27,700,000 orang.
ditawarkan di Indonesia, salah satunya yaitu Dalam dunia transportasi harga sangat
transportasi trakereta api. Sesuai dengan menentukan kepuasan penumpang dalam
Undang-undang RI No. 23 Tahun 2007 tentang menggunakan transportasi tersebut, hal ini
Perkeretaapian, transportasi mempunyai peranan berkaitan dengan tingkat pendapatan yang
penting dalam mendukung pertumbuhan eko- dimiliki oleh penumpang. Semakin tinggi tarif
nomi, pengembangan wilayah dan pemersatu tersebut maka akan membuat penumpang
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berpikir dua kali dalam menggunakan jasa
dalam rangka mewujudkan wawasan nusan- angkutan itu, dan demikian sebaliknya jika tarif
tara, serta memperkukuh ketahanan nasional yang yang ditawarkan rendah maka penum-
dalam usaha mencapai tujuan nasional ber- pang cenderung memanfaatkan sarana trans-
dasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar portasi tanpa melakukan pertimbangan lebih
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Kereta banyak.

Willingness To Pay Perbaikan Kualitas ... (Hardiyani Puspita Sari, Lilies Setiartiti) 201
Mulai 1 april 2015, pemerintah merenca- Ladiyance S dan Yuliana L (2014) dalam
nakan penerapan tarif baru untuk kereta api studinya telah menguji variabel-variabel yang
kelas ekonomi jarak sedang dan jarak jauh, mempengaruhi kesediaan membayar (willing-
yang disebabkan karena beberapa faktor yaitu ness to pay) masyarakat Bidaracina Jatinegara
fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) Jakarta Timur dan analisis yang digunakan
bersubsidi, perubahan margin dalam perhi- adalah contingent valuation method (CVM dan
tungan biaya operasional kereta api ekonomi regresi logistik, menyatakan bahwa perkiraan
yang semula 8% menjadi 10% dan terakhir, nilai WTP sebagai upaya penanggulangan
fluktuasi kurs dolar Amerika Serikat (USD) pencemaran sungai Ciliwung sebesar Rp.4.325/
terhadap mata uang rupiah yang mana akan bulan untuk setiap rumah tangga, dan total
mempengaruhi naiknya harga suku cadang (PT WTP sebagai gambaran nilai jasa lingkungan
KAI). sungai Ciliwung oleh masyarakat Bidaracina
Selain itu, kenaikan tarif kereta api juga sebesar Rp1.935.576,92/bulan. Variabel-variabel
dikarenakan adanya perjanjian antara PT kereta yang berpengaruh signifikan terhadap kesedia-
api Indonesia (persero) dengan Dirjen Perkere- an membayar masyarakat Bidarancina adalah
taapian No HK221/I/1/kKA-2015 tanggal 2 pendidikan, pengetahuan, status kepemilikan
januari 2015 tentang Penyelenggaraan Kewa- rumah dan pendapatan. Sedangkan variabel
jiban Publik (PSO) Bidang Angkutan Kereta yang tidak berpengaruh signifikan adalah
Api Pelayanan Kelas Ekonomi Tahun Anggaran umur, jenis kelamin, jumlah anggota rumah
2015. Berdasarkan aturan baru itu, kenaikan tangga, dan sumber utama air minum.Kamal
tarif kereta api ekonomi jarak jauh sekitar 30%- (2014) dalam studinya dengan menggunakan
50% sedangkan kereta api lokal naik sekitar metode CVM menyatakan bahwa, berdasarkan
25%-30% (Simomot.com, 2015) . data yang diperoleh dengan wawancara lang-
Berdasarkan Pra survei yang peneliti sung kepada 150 pengguna Trans Jogja, total
lakukan, bahwa sebagian besar masyarakat willingness to pay 150 responden dalam upaya
keberatan atas diberlakukan kebijakan baru PT perbaikan kualitas pelayanan Trans Jogja
KAI tentang kenaikan tarif kereta api ekonomi adalah sebesar Rp731.500,00 dengan nilai mean
jarak sedang dan jarak jauh, dikarenakan Rp4.877,00. Terdapat beberapa variabel-varia-
masyarakat sudah merasakan dampak dari bel yang berpengaruh signifikan terhadap
kenaikan BBM november tahun lalu yang willingness to pay pengguna jasa Trans Jogja
mengakibatkan harga sembako dan harga- adalah usia, tingkat penghasilan dan jumlah
harga barang lainnya naik. Studi ini menggu- tanggungan anak. Sedangkan variabel yang
nakan metode CVM (Contingent valuation tidak signifikan adalah lama berjalan ke halte
method) yang bertujuan untuk mengetahui berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
keinginan membayar dari masyarakat, serta willingness to pay pengguna Trans Jogja. Siman-
mengetahui keinginan menerima kerusakan juntak (2009) dalam studinya menyatakan
suatu lingkungan (Amanda,2009). Studi ini bahwa, karakteristik utama dari masyarakat
merujuk pada beberapa studi yang menggu- pelanggan air dari proyek WSLIC adalah umur
nakan metode yang sama, seperti Prasetyo dan responden mayoritas berkisar antara 20-29
Saptutyningsih (2013) dalam studinya telah tahun, tingkat pendidikan relatif rendah, ting-
menguji variabel-variabel yang mempengaruhi kat pendapatan mayoritas tersebar pada skala
kesediaan membayar masyarakat di Desa Rp750.000,00–Rp1.250.000,00 di mana tingkat
Wisata Kabupaten Sleman pasca erupsi Merapi, penggunaan terhadap air tidak terlalu banyak,
studi ini menggunakan metode CVM dengan hanya sesuai dengan keperluan rumah tangga
menggunakan data primer. Hasil studi menun- sehari-hari. Nilai rata-rata kelompok pertama
jukkan bahwa usia, pendidikan, pendapatan, adalah sebesar Rp1000,00, nilai rata-rata
jumlah tanggungan keluarga berpengaruh kelompok kedua adalah sebesar Rp703,0303
terhadap kesediaan membayar (willingness to dan nilai rata-rata kelompok ketiga sebesar
pay) dalam upaya perbaikan kualitas ling- Rp.498,7273. Bersumber dari ketiga kelompok
kungan desa-desa wisata di Kabupaten Sleman masyarakat pengguna WSLIC di atas, maka
pasca erupsi Merapi. rata-rata WTP dari keseluruhan responden

202 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015: 200-209
adalah Rp634,21053. Nilai ini diharapkan dapat adalah Rp7000. Kesediaan membayar masya-
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan rakat (WTP terhadap kebersihan di Kecamatan
iuran WSLIC setelah adanya peningkatan pela- Tampan Pekanbaru adalah Rp1000 sampai
yanan WSLIC dan perbaikan sistem distribusi Rp25000. Berdasarkan perhitungan kesediaan
air WSLIC. Faktor-faktor yang berpengaruh membayar masyarakat Tampan (Total Willing-
secara nyata (signifikan) dalam model yang ness to Pay) adalah sebesar Rp304.838.300 per
ditetapkan dalam studi ini adalah faktor tingkat bulan dengan rata-rata per KK 10.330, sedang-
pendapatan (nyata pada α = 10 persen) dan fak- kan 10,1% WTP dipengaruhi oleh variabel
tor kelompok masyarakat pengguna air dengan pendapatan, dan pendidikan. Di sini variabel
proyek WSLIC (nyata pada α=1 persen). Fadilah pendapatan, dan pendidikan berpengaruh posi-
(2011) dalam studinya menyatakan bahwa, tif tetapi lemah terhadap variabel kesediaan
paket wisata jogging track plus memiliki nilai membayar masyarakat (WTP). Berdasarkan
rataan WTP sebesar Rp56.132,00 dengan nilai pengujian secara simultan, diketahui bahwa
total WTP (TWTP) adalah Rp387.366.932,00. variabel pendapatan, dan variabel pendidikan
Paket konservasi memiliki nilai rataan WTP berpengaruh terhadap WTP.
sebesar Rp127.313,00 dan nilai TWTPnya sebe- Adapun tujuan studi ini adalah sebagai
sar Rp878.587.013,00. Nilai rata-rata WTP res- berikut, untuk mengukur willingness to pay
ponden terhadap kedua paket tersebut ternyata masyarakat pengguna jasa kereta api ekonomi
lebih kecil dari rencana tarif yang akan diberla- jarak jauh jurusan Jogja-Jakarta dan untuk
kukan oleh pihak pengelola yakni Rp65.000 dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mem-
Rp170.000. faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruhi willingness to pay tersebut.
secara nyata besarnya nilai WTP responden
untuk kedua paket wisata tersebut adalah
METODE PENELITIAN
variabel lamanya menempuh pendidikan dan
tingkat pendapatan. Variabel biaya perjalanan Jenis dan Sumber Data
hanya berpengaruh nyata untuk paket konser-
vasi sedangkan untuk paket jogging track plus Jenis data yang digunakan dalam studi ini
tidak berpengaruh nyata. Variabel jumlah adalah data primer. Data primer adalah data
kunjungan, jumlah tanggungan dan frekuensi yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
kunjungan tidak berpengaruh nyata terhadap organisasi yang menerbitkan atau mengguna-
nilai WTP responden untuk kedua paket kannya. Data primer diperoleh melalui wawan-
tersebut. Amanda (2009) dalam studinya cara langsung atau (direct interview) dengan
menyebutkan, nilai rata-rata WTP pengunjung menggunakan kuesioner dengan calon penum-
Danau Situgede sebesar Rp3.588,24, sedangkan pang Kereta Api Ekonomi Jarak jauh sebagai
nilai total WTP (TWTP) pengunjung Danau responden. Data tersebut meliputi karakteristik
Situgede sebesar Rp2.342.000,00. Sedangkan karakteristik calon penumpang Kereta Api
faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Ekonomi jarak jauh seperti, umur, jenis kelamin,
nilai WTP pengunjung Danau Situgede adalah status perkawinan, tingkat pendidikan, jenis
faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah tang-
pengetahuan responden mengenai manfaat dan gungan, dan lain-lain. Studi ini dilakukan di
kerusakan danau, dan faktor biaya kunjungan Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yog-
responden. yakarta. Pemilihan lokasi ini dikarenakan
Yunis (2013) dalam studinya menyatakan Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun yang
bahwa, dari 100 orang responden, diperoleh melayani semua pemberhentian Kereta Eko-
responden yang WTP sama dengan retribusi nomi yang melintasi Yogyakarta. Dalam studi
berjumlah 38 orang, responden yang surplus ini teknik pengumpulan data yang digunakan
konsumennya positif berjumlah 31 orang dan adalah dengan cara: Studi kepustakaan yaitu
responden yang kesediaan membayarnya lebih merupakan satu cara untuk memperoleh data
kecil dibandingkan retribusi juga berjumlah 31 dengan cara membaca literatur yang berkaitan
orang. Di antara 31 responden yang surplus dengan permasalahan yang sedang diteliti,
konsumennya positif diperoleh rata-ratanya metode dokumentasi merupakan teknik pe-

Willingness To Pay Perbaikan Kualitas ... (Hardiyani Puspita Sari, Lilies Setiartiti) 203
ngumpulan data dengan mengambil data yang nakan 146 responden sebagai calon penumpang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang KA Ekonomi jarak jauh.
diteliti dari hasil Dinas Perhubungan, kuesioner
yaitu memperoleh informasi dengan cara Alat Analisis
memberi suatu daftar yang berisikan rangkaian Studi ini menggunakan metode contingent
pertanyaan mengenai sesuatu masalah kepada valuation yaitu metode survei untuk menya-
responden yang akan dijadikan sampel. takan tentang nilai atau harga dari penduduk
Populasi adalah jumlah keseluruh dari terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar
obyek atau Subyek yang berada pada suatu seperti barang dan lingkungan. metode ini
wilayah dan memenuhi syarat tertentu ber- dilakukan dengan survei secara langsung ber-
kaitan dengan masalah studi. Populasi dalam tanya kepada calon penumpang kereta api
studi ini adalah calon penumpang Kereta Api ekonomi jarak jauh, tentang willingness to pay
Ekonomi Jarak Jauh. Pengambilan sampling tarif kereta api ekonomi jarak jauh sekarang ini.
dilakukan dengan pendekatan Random Sampling Persamaan regresi pada penelitian ini ada-
dimana semua individu dalam populasi baik lah sebagai berikut:
secara sebdiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi WTP = β0 + β1Age + β2Educ + β3Inc +
anggota sampel. Random sampling yang juga
diberi istilah pengambilan sampel secara ram- β4JTA + β5Dest + e 2)
bang atau acak yaitu pengambilan sampel yang
tanpa pilih-pilih atau tanpa pandang bulu, Keterangan: WTP adalah Willingness to Pay
didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang (Rp); β0 adalah Intersep; β1,..., β7 adalah Koefisien
telah diuji dalam praktek. Karenanya dipandang Regresi; Age adalah Usia; Educ adalah Pendi-
sebagai teknik sampling paling baik dalam studi. dikan terakhir; Inc adalah Tingkat Pendapatan;
Sampel digunakan karena tidak semua unit Dest adalah maksud perjalanan; e adalah Error
pada populasi dapat diidentifikasi, biaya dan Term
waktu yang digunakan lebih sedikit dibanding-
kan menghitung populasi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan sampelnya dicari dengan me-
makai rumus Slovin yaitu:
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan
tentang willingness to pay (WTP) tarif kereta api
1) ekonomi jarak jauh di Yogyakarta, dengan WTP
sebagai variabel terikat (dependent), usia, jum-
Keterangan : n adalah jumlah sampel yang lah tanggungan anak, pendidikan terakhir,
akan diteliti; N adalah Jumlah Populasi (Peng- pendapatan dan maksud perjalanan merupakan
guna Kereta Api Ekonomi rata-rata per tahun variabel bebas dalam studi ini. Statistik des-
27.700); E adalah Nilai kritis yang di inginkan, kriptif dari variabel tersebut dijelaskan dalam
10%. tabel 2 analisis deskriptif.
Berdasarkan tabel 2, willingness to pay ter-
Jadi jumlah sampel penelitian adalah: besar adalah Rp82.000 dan terendah sebesar
Rp77.000. Rata-rata willingness to pay sebesar
27.700 Rp78.866 dengan standar deviasi 1423,075,
1 27.700 10% dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah
dari pada nilai rata-rata maka diindikasikan
bahwa sebaran data akan jawaban responden
99,64 100
terhadapat variabel willingness to pay baik.
Pada variabel usia juga dapat diketahui usia
Hasil dari rumus Solvin diperoleh jumlah
tertua dan usia termuda dalam studi ini. Usia
responden yang digunakan sejumlah 100
tertua pada studi ini adalah 64 tahun dan usia
responden sebagai jumlah responden minimum
termuda adalah 17 tahun, dengan rata-rata usia
yang digunakan, akan tetapi peneliti menggu-

204 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015: 200-209
Tabel 2. Analisis Deskrptif

Variabel Definisi Min Maks Mean Std. Deviation


WTP Willingness to Pay 77000 82000 78866,44 1423,075
Age Usia 17 64 26,29 8,969
Educ Pendidikan terakhir 6 18 14,03 2,217
Income Tingkat Pendapatan 800000 6200000 2265821,92 1441072,281
JTA Jumlah Tanggungan Anak 0 2 0,32 0,607
DEST Maksud Perjalanan 0 1 0,34 0,474
Sumber: Data primer diolah, 2015

adalah 26,29 tahun yang memiliki standar α = 0,05 maka indikator dikatakan valid
deviasi sebesar 8,969. Standar deviasi yang (Widyaningtyas, 2010).
lebih rendah dari pada rata-rata usia menun- Hasil pengujian validitas menunjukkan
jukkan bahwa sebaran data akan jawaban bahwa semua variabel (willingness to pay, usia,
responden terhadap variabel usia adalah baik. pendidikan terakhir, tingkat pendapatan, jumlah
Tabel 2 juga menjelaskan pendidikan terakhir tanggungan anak, dan maksud perjalanan)
tertinggi pada studi ini adalah 18 tahun dan mempunyai nilai corrected item- total correlation>
pendidikan terendah adalah 6 tahun yang dari pada nilai r tabel yaitu sebesar 0,1625.
memiliki nilai rata-rata sebesar 14,03 dengan Uji realibilitas digunakan untuk menge-
standar deviasi sebesar 2,217 yang berarti tahui kemantapan alat ukur yang digunakan.
bahwa nilai rata-rata pendidikan terakhir lebih Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila dapat
tinggi dari pada standar deviasi, sehingga dapat memberikan hasil yang sama bila dipakai
dikatakan bahwa sebaran data akan jawaban untuk mengukur ulang obyek yang sama. Hasil
responden terhadap variabel pendidikan ter- uji realibilitas menunjukkan variabel jenis kela-
akhir adalah baik. Pada tabel 2 menunjukkan min, usia, jumlah tanggungan anak, pendidikan
deskrptif variabel tingkat pendapatan. Nilai terakhir, tingkat pendapatan, kualitas pelayanan,
rata-rata variabel tingkat pendapatan adalah dan maksud perjalanan memiliki nilai cronbach’s
sebesar Rp2.265.821 dengan tingkat pendapatan alpha based on standardiezed items lebih dari 0,6
tertinggi sebesar Rp6.200.000 dan pendapatan sehingga instrumen yang digunakan dalam
terendah sebesar Rp800.000 variabel tingkat studi adalah reliabel.
pendapatan memiliki skor standaar deviasi Berdasarkan hasil uji multikolinearitas,
sebesar 1441072,281 sehingga dapat dikatakan model tidak terkena penyakit multikolinearitas
bahwa sebaran data akan jawaban responden karena telah memenuhi persyaratan ambang
terhadap variabel tingakat pendapatan adalah toleransi dan nilai VIF. Hasil uji heteroskedas-
baik. Jumlah tanggungan anak terbanyak pada tisitas menjelaskan ternyata dalam model regresi
studi ini adalah sebanyak 2 orang dan jumlah tersebut semua menunjukkan signifikansi > 0,05,
tanggungan anak terendah adalah 0 orang. sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model
Rata-rata jumlah tanggungan anak responden regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
adalah 0,32 dengan standar deviasi 0,607 yang Berdasarkan hasil uji autokorelasi, diketa-
berarti bahwa nilai rata-rata lebih rendah dari hui nilai DW sebesar 1,735, di mana nilai tabel
pada nilai standar deviasi menunjukkan bahwa signifikan 5% dengan jumlah sampel 146 dan
sebaran data akan jawaban responden terhadap jumlah variabel 5 maka diperoleh nilai du
variabel tanggungan anak adalah kurang baik. ±1,802 yang artinya nilai DW 1,735 terletak
Uji validitas dalam studi ini digunakan diantara nilai du yakni 1,802 dan (4-du) yakni
untuk mengukur valid atau tidak validnya suatu 2,198 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
kuesioner. Kriteria pengambilan keputusan terdapat autokorelasi.
untuk validitas adalah ditentukan apabila nilai Analisis Regresi linear berganda diguna-
r hitung yang dinyatakan dengan nilai corrected kan dalam studi ini dengan tujuan untuk
item- total correlation > r tabel pada df = n-2 dan mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Ringkasan hasil

Willingness To Pay Perbaikan Kualitas ... (Hardiyani Puspita Sari, Lilies Setiartiti) 205
Tabel 3. Ringkasan Hasil Regresi
Full Model Fit Model
Variabel
Koefisien t-stat Koefisien t-stat
Konstanta 75344,544 169,205 75323,172 169,515
Usia (Age) 14,579 1,266 20,307 2,118**
Pendidikan Terakhir (Educ) 116,950 3,092*** 106,830 2,960***
Tingkat Pendapatan (Inc) 0,001 8,658*** 0,001 10,119***
Jumlah Tanggungan Anak (JTA) 152,235 0,899 - -
Maksud Perjalanan (Dest) 380,552 2,682*** 379,817 2,679***

R-Squared 0,687 R-squared 0,688


F-statistik 64,704 F-statistik 80,788
Prob F-stat 0,000 Prob F-stat 0,000
Keterangan : Variabel Dependen : WTP. *** Signifikan pada α= 1 persen; ** Signifikan pada α = 5 persen; * Signifikan pada α=
10 persen

pengolahan data dengan menggunakan pro- tidak mempengaruhi willingness to pay (WTP).
gram SPSS tersebut terdapat dalam tabel 3. Sedangkan variabel-variabel yang dianggap
Persamaan regresi pada studi ini adalah mempengaruhi willingness to pay (WTP) adalah
sebagai berikut: Age (usia), Educ (pendidikan terakhir), Inc
(tingkat pendapatan), dan Dest (maksud perja-
WTP = 323,172 + 20,307Age + 106,830Educ + lanan).
Uji F merupakan alat uji statistik secara
0,001Inc + 379,817Dest 3)
simultan untuk mengetahui pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat secara
Keterangan:
bersama-sama. Hipotesis nol menyatakan bah-
1) Ada pengaruh positif Age (usia), Educ (pen-
wa variabel usia, pendidikan terakhir, tingkat
didikan terakhir), Inc (tingkat pendapatan), JTA
pendapatan dan maksud perjalanan secara
(jumlah tangggungan anak), dan Dest (maksud
bersama-sama mempengaruhi willingnes to pay
perjalanan) terhadap WTP (willingness to pay).
untuk membayar tarif kereta api ekonomi jarak
2) Ketika usia bertambah 1 tahun maka
jauh. Hipotesis alternatif menyatakan bahwa
willingness to pay responden untuk membayar
variabel usia, pendidikan terakhir, tingkat pen-
tarif kereta api ekonomi jarak jauh akan naik
dapatan dan maksud perjalanan secara ber-
sebesar Rp774,009 atau sekitar Rp. 775,000
sama-sama tidak mempengaruhi WTP untuk
(tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah).
membayar tarif kereta api ekonomi jarak jauh.
3) Ketika pendidikan bertambah 1 tahun maka
Derajat kebebasan (df 1= k-1= 4, df2 = n-
willingness to pay responden untuk membayar
k=140) dan taraf signifikansi sebesar 5 persen
tarif kereta api naik sebesar Rp1.214,131 atau
(0,05) maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,44.
sekitar Rp1.300,00 (seribu tiga ratus rupiah).
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
4) Ketika pendapatan naik sebesar:
berikut:
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) maka akan
H0 diterima jika Fhitung >Ftabel atau probabilitas F-
meningkatkan willingness to pay responden
statistik < 0,05
untuk membayar tarif kereta api ekonomi jarak
Ha diterima jika Fhitung >Ftabel atau probabilitas F-
jauh sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah).
statistik > 0,05
5) Responden yang mempunyai maksud per-
jalanan untuk bekerja nilai willingness to pay nya Berdasarkan tabel 3, hasil perhitungan
lebih besar dari responden yang mempunyai statistik menunjukkan nilai F hitung = 80,78
maksud perjalanan selain bekerja. yang berarti lebih besar dari pada Ftabel = 2,44
dengan signifikansi sebesar 0,000 di mana lebih
Berdasarkan hasil estimasi regresi pada
kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H0
tabel di atas, pada kolom fit model dapat dilihat
diterima yang artinya secara bersama-sama
bahwa variabel JTA (jumlah tanggungan anak)
variabel usia, pendidikan terakhir, tingkat pen-
dikeluarkan dari model regresi dan dianggap
dapatan, dan maksud perjalanan mempenga-

206 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015: 200-209
ruhi willingness to pay untuk membayar tarif Rp564.500,00 = Rp11.514.500,00 – (146 x
baru kereta api ekonomi jarak jauh. Rp75.000,00) dengan rata-rata surplus kon-
Willingness to pay (WTP) responden untuk sumen per orang adalah Rp3.866,00=
membayar tarif baru kereta api ekonomi jarak Rp78.866,00 – Rp75.000,00.
jauh adalah sebesar 75323,172. Usia berpe-
Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan
ngaruh signifikan terhadap WTP untuk mem-
bahwa responden rela menyisihkan uang lebih
bayar tarif baru kereta api ekonomi jarak jauh.
yang akan dimasukkan kedalam harga tiket baru
Pendidikan terakhir berpengaruh signifikan
kereta api ekonomi jarak jauh. Hal ini berarti
terhadap WTP untuk membayar tarif baru
menjadi masukkan bagi para pengelola kereta
kereta api ekonomi jarak jauh. Tingkat penda-
api ekonomi jarak jauh untuk dapat menye-
patan berpengaruh signifikan terhadap WTP
diakan kualitas transportasi yang baik. Dengan
untuk membayar tarif baru kereta api ekonomi
adanya perbaikan kualitas yang diberikan oleh
jarak jauh. Maksud perjalanan berpengaruh
pengelola kereta api ekonomi, diharapkan
signifikan terhadap WTP untuk membayar tarif
banyak pengguna kendaraan pribadi yang akan
baru kereta api ekonomi jarak jauh.
beralih menggunakan moda transportasi publik
Berdasarkan tabel 3, persamaan regresi
ini.
pada studi ini adalah
Hasil pengolahan data primer menun-
jukkan bahwa usia berpengaruh positif terha-
dap willingness to pay (WTP) untuk membayar
WTP = 75323,172+20,307Age + 106,830Educ +
tarif baru kereta api ekonomi jarak jauh dengan
0,001Inc + 379,817Dest. asumsi adanya perbaikan kualitas layanan dari
moda transportasi ini. Apabila usia bertambah
satu tahun maka willingness to pay juga akan
Nilai Koefisien determinasi (adjusted R2) mengalami kenaikan dengan asumsi faktor lain
adalah sebesar 0,688. Hal ini berarti 68,8 persen dianggap tetap. Hal ini disebabkan karena
willingness to pay (WTP) dapat dijelaskan oleh, semakin bertambah usia seseorang maka sema-
usia, pendidikan terakhir, tingkat pendapatan kin luas cara berfikir dalam memahami pen-
dan maksud perjalanan, sedangkan sisanya tingnya suatu kualitas pelayanan.
yaitu 31,2 persen willingness to pay dipengaruhi Hasil studi ini memiliki kesamaan dengan
oleh variabel-variabel diluar studi ini. studi yang dilakukan oleh Kamal (2014), yang
Berdasarkan hasil survei kepada 146 res- menjelaskan bahwa variabel usia memiliki
ponden, total willingness to pay (WTP) untuk tanda positif, yang artinya apabila usia mening-
membayar tarif baru kereta api ekonomi jarak kat maka WTP juga akan mengalami pening-
jauh adalah sebesar Rp.11.514.500,00-, dengan katan dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
rata-rata willingness to pay per orang sebesar Hasil pengolahan data primer menunjuk-
Rp78.866,00-. Besarnya willingness to pay dipe- kan bahwa pendidikan terakhir berpengaruh
ngaruhi oleh usi, pendidikan, tingkat pendapat- positif terhadap willingness to pay (WTP) untuk
an, dan maksud perjalanan. membayar tarif baru kereta api ekonomi jarak
jauh dengan asumsi adanya perbaikan kualitas
Berdasarkan total willingness to pay dapat
layanan dari moda transportasi ini. Jika res-
diketahui total surplus konsumen dari 146
ponden memiliki level pendidikan yang lebih
orang. Surplus konsumen adalah jumlah yang
tinggi maka willingness to pay juga akan meng-
dibayarkan oleh konsumen untuk barang dan
alami kenaikan dengan asumsi faktor lain
jasa dengan willingness to pay. PT KAI telah
dianggap tetap. Hal ini disebabkan karena
menetapkan harga tiket kereta api ekonomi
apabila seseorang menempuh pendidikan yang
jarak jauh Jogja-Jakarta adalah sebesar
lebih lama maka pola pikir seseorang itu akan
Rp.75.000,00-. Total surplus konsumen dapat
semakin tinggi, biasanya mereka dapat merasa-
diketahui dengan mengurangi total willingness
kan dampak apa yang akan mereka dapatkan
to pay dengan harga tiket yang akan dibayarkan
ketika menyisihkan sebagian uang mereka
oleh 146 responden. Besarnya total surplus
kedalam tiket kereta api ekonomi jarak jauh.
konsumen dari 146 orang responden adalah

Willingness To Pay Perbaikan Kualitas ... (Hardiyani Puspita Sari, Lilies Setiartiti) 207
Studi ini mendukung studi sebelumnya semakin tinggi pendapatan seseorang maka
yang dilakukan oleh Ladiyance dan Yuliana orang tersebut akan lebih memperhatikan kebu-
(2014) yang menyebutkan hubungan pendidikan tuhan lain selain kebutuhan pokok yang sudah
terakhir dan kesediaan membayar masyarakat terpenuhi seperti rekreasi.
Bidaracina adalah positif, artinya bahwa res- Pada hasil studi ini, variabel maksud
ponden yang pendidikan terakhirnya lebih perjalanan memiliki pengaruh positif terhadap
tinggi atau sama dengan SMP/sederajat memi- besarnya willingness to pay untuk membayar
liki kecendrungan untuk bersedia membayar tarif baru kereta api ekonomi jarak jauh dengan
semakin besar dibandingkan responden yang asumsi bahwa adanya peningkatan kualitas
pendidikan terakhirnya lebih rendah dari SMP. pelayan. Apabila tujuan mereka melakukan
Selain itu hasil ini juga mendukung studi yang perjalanan dengan menggunakan kereta api
dilakukan oleh Fadilah (2011) yang menjelas- ekonomi jarak jauh untuk bekerja, maka willing-
kan bahwa semakin lama tingkat pendidikan ness to pay mereka lebih besar dari pada mereka
pengunjung, maka peluang pengunjung untu yang melakukan perjalanan dengan mengguna-
membayar paket wisata semakin besar, hal ini kan kereta api jarak jauh bukan untuk bekerja,
disebabkan karena seseorang yang menempuh seperti rekreasi, ibadah, pendidikan dan lain-
pendidikan lenih lama biasanya pola fikir orang lain.
tersebut akan semakin tinggi sehingga dapat Hasil studi ini juga serupa dengan studi
lebih merasakan adanya manfaat dari paket- yang dilakukan oleh Sontikasyah (2010) yang
paket wisata tersebut. menjelaskan bahwa maksud perjalanan signifi-
Hasil studi ini menunjukkan bahwa tingkat kan mempengaruhi pilihan responden dalam
pendapatan berpengaruh positif terhadap menetapkan WTP pada taraf 5 persen (P-Value
willingness to pay (WTP) untuk membayar tarif 0,011<α (5%) .
baru kereta api ekonomi jarak jauh dengan
asumsi adanya perbaikan kualitas layanan.
SIMPULAN
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang
maka akan semakin tinggi pula kemampuan Berdasarkan hasil survei dari 146 orang respon-
seseorang mengeluarkan uang tambahan untuk den pengguna kereta api ekonomi jarak jauh,
membayar tarif baru kereta api ekonomi jarak total willingness to pay 146 orang responden
jauh. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi untuk membayar harga tiket kereta api eko-
tingkat pendapatan seseorang maka seseorang nomi jarak jauh adalah sebesar:
tersebut akan lebih mudah mengeluarkan uang Rp.11.514.500,00 dengan nilai rata-rata:
untuk kebutuhan lainnya seperti untuk pening- Rp.78.866,00. Faktor-faktor yang signifikan
katan suatu kualitas. mempengaruhi willingness to pay membayar
Studi ini mendukung studi sebelumnya tarif kereta api ekonomi jarak jauh Jogja –
yang dilakukan oleh Yunis (2013) mengatakan Jakarta adalah usia, pendidikan, pendapatan
bahwa 10,1 persen willingness to pay dipenga- dan maksud perjalanan. Di antara ke empat
ruhi oleh variabel pendapatan dan pendidikan variabel tersebut, variabel maksud perjalanan
berpengaruh positif tetapi lemah terhadap yang sangat mempengaruhi willingness to pay
variabel kesediaan membayar willingness to pay. kereta api ekonomi jarak jauh Jogja-Jakarta.
Selain itu hasil studi ini juga mendukung studi Studi ini bisa dijadikan rujukan ketika akan
yang dilakukan oleh Fauzi (2010) mengatakan dilakukan kebijakan tarif kereta ekonomi jarak
bahwa variabel pendapatan berpengaruh signi- jauh Jogja-Jakarta. Kedua, studi ini akan lebih
fikan secara positif terhadap nilai willingness to baik, dan akurat jika pengambilan sampel
pay, semakin besar pendapatan maka kemam- dilakukan lebih baik lagi, baik dari sisi jumlah
puan membeli juga akan meningkat. Hasil studi responden yang akan diteliti, maupun metode
ini juga mendukung studi yang dilakukan oleh pengambilan sampel. Ketiga, untuk studi selan-
Fadilah (2011) mengatakan bahwa semakin jutnya, diharapkan untuk menggunakan metode
tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula yang berbeda sebagai bahan perbandingan hasil
nilai willingness to pay responden terhadap sehingga dapat diperoleh variasi informasi.
paket-paket wisata, hal ini disebabkan karena

208 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015: 200-209
DAFTAR PUSTAKA Rahmawati, C., (2014). Analisis willingness to pay
wisata air sungai Pleret Kota Semarang.
Amanda, S. (2009). Analisis willingness to pay Universitas Diponegoro.
pengunjung obyek wisata Danau Situgede Rozi, M., F. (2007). Analisis pengaruh kualitas
dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Bogor: pelayanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)
Institut Pertanian Bogor. terhadap kepuasan konsumen (studi pada KA
Fadilah, S. D. (2011). Analisis willingness to pay Eksekutif Gejayan di Malang). Universitas
(wtp) pengunjung terhadap paket wisata di Islam Negri Malang.
Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Saptutyningsih, E, & Basuki, A, T. (2012).
Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor. Hedonic valuation of marginal willing-
Fauzi, M. (2010). Faktor-faktor yang mempe- ness to pay for air quality improvement.
ngaruhi kesediaan membayar pelanggan ru- Economic journal of emerging markets, 4(2).
mah tangga UPT Kota Metro. Jakarta: Uni- Simanjuntak, G. E. M. S., (2009). Analisis
versitas Indonesia. willingness to pay (WTP) masyarakat terha-
Kamal, M. (2014). Faktor-faktor yang Mempe- dap peningkatan pelayanan sistem penyediaan
ngaruhi Willingness to Pay Pengguna Trans air bersih dengan WSLIC (Water Sanitation
Jogja. Yogyakarta: Universitas Muhamma- for Low Income Community) (studi kasus
diyah Yogyakarta. desa situdaun, kecamatan Tenjolaya, kabu-
Kontan, Januari-April, Jumlah Penumpang paten Bogor). Institut Pertanian Bogor.
Kereta Api Turun 1,89%. http:// Simomot. Daftar Harga Tarif Kereta Api (KA)
industri.kontan.co.id/news/januari-april- Terbaru April 2015.
jumlah-penumpang-kereta-api-turun-189- http://simomot.com/2015/03/04/daftar
1. Diakses tanggal 11 April 2015 pk 14.05. -harga-tarif-kereta-api-ka-terbaru-april-
Ladiyance, S., & Yuliana, L. (2014). Variabel- 2015/. Diakses tanggal 10 April 2015 pk
variabel yang memengaruhi kesediaan 14.25 WIB.
membayar (willingness to pay) masya- Sontikasyah, E. (2010). Analisis kesediaan mem-
rakat bidaracina Jatinegara Jakarta Timur. bayar pengguna jasa bus Trans Pakuan
Jurnal Ilmiah Widya, 1(1). Kota Bogor (Willingness to Pay) dengan
Prasetyo, N, J, dan Saptutyningsih, E. (2013). metode valuasi kontingensi. Universitas
Kesediaan untuk membayar peningkatan Indonesia.
kualitas lingkungan desa wisata: pende- Widyaningtyas, R. (2010). Faktor-faktor yang
katan contingent valuation method. Jurnal mempengaruhi loyalitas serta dampaknya
Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol.14 pada kepuasan konsumen dalam meng-
No. 2 Oktober 2013. Universitas Muham- gunakan Jasa Kereta Api Harina (Studi
madiyah Yogyakarta. Pada PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV
Priantinah, D. (2012). Pengaruh return on Semarang). Universitas Diponegoro.
investment (ROI), earning per share (EPS), Yunis, M. (2013). Analisis tingkat kesediaan mem-
dan dividen per share (DPS) terhadap bayar masyarakat terhadap kebersihan di
harga saham perusahaan pertambangan Kecamatan Tampan Pekanbaru. Universitas
yang terdaftar di bursa efek Indonesia Negeri Riau.
(BEI) Periode 2008-2010. Jurnal Nominal.
Universitas Negeri Yogyakarta..

Willingness To Pay Perbaikan Kualitas ... (Hardiyani Puspita Sari, Lilies Setiartiti) 209

Anda mungkin juga menyukai