Anda di halaman 1dari 1

Tradisi ini mendorong pendekatan kepada 

teori yang meliputi
mengekalkan kekuasaan diri sendiri, nilai kebebasan antara kemerdekaan dan
persamaan, dan pentingnya diskusi.
Namun yang terpenting adalah kita harus menjadikan berpikir kritis sebagai budaya dalam
kehidupan sehari-hari supaya masyarakat terbiasa mengindentifikasi dan menganalisis suatu
permasalahan dengan mengandalkan logika, bukan emosi sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal yang bersifat negatif

Budaya berpikir kritis juga harus diperkuat, terutama di sektor pendidikan, untuk menciptakan
sumber daya manusia yang terbiasa menggunakan rasionalitas dalam memecahkan suatu
permasalahan.

Keuntungan lainnya dari berpikir kritis adalah kita akan dengan sendirinya menumbuhkan rasa
kemanusiaan karena kita terbiasa menggunakan logika untuk kepentingan bersama. Yang tidak
kalah pentingnya adalah sebagai manusia yang dianugerahi akal sehat untuk berpikir, selain kritis
terhadap hal yang merugikan, kita juga harus terbuka dan siap untuk dikritik, bukan anti-kritik. Hal ini
demi kebaikan diri sendiri maupun bersama.

Gagasan utama dalam tradisi ini adalah untuk memahami sebuah pola aturan yang sudah baku dan
dianggap benar, bangunan kekuatan, dan keyakinan yang memonopoli kaum sosial dengan
menghadirkan pandangan tertentu atas minat yang dibangun atas kekuatan yang menekan kelompok
minor.

Gagasan berikutnya pada umumnya tradisi ini menitikberatkan dalam proses membongkat kondisi-
kondisi tindasan mayoritas terhadap minoritas yang akhirnya memberikan rangkaian kekuatan untuk
mempromosikan sebuah emansipasi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai