Di Susun Oleh :
RIZKI RESTIYANYI (P1337420216002)
(P1337420216002)
KARTIKA DWI ANANDA (P1337420216008)
(P1337420216008)
YASINTA PRATIWI NUGRAHENI (P1337420216015)
(P1337420216015)
SEBASTIAN ALFARIZI (P1337420216022)
(P1337420216022)
ERNA DWI RIYANTI (P1337420216023)
(P1337420216023)
IFTINAN HIKMAT MUMTAHANAH (P133742
(P1337420216031)
0216031)
1. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenaeratif atau
osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas) (Nanda NicNoc, 2012).
Osteoartritis adalaha kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat
inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun
sendi ( Soenarwo, 2011)
Osteoartritis adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat
inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun
sendi.
Jadi osteoartritis merupakan kelainan yang bersifat progresif lambat
yang mengenai rawan sendi.
2. Epidemiologi
Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 thn
keatas dengan angka kejadian pada wanita lebh banyak daripada pria.
Diseluruh dunia, diperkirakan 9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 thn
keatas, terkena OA. Insiden OA pada umur kurang dari 20 tahun sekitar
10% dan meningkat lebh dari 80% pada umur lebih dari 55 tahun
(Susanto,2011).
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak
meyebabkan gejala, meliputi:
1) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar
air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2) Pengausan
3) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi
penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang
disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi
tidak aktif dan dapat menambah kegemukan
4) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis
adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas
struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis
yang biasa ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya
yang terkena.
6) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis)
menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak
matrik rawan sendi oleh membran synovial dan sel- sel
se l radang.
maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang
biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.
kelumpuhan.
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan
pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi
yang sakit.
6. Pathway
7. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya
yang berhubungan dengan osteoartritis.
b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami
fraktur.
8. Komplikasi
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.
9. Pemeriksaan diagnostik (Penunjang)
a. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang
dapat ditemukan adalah
1) Pembengkakan jaringan lunak
2) Penyempitan rongga sendi
3) Erosi sendi
10. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum yang lengkap perlu dilakukan. Disamping
menilai adanya sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut
ini:
a. Keadaan umum: komplikasi steroid, berat badan.
b. Tangan: meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan
c. Lengan: Siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran
kelenjar limfe aksila.
d. Wajah: periksa mata untuk sindroma sjorgen, skleritis, episkelritis,
i. Panggu dan lutut: tungkai bawah danya ulkus, pembengkakan betis
(kista baker yang ruptur) neuropati, mononeuritis multipleks dan
tanda- tanda kompresi medula spinalis.
j. Kaki: efusi lutut, maka cairan akan mengisi cekungan medial dan
kantong suprapatelar mengakibatkan pembengkakan diatas dan
sekitar patela yang berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi
pergelangan kaki akan terjadi pembengkakan pada sisi anterior.
k. Urinalisis: untuk protein dan darah, serta pemeriksaa
pemeriksaann rektum untuk
menentukan adanya darah.
2. Obat slow-acting. Obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti
peradangan non steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3
bulan atau diberikan segera jika penyakitnya berkembang cepat.
cepat.
3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif
untuk mengurangi peradangan dibagian tubuh manapun.
Kortikosteroid efektif digunakan pada pemakaian jangka pendek,
dan kurang efektif bila digunakan dalam jangka panjang. Obat ini
tidak memperlambat perjalanan pnyakit ini dan pemakaian jangka
panjang mengakibatkan berbagai efek samping., yang melibatkan
keluarga mereka.
b. Istirahat penting karena osteartiritis biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah dan kekakuan sendi itu bisa
timbul setiap hari, tetapi ada masa- masa ketika pasien merasa
lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman
dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien
dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena
nyeri.
c. Latihan- latihan spesifik dapat bermanfaat dalam
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian fisik
1) Identitas
2) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa
kaku.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian,
bengkak, dan terasa kaku.
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
6 Mandi 5 15
9 Menggunakan pakaian 5 10
Total skor
Cara penilaian:
< 60 : ketergantungan penuh/total
110-105 : ketergantungan sebagian
110 : mandiri
4 Alamat anda?
sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
Interpretasi hasil :
berkurang/terkontrol termasuk
dengan kriteria hasil : lokasi,
karakteristik,
Mampu
mengontrol durasi,
frekuensi,
nyeri (tahu
kualitas dan
penyebab nyeri,
faktor
mampu
presipitasi
menggunakan
Observasi
tehnik
reaksi
nonfarmakologi
nonverbal dari
untuk
ketidaknyama
mengurangi
nyeri, mencari nan
Evaluasi
bantuan)
pengalaman
Melaporkan
nyeri masa
bahwa nyeri
lampau
berkurang
Kurangi
dengan
faktor
menggunakan
presipitasi
manajemen
nyeri
nyeri
Mampu Pilih dan
lakukan
mengenali
penanganan
nyeri (skala,
nyeri
intensitas,
(farmakologi,
frekuensi dan
non
tanda nyeri)
farmakologi
Menyatakan
dan inter
rasa nyaman
personal)
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasika
n dengan
dokter jika
ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
Analgesic
Administratio
n
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari analgesik
ketika
pemberian
lebih dari satu
Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal
Evaluasi
efektivitas
analgesik,
tanda dan
gejala (efek
samping)
fisik Kaji
mobilitas mobilisasi
meningkatkan pemenuhan
kemampuan
melakukan
latihan ROM
Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah
posisi dan
berikan
bantuan jika
diperlukan
3 Defisit perawatan diri Setelah
Self Care
b/d kelemahan, diberikan
assistance : ADLs
kerusakan persepsi dan asuhan
Monitor
kognitif keperawatan
kemampuan
selama 3x24
klien untuk
jam, klien
perawatan diri
mampu
yang mandiri.
merawat diri
aktivitas
sehari-hari
yang normal
sesuai
kemampuan
yang dimiliki.
Dorong untuk
melakukan
secara
mandiri, tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukanny
a.
Berikan
aktivitas rutin
sehari- hari
sesuai
kemampuan.
.
4. Resiko trauma b/d Setelah diberikan
Environmental
penurunan fungsi sendi, asuhan keperawatan
Management
keterbatasan ketahanan selama 3x24 jam,
safety
fisik diharapkan klien
Sediakan
tidak/terhindar dari
lingkungan
resiko trauma dengan
yang aman
criteria:
untuk pasien
Klien terbebas Identifikasi
dari cedera kebutuhan
memodifikasi riwayat
untuk terdahulu
mencegah injuri pasien
Menghindark
an lingkungan
yang
berbahaya
(misalnya
memindahkan
perabotan)
Memasang
side rail
tempat tidur
Menyediakan
tempat tidur
yang nyaman
dan bersih
Menempatkan
saklar lampu
ditempat yang
mudah
dijangkau
pasien.
Memberikan
penerangan
yang cukup
Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan
Memindahka
n barang-
barang yang
dapat
membahayak
an
Berikan
penjelasan
pada pasien
dan keluarga
atau
pengunjung
adanya
perubahan
status
kesehatan dan
penyebab
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Erna Dwi Riyanti
Hari, Tanggal Pengkajian : Jumat, 10 Agustus 2018
Pukul : 10.00 WIB
A. Identitas Umum Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn E
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Karyawan
Alamat : Desa Mersi Rt 01/Rw 04 Purwokerto Timur
Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaan Pendidi
Keluarga kan
1. Tn E L 37 th Kepala Pedagang SMP
Keluarga
2. Ny. A P 35 th Istri IRT SMP
3 An D L 15 th Anak
Anak Pelajar SD
4 An F P 11 th Anak Pelajar -
5 An L P 7 th Anak Pelajar -
6 Ny. K P 73 th Nenek Mengurus SD
RT
2. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
laki
: Perempuan
/ : Meninggal
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Garis Perceraian
: Tinggal serumah
: Klien
hari.
b. Penghasilan : kurang lebih penghasilan keluarga Ny. K yaitu Rp.
3.000.000-/bln,
c. Upaya Lain : terkadang Ny. K mendapatkan kiriman dari
anaknya yang lain
d. Harta benda yang di miliki (perabot, transportasi, dan lain-lain)
: keluarga Ny. K menempati rumah dengan perabot seperti
lemari kayu, kipas angin, tv, lemari es, mesin cuci dll.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : untuk memenuhi
keluarganya.
6. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Puskesmas dan posyandu lansia
7. Riwayat kesehatan sebelumnya
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya
sebel umnya
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas rumah kira-kira 10 ubin, dengan 4 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur, dan kamar mandi.
Keterangan :
C D A : Ruang tamu
B : Kamar tidur
C : Dapur
B B D : WC
A B B
S
Keterangan :
= Septictank
A = Ruang tamu
B = Kamar tidur
C = Dapur
D = WC
Jarak dari sumber air ke septictank
s eptictank sekitar 10 m, dan septictank
tertutup.
d. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
kesehatan.
3) Budaya jawa yang dianut turun temurun : tidak ada yang
bertentangan dengan kesehatan.
e. Mobilitas geografis keluarga : Ny. K sebelum dan setelah
menikah tinggal di Desa Mersi Rt 01/Rw 04 Purwokerto Timur
f. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Perkumpulan keluarga dilakukan sebulan sekali, arisan keluarga
dan jika ada anggota keluarga yang memiliki acara tertentu, Ny.
K selalu diajak keluarganya untuk mengikuti perkumpulan
berat.
2. Keluhan Ny. K mengatakan sering merasa kesemutan dan
yang linu pada kakinya. Ny. K mengatakan.sakit lutut
dirasakan sebelah kanan dan kiri. Ny. K mengatakan tidak
kuat untuk berjalan lama
3. Tanda dan Kadang kaki untuk berjalan terasa sakit.
gejala
4. Riwayat Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain
penyakit sebelumnya
sebelumnya
5. Tanda tanda TD = 160/90 mmHg, N = 86 x/mnt, RR =
vital 24x/mnt, S = 36,6 ºC
6. System Jantung berdebar debar
kardiovaskul
er
7 Kepala = mesochepal, tidak ada pembesaran, dan tidak
teraba pembengkakan.
Mata = penglihatan sudah agak samar-samar.
2 DS : Intoleransi aktivitas
Ny. K mengatakan tidak kuat untuk b.d Perubahan otot
berjalan lama
DO :
- Klien terlihat lebih banyak duduk
- Klien berjalan lambat
ditangani
Jumlah 4 2/3