PENDAHULUAN
yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kerja, salah
satu aplikasi teknologi pada proses konstruksi adalah teknologi cetakan beton atau
dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan bekisting harus dapat
dibongkar pasang dengan cara yang sederhana. Proporsi biaya pekerjaan bekisting
beton cukup besar dibandingkan dengan biaya seluruh pekerjaan beton bertulang,
sehingga pekerjaan bekisting sangat berpengaruh dalam efisiensi biaya dan waktu
pekerjaan beton yang merupakan salah satu item pekerjaan dalam sebuah proyek.
stabilitas. Syarat ini harus dipenuhi mengingat bekisting adalah pekerjaan yang
bekisting berkisar antara 40%-60% dari biaya pekerjaan beton atau sekitar 10%
bekisting maka akan semakin cepat pula pekerjaan beton terselesaikan. Seiring
1
2
menjadi sistem Fabrikasi. Untuk gedung High Rise Building yang tipikal bentuk
pengecoran akan besar. Untuk gedung Low Rise Building yang volume
bangunan satu dengan bangunan lainnya. Oleh karena itu metode perencanaan
bekisting harus dievaluasi melalui perhitungan dan analisis yang benar, untuk
Konvensional meliputi acuan atau mal beton menggunakan kayu dan multiplex,
kayu gelam atau bisa juga dengan menggunakan scaffolding, dan untuk
penggunaan bekisting Peri meliputi acuan atau mal beton menggunakan plywood
khususnya bidang bekisting baik moulding untuk column, beam maupun slab.
Aluma System disebut sebagai table form, sistem ini mempercepat pekerjaan
kolom, balok dan pelat lantai sehingga saat ini aluma menjadi salah satu plateform
yang sangat revolusioner dan menjadikan segalanya mudah dari pada cara
Berdasarkan uraian latar belakang pada sub bab sebelumnya, maka rumusan
A. Berapa banyak jumlah material, biaya dan pekerja yang dibutuhkan untuk
B. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan plat lantai dan balok
System.
Agar penelitian dapat lebih terfokus dan terarah, maka batasan masalah
A. Bekisting yang digunakan untuk metode pekerjaan pelat lantai dan balok
B. Bagian pekerjaan bekisting yang ditinjau adalah pekerjaan pelat lantai dan
balok.
Peri dan Aluma System dalam pengerjaan struktur gedung agar dapat
Bab I PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini membahas tentang uraian umum sistem kerja
konvensional, peri dan aluma sistem pada lokasi penelitian yang mana
rusunawa penggilingan.
6
diambil selama penelitian dan penulisan serta saran untuk hal yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dan atau di dalam tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
bawah permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper
structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti
kolom, balok, plat, tangga juga atap. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi
rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load),
beban hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load)
besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian
8
dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim,
1993).
yaitu Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-1991-
Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Istimawan,
1999).
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat,
sangat penting.
A. Kolom ( Column )
Kolom adalah batang tekan vertical dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmako,
utamanya menyangga beban aksian tekan vertical dengan bagian tinggi yang tidak
B. Balok ( Beam )
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat
kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan
akan beban-beban.
10
menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical
dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja
dalam satu arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak lurus (biaksial)..
Dinding geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang
langsing vertical, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser
berbentuk persegi panjang. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada
bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
E. Atap
Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi
tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi
A. Pondasi
terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya.
seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh
B. Tanah
dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar.
Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohom yang terdapat pada
dibuang.
C. Struktur Basement
teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek
lingkungannya.
2.2 Bekisting
menahan beban selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang
cukup.
(a)
18.40%
31.90%
6.75%
42.94%
bertingkat yang tipikal. Biaya bekisting berkisar 40 – 60 % dari total biaya beton
dan untuk perkiraan 10% dari total biaya konstruksi, gambar 2.5 untuk lantai.
Proporsi biaya yang besar dari bekisting konvensional relative terhadap biaya
biaya upah.
sepenuhnya tanggung jawab dari pihak pemborong kerja. Sehingga segala resiko
dalam pekerjaan tersebut sudah pasti menjadi hal yang harus ditekan serendah
mungkin. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan yang sematang
mungkin dengan memperhatikan segala faktor yang menjadi pendukung atau yang
B. Bekisting ahrus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh
spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan
dipindahkan.
Dalam menentukan sistem serta mode kerja yang akan dipakai, dari
beberapa alternatif yang ada pasti terlebih dahulu dilihat kelemahan dan
B. Keamanan, bekisting harus stabil pada posisinya dan faktor keamanan yang
dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan
konstruksi beton.
ulang. Oleh karena itu, luas bangunan ini menjadi salah satu pertimbangan
utama untuk penetuan siklus pemakaian material bekisting. Hal ini juga
pekerjaan.
17
untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem bekisting yang akan
diterapkan.
dibutuhkan.
elemen struktur yang berbeda. Itu juga termaksud pemilihan aksesori, bracing dan
sistem yang dipakai dalam konstruksi struktur beton bertulang. Sebagai contoh,
konvensional atau buatan tangan dan sistem yang dikerjakan dengan bantuan alat
angkut atau crane. Sistem konvensional masih merupakan sistem yang biasa
Langkah kedua dari siklus bekisting adalah fabrikasi bekisting. Kegiatan ini
menurut tipe dan ukuran, pemasangan bagian-bagian sesuai bentuk dan ukuran
yang diminta, penempatan bekisting dekat dengan alat angkat. Pihak kontraktor
pelaksana juga harus memilih area fabrikasi pada lokasi kerja guna dapat
pelaksanaan pekerjaan.
Metode dan urutan kerja dari pekerjaan bekisting sangat di pengaruhi oleh
secara manual dengan derek atau small crane. Pemasangan bekisting termaksud
yang
Gambar 2.8. Area kerja (balok & pelat) siap cor setelah
pemasangan bekisting dan pembesian
( Sumber : http://arsitekdansipil.blogspot.co.id/2014/06/ )
akibat berat sendiri serta akibat beban tambahan lainnya. Selama pengerjaan
bekisting beton hanya boleh dilakukan apabila beton telah mencapai 70%
kekuatan rencananya.
20
A. Kuat, dalam hal ini mampu menopang dan mendukung beban-beban yang
B. Stabil (kokoh), adalah tidak terjadi goyangan dan geseran yang mampu
sendiri (ambruk).
struktur beton.
akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat
1. Kekuatan.
Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan
2. Kekakuan.
21
Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan
3. Ekonomis.
Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan
yang dapat digunakan. Untuk tugas akhir ini akan membahas beberapa metode,
diantaranya yaitu:
Bekisting tradisional adalah bekisting yang setiap kali, setelah dipakai dan
sangat tinggi karena banyak volume bahan terbuang pada proses pembuatan
penting tahun demi tahun. Di weissenhorn, Peri menutupi suatu area sekitar
lebih dari 90% dari seluruh material sistem Peri untuk didistribusikan
keseluruh dunia. Setiap tahunnya 40,000 m 2kayu, 50,000 ton baja dan 3,000
tinggi (Setiaty,2005).
menerima suatu hal yang baru, berbeda dengan sistem konvensional. Baru
setelah melalui beberapa kali uji pakai pada beberapa proyek, ada sebafian
2. Memiliki kapasitas untuk menahan beban yang lebih berat atau tinggi.
5. Hasil akhir beton yang diperoleh lebih presisidan akurat dari segi bentuk
dan dimensi.
7. Peralatan dan aksesoris dapat digunakan untuk waktu yang lebih lama
(tahan lama).
yang ditopang oleh balok sekunder serta balok primer yang digelar diatas
Sistem kerja aluma sistem atau table form yaitu dengan menurunkan
terhadap biaya dan waktu. Selain itu lebih efisien, bekisting table form
sebagai berikut :
2.7.1. Kayu
kayu dalam pembuatan bekisting dan perkuatannya. Kayu memiliki sifat tidak
mahal, kuat, fleksibel, serbaguna, tahan lama, ringan, dan mudah pengerjaanya.
(σlt// = σlt//)
Tegangan tekan tegak
3 40 25 15 10 -
lurus serat (σlt// ┴)
Tegangan geser
4 20 12 8 5 -
sejajar serat (ɽ//)
5 Modulus elaastis (E) 125000 100000 80000 60000 -
2.7.2. Multiplek
Triplek terdiri sejumlah lapisan kayu finer yang direkatkan bersilang satu
diatas yang lain. Pada umumnya lapisa-lapisan finer dikupas dari sebatang kayu
dipermukaannya.
Ketebalan satu lapisam finer berkisar antara 1,5 – 2,5 hingga 3 mm. setiap
lapis finer dari satu plat tidak harus sama tebal dan jenis kayu yang sama.
sebagai berikut :
Dalam pembuatan dan pemasangan bekisting hal yang paling utama agar
bekisting dapat digunakan berulang kali yaitu pada saat pembongkaran, oleh
karena itu diperlukan model bekisting yang mudah dilakukan pada saat
Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang
sangat besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena itu
D. Tahapan pelaksanaan, biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail
Untuk menentukan biaya suatu unit pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan
berdasarkan analisis dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu dengan hasil seoptimal mungkin. Aspek itu dapat dikelompokkan menjadi
A. Tahapan studi.
B. Tahapan perencanaan.
C. Tahapan pelaksanaan.
biaya untuk membangun proyek karena memiliki fungsi dengan spektrum yang
biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi.
dengan harga terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Untuk
konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya
terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat
31
Perkiraan biaya atau estimasi biaya adalah seni memperkirakan (the art of
yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu (Soeharto, 1997).
dari tingkat estimasi konseptual sampai pada estimasi detail untuk memperoleh
hingga estimasi akhir pada saat penyelesaian proyek. Hal ini bisa diprediksi dari
relatif luas terhadap nilai kontrak proyek konstruksi, karena tidak semua
biaya detail. Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep
bangunan yang akan dibangun. Estimasi biaya konseptual ini bisa disebut juga
di mana dalam tahap ini semua aspek yang berkaitan dengan rencana investasi
dikembangkan, dikaji dan disaring untuk sampai pada suatu laporan yang dapat
1997). Tuntutan yang harus dipenuhi untuk bisa berlanjutnya rencana investasi
adalah kualitas perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi estimasi biaya
32
tersebut. Kualitas suatu estimasi biaya yang berkaitan dengan akurasi dan
kualitas perkiraan biaya yang dihasilkan. Hal ini juga memerlukan kecakapan,
pengalaman serta judgement dari estimator dan tergantung pula dengan metode
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa atau beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan
pekerjaan konstruksi.
Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang
menunjukkan nilai satuan bahan atau material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan
33
didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja.
bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :
Harga Satuan
Upah UPAH /
TENAGA/
Analisa Upah Satuan Pekerja
Harga Satuan BAHAN / HARGA SATUAN
Bahanpah MATERIAL/
Analisa PEKERJA
Satuan Pekerja
Bahanpah
Harga Satuan
Alatpah PERALATAN /
Analisa Satuan Pekerja
Alatpah
Gambar 2.11 Skema Harga Satuan
pekerjaan maka harga satuan bahan, harga satuan tenaga, dan harga satuan alat
harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien yang
bahan, harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan bahan
tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan untuk setiap jenis
pekerjaan. Penentuan harga satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari
34
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Harga satuan alat baik sewa ataupun
investasi tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat atau efisiensi, metode
dibutuhkan. sedangkan Yang diamksud dengan analisa upah suatu pekerjaan ialah,
Sebagai contoh daftar analisa upah dan bahan (SNI) . SNI merupakan
kata lain bahwa analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Analisa
SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Sistem
penyusunan biaya dengan menggunakan analisa SNI ini hampir sama dengan
pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan, upah dan alat sudah ditetapkan
untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga satu
material, upah tenaga dan peralatan pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang
selanjutnya dikalikan dengan harga material, upah dan peralatan yang berlaku
dipasaran.
35
pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan dan perumahan adalah revisi o 1RSNI
T-13-2002, tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton, dengan perubahan
Standar ini disusun oleh panitia teknis bahan konstruksi bangunan dan
rekayasa sipil melalui gugus kerja struktur dan konstruksi bangunan pada
1
(BSN) Badan Standardisasi Nasional, SNI-7394:2008)
36
Mandor 0,033 OH
Material
Keterangan :
ketetapan dari SNI, baik untuk bahan, upah tenaga dan Koefisien / indeks
harga satuan.
37
akan dilaksanakan saat ini. Selain itu sangat membantu dalam memberikan
BAB III
menentukan keberhasilan suatu proyek konstruksi, sehingga aspek teknis dan non
metode pelaksanaan, tenaga kerja, upah, serta material konstruksi dan alat
mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penelitian akhir ini, maka
A. Lokasi Proyek.
secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat
analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penuloisan. Adapun tahap dan
A. Tahap Persiapan
referensi, buku-buku tugas akhir, dan jurnal yang berhubungan dengan pembuatan
laporan penelitian.
sekunder dari kjontraktor pelaksana dan pengawas yang bertanggung jawab atas
2. Metode kerja dan daftar harga material, spesifikasi bekisting yang digunakan,
1. Menghitung waktu dan biaya kebutuhan material dan tenaga kerja yang
aluma.
41
Mulai Tahap I
cv
Persiapan :
Menentukan masalah
Menentukan tujuan penelitian
Tahap II
cv
Tahap III
cv
Analisa Perbandingan
Tahap IV
cv
Pembahasan
Tahap V
cv
kesimpulan
Selesai
BAB IV
Tujuan akhir dari penelitian ini dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya biaya pembuatan bekisting pekerjaan pelat lantai dan balok dengan
Jakarta
Jangka waktu pelaksanaan selama 470 (Empat Ratus Tujuh Puluh) Hari
Kalender Kerja, pemeliharaan 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari.
43
Konvensional.
Pekerjaan balok dan pelat lantai dirancang sebagai satu kesatuan yang
pelat lantainya.
berdiri.
dengan beton. Material yang digunakan adalah material pelat yang memiliki
sifat tahan air dan tahan aus. Fungsinya sebagai pemberi bentukan pada balok
dan juga menerima langsung beban yang bekerja dari beton. Ketebalan dari
Rangka ini berfungsi sebagai penerima beban yang disalurkan dari bekisting
Material yang digunakan biasanya adalah kayu ukuran 2/3, 4/6, 5/7, 5/10 atau
juga dari material yang lebih kuat seperti besi hollow atau plat siku.
C. Balok suri
Balok suri berfungsi menyebarkan beban yang diperoleh dari rangka alas
balok kepada gelagar memanjang yang ada dibawahnya. Balok suri dipasang
arah berlawanan dengan panjang balok sedangkan panjang dari balok suri
Balok engkel pada pada konstruksi balok dimensi kecil jarang dipakai.
E. Stempel (penopang)
46
Stampel adalah bagian yang menahan beban dari beban diatasnya dan
menyalurkan pada tanah atau lantai yang ada dibawah. Kekuatan dari pada
horizontal yang diterima pipi balok kepada balok suri atau kayu memanjang
bekisting lantai harus dapat menahan beban-beban yang bekerja diatasnya agar
memenuhi syarat sebagai bekisting dan tidak melebihi lendutan yang diijinkan.
Bagian-bagian pada bekisting lantai yang menerima beban terdiri dari balok
kayu yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan dibantu oleh papan pengokoh
dan selur-selur yang terdiri dari kayu papan agar konstruksi lebih stablil.
A. Bekisting kontak
Sama halnya seperti pada bekisting balok fungsinya menyalurkan beban dari
beton ke anak balok yang di bawahnya.
B. Anak balok (rangka pelat)
47
Menjadi tulangan dari bekisting pelat. Jarak praktis pemasangan anak balok
ini antara 25 sampai 50 cm tergantung dari pembebanan dan juga jenis dan
tebal material pelat yang dipakai sebagai bekisting kontak.
C. Balok penyangga
Berfungsi seperti balok engkel pada bekisting balok. Beban yang diterima
dari anak balok diteruskan kepada stampel yang ada dibawahnya.
D. Stampel (penopang)
Adalah bagian yang menahan beban dari beban diatasnya dan
menyalurkannya pada tanah atau lantai yang ada dibawah. Kekuatan dari
pada stampel ini yang menentukan kestabilan dari keseluruhan bekisting.
Konvensional
dengan kolom lainnya untuk menopang lantai dan beban-beban yang ada
A. Pembuatan (build)
1. Persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplek atau papan yang
2. Pembuatan panel pipi balok dan alas (bodeman) dengan pemotongan rangka
panel sesuai dengan ukuran dan jarak pemasangan yang telah direncanakan.
B. Pemasangan (erect)
49
menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass sebagai
dasar bekisting.
3. Memasang perancah atau stampel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
diperlukan.
panel pipih balok. Diusahakan agar posisi pipi balok tegak lurus alas balok
C. Pembongkaran (strip)
2. Pembongkaran pipi-pipi balok dengan metode kerja yang efisien agar tidak
Tebal lantai beton yang dipakai untuk struktur umumnya nilainya berkisar
antara 12 – 15 cm, sedangkan untuk atap beton tebalnya antara 8 – 12 cm. berikut
ini adalah langkah kerja pelaksanaan pekerjaan bekisting pelat lantai (Suripto,
2000) :
A. Pembuatan (build)
Persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplex atau papan yang
pemborosan material.
B. Pemasangan (erect)
kemudian menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass
3. Memasang perancah atau stampel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
diperlukan
51
5. Pemasangan anak balok atau rangka pelat dengan jarak pemasangan sesuai
lantai.
C. Pembongkaran (strip)
lantai.
Sistem Peri.
Penempatan material bekisting harus pada tempat yang terlindung terhadap cuaca,
memiliki sirkulasi udara yang baik, serta diletakkan di atas balok penumpu.
Penempatan bahan material di lokasi proyek harus berada dekat dengan tempat
saja, material harus disusun secara rapi dan sesuai dengan kebutuhan material
yang akan dipasang dan diletakkan di satu tempat yang sama sehingga tidak
ELEMEN VERTIKAL
Berfungsi untuk menahan beban diatasnya. Bahan
dari hot dip galvanis, diameter 48.3 mm, tebal
3.25 mm, panjang 1 m, sampai 2 m.
53
ELEMEN HORIZONTAL
Berfungsi untuk merangkai dan menyatukan
batang vertical sehingga didapat satu kesatuan
yang kokoh. Bahan dari hotdip galvanis, diameter
48.3 mm, tebal 3.25 mm, panjang 0,5 m.
JACK BASE
Berfungsi sebagai tumpuan capslock pada lantai.
Bahannya galvanis, panjang 75cm, dimensi 15cm
x 15cm.
U- HEAD
Berfungsi sebagai tumpuan balok girder H20.
Bahan galvanis, panjang 75 cm, dimensi 24 cm x
15 cm x 20 cm.
BEAM CLAM
Berfungsi sebagai pengunci dinding balok agar
sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan
menahan beban dari samping balok. Bahan baja
siku, dimensi 5 cm x 5 cm x 5 mm, panjang
tergantung dengan dimensi balok
TRIPOD TELESCOPIC
Berfungsi sebagai tumpuan dan menjaga support
agar tetap dalam posisi vertical, tidak goyah dan
kuat. Bahan hot dip galvanis, tinggi 75 cm.
54
PAPAN PHENOLIC
Berfungsi meratakan permukaan balok dan slab.
Bahan plywood yang dilapisi film, tebal 12 mm,
panjang 2.44 m, lebar 1.24 m.
Sumber : https://www.peri.com/en/products/formwork/
4.3.1. Metode Pelaksanaan Bekisting Balok dan Pelat Lantai Multiflex Girder
Slab Formwork
Girders. Sebagai balok utama dan silang, posisi dan jarak serta formlining dapat
digunakan, bentang besar untuk tiang utama dan palang dapat direalisasikan. Oleh
karena itu, MULTIFLEX merupakan solusi ideal untuk perencanaan tanah yang
rumit, lembaran dengan offset atau balok downstand terintegrasi, serta operasi
dapat dipilih secara bebas untuk semua rencana dasar melalui pemosisian variabel
dari girder juga secara poligon atau tumpang tindih untuk semua persyaratan
permukaan dengan formasi yang dapat dipilih secara bebas untuk kualitas yang
diperlukan.
55
sesuai gambar rencana. Acuan diperkuat dengan skur-skur untuk menahan gaya
Jack base
D. Memasang balok girder GT-24 arah memanjang dan balok engkel 6/12 – 2m
E. Memasang panel bagian bawah (bottom form) dan kedua panel bagian
samping (side form). Panel bagian samping diperkuat dengan skur-skur dari
kaso 5/7 untuk menahan gaya ke samping yang bekerja selama pengecoran
berlangsung. Panel terbuat dari plywood yang diperkuat dengan kaso. Ukuran
lebar dan panjang panel sesuai ukuran gambar rencana. Kemudian memasang
Side form
beam
clamp
stronger
beam
bottom form
Scaffolding
System.
Alumalite® Table Form adalah hasil dari Aluma Sistem sistem truss yang
tak tertandingi oleh sistem pengembangan dan penggunaan. Dengan kaki yang
dipatenkan desain yang memungkinkan staf ekstensi dan jack untuk digunakan di
bagian atas dan bawah meja, sistem ini dapat beradaptasi dengan sebagian besar
kecepatan tinggi saat ini. Dengan berongga ganda yang dipatenkan revolusioner
60
lempengan jauh lebih mudah dan lebih cepat untuk menangani dari bentuk tabel
sebelumnya atau metode tradisional. 30% lebih ringan dari pendahulunya dan bias
adalah sistem ideal untuk industri perumahan dan pasar slab and beam shoring.
sebagai berikut :
ini dilakukan dengan mengencangkan baut antara spandrels atau truss dengan
crossbrace connectors.
dengan aluma joist (bagian dari bekisting pelat lantai) kearah memanjang
table form.
1. Theodolite.
2. Waterpass.
3. Bor listrik.
4. Benang.
5. Kunci inggris.
6. Unting-unting.
7. Palu.
8. Meteran.
9. Gergaji.
62
Bentuk dan ukuran balok dan pelat lantai pada proyek ini adalah tipikal
(sama) dari lantai kelantai. Sehingga digunakan bekisting dengan sistem flying
table form (bekisting berbentuk meja yang dapat dengan mudah dipindah-pindah
table form dan pembuatan bekisting balok dan pelat lantai di los kerja kayu telah
A. Pembuatan bekisting balok dan pelat lantai dikerjakan di los kerja kayu, yaitu
pemotongan plywood sesuai dengan luas sisi balok dan pelat lantai.
C. Setelah table aluma selesai disusun kemudian sebagian bekisting untuk pelat
D. Table aluma yang sudah siap dipasang kemudian diikat bagian tepi untuk
E. Saat flying kaki dari table atau screwjack harus dalam posisi dipendekan, untuk
F. Jika sudah diatas atau berada pada posisi yang diinginkan maka dilanjutkan
G. Untuk perkuatan arah memanjang pada sisi balok, dipasang kayu atau kaso 5/7
Sedangkan bagian atas dan bawah balok dipasang kayu kaso 5/7 dengan arah
horizontal.
memastikan bahwa sudah tidak ada pelat yang miring, bekistingnya sudah
Vertical
1 Grid 12 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
2 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.2 1.656
3 Grid 11 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
4 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.25 5.865
5 Grid 10 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
6 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
7 Grid 9 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
8 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
9 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
10 Grid 8 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
11 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
12 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
13 Grid 7 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
14 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
15 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
16 Grid 6 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
17 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
18 Grid 5 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
19 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
20 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
21 Grid 4 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
22 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
23 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
24 Grid 3 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
25 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
26 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
27 Grid 2 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 0.713 0.98394
28 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
29 Grid 1 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 0.713 0.98394
30 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
31 Grid 0 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.2 1.656
32 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
127.893
digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang dihasilkan, dapat
Kebutuhan Kebutuhan
Uraian Harga Beli Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Alat Alat
Peralatan
Tower Crane 100,000.00 Buah
838,664.58 1,346,075,728.32
UPAH
1. Tukang Aluma bekisting 125,000.00
struktur 19,478.13 416,500,000.00
B
2. Kepala Tukang bekisting135,000.00
struktur 9,015.59 192,780,000.00
3. Mandor 150,000.00 8,347.77 178,500,000.00
36,841.48 787,780,000.00
875,506.06 2,133,855,728.32
PERALATAN
Tower Crane 100,000.00 1.00
1,071,194.44 1,649,427,278.59
B UPAH
1. Tukang Aluma bekisting struktur125,000.00 9,937.82 212,500,000.00
2. Kepala Tukang bekisting struktur
135,000.00 4,293.14 91,800,000.00
1,090,195.55 2,055,727,278.59
Kebutuhan
Uraian Harga Beli Kebutuhan Alat Harga Satuan Jumlah Harga
Jumlah Alat
1,112,980,166.32
1,207,700,701.86
B UPAH
1. Tukang Aluma bekisting 125,000.00
struktur 7,352.94 104,125,000.00
2. Kepala Tukang bekisting135,000.00
struktur 3,403.36 48,195,000.00
3. Mandor 150,000.00 2,521.01 35,700,000.00
13,277.31 188,020,000.00
700,078.13 1,395,720,701.86
BAB IV
Tujuan akhir dari penelitian ini dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya biaya pembuatan bekisting pekerjaan pelat lantai dan balok dengan
Jakarta
Jangka waktu pelaksanaan selama 470 (Empat Ratus Tujuh Puluh) Hari
Kalender Kerja, pemeliharaan 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari.
Konvensional.
Pekerjaan balok dan pelat lantai dirancang sebagai satu kesatuan yang
pelat lantainya.
berdiri.
dengan beton. Material yang digunakan adalah material pelat yang memiliki
sifat tahan air dan tahan aus. Fungsinya sebagai pemberi bentukan pada balok
dan juga menerima langsung beban yang bekerja dari beton. Ketebalan dari
Rangka ini berfungsi sebagai penerima beban yang disalurkan dari bekisting
Material yang digunakan biasanya adalah kayu ukuran 2/3, 4/6, 5/7, 5/10 atau
74
juga dari material yang lebih kuat seperti besi hollow atau plat siku.
I. Balok suri
Balok suri berfungsi menyebarkan beban yang diperoleh dari rangka alas
balok kepada gelagar memanjang yang ada dibawahnya. Balok suri dipasang
arah berlawanan dengan panjang balok sedangkan panjang dari balok suri
Balok engkel pada pada konstruksi balok dimensi kecil jarang dipakai.
K. Stempel (penopang)
Stampel adalah bagian yang menahan beban dari beban diatasnya dan
menyalurkan pada tanah atau lantai yang ada dibawah. Kekuatan dari pada
horizontal yang diterima pipi balok kepada balok suri atau kayu memanjang
bekisting lantai harus dapat menahan beban-beban yang bekerja diatasnya agar
memenuhi syarat sebagai bekisting dan tidak melebihi lendutan yang diijinkan.
75
Bagian-bagian pada bekisting lantai yang menerima beban terdiri dari balok
kayu yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan dibantu oleh papan pengokoh
dan selur-selur yang terdiri dari kayu papan agar konstruksi lebih stablil.
E. Bekisting kontak
Sama halnya seperti pada bekisting balok fungsinya menyalurkan beban dari
beton ke anak balok yang di bawahnya.
F. Anak balok (rangka pelat)
Menjadi tulangan dari bekisting pelat. Jarak praktis pemasangan anak balok
ini antara 25 sampai 50 cm tergantung dari pembebanan dan juga jenis dan
tebal material pelat yang dipakai sebagai bekisting kontak.
G. Balok penyangga
Berfungsi seperti balok engkel pada bekisting balok. Beban yang diterima
dari anak balok diteruskan kepada stampel yang ada dibawahnya.
H. Stampel (penopang)
Adalah bagian yang menahan beban dari beban diatasnya dan
menyalurkannya pada tanah atau lantai yang ada dibawah. Kekuatan dari
pada stampel ini yang menentukan kestabilan dari keseluruhan bekisting.
76
Konvensional
dengan kolom lainnya untuk menopang lantai dan beban-beban yang ada
77
D. Pembuatan (build)
3. Persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplek atau papan yang
4. Pembuatan panel pipi balok dan alas (bodeman) dengan pemotongan rangka
panel sesuai dengan ukuran dan jarak pemasangan yang telah direncanakan.
E. Pemasangan (erect)
menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass sebagai
dasar bekisting.
11. Memasang perancah atau stampel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
diperlukan.
13. Memasang balok suri diatas gelagar memanjang dengan jarak pemasangan
14. Pemasangan rangka alas balok (bodeman) dengan mengacu pada titik as
15. Setelah alas balok terpasang dengan benar, maka dilakukan perangkaian
panel pipih balok. Diusahakan agar posisi pipi balok tegak lurus alas balok
78
F. Pembongkaran (strip)
6. Pembongkaran pipi-pipi balok dengan metode kerja yang efisien agar tidak
Tebal lantai beton yang dipakai untuk struktur umumnya nilainya berkisar
antara 12 – 15 cm, sedangkan untuk atap beton tebalnya antara 8 – 12 cm. berikut
ini adalah langkah kerja pelaksanaan pekerjaan bekisting pelat lantai (Suripto,
2000) :
D. Pembuatan (build)
Persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplex atau papan yang
pemborosan material.
E. Pemasangan (erect)
79
kemudian menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass
10. Memasang perancah atau stampel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
diperlukan
12. Pemasangan anak balok atau rangka pelat dengan jarak pemasangan sesuai
lantai.
F. Pembongkaran (strip)
lantai.
Sistem Peri.
80
Penempatan material bekisting harus pada tempat yang terlindung terhadap cuaca,
memiliki sirkulasi udara yang baik, serta diletakkan di atas balok penumpu.
Penempatan bahan material di lokasi proyek harus berada dekat dengan tempat
saja, material harus disusun secara rapi dan sesuai dengan kebutuhan material
yang akan dipasang dan diletakkan di satu tempat yang sama sehingga tidak
ELEMEN VERTIKAL
Berfungsi untuk menahan beban diatasnya. Bahan
dari hot dip galvanis, diameter 48.3 mm, tebal
3.25 mm, panjang 1 m, sampai 2 m.
ELEMEN HORIZONTAL
Berfungsi untuk merangkai dan menyatukan
batang vertical sehingga didapat satu kesatuan
yang kokoh. Bahan dari hotdip galvanis, diameter
48.3 mm, tebal 3.25 mm, panjang 0,5 m.
JACK BASE
Berfungsi sebagai tumpuan capslock pada lantai.
Bahannya galvanis, panjang 75cm, dimensi 15cm
x 15cm.
U- HEAD
Berfungsi sebagai tumpuan balok girder H20.
Bahan galvanis, panjang 75 cm, dimensi 24 cm x
15 cm x 20 cm.
82
BEAM CLAM
Berfungsi sebagai pengunci dinding balok agar
sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan
menahan beban dari samping balok. Bahan baja
siku, dimensi 5 cm x 5 cm x 5 mm, panjang
tergantung dengan dimensi balok
TRIPOD TELESCOPIC
Berfungsi sebagai tumpuan dan menjaga support
agar tetap dalam posisi vertical, tidak goyah dan
kuat. Bahan hot dip galvanis, tinggi 75 cm.
PAPAN PHENOLIC
Berfungsi meratakan permukaan balok dan slab.
Bahan plywood yang dilapisi film, tebal 12 mm,
panjang 2.44 m, lebar 1.24 m.
Sumber : https://www.peri.com/en/products/formwork/
4.3.1. Metode Pelaksanaan Bekisting Balok dan Pelat Lantai Multiflex Girder
Slab Formwork
Girders. Sebagai balok utama dan silang, posisi dan jarak serta formlining dapat
digunakan, bentang besar untuk tiang utama dan palang dapat direalisasikan. Oleh
karena itu, MULTIFLEX merupakan solusi ideal untuk perencanaan tanah yang
83
rumit, lembaran dengan offset atau balok downstand terintegrasi, serta operasi
dapat dipilih secara bebas untuk semua rencana dasar melalui pemosisian variabel
dari girder juga secara poligon atau tumpang tindih untuk semua persyaratan
permukaan dengan formasi yang dapat dipilih secara bebas untuk kualitas yang
diperlukan.
sesuai gambar rencana. Acuan diperkuat dengan skur-skur untuk menahan gaya
Jack base
84
J. Memasang balok girder GT-24 arah memanjang dan balok engkel 6/12 – 2m
K. Memasang panel bagian bawah (bottom form) dan kedua panel bagian
samping (side form). Panel bagian samping diperkuat dengan skur-skur dari
kaso 5/7 untuk menahan gaya ke samping yang bekerja selama pengecoran
berlangsung. Panel terbuat dari plywood yang diperkuat dengan kaso. Ukuran
lebar dan panjang panel sesuai ukuran gambar rencana. Kemudian memasang
Side form
beam
clamp
stronger
beam
bottom form
Scaffolding
System.
Alumalite® Table Form adalah hasil dari Aluma Sistem sistem truss yang
tak tertandingi oleh sistem pengembangan dan penggunaan. Dengan kaki yang
dipatenkan desain yang memungkinkan staf ekstensi dan jack untuk digunakan di
bagian atas dan bawah meja, sistem ini dapat beradaptasi dengan sebagian besar
kecepatan tinggi saat ini. Dengan berongga ganda yang dipatenkan revolusioner
89
lempengan jauh lebih mudah dan lebih cepat untuk menangani dari bentuk tabel
sebelumnya atau metode tradisional. 30% lebih ringan dari pendahulunya dan bias
adalah sistem ideal untuk industri perumahan dan pasar slab and beam shoring.
sebagai berikut :
ini dilakukan dengan mengencangkan baut antara spandrels atau truss dengan
crossbrace connectors.
dengan aluma joist (bagian dari bekisting pelat lantai) kearah memanjang
table form.
10. Theodolite.
11. Waterpass.
13. Benang.
15. Unting-unting.
16. Palu.
17. Meteran.
18. Gergaji.
91
Bentuk dan ukuran balok dan pelat lantai pada proyek ini adalah tipikal
(sama) dari lantai kelantai. Sehingga digunakan bekisting dengan sistem flying
table form (bekisting berbentuk meja yang dapat dengan mudah dipindah-pindah
table form dan pembuatan bekisting balok dan pelat lantai di los kerja kayu telah
I. Pembuatan bekisting balok dan pelat lantai dikerjakan di los kerja kayu, yaitu
pemotongan plywood sesuai dengan luas sisi balok dan pelat lantai.
K. Setelah table aluma selesai disusun kemudian sebagian bekisting untuk pelat
L. Table aluma yang sudah siap dipasang kemudian diikat bagian tepi untuk
M.Saat flying kaki dari table atau screwjack harus dalam posisi dipendekan, untuk
N. Jika sudah diatas atau berada pada posisi yang diinginkan maka dilanjutkan
O. Untuk perkuatan arah memanjang pada sisi balok, dipasang kayu atau kaso 5/7
Sedangkan bagian atas dan bawah balok dipasang kayu kaso 5/7 dengan arah
horizontal.
memastikan bahwa sudah tidak ada pelat yang miring, bekistingnya sudah
Vertical
1 Grid 12 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
2 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.2 1.656
3 Grid 11 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
4 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.25 5.865
5 Grid 10 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
6 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
7 Grid 9 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
8 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
9 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
10 Grid 8 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
11 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
12 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
13 Grid 7 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
14 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
15 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
16 Grid 6 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
17 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
18 Grid 5 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
19 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
20 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
21 Grid 4 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
22 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
23 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
24 Grid 3 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
25 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
26 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
27 Grid 2 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 0.713 0.98394
28 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
29 Grid 1 / DC 0.3 0.6 0.48 0.12 0.713 0.98394
30 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.8 2.484
31 Grid 0 / CB 0.3 0.6 0.48 0.12 1.2 1.656
32 / BA 0.3 0.6 0.48 0.12 4.05 5.589
127.893
digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang dihasilkan, dapat
Kebutuhan Kebutuhan
Uraian Harga Beli Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
Alat Alat
Peralatan
Tower Crane 100,000.00 Buah
838,664.58 1,346,075,728.32
UPAH
1. Tukang Aluma bekisting 125,000.00
struktur 19,478.13 416,500,000.00
B
2. Kepala Tukang bekisting135,000.00
struktur 9,015.59 192,780,000.00
3. Mandor 150,000.00 8,347.77 178,500,000.00
36,841.48 787,780,000.00
875,506.06 2,133,855,728.32
PERALATAN
Tower Crane 100,000.00 1.00
1,071,194.44 1,649,427,278.59
B UPAH
1. Tukang Aluma bekisting struktur125,000.00 9,937.82 212,500,000.00
2. Kepala Tukang bekisting struktur
135,000.00 4,293.14 91,800,000.00
1,090,195.55 2,055,727,278.59
Kebutuhan
Uraian Harga Beli Kebutuhan Alat Harga Satuan Jumlah Harga
Jumlah Alat
1,112,980,166.32
1,207,700,701.86
B UPAH
1. Tukang Aluma bekisting 125,000.00
struktur 7,352.94 104,125,000.00
2. Kepala Tukang bekisting135,000.00
struktur 3,403.36 48,195,000.00
3. Mandor 150,000.00 2,521.01 35,700,000.00
13,277.31 188,020,000.00
700,078.13 1,395,720,701.86