Anda di halaman 1dari 24

Mapping Penelitan Terdaulu

Nama : Agro sakrifaiz


NPM : 1810061201145
Tugas : Metodologi Penelitian

Judul : “Pengaruh Kompensasi Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Yayasan Amanah
Islam Terpadu Kota sungai Penuh”
Jenis Penelitian : Kuantitatif

Variabel
Variabel
Nama yang
No Publikasi
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian sama
X Y I/M dengan
Penelitian

1 Agung, http://lib.unes.ac.id Pengaruh Kepemimpinan Kinerja Motivasi Berdasarkan hasil kepemimpinan(X2)


Wahyu Kepemimpinan (X1) Guru (I) penelitian dan Kinerja Guru (Y)
(2015) Kepala Sekolah (Y) pembahasan
Terhadap Kinerja pengaruh
Guru Program kepemimpinan
Bisnis dan kepala sekolah
Manajemen Di terhadap kinerja
Smk Negeri Se- guru program bisnis
Kota Semarang dan manajemen smk
Dengan Motivasi negeri se-kota
Kerja Sebagai semarang dengan
Variabel motivasi kerja
Intervening sebagai variabel
intervening dapat
diambil kesimpulan
sebagai berikut: a.
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
kepemimpinan
kepala sekolah
terhadap kinerja
guru program bisnis
dan manajemen
SMK Negeri se-Kota
Semarang sebesar
25,10%. b. Terdapat
pengaruh positif dan
signifikan motivasi
kerja guru terhadap
kinerja guru program
bisnis dan
manajemen SMK
Negeri se-Kota
Semarang sebesar
37,57%. c. Terdapat
pengaruh positif dan
signifikan
kepemimpinan
kepala sekolah
terhadap motivasi
kerja guru program
bisnis dan
manajemen SMK
Negeri seKota
Semarang sebesar
36,84%. d. Terdapat
pengaruh positif dan
signifikan
kepemimpinan
kepala sekolah
terhadap kinerja
guru program bisnis
dan manajemen
SMK Negeri se-Kota
Semarang melalui
motivasi kerja
sebesar 26,13%.

2 Milatus Jurnal Warta Pengaruh Kecerdasan Kinerja Berdasarkan hasil Kinerja Guru (Y)
Sholiha , H. Ekonomi, 2017 Kecerdasan Emosional Guru penelitian dan
Hadi Emosional dan (X1), (Y) pembahasan dengan
Sunaryo. Kecerdasan Kecerdasan menggunakan analisi
Ach. Agus Spiritual Spiritual (X2) regresi linier
Priyono. Terhadap Kinerja berganda yang telah
(2017) Guru Smp An- di lakukan maka
Nur Bululawang dapat di tarik
- Malang kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bahwa kecerdasan
emosional
berpengaruh
terhadap kinerja
guru SMP An-Nur
Bululawang, Namun
dari beberapa
indikator yang telah
disajikan dalam
penelitian ini
ada 2 indikator dari
variabel kecerdasan
emosional yang
masih perlu untuk
diperbaiki
atau ditingkatkan
lagi yaitu rasa
empati dan
keterampilan sosial.
2. Bahwa kecerdasan
spiritual yang
memiliki indikator
pengenalan diri
sendiri,
pengendalian diri,
motivasi, eampati
dan keterampilan
sosial berpengaruh
terhadap
kinerja guru SMP
An-Nur Bululawang,
3. Diantara
kecerdasan
emosional dan
kecerdasan spiritual
ternyata kecerdasan
spiritual
lebih mendominasi
mempengaruhi
kinerja guru SMP
An-Nur Bululawang.
4. Bahwa kecerdasan
emosional dan
kecerdasan spiritual
secara bersama-
sama mampu
mempengaruhi
kinerja guru SMP
An-Nur Bululawang.

3 Yuliana, Eka E Yuliana - 2006 - Pengaruh Kemampuan Kinerja Berdasarkan hasil Kinerja Guru (Y)
(2006) lib.unnes.ac.id Kemampuan Intelektual Guru penelitian dan
Intelektual dan (X1), Motivasi (Y) pembahasan dapat
Motivasi Kerja (X2) diambil beberapa
Terhadap Kinerja simpulan: 1.
Guru Mata Sebagian besar
Diklat Produktif kinerja guru mata
Penjualan di diklat produktif
SMK Bisnis dan penjualan SMK
Manajemen Se Bisnis dan
Kabupaten Manajemen se
Kebumen Kabupaten Kebumen
dalam proses belajar
mengajar dalam
kategori tinggi,
namun kemampuan
guru dalam
menggunakan
sumber dan media
pembelajaran masih
dalam kategori
rendah. Hal ini
disebabkan karena
kemampuan guru
menggunakan
sumber dan media
pembelajaran belum
optimal dan belum
lengkapnya sumber
dan media
pembelajaran yang
disediakan oleh
sekolah. 2.
Kemampuan
intelektual guru mata
diklat produktif
penjualan di SMK
Bisnis dan
Manajemen se
Kabupaten Kebumen
dalam kategori
tinggi. Kemampuan
intelektual ini secara
signifikan
berpengaruh positif
terhadap kinerja
guru sebesar
51,76%. Semakin
tinggi kemampuan
intelektual akan
diikuti dengan
peningkatan kinerja
guru dalam proses
belajar mengajar. 3.
Motivasi kerja guru
mata diklat produktif
penjualan di SMK
Bisnis dan
Manajemen se
Kabupaten Kebumen
dalam kategori
tinggi. Motivasi
kerja ini secara
signifikan
berpengaruh positif
terhadap kinerja
guru sebesar
20,66%. Semakin
tinggi motivasi kerja
guru akan diikuti
dengan peningkatan
kinerja guru dalam
proses belajar
mengajar.
4. Kemampuan
intelektual dan
motivasi kerja secara
signifikan
berpengaruh positif
terhadap kinerja
guru yaitu sebesar
46,92%. Dengan
adanya kemampuan
intelektual yang
tinggi dan didukung
dengan motivasi
kerja yang tinggi
maka berdampak
positif terhadap
kinerja guru dalam
proses belajar
mengajar.

4 Hamsiah H Djafar, N Pengaruh Motivasi (X1) Kinerja Berdasarkan hasil Kinerja Guru (Y)
Djafar dan Nurhafizah - Motivasi Kepala Guru analisis data dan
Nurhafizah Idaarah: Jurnal Sekolah (Y) pembahasan yang
N (2018) Manajemen Terhadap Kinerja telah dijelaskan di
Pendidikan, 2018 Guru dan sub-bab sebelumnya,
Pegawai di SMK maka penelitian ini
Muhammadiyah dapat disimpulkan
3 Makassar sebagai berikut:
1. Hasil analisis
menunjukkan bahwa
sebanyak 6
responden menilai
Motivasi
Kepala Sekolah di
SMK
Muhammadiyah 3
Makassar masih
rendah dengan
persentase sebesar
16 %, selanjutnya
sebanyak 18
responden Kepala
Sekolah di SMK
Muhammadiyah 3
Makassar berada
pada kategori sedang
dengan persentase
49 % dan 13
responden menilai
Motivasi Kepala
Sekolah
di SMK
Muhammadiyah 3
Makassar berada
pada kategori tinggi
dengan
persentase 35 %.
Dengan demikian
dapat disimpulkan
Motivasi Kepala
Sekolah di SMK
Muhamadiyah 3
Makassar berada
pada kategori
sedang.
2. Hasil analisis
kategori di atas
menunjukkan bahwa
sebanyak 2
responden
menilai Kinerja
Guru dan Pegawai di
SMK
Muhammadiyah 3
Makassar masih
rendah dengan
persentase sebesar
5%, selanjutnya
sebanyak 35
responden
menilai Kinerja
Guru dan Pegawai di
SMK
Muhammadiyah 3
Makassar berada
pada kategori sedang
dengan persentase
95%, dan 0
responden kategori
tinggi menilai
Kinerja Guru dan
Pegawai di SMK
Muhammadiyah 3
Makassar.
Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa Kinerja Guru
dan Pegawai di
SMK
Muhammadiyah 3
Makassar berada
pada kategori sedang
yaitu 95 %.
3. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
4,1 > 𝑡0,05 (35) = 2,
021 maka HO
diterima.
Berdasarkan hasil
tersebut, dapat
disimpulkan bahwa
motivasi kepala
sekolah berpengaruh
terhadap kinerja
guru dan pegawai di
SMK
Muhammadiyah 3
Makassar.

5 Mutakin, Jurnal Ilmiah Pengaruh Kompetensi Kinerja Berdasarkan data Kompensasi(X1)


Tatan Zenal Pendidikan MIPA, Kompetensi, (X1), Guru hasil penelitian dan Kinerja Guru (Y)
(2015) 2015 Kompensasi, dan Kompensasi (Y) pembahasan, maka
Latar Belakang (X2), dan dapat disimpulkan
Terhadap Kinerja Latar Belakang bahwa:
Guru (X3) 1. Kompetensi guru
dan latar belakang
guru secara bersama-
sama telah
memberikan
pengaruh positif
terhadap
peningkatan kinerja
guru Sekolah Dasar
yang berada di
wilayah DKI Jakarta,
Banten, dan Jawa
Barat.
2. Secara parsial
baik kompetensi
guru maupun latar
belakang guru telah
memberikan
kontribusi positif
terhadap
peningkatan kinerja
guru.
3. Variabel
kompetensi guru
telah memberikan
kontribusi cukup
signifikan terhadap
peningkatan kinerja
guru dibandingkan
dengan variable latar
belakang guru.

6 Wicaksono, Ekonomi IKIP Hubungan Pengembangan Kinerja 1. Pada umumnya Kinerja Guru (Y)
Purnomo Veteran Semarang, Pengembangan Karir (X1), Guru para guru di SMP
(2013) 2013 Karir dan Insentif (X2) (Y) Tri Mulya Semarang
Pemberian memberikan
Insentif Terhadap tanggapan yang
Loyalitas Kinerja positif pada
Guru variabel
pengembangan karir
dan insentif terhadap
loyalitas kinerja guru
di SMP Tri Mulya
Semarang.
2. Korelasi antara
pengembangan karir
dan loyalitas kinerja
Dari hasil
penghitungan rank
spearman
diatas diperoleh hasil
hubungan variabel
X1 (Pengembangan
Karir) terhadap Y
(Loyalitas kinerja
guru) sebesar 0,799.
Dengan hasil
perhitungan tersebut
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
hubungan antara
pengembangan karir
terhadap loyalitas
kinerja guru di SMP
Tri Mulya
Semarang.
3. Pemberian insentif
dengan loyalitas
kinerja Korelasi
antara Dari hasil
penghitungan rank
spearman
diatas diperoleh hasil
hubungan variabel
X2 (pemberian
insentif) terhadap Y
(Loyalitas kinerja
guru) sebesar 0,900.
Dengan hasil
perhitungan tersebut
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
hubungan yang
rendah antara
pemberian insentif
terhadap loyalitas
kinerja guru di SMP
Tri Mulya
Semarang.
4. Dari analisis
Kendall W antara
variabel independent
yaitu pengembangan
karir (X1) dan
pemberian insentif
(X2) dengan
loyalitas kinerja guru
diperoleh hasil
sebesar 0,7312, hal
ini
berarti terdapat
hubungan yang
positif dengan
keeratan hubungan
yang kuat antara
pengembangan
karir dan pemberian
insentif dengan
loyalitas kinerja guru
di SMP Tri Mulya
Semarang
7 Mahardika Pengaruh Kepemimpinan Kinerja Motivasi Berdasarkan hasil Kepemimpinan(X2)
Wardhana Gaya (X1) Guru (I), penelitian dan Kinerja Guru (Y)
Monoyasa, Kepemimpinan (Y) Inovasi pembahasan yang
Raden Andi Transformasional (I) telah diuraikan
Sularso, Kepala Sekolah pada bab hasil dan
Dewi Terhadap Kinerja pembahasan, maka
Prihatini Guru Sekolah penelitian ini dapat
(2017) Dasar dengan disimpulkan sebagai
Motivasi dan berikut:
Inovasi Guru 1.Gaya
Sebagai Variabel kepemimpinan
Intervening di transformasional
Eks Kota kepala sekolah
Administratif berpengaruh
Jember signifikan terhadap
motivasi guru di
wilayah Eks. Kota
Administratif
Jember.
2.Gaya
kepemimpinan
transformasional
kepala sekolah
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
inovasi guru di
wilayah Eks. Kota
Administratif
Jember.
Gaya kepemimpinan
transformasional
membutuhkan
variabel motivasi
sebagai variabel
intervening
untuk memengaruhi
inovasi.
3.Motivasi guru
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kinerja guru di
wilayah Eks. Kota
Administratif
Jember. Motivasi
guru membutuhkan
inovasi guru
sebagai variabel
intervening agar
dapat berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja guru.
4. Inovasi guru
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
gurudi wilayah Eks
Kota Administratif
Jember.
5. Motivasi guru
berpengaruh
signifikan
terhadap inovasi
guru di wilayah Eks.
Kota
Administratif
Jember.
6. Gaya
kepemimpinan
transformasional
kepala sekolah
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja guru.
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa gaya
kepemimpinan
transformasional
tidak
membutuhkan
variabel
intervening motivasi
dan inovasi dalam
memengaruhi kinerja
guru di wilayah
Eks. Kota
Administratif Jember
karena variabel
intervening pada
model penelitian ini
memiliki nilai yang
kecil.

8 Bestiana, Jurnal Tabularasa, Hubungan Kepuasan Kinerja Dari hasil analisis Kepuasan Kerja
Rosita 2012 Kepuasan Kerja, Kerja (X1), Guru korelasi antara (X3), Kinerja Guru
(2012) Motivasi dan Motivasi (X2), (Y) variabel penelitian (Y)
Komitmen Komitmen semuanya
Normatif Dengan Normatif (X3) berhubungan antara
Kinerja Guru variabel bebas
SMP Negeri 1 terhadap variabel
Rantau Selatan - terikatnya sesuai
Labuhan Batu dengan hipotesis
yang diajukan, yaitu:
Dari hasil analisis
korelasi ditemukan
harga koefisien
korelasi antara
Kepuasan Kerja
Guru dengan Kinerja
Guru sebesar 0,57
dan koefisien
korelasi parsial
sebesar 0,53 setelah
di uji keberartiannya
ternyata berarti pada
taraf signifikansi
0,05; maka hipotesis
yang menyatakan
terdapat hubungan
linier positif dan
berarti antara
Kepuasan Kerja
Guru dengan Kinerja
Guru teruji
kebenarannya. Hal
ini berarti hipotesis
yang diajukan
diterima. Kemudian
dapat disimpulkan
bahwa semakin
tinggi Kepuasan
Kerja Guru, maka
akan semakin tinggi
pula Kinerja Guru.
Hasil ini
membuktikan bahwa
kepuasan kerja guru,
dapat mendorong
peningkatan kinerja
guru. Temuan ini
senada dengan
pendapat Wibowo
(2007:324)
mengemukakan
kepuasan kerja
merupakan variabel
tergantung utama
karena menunjukkan
dua alasan, yakni:
(1) menunjukkan
hubungan dengan
faktor kinerja; (2)
merupakan
preferensi nilai yang
dipegang banyak
peniliti perilaku
organisasi.
Hubungannya
dengan penelitian ini
adalah kinerja guru
dipengaruhi oleh
kepuasan kerjanya.
Terdapatnya
hubungan antara
kepuasan kerja guru
dengan kinerja guru,
menunjukkan bahwa
guru yang merasa
puas dengan hasil
pekerjaanya,
lingkungan kerjanya,
harapan mengenai
imbalannya,
dorongan yang
dialaminya maupun
persepsinya akan
menunjukkan kinerja
yang baik. Dari hasil
analisis korelasi
ditemukan harga
koefisien korelasi
antara variabel
motivasi dengan
kinerja guru sebesar
0,56 dan koefisien
korelasi parsial
sebesar 0,53 setelah
di uji keberartiannya
ternyata berarti pada
taraf signifikansi
0,05; maka hipotesis
yang menyatakan
terdapat hubungan
linier positif dan
berarti antara
motivasi dengan
kinerja guru teruji
kebenarannya. Hal
ini berarti hipotesis
yang diajukan
diterima. Kemudian
dapat disimpulkan
bahwa semakin
tinggi motivasi maka
akan semakin tinggi
pula kinerja guru.
Dari hasil analisis
korelasi ditemukan
harga koefisien
korelasi antara
variabel komitmen
normatif dengan
kinerja guru sebesar
0,55 dan koefisien
korelasi parsial
sebesar 0,52 setelah
di uji keberartiannya
ternyata berarti pada
taraf signifikansi
0,05; maka hipotesis
yang menyatakan
terdapat hubungan
linier positif dan
berarti antara
komitmen normatif
dengan kinerja guru
teruji kebenarannya.
Hal ini berarti
hipotesis yang
diajukan diterima.
kemudian dapat
disimpulkan bahwa
semakin tinggi
komitmen normatif,
maka akan semakin
tinggi pula kinerja
guru. Dari hasil
korelasi ganda
ditemukan harga
koefisien antara
kepuasan kerja guru,
motivasi dan
komitmen normatif
terhadap kinerja
guru sebesar 0,87
atau 87%. Dengan
kata lain 0, 13 atau
13% besarnya
pengaruh variabel
kepuasan kerja guru,
motivasi dan
komitmen normatif
terhadap kinerja
guru dapat
dijelaskan dengan
persamaan 1 2 3 424
ˆ ˆ 24,085 ,0 454 ˆ ,0
445 ˆ ,0
+++−= dan
setelah di uji
keberartiannya
ternyata berarti pada
taraf signifikan 0,05.
Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa semakin
tinggi kepuasan
kerja guru, motivasi
dan komitmen
normatif, maka
kinerja guru akan
semakin tinggi pula.
Hasil ini
membuktikan
variabel kepuasan
kerja, motivasi kerja
dan komitmen
normatif guru sangat
berperan untuk
meningkatkan
kinerja guru bila
secara bersama-
sama. Guru yang
memiliki kepuasan
kerja yang tinggi dan
mempunyai motivasi
yang tinggi dalam
bekerja serta
didukung dengan
komitmen normatif
yang tinggi pula,
tentu akan lebih
maksimal dalam
bekerja dan
menunjukkan kinerja
yang baik
dibandingkan
dengan guru yang
kurang terpuaskan
dan tidak termotivasi
dalam bekerja serta
tidak memiliki
komitmen normatif
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai