Anda di halaman 1dari 15

BAB I

TINJAUAN KASUS
1.1 Identitas Pasien

DATA UMUM
No MR 019xxx
Nama Pasien Ny. Y
Agama Islam
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 50 tahun
Ruangan Interne
Diagnosis Sirosis Hati
Mulai perawatan 23 Februari 2018
Akhir perawatan 1 Maret 2018
DPJP Dr. L, Sp. PD

1.2 Riwayat Penyakit


1.2.1 Keluhan Utama
- Mual, muntah

- BAB hitam

- Bagian perut membesar

1.2.2 Riwayat Penyakit Sebelumnya


- Pasien pernah masuk RS sebelumnya tiga bulan yang lalu dan tahun 2011

dengan penyakit sama

1.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak Ada

1.3 Data Penunjang


1.3.1 Data Pemeriksaan Fisik
- Berat badan : 62 kg

- Tinggi : 150 cm

1.3.2 Data Tanda Vital

Data Klinik Tanggal

1
23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 1/3
Suhu (◦C) 36,7 37,5 36,9 37,4 36,2 37,3 36,4
Nadi (x/menit) 80 75 78 80 81 81 78
Nafas (x/menit) 25 20 23 23 24 24 23
Tekanan Darah 100/70 110/60 120/70 110/70 100/70 100/70 110/80
GCS 15 15 15 15 15 15 15

1.3.3 Data Laboratorium

Hasil
Nilai
Pemeriksaan Satuan 26/ 27/2 28/2
Normal
23/2 24/2 2
HGB 13,0 – 16,0 g/dL 7,2 8,9 9,8 9,4
RBC 4,5 – 5,5 [106/uL] 2,85 3,5 3,84 3,86
WBC 5 – 10 [103/uL] 2,71 1,41 1,84 2,18
EO 1–3 % 7,0 7,8 7,1 6,0
Baso 0-1 % 0,4 0,7 0,5 0,5
NEUT 50 – 70 % 52,7 53,2 50 57,7
LYMPH 20 – 40 % 25,1 27 26,6 23,4
MONO 2-8% % 14,8 11,3 15,8 12,4
PLT 150-400 103/uL 42 64 92 57
K 3,5-5,5 mEq/l 2,86
Na 135-147 mEq/l 139,9
Cl 100-106 mEq/l 111,16
SGOT/AST <38 U/L 49
SGPT/ALT <41 U/L 30
Bill Total 0,3-1 1,89
Kolesterol Total <201 mg/dl 177
Creat 0,80-1,3 0,72

1.3.4 Data Penunjang

Pemeriksaan Endoskopi

2
Pembacaan hasil endoskopi :

Hasil :
 Esofagus tampak VE pada jam 11,3,5,7
 Gaster: tampak tanda-tanda gastropati hippertensi portal, varies fundus (-).
Kesimpulan :
 Varisees esofagus gr 2,3.
 Gastropati hipertensi portal
Saran :
 Ligasi VE
 PPI
 Propanolol

3
1.4 Diagnosis

Sirosis hepatis dengan melena dan asites.

1.5 Sasaran Terapi

- memperbaiki fungsi hati

- menghentikan pendarahan saluran cerna

1.6 Terapi Obat

- Curcuma 3x1 tab


- KSR 3x1 tab
- UDCA 3x1 tab
- Domperidon 3x1 tab
- Sukralfat Syr 2x1Ci
- Lactulac Syr 3x1Ci
- Lansoprazol Tab 2x1 tab
- Furosemid Injeksi 3x1 tab
- Aminofusin hepar

1.7 Masalah yang Ditemukan

- interaksi obat antara sukralfat dan lansoprazol

4
BAB II
ANALISA FARMAKOTERAPI – DRP

2.1 Rencana Kerja Farmasis

Nama : By. Ny. D No RM : 491XXX Diagnosa : BBLR Dokter : dr. Y, Sp.A


Umur : 0 Th BB : 1900 g Ruangan : Perinatologi Apoteker : N, M.Farm, Apt
Rekomendasi Outcome yang Tanggal Monitoring
Tujuan Terapi Parameter Monitoring
Terapi Diharapkan 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 1/3
Menjaga & - aminofusin hepar
memperbaiki fungsi - curcuma
hati pasien - UDCA Nilai SGPT & SGOT Fungsi hati membaik TT TT TT TT TT TT TT

Menghentikan rasa Rasa mual & muntah Tidak terjadi mual &
mual & muntah pasien Domperidon berkurang/hilang muntah TT TT TT TT TT TT TT
Menghentikan
pendarahan saluran - Lansoprazol BAB normal dan tidak
cerna - Sukralfat BAB / feses hitam TT TT TT TT TT TT TT
Perut tidak membesar
& cairan tidak
Mengobati ascites  Furosemid  Perut pasien menumpuk TT TT TT TT TT TT TT

Ket: TT = Tidak Terjadi

2.2 Lembar Pengobatan Pasien


6
Aturan Tanggal Tanggal
No. Nama Obat 28/2 1/3
Pakai Mulai 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2
Non Parenteral
1 Curcuma 3x1 tab 23/2 √ √ √ √ √ √ √
2 KSR 3x1 tab 23/2 √ √ √ √ √ √ √
3 UDCA 3x1 tab 23/2 √ √ √ √ √ √ √
4 Domperidon 3x1 tab 23/2 √ √ √ √ √ √ √
5 Sukralfat Syr 2x1Ci 23/2 √ √ √ √ √ √ √
6 Lactulac Syr 3x1Ci 23/2 √ √ √ √ √ √ √
7 Lansoprazol Tab 2x1 tab 26/2 - √ √ - -
Parenteral
1 Furosemid Injeksi 1x1 tab 23/2 √ √ √ √ √ √ √
2 Omeprazol 2x1 tab 23/2 √ √ √ Stop √ √
Cairan Intra Vena
1 Aminofusin Hepar 23/2 √ √ √ √ √ √ √

2.3 Evaluasi Penggunaan Obat Pasien

Nama : Ny. Y No RM : 019xxx Diagnosa : Sirosis hati Dokter : dr. L., Sp. PD
Umur : 50 tahun BB : 62 kg Ruangan : Interne Apoteker : N, M.Farm, Apt

2.3.1 Ketepatan Indikasi

No. Obat Golongan/Kelas Indikasi pada Pasien Keterangan

7
Terapi
Suplemen untuk memelihara fungsi Tepat karena pasien riwayat
1 Curcuma Suplemen
hati dan meningkatkan nafsu makan gangguan hati
Karena kadar kalium pasien
Suplemen untuk mencukupi kadar
2 KSR  Suplemen rendah disebabkan oleh
kalium dalam tubuh
penggunaan diuretic boros kalium
3 UDCA   Untuk memperbaiki fungsi hati Karena pasien gangguan hati
Karena pasien mengeluh mual
4 Domperidon Anti Emetik Untuk meredakan mual dan muntah
dan muntah
Karena pasien juga mengeluhkan
5 Sukralfat Syr Untuk melindungi mukosa lambung
nyeri pada perutnya,
Untuk mengatasi sembelit dan
sekaligus sebagai profilaksis agar tidak Pasien mengalami melena dan
6 Lactulac Syr terjadi Encephalopatic hepatic dan kadar ammonia di dalam tubuh
menurunkan kadar amoniak dalam kemungkinan tinggi.
tubuh
Terapi pengganti omeprazole
Sebagai terapi menghentikan injeksi, karena pasien mengatakan
7 Lansoprazol Tab PPI
pendarahan saluran cerna nyeri diperutnya sudah berkurang
& BAB mulai normal
Sebagai terapi pada pasien acites untuk Pasien mengalami ascites dapat
8 Furosemid Inj Diuretik mengeluarkan cairan dalam tubuh dilihat dari bagian perut yang
pasien membesar
Sebagai terapi menghentikan Pasien mengalami melena, dilihat
9 Omeprazol Inj PPI
pendarahan saluran cerna dari BAB berwarna hitam

8
Sebagai nutrisi parenteral esensial Meringankan kerja hati dalam
10 Aminofusin Hepar untuk pasien dengan insufiensi hati memetabolisme protein menjadi
kronik asam amino
Spironolakton (Obat pulang) sekaligus menutupi
11 Diuretik Sebagai diuretik hemat kalium
tablet efek samping dari furosemid
Untuk menurunkan tekanan darah di (Obat pulang) pasien mengalami
12 Propranolol tablet Beta blocker
pembuluh darah vena porta hipertensi porta

2.3.2 Monitoring Efek Samping Obat

No Evaluasi
Hari/Tgl Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO
. Tgl Uraian
Jumat/ 23 Diberikan obat KSR untuk mengatasi Diberikan obat
1. Februari Hipokalemia Furosemid 23/2 KSR dan tidak
2018 efek hipokalemia dari furosemid terjadi hipokalemia

9
2.3.3Drug Related Problem
Kode
No. Hari/Tanggal Uraian Masalah Rekomendasi/Saran Tindak Lanjut
Masalah
    .    
Kode Masalah:
1. Indikasi 5. Cara/Waktu Pemberian a. Resep
a. Tidak ada indikasi 6. Rute Pemberian b. Buku Injeksi
b. Ada indikasi, tidak ada terapi 7. Lama Pemberian 11. Kesalahan Penulisan Resep
c. Kontra Indikasi 8. Interaksi Obat 12. Stabilitas Sediaan Injeksi
2. Pemilihan Obat a. Obat 13. Sterilitas Sediaan Injeksi
3. Dosis Obat b. Makanan/Minuman 14. Kompatibilitas Obat
a. Kelebihan (over dose) c. Hasil Lab 15. Ketersediaan Obat/Kegagalan Mendapatkan Obat
b. Kekurangan (under dose) 9. ESO/ADR/Alergi 16. Kepatuhan
4. Interval pemberian 10. Ketidaksesuaian RM dengan: 17. Duplikasi Terapi

Pada hari pertama pasien berada di ruang perawatan, pasien diberikan infus aminofusin hepar, injeksi furosemid, injeksi

omeprazol, sedangkan obat tablet yaitu curcuma, KSR, UDCA, dan domperidon, untuk obat sirup yaitu sukralfat dan laktulose. Pada

tanggal 26 Maret 2018 omeprazol injeksi dihentikan dan diganti dengan tablet lansoprazol, dan pada tanggal 28 Maret 2018 karena

pasien masih mengeluhkan rasa nyeri pada perut, maka obat tablet lansoprazol dihentikan dan kembali diberikan injeksi omeprazol.

Pasien diberikan aminofusin hepar untuk mencukupi nutrisi asam amino pada penderita gangguan fungsi hati. Pasien mendapatkan

injeksi furosemid yang merupakan obat diuretik golongan tiazid yang boros kalium, sehingga pasien juga diberikan obat tablet KSR

10
yaitu kalium klorida untuk menyeimbangkan kembali kalium yang dikeluarkan akibat pemberian obat furosemid. Pemberian furosemid

injeksi ini bertujuan untuk terapi ascites pada pasien.

Pemberian obat-obatan pelindung mukosa lambung seperti sukralfat dan obat golongan PPI yang menghambat sekresi asam

lambung seperti omeprazol/lansoprazol dilakukan sebagai terapi pendarahan di saluran cerna akibat erosi gastropati hipertensi portal, di

samping itu pasien juga diberikan obat domperidon yang merupakan golongan antiemetik untuk mengatasi rasa mual, muntah dan

kembung. Pasien juga mendapatkan obat laktulose, dimana pada pasien obat ini tidak digunakan untuk pengobatan konstipasi, namun

untuk pencegahan terhadap komplikasi sirosis lainnya yaitu Hepatic Encephalopathy (HE), HE dapat disebabkan karena kadar amonia

yang meningkat dalam darah akibat hepar terganggu fungsinya sebagai detoksifikan, dimana hasil hidrolisis laktulosa dapat menurunkan

pH colon sehingga terjadi konversi NH3 jadi ion ammonium (NH4+) yang diekstresi melalui feses, maka amonia dapat dikeluarkan.

Pemberian curcuma selain untuk menambah nafsu makan pasien, juga sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor). Efek

kurkumin sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2-) sehingga

mencegah kerusakan sel hepar. Kurkumin juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa

faktor proinflamasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kurkumin dapat dijadikan alternatif hepatoprotektor pada pasien hepatitis kronis.

11
Pasien diberikan obat UDCA untuk memperbaiki fungsi hati pasien, karena UDCA juga memiliki aktivitas antioksidan dengan

meningkatkan konsentrasi glutathione serta menghambat proses apoptosis dari hepatosit (Perez M.J. et al, 2005).

Pasien diberikan transfusi darah 4 kali karena dari hasil pemeriksaaan laboratorium diketahui PLT (platelet/trombosit) pasien

rendah, sehingga diberikan transfusi darah untuk mencegah pendarahan.

Pasien diperbolehkan pulang pada 1 Maret 2018 dan diberikan obat pulang, yaitu furosemid tablet, spironolacton, UDCA, KSR,

lansoprazol, propanol, sedangkan sediaan sirup yaitu sukralfat. Obat pulang yang berbeda dari obat selama perawatan yaitu

spironolakton dan propanolol, propanolol diberikan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah di pembuluh darah vena porta.

Spironolakton merupakan obat diuretik hemat kalium yang bekerja sebagai antagonis aldosteron, sehingga Na dan air dikeluarkan

sedangkan K diserap kembali, obat ini bersama dengan furosemid merupakan terapi lini pertama untuk pengobatan ascites, karena

dengan pemberian spironolakton dapat mengembalikan kalium yang dikeluarkan akibat penggunaan furosemid.

Propanolol merupakan obat golongan beta blocker non selektif yang bekerja di beta-1 dengan mengurangi curah jantung sehingga

tekanan darah turun, dan di beta-2 menyebabkan vasokontriksi splanknik, akibatnya terjadi penurunan aliran darah portal dan tekanan

darah portal yang menyebabkan penurunan ketegangan dinding varises (Philip, 2013).

12
Terapi obat yang diberikan sudah tepat, namun ada beberapa obat yang saling berinteraksi, yaitu spironolakton, propanolol dan

KSR jika digunakan bersamaan dapat meningkatkan serum kalium sehingga beresiko hiperkalemia. Oleh karena itu, saat pasien pulang

disarankan untuk diberikan edukasi terkait tanda-tanda dan gejala dari hiperkalemia agar jika terjadi dapat segera dibawa ke dokter, dan

juga disarankan untuk pemeriksaan ulang kadar kalium, SGPT dan SGOT.

Selain itu, sukralfat berinteraksi dengan furosemid, dimana sukralfat dapat mengurangi efek terapi furosemid sehingga disarankan

penggunaannya dijarakkan ±2 jam, sukralfat juga berinteraksi dengan lansoprazol, dimana sukralfat dapat mengurangi efek lansoprazol

sehingga disarankan penggunaan dijarakkan ±30 menit.

13
14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Pemberian terapi antibiotik kombinasi ampisilin dan gentamisin dinilai tepat dan efektif dalam mencegah terjadinya sepsis pada

bayi Ny. D

2. Dosis terapi yang diberikan selama perawatan bayi Ny. D sudah tepat

3. Kerjasama antar profesi kesehatan sesuai tugas masing-masing yang mengutamkan keselamatan pasien (patient oriented) dapat

menpercepat penyembuhan pasien.

3.2 Saran

1. Perlunya dilakukan skin test sebelum penggunaan antibiotik terhadap bayi baru lahir guna menghindari timbulnya reaksi

alergi/hipersensitivitas.

2. Perlunya apoteker ruangan di bangsal anak & perinatologi agar pemantauan terapi obat serta fungsi kefarmasian berjalan dengan

baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

AHFS Drug Information. 2005. AHFS Drug Information. Bethesda : American


Society of Health System Pharmacist
Dipiro, T. Joseph, et. al., 2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition. New
York: The McGraw-Hill Company.
Ferina, D. M. 2014. Hepatoprotective Effect of Curcumin in Chronic Hepatitis.
Faculty of Medicine, Lampung University: J Majority
Ndraha, Suzanna. 2015. Ensefalopati Hepatikum Minimal. CDK-234/ vol. 42 no. 11. qFK
Ukrida: Jakarta

Pearce, E.C. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT


Gramedia.
Perez M.J., Macias R.I.R., Duran C., Monte M.J., Buitrago J.M., Marin J.G. 2005.
Oxidative stress and apoptosis in fetal rat liver induced by maternal
choletasis. Protecctive effect of ursodeoxycholic acid. Journal of
Hepatology. 43:324-332.
Philip, S, et al. 2013. The changing role of beta-blocker therapy in patients with
cirrhosis. Journal of Hepatology
Soemoharjo, S & Gunawan, S. 2008. Hepatitis Virus B Edisi 2. EGC: Jakarta
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London.
Tatro, David S., PharmD, 2003, A to Z Drug Facts, Facts and Comparisons, San
Franscisco

16

Anda mungkin juga menyukai