Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN CASE STUDY

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)


DI RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
BANGSAL ANAK
“BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) ”

Oleh:
Dani Fitrah Hayati, S.Farm (1741013209)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
Silmi Izzati, S.Farm (1741012209)
Oktrian Rizky Rosa, S.Farm (1741012229)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS
Yosi Oktavia, S.Farm (1741012210)
PADANG
Putri Nailurrahmah, S.Farm (1741012207) 2018
Zolla Verbianti S., S.Farm (1741012222)
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi.
World Health Organization (WHO) mengubah
istilah bayi prematur (premature baby) menjadi
berat bayi lahir rendah (low birth weight) dan
sekaligus mengubah kriteria BBLR yang
sebelumnya ≤ 2500 gram menjadi < 2500 gram.
KLASIFIKASI
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) dengan berat lahir
1500 – 2499 gram.
2. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight (VLBW) dengan
berat badan lahir 1000 – 1499 gram.
3. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau extremely low birth weight (ELBW)
dengan berat badan lahir < 1000 gram.
PENYEBAB BBLR
1. Kelahiran prematur
2. Faktor umur ibu (<20 Tahun atau >40 Tahun)
3. Faktor Plasenta ( penyakit vascular, kehamilan ganda, dan lainnya)
4. Faktor Janin
PENATALAKSANAAN BBLR
1. Pemberian vitamin K
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian atau per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir,
umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu).
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
Salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti
kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator, atau ruangan
hangat yang tersedia di fasilitas kesehatan setempat.
3. Pemberian minum
ASI merupakan pilihan utama
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling
kurang sehari sekali.
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan dapat diberikan lagi
(ad libitum).
SEPSIS NEONATAL
Adalah sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu
bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan
sepsis pada neonatus.
Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS, sepsis, sepsis
berat, renjatan atau syok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya kematian (Satar
and Ozlu, 2012).
PENATALAKSANAAN SEPSIS
A. Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin. Bila organisme tidak dapat
ditemukan dan bayi tetap menunjukan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti
ampisilin dan beri sefotaksim, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan.
Pada sepsis nosocomial, pemberian antibiotic diberikan sesuai dengan pola kuman
setempat. Jika disertai dengan meningitis, terapi antibiotic diberikan dengan dosis
meningitis selam 14 hari untuk kuma gram positif dan 21 hari untuk kuman gram
negative.
Tabel 2. Dosis Antibiotik untuk Sepsis dan Meningitis
B. Respirasi
 Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia. Pada kasus tertentu mungkin
butuh ventilator

C. Kardiovaskular
 Pasang jalur iv dan beri cairan dengan dosis rumatan serta lakukan pemantauan tekanan darah ( bila
tersedia) dan perfusi jaringan untuk mendeteksi dini adanya syok.
 Pada gangguan perfusi dapat diberikan volume ekspander (NaCl fisiologis, darah atau albumin, tergantung
kebutuhan) sebanyak 10 ml/kgBB dalam waktu setngah jam, dapat diulang 1-2 kali.
Langkah Preventif
Mencegah dan mengobati ibu demam dengan kecurigaan infeksi berat atau infeksi
intrauterin.
Mencegah dan pengobatan ibu dengan ketuban pecah dini
Perawatan antenatal yang baik.
Mencegah aborsi yang berulang, cacat bawaan.
Mencegah persalinan prematur.
Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
Melakukan resusitas dengan benar.
Melakukan tindakan pencegahan infeksi : CUCI TANGAN!!
Melakukan identifikasi awal terhadap faktor resiko sepsis pengelolaan yang efektif.
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
No. RM : 491087
Nama : BY.NY Desi Gusman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 0 Tahun
Agama : Islam
Ruangan : Bangsal Perinatologi
Diagnosa : BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
Mulai Perawatan : 31 Januari 2018
ANAMNESA
Keluhan Utama

Bayi dengan berat lahir rendah

Ibu leukositosis

Warna ketuba ibu hijau kental  anak beresiko infeksi

Riwayat Penyakit Sekarang


 NBBLR (Neonatus Bayi Berat lahir Rendah)
 Resiko Infeksi
 Resiko gangguan termoregulasi
 Mual dan muntah tidak ada
 Demam tidak ada
 Warna kulit kemerahan

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak Ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak Ada
DATA PENUNJANG
Data Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 1900 g
Tinggi Badan : 45 cm
Data Pemeriksaan Organ Vital Tanggal
No. Data Klinik
31/1 1/9 2/9 3/9 4/9 5/9 6/9

1. Suhu 36,7 37,5 36,9 37,4 36,2 37,3 37,1

2. Nadi 140 136 142 122 152 129 134

3. Pernafasan 45 53 49 54 52 48 50

4. Tekanan Darah - - - - - - -

5. Mual, Muntah - - - - - - -

6. GSC
Data Tanggal
No. Nilai Normal
Laboratorium 31/1
1. HGB 13-16 g/dl 17
2. RBC 5-10 x 106 4,73
3. HCT 37-43 % 47,3
4. MCV 101,1
Data laboratorium 5. MCH 27-31 ug 35,9
6. MCHC 32-36 g/dl 35,6
7. RDW-SD 57,8+
8. RDW-CV 19,1+
9. WBC 5-10 x 103 uL 34,33
10. EO 1-3 %
11. BASO
12. NEUT 50-70
13. LYMPH 20-40
14. MONO
15. PLT 150-400 x 103 102
16. PDW
17. MPV
DIAGNOSA
Bayi Berat Lahir Rendah
Tanggal Keterangan
Pasien risiko infeksi, risiko termoregulasi,
31 Januari 2018 pengendalian infeksi pada pasien, NBBLR,
Demam tidak ada, sesak tidak ada.
Pasien risiko infeksi, risiko termoregulasi,
1 Februari 2018 pengendalian infeksi pada pasien, NBBLR,

FOLLOW UP PASIEN Demam tidak ada, sesak tidak ada.


Pasien risiko infeksi, risiko termoregulasi,
2 Februari 2018 pengendalian infeksi pada pasien, NBBLR,
Demam tidak ada, sesak tidak ada.
Pasien ikterik neonatorium, pasien risiko infeksi,
risiko termoregulasi, pengendalian infeksi pada
3 Februari 2018
pasien, NBBLR, Demam tidak ada, sesak tidak
ada.
Pasien ikterik neonatorium, pasien risiko infeksi,
risiko termoregulasi, pengendalian infeksi pada
4 Februari 2018
pasien, NBBLR, Demam tidak ada, sesak tidak
ada.
TERAPI FARMAKOLOGI
Aturan Tanggal
No. Nama Obat
Pakai 31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2

1 Neo K 1mg 1x √ - - - - -

2 Tetes Mata 1x √ - - - - -

3 Inj Ampicilin 100mg 2x √ √ √ √ √ √

4 Inj Gentamicin 10mg 1x √ √ Stop

√ √
5 Inj Gentamicin 10mg 1x36 jam √
PERHITUNGAN DOSIS
No. Nama Obat Dosis Dosis Literatur Keterangan
1 Neo K 1mg 0,5 mg-1mg Dosis sesuai

Umur > 1 minggu


Tetes Mata
2 1 tetes dosis 1-2 tetes tiap 4
gentamisin
jam (AHFS, 2011)

25-50 mg/kg tiap 12


jam.
100mg tiap 12
3 Inj Ampicilin Perhitungan = 25- Dosis sesuai
jam
50*1,9 = 47,5 – 95
mg (AHFS,2011)
2,5 mg/kg tiap 12
jam
Peritungan =
4 Inj Gentamicin 10mg Dosis sesuai
2,5*1,9 = 4,75 tiap
12 jam
(AHFS,2011)
2,5 mg/kg tiap 12 Dosis
jam dikurangi
10mg (Tiap 36 Peritungan = untuk
5 Inj Gentamicin
jam) 2,5*1,9 = 4,75 tiap penyesuain
12 jam dosis pada
(AHFS,2011) bayi
Tanggal
No. Jenis Obat Indikasi Obat Komentar dan Alasan
Mulai

Pengunaan vitamin K sebagai pencegah pendarah pada bayi sesuai


1 Neo K 1mg 31/1 Pencegahan pendarahan pada bayi dengan rekomendasi AAP (The American Academy of Pediatric)
pada tahun 2003 dengan dosis vitamin K 0,5 sampai 1 mg.

Gentamisisn dalam sediaa tetes mata dapat digunakan untuk


mencegah infeksi mata pada bayi. Selain itu, ketuban ibu yang hijau
2 Tetes Mata 31/1 Terapi pencegahan infeksi mata pada bayi kental merupakan pertanda adanya infeksi dan gentamisin digunakan
untuk menghindari infeksi yang dapat disebabakan oleh ketuban ibu
yang mengenai bayi.

Terapi empiris untuk penanganan pencegahan Terapi sesuai dengan rekomendasi who sebagai terapi yang secara
Inj Ampicilin
3 31/1 bayi resiko infeksi yang dikombinasikan empiris digunakan untuk mencegah bayi dengan resiko infeksi.
100mg
dengan antibiotik gentamisin. Mekanisme kerja ampisilin dan gentamisin adalah sinergis.

Terapi empiris untuk penanganan pencegahan Terapi sesuai dengan rekomendasi who sebagai terapi yang secara
Inj Gentamicin
4 31/1 bayi resiko infeksi yang dikombinasikan empiris digunakan untuk mencegah bayi dengan resiko infeksi.
10mg
dengan antibiotic ampisilin. Mekanisme kerja ampisilin dan gentamisin adalah sinergis.

Terapi empiris untuk penanganan pencegahan Terapi sesuai dengan rekomendasi who sebagai terapi yang secara
Inj Gentamicin
5 3/2 bayi resiko infeksi yang dikombinasikan empiris digunakan untuk mencegah bayi dengan resiko infeksi.
10mg
dengan antibiotic ampisilin. Mekanisme kerja ampisilin dan gentamisin adalah sinergis.
Permasalahan yang
No. Jenis Permasalahan Analisa Permasalahan Komentar atau Rekomendasi
Terkait dengan Obat
1. Adakah obat tanpa indikasi medis ? Tidak
Korelasi antara terapi obat dengan
1 1. Adakah obat yang tidak dikenal ? Tidak
penyakit
1. Adakah kondisi klinis yang tidak diobati ? Tidak
1. Bagaimana pemilihan obat ? Apakah sudah efektif dan terpilih pada
Sudah
kasus ini ?
2 Pemilihan obat yang sesuai
1. Apakah pemilihan obat tersebut relatif aman ? Aman
1. Apakah terapi obat dapat ditoleransi ?
1. Apakah dosis, frekuensi dan cara pemberian mempertimbangkan
efektifitas keamanan dan kenyamanan serta sesuai dengan kondisi pasien Sudah
?
1. Apakah jadwal pemberian dosis bisa memaksimalkan efek terapi,
3 Regimen Dosis
kepatuhan, meminimalkan efek samping, interaksi obat, dan regimen Bisa
yang kompleks ?
Terapi gentamisisn perlu
1. Apakah lama terapi sesuai dengan indikasi ? Sesuai mempertimbangkan efek samping
obat yaitu ortostatik dan nefrotoksis
4 Duplikasi Terapi 1. Apakah ada duplikasi terapi ? Tidak
1. Apakah pasien alergi atau intoleran terhadap salah satu obat ? Tidak
5 Alergi obat atau intoleran
1. Apakah pasien telah tahu yang harus dilakukan jika terjadi alergi ?
6 Efek merugikan 1. Apakah ada gejala/permasalahan medis yang diinduksikan obat ? Tidak
1. Apakah ada interaksi obat dengan obat ? Apakah signifikansi secara
Tidak
klinis ?
7 Interaksi dan kontraindikasi 1. Apakah ada interaksi obat dengan makanan ? Apakah bermakna secara
Tidak
klinis ?
1. Apakah ada Interaksi obat dengan data laboratorium ? Tidak
TINJAUAN OBAT
NEO K
Komposisi Setiap ml mengandung Fitomenadion 2 mg
Kelas terapi Vitamin
Indikasi Profilaksis dan pengobatan hemorrhage (pendarahan) pada bayi baru lahir
Mekanisme Kerja Fitomenadion diperlukan untuk pembentukan faktor pembekuan darah di hati seperti faktor II
(Prothrombn), VII (proconvertin), IX (plasma thromboplastin component), dan X (faktor stuart).
Fitomenadion berperan sebagai koenzim pada karboksilasi rantai samping yang mengandung asam
glutamat. Senyawa gamma-carboxy-glutamyl yang dihasilkan mengubah prekursor menjadi faktor
koagulasi aktif yang kemudian disekresikan oleh hati ke dalam darah.
Dosis Bayi: profilaksis melalui I.M. : 0,5-1 mg setelah 1 jam kelahiran
Pengobatan: I.M;subkutan : 1 mg/dosis/hari; dosis lebih tinggi mungkin lebih diperlukan jika ibu
sudah mendapat antikoagulan oral
Pemberian Obat Parenteral
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap fitonadion dan komponen lain dalam sediaan
Interaksi -mengurangi efek koagulan coumarin (warfarin)
-orlistat dapat mengurangi absorpsi fitonedion
Efek Samping CV: Hipotensi; sianosis
SSP: sakit kepala; pusing.
DERM: plak erythematosa pruritus di tempat suntikan IM; ruam; urtikaria
HEPA: Hiperbilirubinemia, termasuk kernikterus, pada bayi baru lahir.
LAIN: Reaksi anafilaktoid; nyeri, bengkak dan nyeri tekan pada tempat suntikan; kematian setelah
injeksi IV
Peringatan - Dosis jangan melebihi 1 mg pada bayi premature sebab ada risiko anemia hemolitik.
- Pemberian oral dan subkutan lebih aman, pemberian i.v hanya keadaan gawat dan harus sangat
perlahan (maksimum 1 mg/menit). Efek puncak terlihat dalam 4-8 jam setelah pemberian per oral.
- Pemberian fitomenadion, terutama bila lebih dari 2,5 mg menimbulkan hiperkoagulabilitas dan
resisten terhadap efek antikoagulan untuk beberapa hari. Untuk mencegah hal tersebut harus dipilih
dosis serendah mungkin dan terus pantau kadar protrombin.
- Perlu disediakan heparin (fitomenadion tidak mempengaruhi efek heparin) untuk mengatasi
hiperkoagulabilitas.
- Tidak menimbulkan efek samping seperti K3, maka dapat diberikan pada bayi yang baru lahir
atupun penderita defisiensi G.6-PD.
Farmakokinetika Absorbsi:
diabsorpsi dari saluran pencernaan hanya dengan adanya garam empedu

Onset
Pemberian oral: faktor koagulasi darah meningkat 6-10 jam
Pemberian parenteral: faktor pembekuan darah meningkat dalam 1-2 jam.
Pemberian parenteral: perdarahan biasanya terkontrol dalam waktu 3-6 jam, dan waktu
prothrombin normal sering didapat dalam 12-14 jam.

Distribusi:
Mungkin terkonsentrasi di hati dalam waktu singkat setelah terserap; hanya sejumlah
kecil yang disimpan di jaringan tubuh.
Muncul untuk melintasi plasenta sampai batas terbatas
Didistribusikan ke dalam susu
Eksresi:
Rute ekskresi vitamin K tidak diketahui. Konsentrasi vitamin K fatfat tinggi mungkin
hasil sintesis bakteri di usus.
AMPICILIN
Komposisi Ampicilin
Kelas terapi Antibiotik
Indikasi Pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran cerna, bakteri meningitis, enterococal
endocarditis, septikemia, infeksi gonocacal yang disebaban mikroorganisme
Mekanisme Kerja Ampicilin bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel aktivitas enzim transpeptidase
yang dibutuhkan untuk sintesis didinding sel bakteria
Dosis - Neonatus usia <1 minggu: AAP merekomendasikan 25-50 mg / kg setiap 12 jam untuk berat ≤2
kg atau 25-50 mg / kg setiap 8 jam untk berat> 2 kg.
- Neonatus 1-4 usia minggu: AAP merekomendasikan 25-50 mg / kg setiap 12 jam untuk berat <1,2
kg, 25-50 mg / kg setiap 8 jam untuk berat 1,2-2 kg, atau 25-50 mg / kg setiap 6 jam untuk berat
>2 kg.
- Anak-anak usia ≥1 bulan: AAP merekomendasikan 100-150 mg / kg sehari diberikan dalam 4
dosis terbagi untuk infeksi ringan sampai sedang atau 200-400 mg / kg sehari diberikan dalam 4
dosis terbagi untuk infeksi berat
Pemberian Obat Parenteral; Intravena
Kontraindikasi Diketaahui memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap golongan penisilin
Obat atau Uji Interaksi Ampicilin
Allopurinol Kemungkinan peningkatan kejadian ruam
Dalam bukti vitro efek antibakteri sinergis terhadap enterococci; digunakan untuk keuntungan terapi
Aminoglikosida dalam pengobatan endokarditis dan lainnya enterococcal infectionsPotential parah in vitro dan in vivo
inaktivasi aminoglikosida
kloramfenikol Dalam bukti vitro antagonism
Kemungkinan penurunan kemanjuran kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan peningkatan
kontrasepsi hormonal
kejadian perdarahan terobosan
Kemungkinan penurunan klirens ginjal metotreksat dengan penisilin; mungkin peningkatan konsentrasi
Metotreksat
methotrexate dan hematologi dan GI toksisitas
Penurunan sekresi tubulus ginjal ampisilin; meningkat dan konsentrasi ampisilin berkepanjangan dapat
Probenesid
terjadi9
Sulbaktam efek bakterisida sinergis terhadap banyak strain bakteri β-laktamase
Sulfonamid Dalam bukti vitro antagonisme1
Reaksi positif palsu mungkin dalam tes glukosa urin menggunakan Clinitest®, larutan Benedict, atau
Pengujian glukosa
larutan Fehling
Efek Samping KARDIOVASKULAR: Tromboflebitis di tempat suntikan. SSP: Pusing; kelelahan;
insomnia; hiperaktif reversibel; neurotoksisitas (misalnya, kelesuan, iritabilitas
neuromuskular, halusinasi, kejang, kejang).
DERMATOLOGI: Urtikaria; makulopapular sampai dermatitis eksfoliatif; erupsi
vesikular; eritema multiforme; ruam kulit
EUL: Mata gatal; laringospasme; edema laryngeal
GI: Diare; kolitis pseudomembran.
GU: Nefritis interstisial (misalnya oliguria, proteinuria, hematuria, gips hyaline, pyuria);
nefropati; peningkatan BUN dan kreatinin; vaginitis
HEMATOLOGI: Penurunan Hgb, Hct, RBC, WBC, neutrofil, limfosit, trombosit;
peningkatan limfosit, monosit, basofil, eosinofil, dan trombosit.
METABOLIK: Peningkatan serum alkaline phosphatase, glutamic oxaloacetic
transaminase, ALT, AST, dan LDH; mengurangi serum albumin dan protein total.
LAIN: Sakit di tempat suntikan; hipertermia
Peringatan - Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Ekskresi dalam ASI.
- Hipersensitivitas: Reaksi berkisar dari ringan sampai yang
mengancam jiwa. Gunakan hati-hati pada pasien sensitif
sefalosporin karena kemungkinan alergenitas silang.
- Superinfeksi: Dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih
organisme bakteri atau jamur nonsusceptible.
- Kerusakan ginjal: Gunakan dengan hati-hati dengan interval
dosis yang berubah.
Farmakokinetika Bioavaibilitas

30-55% dari dosis oral diserap dari saluran GI puasa orang dewasa; konsentrasi serum puncak dicapai dalam waktu 1-2
jam.9

Setelah pemberian IM, konsentrasi serum puncak umumnya dicapai lebih cepat dan lebih tinggi dari dosis oral

Cepat hasil pemberian IV konsentrasi serum puncak segera setelah selesai infus; konsentrasi serum mungkin masih
terdeteksi 6 jam kemudian.

Makanan umumnya menurun tingkat dan tingkat absorpsi.

Distribusi

Didistribusikan ke asites, sinovial, dan cairan pleura. Juga didistribusikan ke hati, empedu, paru-paru, kandung empedu,
prostat, otot, efusi telinga tengah, sekresi bronkial, sputum, sekresi sinus maksilaris, amandel, air liur, keringat, dan air
mata.

Didistribusikan ke CSF dalam konsentrasi 11-65% dari konsentrasi serum simultan; konsentrasi CSF tertinggi terjadi 3-7
jam setelah dosis IV.

Protein Plasma Binding


15-25%.

Protein mengikat lebih rendah pada neonatus dibandingkan pada anak-anak atau orang dewasa; ampisilin dilaporkan 8-
12% terikat pada protein serum pada neonatus.

Eliminasi

Metabolisme
Sebagian dimetabolisme oleh hidrolisis cincin β-laktam ke asam penicilloic yang mikrobiologis tidak aktif.9

Rute eliminasi
Dieliminasi dalam urin oleh ginjal sekresi tubular dan pada tingkat lebih rendah oleh filtrasi glomerulus. sejumlah kecil
GENTAMISIN
Komposisi Gentamisin
Kelas terapi Antibiotik
Indikasi Septikemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi ssp lainnya,
infeksi bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, endokarditis karena
Streptococcus viridans atau Streptococcus faecalis (bersama penisilin),
pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada meningiis karena listeria
(PIONAS)
Mekanisme Kerja Gentamisin bekerja dengan cara berikatan secara irreversibel dengan sub unit
30S dari ribosom baakteri, sehingga menghambat sintesis protein dengan
menghambat pergerakkn peptidyl-t RNA yang berhubungan dengan translokasi,
juga meningkatkan salah baca dari kode genetik sampai interaksi kodon-
antikodon yang tidak tepat dan menyebabkan terjadinya pemecahan polisom
menjadi monosom nonfungsional yang mengakibatkan kematian sel.
Dosis Pasien Pediatric
Dosis Umum untuk Neonatus
>IV atau IM
Produsen merekomendasikan 2,5 mg / kg setiap 12 jam pada neonatus prematur atau usia ≤1
minggu dan 2,5 mg / kg setiap 8 jam untuk neonatus > 1 minggu.
Neonatus usia <1 minggu : AAP merekomendasikan 2,5 mg / kg setiap 18-24 jam untuk berat <1,2
kg dan 2,5 mg / kg setiap 12 jam untuk berat ≥1.2 kg.
Neonatus 1-4 minggu usia: AAP merekomendasikan 2,5 mg / kg setiap 18-24 jam untuk berat <1,2
kg, 2,5 mg / kg setiap 8 atau 12 jam untuk berat 1,2-2 kg, dan 2,5 mg / kg setiap 8 jam untuk berat>
2 kg.

Dosis Umum untuk Bayi dan Anak-anak


>IV atau IM
bayi yang lebih tua dan anak-anak: produsen merekomendasikan 2,5 mg / kg setiap 8 jam untuk
neonatus lebih tua.
Anak-anak ≥1 bulan usia: AAP merekomendasikan 3-7,5 mg / kg diberikan dalam 3 dosis terbagi
untuk pengobatan infeksi berat.

Pemberian Obat Oral; parenteral; topikal


Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas terhadap gentamisin atau aminoglikosida lainnya
Obat Interaksi gentamisin
Dalam bukti vitro aditif atau efek antibakteri sinergis antara penisilin dan aminoglikosida terhadap beberapa
enterococci, Enterobacteriaceae, atau Ps. aeruginosa; digunakan untuk keuntungan terapi (misalnya, pengobatan
beta-laktam antibiotik endokarditis)
(sefalosporin, penisilin) Kemungkinan peningkatan insiden nefrotoksisitas dilaporkan dengan beberapa sefalosporin; sefalosporin mungkin
spuriously meningkatkan konsentrasi kreatinin
Potensi in vitro dan in vivo inaktivasi aminoglikosida
Dalam bukti vitro aditif atau efek antibakteri sinergis dengan aminoglikosida terhadap beberapa bakteri gram positif
Carbapenems (imipenem)
(E. faecalis, S. aureus, L. monocytogenes)
Beberapa in vitro bukti antagonisme dengan aminoglikosida; in vivo antagonisme belum terbukti dan obat telah
Kloramfenikol
diberikan sekaligus tanpa penurunan nyata dalam aktivitas
Beberapa in vitro bukti antagonisme dengan aminoglikosida; in vivo antagonisme belum terbukti dan obat telah
Clindamycin
diberikan sekaligus tanpa penurunan nyata dalam aktivitas
peningkatan risiko yang mungkin dari ototoksisitas (diuretik sendiri dapat menyebabkan ototoksisitas) atau
Diuretik (asam ethacrynic,
peningkatan risiko efek samping terkait aminoglikosida lainnya (diuretik dapat mengubah aminoglikosida serum atau
furosemide)
jaringan konsentrasi)
Neuromuscular blocking agen dan
anestesi umum (suksinilkolin, Kemungkinan potensiasi blokade neuromuskular dan kelumpuhan pernafasan
tubocurarine)
Kemungkinan peningkatan konsentrasi aminoglikosida serum dilaporkan dengan indometasin pada neonatus
NSAID
prematur; mungkin terkait dengan indometasin-diinduksi penurunan output urin
Probenesid Tidak mempengaruhi transportasi tubulus ginjal dari tobramycin
Beberapa in vitro bukti antagonisme dengan aminoglikosida; in vivo antagonisme belum terbukti dan obat telah
Tetrasiklin
diberikan sekaligus tanpa penurunan nyata dalam aktivitas
Efek Samping SSP: Insomnia; gangguan tidur; sakit kepala (anak-anak).
GI: Mual; muntah; diare; kehilangan selera makan; anoreksia; pankreatitis
DERMATOLOGIS: Ruam kulit (anak-anak).
METABOLIK: Peningkatan glukosa darah; Trigliserida meningkat.
LAINNYA: Reaksi hipersensitivitas (misalnya demam, ruam, kelelahan, gejala GI,
malaise, kelesuan, mialgia, artralgia, edema, sesak napas, parestesi, hipotensi, kematian);
demam (anak-anak).
Peringatan - Kehamilan: Kategori D (parenteral). Kategori C (ophthalmic). Laktasi: Belum ditentukan.
- Anak-anak: Gunakan dengan hati-hati pada bayi prematur dan neonatus karena
ketidakmatangan ginjal.
- Pasien lanjut usia atau lemah: Tingkat obat dan fungsi ginjal harus dipantau secara ketat.
- Hipomagnesemia: Sering terjadi, terutama pada mereka yang memiliki diet terbatas atau
gizi buruk.
- Blokade neuromuskular: Potensi efek seperti curare dapat memperparah kelemahan otot
atau menyebabkan neurotoksisitas.
- Gunakan dengan hati-hati dengan anestesi atau relaksan otot; pada pasien dengan
gangguan neuromuskular, hypomagnesemia, hypocalcemia dan hypokalemia; dan pada
neonatus yang ibunya menerima magnesium sulfat.
- Sensitivitas sulfur: Beberapa produk mengandung sulfit. Jangan gunakan jika ada riwayat
hipersensitivitas.
- Toksisitas: Obat dikaitkan dengan nefrotoxicity dan ototoxicity yang signifikan. Gunakan
dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal dan pasien lanjut usia.
Farmakoterapi Absorpsi
bioavailabilitas
Tidak diserap secara oral; harus diberikan secara parenteral.
Cepat diserap setelah injeksi IM; konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 30-90
menit.
Distribusi
Tingkat
Didistribusikan ke dalam tulang, jantung, kandung empedu, jaringan paru-paru, empedu,
dahak, sekresi bronkial, dan interstitial, pleura, dan cairan sinovial.
Hanya konsentrasi rendah didistribusikan ke CSF berikut IM atau administrasi IV.
Protein Plasma Binding
Hanya minimal terikat dengan protein plasma.
Eliminasi
Metabolisme
Tidak dimetabolisme.
Rute eliminasi
50-93% dari dosis IM tunggal diekskresikan tidak berubah oleh filtrasi glomerulus dalam
waktu 24 jam
PEMBAHASAN
Penanganan pertama yang diberikan yaitu injeksi neo K (vitamin K) dan tetes
mata gentamisin, dan selanjutnya diberikan injeksi ampicilin 100 mg 2 kali
sehari dan injeksi gentamisin 10 mg 1 kali sehari.
Penggunaan injeksi neo-K digunakan untuk mencegah pendarahan. karena
pada bayi yang baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K,
sehingga beresiko untuk mengalami PDVK (Pendarahan akibat Defisiensi
Vitamin K).
Tetes mata gentamisin digunakan untuk membersihkan sisa air ketuban yang
menempel di mata bayi. Penggunaan injeksi ampicillin dan gentamisin
digunakan untuk profilaksis infeksi pada bayi, karena menurut catatan medis
air ketuban ibu bayi keruh dan berwarna hijau kental. Air ketuban yang keruh
merupakan faktor resiko terjadinya sepsis pada bayi baru lahir dengan berat
PEMBAHASAN (CONT...)
Pemberian ampicilin dan gentamisin dilanjutkan sampai hari ke-6, tetapi untuk
gentamisin pada hari ke-3 diganti interval pemberian obat dari yang sebelumnya 10
mg satu kali setiap 24 jam menjadi 36 jam dengan dosis sama.
Selain pemberian obat, terapi yang dilakukan yaitu berupa pemberian tindakan
dengan meletakkan bayi di dalam inkubator infant warmer untuk menjaga suhu tubuh
bayi tetap hangat agar tidak hipotermia.
Pada hari ke-4, bayi ditemukan positif ikterik, ikterik adalah kondisi perubahan
warna kuning pada kulit, selaput lendir, dan bagian putih mata yang disebabkan
oleh peningkatan jumlah bilirubin dalam darah. Penanganan yang diberikan yaitu
foto terapi / terapi sinar untuk menurunkan kadar bilirubin. Pada hari ke-5 keadaan
bayi sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Pemilihan obat yang diberikan sudah tepat indikasi dan tepat dosis, penggunaan
obat golongan beta laktam seperti ampicilin sebelum diberikan harus dilakukan skin
test untuk melihat apakah ada reaksi hipersensitifitas pada bayi.
KESIMPULAN
Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa :
Pasien didiagnosa BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
Pengobatan sesuai dengan indikasi klinis yang dialami oleh
pasien

Anda mungkin juga menyukai