Anda di halaman 1dari 17

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian
Peningkatan tekanan darah antara 140/90 mmhg
sampai dengan 160/110 mmHg dan ditemukannya
proteinuria bernilai > +1 pada usia kehamilan > 20
minggu tanpa ada riwayat peningkatan tekanan darah
sebelumnya

Anamnesis 1. Usia kehamilan > 20 minggu


2. Edema tungkai
3. Riwayat tekanan darah tinggi sejak usia
kehamilan > 20 minggu
Pemeriksaan fisik 1. TD 140/90 mmHg - 160/110 mmHg
2. Edema tungkai
Kriteria Diagnostik Ditemukannya peningkatan tekanan darah antara
140/90 mmhg sampai dengan 160/110 mmHg dan
ditemukannya proteinuria bernilai > +1 pada usia
kehamilan > 20 minggu tanpa adanya riwayat
peningkatan tekanan darah sebelumnya.
Diagnosis Pre eclampsia Ringan
Diagnosis banding 1. Pre eclampsia Berat
2. Hipertensi Gestasional
3. Hipertensi Kronis
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin
2. Urinalisa
Terapi a. Usia kehamilan 20 – 37 minggu
1 Tirah baring
2 Diet rendah garam, ccukup karbohidrat, cukup
protein, dan rendah lemak
3 Pemberian antioksidan
4 Kontrol kesejahteraan bayi  pertimbangkan
terminasi kehamilan jika kesejahteraan bayi
memburuk
5 Kontrol lab
6 ANC rutin sesuai indikasi
7 Pemberian obat antihipertensi yang aman bagi
kehamilan : α-metil dopa dengan dosis 2 - 3 x
500 mg
8 Rawat inap jika dalam 2 minggu tidak terjadi
penurunan tekanan darah, proteinuria masih
bernilai positif, hasil lab terganggu, atau
menunjukkan tanda preeklampsia berat.
9 Pemberian steroid untuk pematangan paru bayi
jika dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan
pada usia kehamilan 28 – 36 minggu.
b. Usia kehamilan >37 minggu
Terminasi kehamilan dengan persalinan
pervaginam, pertimbangkan pemakaian alat bantu
seperti vacuum ataupun forceps.

Prognosis Dubia ad bonam


Indikasi dipulangkan Keadaan Umum baik, tanda vital baik
Penelaah Kritis dr. Yuwono Sri Negoro, Sp.OG
dr. Lavelia S. Alui, Sp.OG
Kepustakaan 1. Cunningham, F G, Gant, N F, Leveno, K J, Gilstrap-
III, L C, Haulth, J C, Wenstrom, K D. 2005.
Obstetric Williams Volume I. Jakarta: EGC
2. Henderson, C dan Jones K. 2005. Buku Ajar
Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Lampiran
SEROTINUS/KEHAMILAN LEWAT
WAKTU/POSTERM
No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian Kehamilan telah melebihi usia kehamilan 42 minggu
dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). /
USG Trimester I/ USG serial
Anamnesis Kehamilan berlangsung lewat bulan / lebih dari 42
minggu dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir).
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan umum (KU, tensi, nadi, suhu, RR)
Pemeriksaan obstetrik (TFU, letak, DJJ, His)
Kriteria Diagnostik Sesuai anamnesis, pemeriksaan obstetri & ginekologi,
dan hasil pemeriksaan USG.
Diagnosis Serotinus/ Kehamilan Lewat Waktu/ Posterm

Diagnosis banding -
Pemeriksaan Penunjang USG,CTG, Lab

Terapi Pengelolaan tergantung dari derajat kematangan


serviks. Induksi dilakukan dengan memperhitungkan
kondisi serviks dan bila tidak ada kontraindikasi
obstetrik.
SC  Bila terdapat komplikasi obstetrik lainnya
Edukasi tentang penyakit yang diderita, rencana
tatalaksana dan komplikasi yang mungkin akan
dihadapi. ,dan persetujuan tindakan yang akan
dilakukan
Prognosis Ad Vitam : dubia ad sanam/ bonam
Ad Sanationam : dubia ad sanam/ bonam
Ad Fungsionam : dubia ad sanam/ bonam
Indikasi dipulangkan Post Terminasi Kehamilan, keadaan umum baik, tanda
vital baik
Penelaah Kritis dr. Yuwono Sri Negoro, Sp.OG
dr. Lavelia S. Alui, Sp.OG
Kepustakaan 1. Hakimi M, Dasuki D, Siswosudarmo R, Pradjatmo H,
et AL. Standar Pelayanan Medis Bidang Ilmu Obstetri
dan Ginekologi. Yogyakarta; Pustaka Cendiakia Press:
2011
2. Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan
Obstetri Ginekologi Indonesia. Panduan
Penatalaksanaan Kasus Obstetri. Jakarta; Percetakan
Palawa Sari: 2012 Berghella V.
3. Maternal-fetal Evidence Base Guidlines. USA;
Informa Healthcare: 2012
4. Norwitz, Errol R. Obstetric Clinical Algorithms :
Management and Evidence. USA; Wiley-Blackwell;
2012
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Pelayanan Obstetri Neontal Emergensi Komperhensif.
Jakarta: Depkes; 2007
Lampiran
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
aktifitas sehari-hari karena keadaan umum pasien yang
buruk akibat dehidrasi dan terjadi dari awal kehamilan
sampai dengan usia kehamilan 16 minggu.
Anamnesis 1. Riwayat terlambat haid
2. Riwayat β – HCG urin (+)
3. Mual dan muntah hebat, segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dan
dehidrasi, biasanya terjadi pada pagi hari ( morning
sickness ) kadang disertai sakit kepala, dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari.
4. Ibu terlihat pucat dan lemas
5. Nafsu makan turun
6. Nyeri epigastrium
7. Rasa haus yang hebat
8. Gangguan kesadaran
Pemeriksaan fisik 1.Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat 100x/mnt,
tekanan darah menurun (pada keadaan berat),
subfebris, dan gangguan kesadaran (keadaan berat).
2.Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi: mata cekung,
bibir kering, turgor berkurang.
3.Pemeriksaan generalis: Kulit pucat, sianosis, berat
badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil,
uterus besar sesuai usia kehamilan, pada
pemeriksaan inspekulo tampak serviks yang
berwarna
biru.
Kriteria Diagnostik Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan Penunjang meliputi
Mual muntah berat
Berat badan turun > 5 kg dari berat sebelum hamil
Ketonuria
Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum


Diagnosis banding Ulkus Peptikum
Inflammatory bowel syndrome
Acute Fatty Liver
Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG
(pemeriksaan penunjang dasar)
Terapi 1. Rawat Jalan
Pada kondisi ibu masih mampu makan minum
per oral
2. Rawat Inap
Pada Kondisi klinis lemah, tidak bisa masuk
makanan /membutuhkan infus cairan
3. Pemberian Cairan intravena
RL : D5 = 2 : 1 per 24 jam ditambah asupan
cairan per oral
4. Pemberian Anti Emetik pilihan
a. Ondancetron 4 mg/ 8 mg selama 15 menit iv
tiap 12 jam/ 1 mg/jam terus menerus selama
24 jam
b. Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
c. Dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9%
selama 20 menit tiap 4-6 jam sekali
5. Pemberian Obat pelindung lambung bila
diperlukan tunggal atau kombinasi
a. Ranitidin 50 mg injeksi IV setiap 8 atau 12
jam
b. Antasida Syrup 3 X 1 C
c. Sukralfat Syrup 4 x 2 cth
6. Makan porsi kecil tapi sering
Prognosis Ad sanasionam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad Vitam : bonam
Indikasi dipulangkan Mual muntah tidak ada lagi
Keluhan subjektif tidak ada
Tanda tanda vital baik
Penelaah Kritis dr. Yuwono Sri Negoro, Sp.OG
dr. Lavelia S. Alui, Sp.OG
Kepustakaan Prawiroharjo Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta.
Yayasan bina. 2011.
Güngören, Arif, et al. Association of Helicobacter pylori
positivity with the symp toms in patients with
hyperemesis gravidarum. Archives of gynecology and
obstetrics, 2013, 288.6: 1279-1283.
Outlaw, William M.; IBDAH, Jamal A.; KOCH, Kenneth
L. Hyperemesis Gravidarum and Maternal Liver
Disease. 2013.
Lampiran
GAWAT JANIN
No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian 1.Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor yang menyebabkan penurunan aliran darah
uteroplasenta sehingga terjadi asfiksia intrauterin karena
kegagalan transport oksigen pada ruang intervilosa
yang bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian janin
atau kerusakan jaringan yang permanen.
2.Keadaan hipoksia janin.
3.Suatu keadaan terganggunya kesejahteraan janin.
Anamnesis Beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
gawat janin
Faktor Maternal :
 Hipotensi sistemik (syok)
 Supine hipotensi
 Penyakit pembuluh darah (ateroma)
 Anemia
 Vasospasme akibat hipertensi
 Kontraksi uterus yang berlebihan
Faktor janin:
 Anemia
 Penekanan tali pusat
 Penurunan cardiac output
 Kelahiran kurang bulan
Faktor plasenta :
 Infark plasenta
 Solusio plasenta
 Plasenta previa
 Insufisiensi plasenta
Pemeriksaan fisik  Pemantauan denyut jantung (fetal heart rate/FHR)
dengan auskultasi menggunakan stetoskop
monoaural/doptone secara berkala. Auskultasi
berkala dengan menggunakan stetoskop
monoaural/doptone sebaiknya dilakukan setiap 2
jam pada kala I selama 1 menit, setelah kontraksi
uterus dengan ketuban masih intak. Pada ketuban
sudah pecah sebaiknya dilakukan tiap 1,5 jam.
 Kardiotokografi.
Apabila menggunakan kardiotokografi dapat dilihat
adanya gambaran abnormal yang menggambarkan
gawat janin berupa
- Deselerasi variabel.
- Deselerasi lambat
- Penurunan variabilitas
- Gabungan salah satu dari ketiga diatas dengan
takikardi atau bradikardi.
 Mekonium staining.
 Analisa gas darah janin.

Gambaran Kardiotokografi
Penilaian perubahan FHR ialah berdasarkan pada
1. Baseline Rate
Normal baseline ialah antara 120-160 beat per minute
(bpm). Jika baseline FHR diatas 160 bpm disebut
takikardi dan bila dibawah 120 bpm disebut bradikardi.
2. Variabilitas
Variabilitas merupakan aspek penting pada FHR dan
terdiri dari 2 komponen: Long term dan short term
variability. Short term variability mencerminkan
perbedaan interval yang sesungguhnya (beat to beat (R-
R)). Long term variability mencerminkan perubahan
FHR dengan siklus 3-6 menit. Variabilitas digambarkan
sebagai perubahan FHR serial dengan arah positif dan
negatif.
3. Akselerasi
Akselerasi adalah peningkatan mendadak (didefinisikan
sebagai awitan akselerasi yang mencapai puncak dalam
waktu <30 detik) frekuensi denyut jantung basal janin.
4. Deselerasi dini
Gambaran deselerasi dini ditandai dengan bentuk yang
sama dan berbentuk seperti bayangan cermin dengan
kontraksi uterus, dari kontraksi ke kontraksi berikutnya
5. Deselerasi Variabel
Gambaran deselerasi ditandai oleh penurunan tiba-tiba
dari FHR yang diikuti peningkatan mendadak dari FHR.
Turunnya FHR dibawah 120 bpm dan sering di bawah
60 bpm. Bentuk, lama dan waktu deselerasi variabel
tidak sama.
6. Deselerasi lambat
Deselerasi lambat pada FHR adalah penurunan
bertahap yang nampak secara jelas (onset deselerasi
sampai ke nadir sedikitnya 30 detik) dan kembali ke
baseline FHR berkaitan dengan kontraksi uterus.

Klasifikasi CTG untuk pemantauan janin elektronik


secara kontinyu:
 Normal  apabila keempat kriteria masuk dalam
kategori reassuring
 Suspicious  apabila satu kriteria non-
reassuring dan yang lainnya reassuring
Patologis  apabila dua atau lebih kriteria non-
reassuring dan satu atau lebih kriteria masuk dalam

Klasifikasi Pola Denyut Jantung Janin


Baseline Variabilitas
Deselerasi Akselerasi
(bpm) (bpm)

Reassuring 120-160 5 Tidak Ada Ada

Deselerasi
dini,
deselerasi
<5 selama
100-119 variabel, Tidak adanya
Non
>40 menit prolonged
Reassuring
161-180 tetapi <90 akselerasi
menit deselerasi
sampai meskipun
dengan 3
menit dengan kriteria lain
CTG yang
Deselerasi
< 100 variabel atipik, normal,

> 180 deselerasi signifikansinya


< 5 selama
lambat,
Abnormal Pola diragukan
< 90 menit
prolonged
Sinusoidal deselerasi > 3
> 10 menit
menit

Kriteria Diagnostik
Diagnosis Gawat Janin
Diagnosis banding
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah janin.
Indikasi :
1. Deselerasi lambat berulang
2. Deselerasi variabel memanjang
3. Mekonium pada presentasi kepala
4. Hipertensi ibu
5. Variabilitas yang menyempit
Interpretasi hasil pemeriksaan darah janin
1. pH : 7,25 : Normal
2. pH : 7,25 - 7,10 : Tersangka asidosis, ulangi 10
menit lagi
3. pH : < 7,10 : Asidosis, lahirkan janin segera.

Terapi Resusitasi Intra Uterine


a. Meningkatkan arus darah uterus dengan cara:
- Menghindari tidur terlentang
- Menguragi kontraksi uterus
- Pemberian infus cairan
b. Meningkatkan arus darah tali pusat dengan
mengubah posisi tidur ibu miring ke kiri.
c. Meningkatkan pemberian oksigen
Tindakan definitif
a. Persalinan pervaginam
b. Seksio sesaria
Konsultasi ke bagian Ilmu Kesehatan Anak untuk
persiapan penanganan bayi baru lahir

Prognosis Dubia
Indikasi dipulangkan
Penelaah Kritis dr. Yuwono Sri Negoro, Sp.OG
dr. Lavelia S. Alui, Sp.OG
Kepustakaan 1. Cunningham, F.G.,MD, Mac Donald P.C.,MD,
GaretN.F.,MD, Ectopic Pregnancy, Williams
Obstetrics 20; 1998: 607-634.
2.Stenchever, Droegemueller, Herbst, Mishell :
Comprehensive Gynecology 4edition : Ectopic
Pregnancy; 2001: 443-478.
3.Saifuddin A.B : Ilmu Kebidanan edisi ketiga; Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta 1997:
323-361.
Lampiran
PRE EKLAMPSIA BERAT
No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian Peningkatan tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg
dan ditemukannya proteinuria bernilai > +1 pada usia
kehamilan > 20 minggu tanpa ada riwayat peningkatan
tekanan darah sebelumnya
Anamnesis 1. Usia kehamilan > 20 minggu
2. Edema tungkai
3. Riwayat tekanan darah tinggi di kehamilan
sebelumnya
4. Riw tekanan darah tinggi sebelum hamil
5. Sakit kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati,
mual, muntah, kejang
6. Riwayat penyakit dahulu : riw DM, hipertensi, alergi
Riw hipetensi & DM di keluarga
Pemeriksaan fisik 1. TD > 160/110 mmHg
2. Pemeriksaan Paru : wheezing, ronchi basah
3. GCS 15

Kriteria Diagnostik Ditemukannya peningkatan tekanan darah >160/110


mmHg dengan/ tanpa ditemukannya proteinuria
bernilai > +1 pada usia kehamilan > 20 minggu tanpa
adanya riwayat peningkatan tekanan darah
sebelumnya
Diagnosis Pre Eklampsia Berat
Diagnosis banding 1. Pre eklampsia Ringan
2. Eklampsia
3. Hipertensi Gestasional
4. Hipertensi Kronis

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin


2. Urinalisa
3. CTG (bila uk >30 mg)
4. SGOT/SGPT bila curiga HELLP Syndrome
5. USG
Terapi Tatalaksana Umum
Prognosis
Indikasi dipulangkan
Penelaah Kritis
Kepustakaan
Lampiran
ABORTUS
No. Revisi 00 Halaman 1/5

No. Dokumen Ditetapkan


RSUD Tugu Koja Direktur RSUD Tugu Koja
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara

PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit


KLINIS ....../....../2018 dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Pengertian Berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20
minggu atau berat janin < 500 gram.

Klasifikasi Menurut Derajatnya :


a. Abortus iminens : adalah abortus yang membakat
ditandai dengan perdarahan pervaginam yang
minimal, tetapi portio uteri (kanalis servikalis)
masih tertutup.
b. Abortus insipien : pembukaan serviks yang
kemudian diikuti oleh kontraksi uterus namun buah
kehamilan belum ada yang keluar.
c. Abortus inkompletus : biasanya ada pembukaan
serviks, sebagian hasil konsepsi sudah keluar
(plasenta) sebagian masih tertahan di dalam
rahim. Biasanya diikuti perdarahan hebat.
d. Abortus komplit : seluruh hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri pada kehamilan < 20
minggu.
e. Missed abortion : tertahannya hasil konsepsi yang
telah mati di dalam Rahim selama ≥ 8 minggu.
Ditandai dengan tinggi fundus uteri yang menetap
bahkan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-
tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan
serviks.
f. Keguguran berulang : adalah abortus spontan 3
kali atau lebih secara berturut-turut.
Anamnesis A. Abortus imminen
a. Riwayat terlambat haid dengan hasil βHCG (+)
dengan usia kehamilan < 20 minggu.
b. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu
banyak berwarna kecoklatan dan bercampur
lender.
c. Nyeri Perut/ cramping pain sedikit
B. Abortus insipien
a. Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah
segar, disertai terbukanya serviks.
b. Perut nyeri ringan atau spasme.
C. Abortus inkomplit
a. Perdarahan aktif.
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat
persalinan.
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi.
d. Mulut Rahim terbuka dengan sebagian sisa
konsepsi tertinggal.
e. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok
akibat perdarahan.
D. Abortus komplit
a. Perdarahan sedikit.
b. Nyeri perut atau kram ringan.
c. Mulut Rahim sudah tertutup
d. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
E. Missed abortion
a. Perdarahan dan nyeri perut minimal.
F. Keguguran Berulang
Riwayat abortus 3 kali atau lebih berturut-turut
Pemeriksaan fisik A. Abortus imminens
a. Ostium uteri masih tertutup
b. Perdarahan berwarna kecoklatan disertai
dengan lender.
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
d. DJJ masih ditemukan.
B. Abortus insipien
a. Ostium uteri terbuka, dengan terdapat
penonjolan kantong dan didalamnya berisi
cairan ketuban.
b. Perdarahan berwarna merah segar
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
d. DJJ masih ditemukan
C. Abortus inkomplit
a. Ostium uteri terbuka, dengan terdapat sebagian
sisa konsepsi.
b. Perdarahan aktif
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
D. Abortus komplit
a. Ostium uteri tertutup
b. Perdarahan sedikit
c. Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan
E. Missed abortion
a. Ostium uteri tertutup
b. Perdarahan dan nyeri perut tidak ada.
c. Ukuran uterus lebih kecil dan usia kehamilan
d. Gejala khas janin telah mati tetapi tidak ada
epulsi jaringan.
F. Sisa Konsepsi
a. Ostium Tertutup
b. Tampak Sisa Konsepsi dari USG

Kriteria Diagnostik Ditemukannya peningkatan tekanan darah >160/110


mmHg dengan/ tanpa ditemukannya proteinuria
bernilai > +1 pada usia kehamilan > 20 minggu tanpa
adanya riwayat peningkatan tekanan darah
sebelumnya
Diagnosis Abortus
a. Abortus imminens
b. Abortus insipient
c. Abortus inkompletus
d. Abortus komplit
e. Missed abortion
f. Sisa Konsepsi
Diagnosis banding 5. Pre eklampsia Ringan
6. Eklampsia
7. Hipertensi Gestasional
8. Hipertensi Kronis

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin


2. Urinalisa
3. CTG (bila uk >30 mg)
4. SGOT/SGPT bila curiga HELLP Syndrome
5. USG
Terapi Tatalaksana Umum

Prognosis
Indikasi dipulangkan
Penelaah Kritis
Kepustakaan
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai