Anda di halaman 1dari 50

Seminar kebidanan

Deteksi Dini dalam


Kehamilan & Solusinya L/O/G/O
Siti Rusyanti
Bagian integral sistem Yankes

Bidan terregistrasi
Pelayanan
Mandiri
Kebidanan
Kolaborasi
Rujukan
LAYANAN
Rujukan
KEBIDANAN

Layanan dilakukan
Kolaborasi bidan dalam
Rangka rujukan
ke sistem
Bidan sebagai Layanan yang
anggota tim lebih tinggi
Primer
(kegiatan bersamaan) /
Sebagai salah satu
Sepenuhnya dari sebuah proses
Pelayanan kesehatan
tanggung
jawab bidan
Frekuensi A N C Minimal

1x trimester pertama

1x trimester kedua

2x trimester ketiga
Pelayanan Antenatal Terpadu
 Berisiko
 Komplikasi Penanganan
 Masalah gizi lebih lanjut
 PTM
 IMS sesuai
 HIV?AIDS masalah
 Malaria
Ibu Hamil  TB
 Hepatitis
 Masalah kejiwaan
Rujuk
Masalah
ANC

Ibu Hamil Sehat, Persalinan Aman


Mengapa harus Deteksi?

keuntungan

Pengawasan Diagnosis lebih Intervensi Pencegahan


lebih ketat akurat tepat waktu komplikasi
sejak dini
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
KSPR KRT
PENAPISAN 1. Menemukan
1. Menyelamatkan Ibu & BBL masalah/faktor risiko
2. Menurunkan kematian ibu sedini mungkin pada awal
& bayi kehamilan, berulangkali
s.d hamil aterm
2. Memberikan KIE pada ibu
hamil, suami, keluarga
3. Melakukan pencegahan
pro-aktif komplikasi
4. Merencanakan
tempat/penolong
KSPR persalinan aman
5. Meningkatkan kesiapan
mental, biaya &
transportasi
6. Mencegah rujukan
terlambat ke RS
KSPR
FR II
Ada keluhan & kelainan-tanda bahaya
yang harus segera diketahui/dikenali/diobati
WASPADA: Komplikasi persalinan dini

AGO
AGDO

FR III
Ibu & janin dalam bahaya
APGO BUTUH SEGERA:
FR
Penyelamatan nyawa ibu
FR I & bayi - RTW ke RS
Ibu hamil sehat-
Peduli, Waspada & Siaga.
WASPADA: Bahaya-komplikasi
persalinan dini
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN
2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
MASA SEBELUM HAMIL, MASA HAMIL,
PERSALINAN, DAN MASA SESUDAH
MELAHIRKAN, PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KONTRASEPSI, SERTA
PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL
Pasal 12

(1) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil


bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan kesehatan
yang berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat dan berkualitas.
2) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi
hingga sebelum mulainya proses
persalinan

(3) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dilakukan melalui pelayanan
antenatal terpadu.
(4) Pelayanan antenatal terpadu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas yang
dilakukan melalui:
a. pemberian pelayanan dan konseling
kesehatan termasuk stimulasi dan gizi
agar kehamilan berlangsung sehat dan
janinnya lahir sehat dan cerdas;
b. deteksi dini masalah, penyakit
dan penyulit/komplikasi
kehamilan;
c. penyiapan persalinan yang bersih dan
aman;
d. perencanaan antisipasi dan persiapan
dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi;
e. penatalaksanaan kasus serta rujukan
cepat dan tepat waktu bila diperlukan; dan
f. melibatkan ibu hamil, suami, dan
keluarganya dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan
dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi.
Deteksi

1 Pre eklampsia/eklampsia
2 Perdarahan pada kehamilan
Deteksi Pre Eklampsia

• Usia kehamilan lebih dari 20 minggu


==hipertensi & protein uria.
• Eklampsia : tanda preeklampsia &
kejang
• Salah satu penyebab utama
kematian ibu di dunia

– Tidak adekuatnya penatalaksanaan di tingkat


pelayanan dasar sehingga penderita dirujuk dalam
kondisi yang sudah parah.
Penting!! Deteksi pre eklampsia

Deteksi

HT
10 T
Kehamilan 1. TB, BB
2. TD
3. LILA
AKI 4. TFU
5. Presentasi,
DJJ
6. TT
Pre 10% HT 1/3 pre 7. Tablet besi
eklampsia eklampsia 8. Test Lab.
9. Tatalaksana
kasus
10. Temu
wicara
Tekanan darah
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sistolik ≥ 160
Tekanan darah ≥140/90 setelah usia kehamilan 20 mmHg atau
mmHg untuk pertama minggu, protein uria ≥ 1+ pada tekanan darah
kalinya selama
pengukuran dengan dipstick urine diastolic ≥110
kehamilan, tidak
atau kadar protein total ≥ 300 mmHg.
terdapat protein uria, protein dalam
tekanan darah kembali mg/24 jam.
kencing ≥ ++ pada
normal dalam waktu 12 Preeklamsia
pengukuran
minggu pasca ringan
persalinan dipstick urine atau
Hipertensi Preeklamsia
kadar protein total
berat
dalam sebesar 2 gr/24
kehamilan Klasifikasi jam.
hipertensi telah ada kreatinin darah
sebelum kehamilan atau Hipertensi Eklamsia melebihi 1,2 mg/dL
yang didiagnosis sebelum kronis
usia kehamilan 20 minggu, Preeklamsia
super impos
atau hipertensi pertama Disertai kejang
kali didiagnosis setelah
usia kehamilan 20 minggu Protein awitan baru ≥ 300 mg/ 24 jam
dan terus bertahan setelah pada ibu penderita darah tinggi tetapi
12 minggu pasca tidak terdapat protein uria pada usia
persalinan. kehamilan sebelum 20 minggu.
Metode skrining
preeklamsia/eklampsia
ANAMNESA
• Usia Ibu
• Ras
• Metode Kehamilan
• Merokok selama hamil
• Riwayat penyakit dahulu (Hipertensi, preeklamsia
pada kehamilan terdahulu, penyakit Ginjal, penyakit
Autoimun, Diabetes Mellitus, Metabolik sindrom,
Obesitas dll)
• Riwayat penyakit keluarga
• Paritas
• Kehamilan sebelumnya
14-20%, risiko rekurensi lebih besar (s/d 38%) jika
menghasilkan persalinan prematur
Pemeriksaan Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah setiap kali ANC.
• Pengukuran sistolik menetap (selama setidaknya 4 jam) >140–150
mmHg, atau diastolic 90–100 mmHg.
• Pengukuran tekanan darah bersifat sensitif terhadap posisi tubuh ibu
hamil sehingga posisi harus seragam, terutama posisi duduk, pada
lengan kiri setiap kali pengukuran.

Apabila tekanan darah ≥160/100 maka kita dapat menetapkan


hipertensi.

• Pengukuran tekanan darah dapat berupa tekanan darah Sistolik,


Tekanan Darah Diastolik dan MAP (Mean Arterial
Pressure).
MAP
Tekanan arteri rata-rata 1 siklus denyutan

Hasil penelitian: MAP trimester 2 >90


mmHg berisiko 3.5 kali untuk
MAP: Prediktor yang lebih terjadinya preelamsia
baik daripada tekanan
darah sistol, diastol,
atau peningkatan Tekanan darah diastole >75 mmHg
tekanan darah, pada pada usia kehamilan 13–20 minggu
trimester pertama dan berisiko 2.8 kali untuk terjadinya
kedua kehamilan.
preeklamsia.

MAP= D + 1/3 (S-D)


ALUR PENGELOLAAN PENDERITA
PREEKLAMPSIA BERAT/EKLAMPSIA
JANGAN BIARKAN PASIEN SENDIRIAN --- TEMPATKAN PENDERITA SETENGAH DUDUK
Mintalah pertolongan pada petugas yang lain atau keluarga penderita

JALAN NAFAS
• Bersihkan jalan nafas, pertahankan
• Miringkan kepala penderita

PERNAFASAN
• Berikan oksigen 4 -6 liter/ menit
• Kalau perlu lakukan ventilasi dengan balon dan masker

SIRKULASI
• Observasi nadi dan tekanan darah
• Pasang IV line (infuse) dengan cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9%
LANJUTAN…….

CEGAH KEJANG/ •

MgSO4 40% 4 gram (10 cc) dijadikan 20 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5 menit
Bila IM: Mg SO4 40% 8 gram (20 cc) bokong kanan/kiri

KEJANG
• Bila IV: Mg So4 40% 6 gram (15 cc) masukkan dalam cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9% 250 cc drip dengan
tetesan 15 tetes per menit
• Bila Kejang berlanjut:Mg SO4 40% 2 gram (5 cc) dijadikan 10 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5 menit
• Pantau: Pernafasan, reflek patella,produksi urine

ULANGAN
• Antidotum: calcium Gluconas 10% 10 cc IV pelan

PENGATURAN •

• Antihipertensi diberikan bila:
Tekanan darah systole : ≥ 160mmHg
Tekanan darah diastole: ≥ 110 mmhg

TEKANAN DARAH
• NIFEDIPIN 10 mg Oral
• METILDOPA 250 mg
• Dirujuk Langsung
ke RUMAH SAKIT
dengan BAKSOKU
RUJUK : Bidan, Alat,
Kendaraan, Surat,
Obat, Keluarga,
Uang
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA

Perdarahan pada kehamilan < 20 minggu /


perkiraan berat badan janin < 500 gram (janin
belum mampu hidup di luar kandungan)
ABORTUS

Penilaian kondisi klinik pasien


(diagnosis dan pertolongan awal
gawatdarurat)
• Melalui langkah ini, dapat dikenali
berbagai komplikasi yang dapat
mengancam keselamatan pasien seperti
syok, infeksi/sepsis, perdarahan hebat
(massif) atau trauma intraabdomen.
I n g a t !!!!
Beberapa jenis komplikasi abortus
inkomplit, dapat timbul secara bersama
sehingga dibutuhkan kecermatan petugas
kesehatan agar dapat membuat skala
prioritas dalam menanggulangi masing-
masing komplikasi tersebut.
Gejala dan Tanda
Wanita yang masih dalam usia reproduksi,
sebaiknya dipikirkan suatu abortus
inklomplit apabila :
• Terlambat haid > 1 bulan
• Perdarahan per vagina
• Spasme atau nyeri perut bawah (seperti
kontraksi saat persalinan)
• Keluarnya massa
Jika tidak ada gejala AB Inkomplit,
Pertimbangkan Infeksi Panggul==Kaji
AB Provokatus??

Penyebab abortus yang dapat


membahayakan atau mengancam
keselamatan jiwa pasien??
Penapisan Komplikasi Serius

Pasien dengan dugaan abortus


inkomplit?? Penting!! Tentukan ada-
tidaknya komplikasi berbahaya:
 Syok
 Perdarahan hebat
 Infeksi/sepsis
 Trauma intra abdomen/perforasi uterus).
Stabilisasi sebelum penanganan
lanjut/merujuk
Riwayat Medik

REPRODUKSI
• HPHT
• Alat kontrasepsi yang sedang digunakan
• Perdarahan per vaginam (lama dan jumlahnya)
• Demam, menggigil atau kelemahan umum
• Nyeri abdomen atau punggung/bahu
• Riwayat vaksinasi dan kemungkinan risiko tetanus
(abortus provokatus)
Informasi medik
• Alergi obat (anestesi atau antibiotika)
• Gangguan hematologi (anemia bulan
sabit/sickle sell anemia, thalasemia,
hemofili atau gangguan pembekuan
darah)
• Penggunaan obat jangka panjang
• Minum jamu atau obat – obatan yang
tidak jelas komposisi dan khasiatnya
• Kondisi gangguan kesehatan lain
Pemeriksaan Fisik

Penting untuk diperhatikan :


• Periksa dan catat tanda vital
(temperatur, tekanan darah, pernafasan,
nadi)
• Gangguan kesehatan umun (anemia,
kurang gizi, keadaan umum jelek)
• Periksa keadaan paru, jantung,
ekstremitas
Pemeriksaan Abdomen

Periksa adanya :
• Massa atau kelainan intra abdomen
lainnya
• Perut kembung dengan bising usus
melemah
• Nyeri ulang – lepas
• Nyeri atau kaku dinding perut
(pelvik/suprapublik)
Pemeriksaan Panggul

Untuk mengetahui besar, arah, konsistensi


uterus, nyeri goyang serviks, nyeri tekan
parametrium, pembukaan ostium serviks.
Menilai sumber perdarahan lain (trauma
vagina/serviks) selain akibat sisa
konsepsi.
Abortus Iminens:

Evaluasi Segera
• Bila perdarahan
berlanjut dan
jumlahnya Bila keadaannya
semakin banyak membaikperiksa
Bedrest 24-48 jam
• Atau jika timbul ulang 1 hingga 2
gangguan lain minggu mendatang.
(misal, terdapat
tanda-tanda
infeksi)
Abortus insipiens atau inkomplit

 Evakuasi semua sisa konsepsi.


 Pemeriksaan hasil proses evakuasi
untuk menentukan adanya massa
kehamilan dan bersihnya kavum uteri
Jenis Abortus
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain

Abortus Sedikit-sedang Tertutup Sesuai dengan usia PP test positif

iminens     kehamilan Kram

        Uterus lunak

Abortus Sedang-banyak Terbuka Sesuai atau lebih Kram

insipiens     kecil Uterus Lunak

Abortus Sedikit-banyak Terbuka Lebih kecil dari Kram


usia
inkomplit   (lunak) kehamilan Keluar jaringan

        Uterus lunak

Abortus Sedikit/tidak Lunak Lebih kecil dari Sedikit/tak kram


usia
komplit ada (terbuka kehamilan Keluar jaringan

    Atau tertutup)   Uterus kenyal


KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

4,5-19,7/1000 kehamilan Faktor risiko


Implantasi (kehamilan) diluar
kavum uteri. Radang pelvik, bekas ektopik,
>> Tuba, operasi pelvik, anomalia tuba,
<<< di ovarium, kavum abdomen,
endometris dan perokok
kornu.

Gejala trias
KET Diagnosis

• Amenorrhea • Perdarahan—renjatan
• Nyeri perut • Nyeri hebat perut bawah
• Perdarahan per •

Uterus membesar
Massa tumor adneksa
vaginam • USG
KET (KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)

Penatalaksanaan
Pasang Infus
Siapkan donor darah
Rujuk
Konseling Pre Operasi
Asuhan Post Operasi
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT (Hemorrhagi Antepartum)

Perdarahan dalam kehamilan yang terjadi


setelah usia gestasi diatas 22 minggu
hingga menjelang persalinan

Kejadian: 2-3%
H A P -- Plasenta Praevia
Anamnesa: Perdarahan merah segar,
tidak nyeri, tanpa sebab, berulang
Pemeriksaan fisik: Perdarahan
banyak/sedikit, ibu anemis, Bagian
bawah janin belum masuk PAP,
seringkali kelainan letak
Inspekulo: Perdarahan dari OUE
USG: Implantasi plasenta di SBR
Komplikasi

• IBU: Perdarahan hebat, syok, infeksi,


emboli udara

• BAYI: Hypoxia, perdarahan, syok, IUFD

ASUHAN: RUJUK KE RS
H A P – Solutio Plasenta
Lepasnya plasenta dari insersi sebelum
janin dilahirkan
 Anamnesa: Perdarahan kehitaman, sedikit,
tanpa nyeri, uterus tegang, perdarahan
menjadi banyak dan syok, kematian janin
intra uterine
 TTV normal kemudian bisa syok
 Pemeriksaan obstetri: nyeri tekan uterus,
tegang, bagian janin sukar dinilai, DJJ
sulit/tidak ada, ketuban bercampur darah
 USG:letak plasenta, usia gestasi, janin
ASUHAN: RUJUK KE RS

PRINSIP DASAR:
HAP Harus rujuk segera ke RS (fasilitas lengkap,
transfusi darah & operasi)

JANGAN Lakukan Periksa Dalam HANYA BOLEH


PDMO (Periksa Dalam di Meja Operasi)
Penatalaksanaan
Kenali-
Siapka stabilisa Keselamatan
n si-rujuk-
Tatalaks
Ibu adalah
fasilitas ana Pertimbangan
Gadar komplik
asi
Utama
Rana
p&
seger
a

Konservat
if hanya
jika
memungki
nkan
Semoga bermanfaat L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai