Anda di halaman 1dari 4

AKIBAT PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM

1. Perceraian Menghancurkan Kehidupan Rumah Tangga

Perceraian menghancurkan kehidupan rumah tangga serta memupus berbagai macam


tujuan dan harapan dalam pernikahan. Allah SWT berfirman:

        


          
 

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (ar-Rum: 21)

Selanjutnya perceraian adalah amalan yang disukai iblis la’natullah. Rasulullah SAW
bersabda,

‫ يَ ِجي ُء‬،ً‫ث َس* َرايَاهُ فَأ َ ْدنَ**اهُ ْم ِم ْن*هُ َم ْن ِزلَ*ةً أَ ْعظَ ُمهُ ْم فِ ْتنَ*ة‬ُ ‫ض ُع َعرْ َشهُ َعلَى ْال َم**ا ِء ثُ َّم يَ ْب َع‬ َ َ‫يس ي‬َ ِ‫إِ َّن إِ ْبل‬
ُ‫ َما ت ََر ْكتُ *ه‬:ُ‫ ثُ َّم يَ ِجي ُء أَ َح ُدهُ ْم فَيَقُول‬:‫ قَا َل‬.‫صنَعْتَ َش ْيئًا‬ َ ‫ َما‬:ُ‫ فَيَقُول‬.‫ت َك َذا َو َك َذا‬ ُ ‫ فَ َع ْل‬:ُ‫أَ َح ُدهُ ْم فَيَقُول‬
َ‫ نِ ْع َم أَ ْنت‬:ُ‫ فَيُ ْدنِي ِه ِم ْنهُ َويَقُول‬:‫ قَا َل‬.‫ت بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ ا ْم َرأَتِ ِه‬
ُ ‫َحتَّى فَ َّر ْق‬

Artinya : “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air. Ia mengutus


pasukan-pasukannya. Yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar fitnahnya.
Salah satu pasukannya datang kemudian berkata, ‘Aku telah melakukan demikian dan
demikian.’ Iblis menjawab, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Kemudian salah satu dari
pasukannya berkata, ‘Tidaklah aku meninggalkan seorang suami sampai aku berhasil
menceraikan antara dia dan istrinya.’ Iblis pun mendekatkannya sambil berkata, ‘Sebaik-
baik pasukan adalah kamu’.” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah )

2. Perceraian Dapat Menyebabkan Kebencian, Permusuhan, Dan Kezaliman


Perceraian juga menimbulkan lahirnya berbagai macam kebencian, permusuhan, dan
kedzaliman antara kedua belah pihak yang telah bercerai, sehingga saling berusaha
menjatuhkan dan menyebarkan kekurangan-kekurangannya, padahal itu merupakan perkara
yang diharamkan, Rasulullah SAW bersabda,

،‫ِين َواَل َت َّت ِب ُع وا َع ْو َرات ِِه ْم‬َ ‫ُ اَل َت ْغ َت ابُوا ْالم ُْس لِم‬،‫َيا َمعْ َش َر َمنْ آ َم َن ِبل َِسا ِن ِه َو َل ْم َي ْد ُخ ِل اإْل ِي َمانُ َق ْل َب ه‬
َ ‫ َو َمنْ َي َّت ِب ِع هللاُ َع ْو َر َت ُه َي ْف‬،ُ‫َفإِ َّن ُه َمنْ َي َّت ِبعْ َع ْو َرات ِِه ْم َي َّت ِب ِع هللاُ َع ْو َر َته‬
‫ضحْ ُه فِي َب ْي ِت ِه‬

Artinya: “Wahai sekalian orang-orang yang beriman dengan lisannya dan belum
menembus ke dalam hatinya, janganlah menyakiti orang-orang muslim. Janganlah kalian
menjelek-jelekkan mereka, dan janganlah mencari-cari kekurangan-kekurangan mereka!
Barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya (muslim), niscaya Allah akan mencari-
cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah mencari-cari kekurangannya, niscaya Allah
akan membongkarnya walaupun (kekurangan itu dilakukan) di dalam rumahnya.” (HR. at-
Tirmidzi dari Ibnu Umar )

3. Perceraian Dapat Menyebabkan Telantarnya Anak-Anak Yang Terlahir Dari


Keduanya

Banyak kasus dalam perceraian, dimana seorang ayah tidak lagi memiliki kepedulian
terhadap anak-anaknya, baik dalam hal makan, minum, maupun pakaiannya, lebih-lebih
dalam permasalahan pendidikan mereka. Padahal itu semuanya tetap menjadi kewajibannya
walaupun telah terjadi perceraian di antara keduanya. Allah SWT berfirman:

      

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka.” (at-Tahrim:6)

Rasulullah SAW juga bersabda,

‫ َو ْال َم رْ أَ ُة‬،ِ‫اع َع َلى أَهْ ِل َب ْي ِته‬ َ ‫أْل‬ َ


ٍ ‫ َوالرَّ ُج ُل َر‬،‫اع‬ ٍ ‫ َفا مِي ُر َر‬،ِ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُئ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِته‬
ٍ ‫أاَل ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُئو ٌل َع ْن َرعِ َّي ِت ِه‬
ٍ ‫ َف ُكلُّ ُك ْم َر‬،ِ‫ت َز ْو ِج َها َو َو َل ِده‬ ِ ‫َراعِ َي ٌة َع َلى َب ْي‬

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban


atas yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin. Seorang lelaki adalah
pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suami dan anak-
anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya.” (Muttafaqun alaih dari Ibnu Umar )

Demikian pula sabda Rasulullah SAW yang lain:

َ ‫َك َفى ِب ْال َمرْ ِء إِ ْثمًا أَنْ ُي‬


ُ ُ‫ضي َِّع َمنْ َيق‬
‫وت‬

Artinya: “Cukuplah seorang itu berdosa (dengan sebab) menelantarkan orang yang
menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud dan lainnya dari Abdullah bin Amr )

4. Perceraian Dapat Menyebabkan Putusnya Silaturahim Di Antara Keluarga Besar

Perceraian sering menyebabkan putusnya silaturahim di antara keluarga besar, yaitu


keluarga dari pihak suami dengan keluarga dari pihak istri yang telah memutuskan untuk
bercerai. Semestinya ikatan persaudaraan itu tidak boleh putus walaupun telah terjadi
perpisahan atau perceraian, karena tetap ada ikatan persaudaraan melalui agama yang mulia
ini. yaitu persaudaraan seiman dan seakidah.

Allah SWT berfirman:

        


  

Artinya :“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.  (al-Hujurat: 10)

Rasulullah SAW bersabda;

‫اك‬
َ ‫َع‬ َ ‫ إِ َذا َلقِ ْي َت ُه َف َسلِّ ْم َع َل ْي ِه َوإِ َذا د‬:‫هللا؟ َقا َل‬
ِ ‫ َما هُنَّ َيا َرسُو َل‬:‫ قِ ْي َل‬.‫ت‬ ٌّ ِ‫َح ُّق ْالمُسْ ل ِِم َع َلى ْالمُسْ ل ِِم س‬
َ ‫ض َف ُع ْدهُ َوإِ َذا َم‬
‫ات‬ َ ‫هللا َف َش ِّم ْته َُوإِ َذا َم ِر‬ َ ‫ص حْ َل ُه َوإِ َذا َع َط‬
َ َ‫س َف َح ِم د‬ َ ‫ك َفا ْن‬
َ ‫ص َح‬ َ ‫َفأ َ ِج ْب ُه َوإِ َذا اسْ َت ْن‬
‫فا َ َّت ِبعْ ُه‬

Artinya: “Hak seorang muslim atas saudara muslim ada enam.” Ditanyakan kepada beliau,
“Apa saja itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Apabila bertemu dengannya, ucapkan
salam atasnya; apabila dia mengundangmu, penuhilah undangannya; apabila ia meminta
nasihat kepadamu, nasihatilah dia; apabila dia bersin kemudian dia mengucapkan,
‘Alhamdulillah,’ doakanlah, ‘Yarhamukallah.’; apabila dia sakit, jenguklah; dan apabila dia
mati, ikutilah (antarkanlah) jenazahnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah )

Rasulullah SAW tetap berbuat baik dan terus menjaga persaudaraan terhadap keluarga
Khadijah, dan kerabat-kerabatnya setelah meninggalnya Khadijah.

‘Aisyah berkata, “Aku tidak pernah cemburu terhadap istri-istri Nabi SAW
sebagaimana aku cemburu terhadap Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya sama
sekali. Akan tetapi, Rasulullah SAW sering menyebutnya. Beliau kadang menyembelih
seekor kambing dan mengirimnya kepada teman-teman yang dikasihi oleh Khadijah.
Terkadang aku berkata kepada Rasulullah SAW, Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita
selain Khadijah . Rasulullah SAW menjawab, karena dia demikian dan demikian, dan dari
dialah aku mendapatkan anak’.” (Muttafaqun ‘alaih).

Dari hadist diatas jelas menyebutkan, bahwa Aisyah seorang istri nabi saja
mempunyai rasa cemburu kepada Khodijah, istri Nabi SAW yang pertama yang sudah
meninggal, bagaimana lagi dengan umat nya? Bagaimana lagi jika berpisah nya suami istri
dikarenakan sebuah perceraian, mungkin hanya beberapa saja yang tetap menjalin silaturahmi
antar kedua keluarga belah pihak yang telah bercerai, dan selebihnya kebanyakan memilih
memutus tali persaudaraan antar kedua belah pihak keluarga dengan berbagai factor ataupun
alasan tertentu. Misalnya salah satu pihak yang telah bercerai kembali menikah lagi, dan
mempunyai keluarga baru lagi, sehingga ia memutuskan tali persaudaraan ataupun keluarga
dari mantan suami/istri nya tersebut demi menjaga hubungan baik rumah tangga nya yang
baru. Inilah dampak buruk yang diakibatkan oleh sebuah perceraian.

Anda mungkin juga menyukai