Anda di halaman 1dari 15

METODE PENELITIAN ILMIAH

DEFINISI METODE ILMIAH


Langkah sistematis yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah (hasil objektif dan akurat)
melalui bukti fisis.
UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH
IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT UTAMA SUBJEK YANG
KARAKTERISASI
DITELITI DENGAN BERDASARKAN PENGAMATAN DAN
PENGUKURAN

HIPOTESIS DUGAAN TEORITIS SEMENTARA

DEDUKSI LOGIS DARI HIPOTESIS


PREDIKSI
UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH
PENGUJIAN ATAS HUBUNGAN
EKSPERIMEN KARAKTERISASI DENGAN PREDIKSI DAN
HIPOTESIS

PENILAIAN ATAS KETEPATAN HIPOTESIS DAN


EVALUASI DAN PREDIKSI BERDASARKAN HASIL YANG
PENGULANGAN DIDAPAT SAAT EKSPERIMEN. MELAKUKAN
PENGULANGAN PADA TAHAP-TAHAP
TERTENTU APABILA TIDAK DIDAPATKAN
HASIL YANG SESUAI.
KRITERIA METODE ILMIAH
Analisis dan pengambilan kesimpulan harus didasari pada fakta yang
Berdasarkan Fakta
nyata terjadi, bukan dari opini peneliti saja

Bebas dari Peneliti tidak boleh memiliki prasangka, tetapi boleh memiliki
Prasangka hipotesis dan eksperimen harus dijalankan secara objektif meskipun
diperkirakan hasil tidak sesuai hipotesis.
Menggunakan
Prinsip-prinsip Penarikan kesimpulan berdasar metode ilmiah harus menggunakan
Analisis prinsip-prinsip analisis

Perumusan Masalah
Metode ilmiah melibatkan suatu perumusan masalah yang diteliti
atau Pembuatan
atau hipotesis penjelasan atas terjadinya suatu fenomena.
Hipotesis
KRITERIA METODE ILMIAH
Hasil eksperimen harus diukur dengan ukuran yang objektif, bukan subjektif agar
hasil eksperimen dipahami dengan mudah oleh setiap orang, dan seminimal
Menggunakan mungkin dipengaruhi subjektivitas peneliti.
Ukuran Objektif Contoh ukuran objektif : satuan-satuan internasional seperti meter untuk mengukur
panjang. Contoh ukuran subjektif : ukuran relatif terhadap benda yang tidak pasti
ukurannya, seperti sejengkal, dan semata kaki

Menggunakan Teknik kuantitatif dengan ukuran objektif akan memberikan hasil yang dapat
dimengerti secara universal dan minim subjektivitas peneliti, tetapi dapat juga
Teknik Kuantitatif,
digunakan teknik kualitatif apabila hasil yang didapatkan sulit dideskripsikan
atau dengan suatu ketentuan kuantitatif. Contohnya, pertumbuhan tanaman dinyatakan
Ditambahkan secara kuantitatif (misal: tumbuh 10 cm dalam 5 hari) dan perkembangannya
Kualitatif dinyatakan secara kualitatif (misal: tumbuh bunga dalam 5 hari).
KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
Peneliti dengan rinci melakukan observasi dan eksperimen untuk
Kritis dan Analitis
mendapatkan hasil yang relevan dan akurat

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan


Logis dengan logis, bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak
dapat dijelaskan dengan logika
Hasil-hasil yang didapat harus merupakan hasil yang objektif,
Obyektif artinya hasil itu tidak eksklusif hanya bisa dilakukan oleh peneliti
dan bukan merupakan hasil rekayasa.
Hasil didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi,
Konseptual bukan karangan atau berbasis hanya dari opini peneliti sendiri
atau orang lain.
Penelitian bukan terbatas pada fakta-fakta yang dapat
Empiris dirasakan/dilihat secara nyata, tetapi juga penjelasan konsep
bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan kaitan diantaranya.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
1. Observasi Peneliti mengamati keadaan awal dari objek penelitian. Pada kegiatan ini
Awal dilakukan karakterisasi objek dan analisis terhadap sifat-sifatnya.

2. Identifikasi
Masalah Menemukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.

Membuat rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang ingin


3. Perumusan diangkat. Hipotesis bersifat sementara karena belum ada hasil objektif dari
Hipotesis eksperimen, sehingga tidak bisa dijadikan kesimpulan hasil penelitian
ilmiah.
Percobaan-percobaan untuk menganalisis permasalahan yang ingin diidentifikasi. Pada
eksperimen, variabel-variabel yang berpengaruh pada proses fisis dikendalikan sebaik
4.Eksperimen mungkin, sehingga peneliti benar-benar mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh pada
hasil eksperimen tersebut.

Peneliti melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini dikembangkan dari
5. Analisis rumusan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, terutama apakah hipotesis yang dibuat
Hasil dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika terdapat
hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan hipotesis, maka
hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka
dilakukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Pengulangan dapat dilakukan dari
tahapan perumusan hipotesis atau dari tahap eksperimen.

Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti dapat menarik
6. Penarikan kesimpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat. Kesimpulan
kesimpulan sejatinya dibuat dengan jelas dan padat, menggambarkan inti dari eksperimen dan tidak
keluar dari eksperimen yang dilakukan.
PEMEILIHAN METODE PENELITIAN YANG TEPAT
Pemilihan ini ditentukan oleh SUMBER DAN TIPE DATA, yakni
A. Data kualitatif  data berupa narasi yang berwujud tulisan,
gambar, audio atau visual
B. Data kuantitatif  data berupa angka dalam wujud statistik
C. Data primer  data dari peneliti langsung
D. Data sekunder  data dari pihak ketiga, seperti pemerintah,
media, organisasi lainnya diluar peneliti, atau
partisipan penelitian.
TIPE METODE PENELITIAN
DESKRIPTIF/ Data yang diperoleh berupa narasi mendalam yang secara
NARASI detail menjelaskan objek penelitian yang diteliti

Metode survey identik dengan riset kuantitatif. riset yang


mengadopsi metode survey memiliki quesioner atau angket
SURVEY sebagai instrumen utama penelitiannya dan responden hanya
membantu dalam mengisi jawaban angket tersebut.

Untuk mengukur kemungkinan akibat yang muncul dari


EKSPERIMENTAL variable tertentu dan melihat hubungan sebab akibat antar
dua variabel atau lebih
Metode pengumpulan data dengan cara bertanya secara oral. Terdapat 3 tipe wawancara,
yaitu
1. Wawancara terstruktur  wawancara dengan model pertanyaan terstruktur atau tertutup.
WAWAN 2. Wawancara tidak terstruktur  wawancara dengan model pertanyaan terbuka.
CARA 3. Wawancara semi-struktur  wawancara yang menggunakan model pertanyaan dari
kombinasi keduanya.

Pengamatan dengan panca indera terhadap fenomena sosial yang berada diluar diri peneliti.
Pada metode ini peneliti berperan aktif. Peran aktif peneliti dalam pengamatan lebih relevan
OBSER disebut observasi partisipatoris. Observasi partisipatoris bisa dilakukan dengan terbuka
VASI (overt) atau tertutup (covert). Terbuka  identitas peneliti dan penelitian yang dilakukan
diketahui subjek penelitian. Tertutup  subjek penelitian tidak mengetahui bahwa dirinya
sedang dalam pengamatan penelitian

Penelitian mendalam tentang cara hidup sekelompok orang yang diteliti dalam setting
sosial se-natural mungkin. Metode ini melibatkan penyatuan kultural antara peneliti dengan
ETNOG subjek yang diteliti, sehin gga biasanya berlangsung sangat lama karena memerlukan
RAFI penyerapan kultur masyarakat yang diteliti ke dalam diri peneliti.
Penelitian yang fokus pada satu kasus dan investigasi dilakukan
STUDI KASUS secara mendalam. Kristina Wolff, kontributor ”The Blackwell
Encyclopedia of Sociology” dalam artikelnya berjudul “Method, Case
Study” menjelaskan studi kasus digunakan oleh peneliti yang umumnya
fokus pada level mikro, mengonsentrasikan dirinya pada kajian
tentang kelompok, orang-orang, komunitas, organisasi, insitusi, atau
peristiwa.

Studi yang dirancang untuk jangka waktu yang relatif lama.


STUDI Subjek penelitian longitudinal adalah individu atau kelompok yang
LONGITUDINAL sama, diteliti dalam kurun periode tertentu. Dengan demikian yang
dilihat adalah perkembangan individu atau kelompok selama periode
tertentu
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Proses pengamatan fenomena sosial secara teliti untuk menemukan gejala-
OBSERVASI gejala sosial yang menarik. Gejala sosial yang ditangkap berpotensi
menjadi masalah sosial yang penting untuk dikaji

1. OBSERVASI pengamatan secara lebih detail dan mendalam. Mendalam artinya


PARTISIPATORIS peneliti menjadi bagian dari masyarakat yang diteliti
2. OBSERVASI ONLINE

WAWANCARA

SURVEI

STUDI
LITERATUR
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Memeriksa Kelengkapan 4. Membuat Klastering Data
Data

2. Memeriksa Kualitas Data 5. Melakukan Analisis : Bisa


Dengan Manual Atau Software.

Analisis Data
3. Menentukan Kualitas Kuantitatif
Pengukuran

Analisis Data
Kualitatif

Anda mungkin juga menyukai