Oleh Kelompok : 4
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Saya bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “keselaatam dan kesehatan
kerja SDM” terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang‘’pengertian
keselamatan kerja, kesehatan kerja, manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dan
program-program kompensasi pekerja’’.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan
makalah berikutnya menjadi lebih baik.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Tujuan Penulis
BAB II Pembahasan..........................................................................................3
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan kerja................................................3
B. Tujuan dan Pentingnya Keslamatan dan Keshatan Kerja..............................4
C. Pertimbangan – Pertimbangan Hukum…………………………………………….... 5
D. Ganggauan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja…………………………... 6
E. Srategi-srategi
Peningkatan…………………………………………………………...........................7
Daftar Pustaka...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena
dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga
perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.
Keselamatan keja berarti proses merencanakan dan mengandalikan situasi ayng
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang
menjadi acuan dalam kerja. Sebagai suatu proses, maka keslamatan kerja membutuhkan
sebuah system manajemen. Manajemen sebagai salah satu ilmu yang mencakup aspek sosial
dan eksak sangat bermanfaat dalam mengelola keselamatan dan keshatan kerja, baik dari segi
perencanaan maupun pengambil keputusan dalam organisasi1[1]
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-
fisikal dan pisikologi tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerjaan yang menderita cedera atau penyekit
jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perushaan tersebut.
Kondisi fisikologi – fiskal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti
kehilangan nyawa atau anggita badan, cedera yang di akibatkan gerakan yang berulang-
ulang, sakit punggung, sindrom capal tunnel, penyakit-penyakit kardioovaskural, berbagai
jenis kankker paru-paru dan luukimia, wmphyesma, serta arthritis. Kondisi – kondisi lain
yang di ketahui sebagi akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputi penyakit
paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan
system syaraf pusat, dan bronchitis kronis.
Kondis-kondisi pisikologis di akibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja
yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpusan, sikap apatis, penarikan diri,
penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebinggungan dalam mengambil
1
keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan cendrung untuk
mudah putus asa terhadap hal-hal remeh.
2.Beban tambahan
Disamping beban kerja seperti di sebutkan di ataas, karyawan di institusi mana
pun masih menanggung beban tambahan dalam menjalankan pekerjaan atau tujuan sehari-
hari. Yang di maksud dengan beban tambahan bagi karyawan adalah lingkungan kerja yang
tidak kondusif. Lingkungan kerja yang tidak kondusif sering bahkan selalu menghambat atau
mempengaruhi kinerja atau pelaksanaan tugas kryawan. Lingkungan kerja sebagai beban
tambahan bagi kryawan di suatu institusi atau organisasi, antara lain:
a. Faktor fisik, misalnya penerangan atau pencahayaan dalam lingkungan kerja yang tidak
cukup, udara yang panas, pengap, kurangnya ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan
kerja.
b. Faktor kimia, yaitu terganggunya lingkungan keraj dengan adanya bahan-bahan kimia
yang menimbulkan bauk tidak enak, bauk gas, polusi kendaraan bermotor, asap rook, debu
dan debagainya.
c. Faktor biologi, yakni binatang atau serangaa yang mengganggu lingkungan kerja,
misalnya banyak lalat, nyamuk, kecoak, tanaman yang tidak teratur.
d. Faktor fisikologis, yakni peraalatan pekrjaan yang tidak sesuai dengan ukuran
tubuh( tidak ergonotik), misalnya meja tulis atau computer yang terlalu pendek atau terlalu
tinggi.
e. Faktor sosio-pisikologis, yakni suasana kerja yang tidak harmois, misalnya adanya’’ klik-
klik’’ atau kelompok-kelompok menggosip, adanya kecemburuan satu dangan yang alin.
Untuk menciptakan lingkunganan kerja yang kondusif dan tidak menjadi beban
tambahan bagi keryawan, maka seprang HRD atau personalia., seyoganya membuat’’
Skema” untuk terwujudnya lingkungan kerja yang kondusif untuk karyawan.
3. Kemampuan kerja.
Kemampuan karyawan dalam menjalankan pekerjaan atau tugasnya berbeda
satu dengan yang lain,. Meskipun tugas dan pekerjaan sama, di kerjakan dengan karyawan
yang tidak sama pendidikannya tetapi hasilnya berbeda. Hasil pekerjaan karyawan yang satu
lebih baik dari pada kryawan yang lain, meskipun kesulitan pekerjaan sama, dan tingkat
pendidikannya juga sama. Perbedaan hasil tersebut di bedakan karena perbedaan kemampuan
yang di miliki oleh karywan tersebut.
b. Kebisingan:
Bunyi adalah sesuatau yang tidak dapat kita hindarkan dalam kehidupan sehari- hari
termaksud di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tanggap dari telinga merupakan bagaian
dari pekerjaan kita, misalnya: bunyi telepon, bunyi mesin, mobil atau motor, bunyi hentakan
sepatu, pintu yang di buka, dan sebagainya.
c. Penyejuk tempat kerja
Lingkungan kerja di negeri tropis seprti Indonesia ini memang tidak menguntungkan
di lihat dari segi kenyamanan kerja. Bekerja itu sendiri adalah merupakan aktivitas atau
kegiatan, yang membutuhkan enegri. Baik karyawan yang bekrja mengandalkan kekuatan
otak, lebih- lebih karyawan yang mengandalkan fisik akan lebih mengeluarkan energy, yang
efeknya tubuhnya merasa panas, maka hasilnya adalah kerja tidak dengan nyaman, sehingga
cepat lelah atau meningaktnya kelelahan kerja. Akibat dari kelelahan tersebuat akan
menimbulkan kecelakaan kerja. Oleh sebab itu suatu perusahaan dan institusi hendaknya
mengusahakan tempat kerja yang lebih dingin dengan melengkapi dengan Air Conditional,
atau mengusahakan adanya sirkulasi udara yang baik di tempat kerja yang tidak mungkindi
pasang AC.
d. Bebas serangga
Banyaknya binatang serangaa di lingkungan tempat kerja suatu indicator jeleknya
kebersihan tempat kerja. Binatang serangga yang sering mengganggu lingkungan tempat
kerja antara lain: lalat, nyamuk, dan kecowak. Binatang- binatang tersebut selain
mengganggu kenyamanan kerja terutama bagi wanita geli, bahkan takut melihatnya, tetepi
serangga- serangga tersebut juga merupakan pembawa penyakit. Misalnya nyamuk aedes
merupkan vactor pentekit demam berdarah lalat dan kecoak dapat menularkan penyakit diare.
Karyawan yang terjangkit penyakit tersebut akan menyebabkan tingginyaa absen karyawan,
dan menurunkan produktivitas kerja karyawan. Oleh sebab itu seyoganya lingkungan tempat
kerja harus bebas dari serangga tersebut.
e. Bau-bauan
Bauk tidak enak di sekeliling tempat kerja juga dapat mengganggu kenyamanan kerja
karyawan. Bau tidak sedap dari tempat sampah dan pembunagan air limbah (got), bau dari
pembuangan air kecil atau air besar dari WC yang tidak bersih, meskipun tidak menyebabkan
penyakit, tetapi jelas akan menimbulkan ketidak nyamanan kerja. Hal tersebut akan
menimbulkan ketidak nyamanan kerja sehingga mengganggu produktivitas kerja karyawan.
Oleh sebab itu lingkungan kerja yang kondusif harus bebas dari bau-bauan yang tidak sedap.
Penggunaan pengharum ruangan adalah solusi untuk menghilangkan bau-bauan tersebut.
f. Peralatan kerja (ergonomik)
Perealatan kerja, misalnya meja computer, kursi dan meja lerja harus sesuai dengan
ukuran tubuh penggunaan atau karyawan yang bersangkutan, di sebut peralatan yang
ergonomic. Ukuran meja dan kursi meja, meja computer , dan sebagainya yang terlalu tinggi
atau terlalu rendahdi bandingkan dengan pemakainya di sebut peralatan kerja yang tidak
ergonomic. Peralatan kerja yang tidak ergonomig ini, di samping menimbulkan kelelahan
kerja, dalam jangka panjang bias menimbulkan kecelakaan atau cedera bagi karyawan yang
bersangkutan. Oleh sebab itu peralatan kerja bagi karyawan harus di cancan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan atau cocok dengan setiap karyawan yang menggunakannya.
g. Alat – alat pelindung diri
Bagi karyawn yagn bekerja di tempat kerja yang menggunakan peralatan kerja mesin,
atau yang berisiko menimbulkan debu, bising , pencahayaan yang tingggi, harus
menggunakan alat-alat pelindung diri (DPD). Misalnya karyawan yang bekerja di tempat
kerja yang menggunakan mesin atau mengeluarkan kebisingan, ia harus menggunakan
penutup telinga. Bagi mereka yang bekerja di tempat kerja yang berdebu, atau mengeluarkan
bau- bauan akibat bahan kimia, mereka harus menggunakan masker, dan sebagainya.
2) Sekema pelayanan kuratif dan rehabilitas
Sebaik-baiknya upaya pencegahan baik yang di lakukan oleh individu karyawan
maupun perusahaan atau istitusi tempat kerja, tetapi masih juga terjadi kasus gangguan
kesehatan atau kecelakaan kerja yang di alami oleh karyawan di instant manapun juga. Oleh
sebab itu pelayanan kuratif dan rehabilitative tetap di programkan oleh institusi kerja atau
sebuah perusahaan., terutama pekerjaan yang berisiko. Pelayanaan kuratif ayng perlu di
terpkan dalam perusahaan antara lain.
a. Klinik;
Klinik di lingkungan tempat kerja sangat penting bagi karyawan yang mengalami
gangguan keselamatan atau kecelakaan kerja yang bersufat minor. Gangguan kecelakaan atau
kecelakaan minor yagn di alai karayawan kalu tidak segera di lakukan penanganan atau
pertolongan pertama bias mengakibatkan gangguaan kesehatan yang besar. Sehingga
memerlukan perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu prusahaan atau istitusi kerj yang besar,
wajib menyelenggarakan Klinik/ Polikinik di lingkungan tempat kerja.
b. Pasikiater/ Psikolog.
Kelelahan fisik akibat kerja yang terjadi pada kryawan seperti kelelahan mental yang
terus menerus, di tambah dengan persoalan – persoalan pribadi, keluaraga, hbungan dengan
teman kerja dan sebagainya yang di alami oleh karyawan dapat mengakibatkan depresi pada
kryawan yang bersangkutan. Apabila sudah terjadi seperti ini maka petugas kesehatan,
trmaksud dokter umum di tempat kerj tersebut tidak mampu menanganinya. Oleh sebab itu
bagi perusahaan yang berisiko tinggi, wajib menyediakan seorang pisikiater, dan paling tidak
cukup seorang pisikolog.3[3]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita pahami dari makalah ini adalah keselamatan dan
kesehatan itu merupkan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu
kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung
maupun tidak langsung.
Dan Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-kondisi
fisiologis- fisikal dan pisikologi tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja yang di
sediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerjaan yang menderita cedera
atau penyekit jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perushaan tersebut.
3
Randala S. Schuler. Susana E. Jackson. Manajemen sumber daya manusia. ( Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pramata. 1999,)
Rika Ampuh Hadiguna, S.T,M.T. manajemen pabrik ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,)
Prof. DR. Soekijo Notoatmajo. Sumber Daya Manusia. ( Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2009,)