Metoda Numerik
Lanjut
Pemodelan Numerik,
Komputer dan Analisis
Kesalahan
01
Pasca Sarjana Teknik Sipil - Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD
Abstract Kompetensi
Berbagai metoda perhitungan untuk Mahasiswa dapat mendapatkan
menyelesaikan permasalahan dalam gambaran umum mengenai berbagai
rekayasa struktur beserta kelebihan metoda untuk memperoleh
dan kekurangannya masing-masing. penyelesaian terhadap masalah
rekayasa struktur serta memahami
kelebihan dan kekurangan dari berbagai
metoda tersebut.
1. Pendahuluan
Model Numerik adalah teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika
menggunakan operasi aritmatika 1. Meskipun banyak sekali jenis metoda numerik, tapi
semuanya mempunyai kesamaan yaitu selalu melibatkan perhitungan aritmatika yang besar
dan menjemukan. Model numerik ini menjadi populer dengan adanya perkembangan
komputer yang cepat dan efisien sehingga peran model numerik dalam memecahkan
masalah rekayasa saat ini terus meningkat.
Dalam rekayasa struktur, terdapat banyak masalah yang memerlukan penyelesaian dengan
metoda numerik sebagai pendekatan terhadap model matematika. Seperti yang kita pahami,
pada masalah yang sederhana, umumnya terdapat teorema matematika, sehingga model
matematika dapat disusun dan relatif mudah diselesaikan. Namun, pada kebanyakan
masalah rekayasa umumnya dan khususnya rekayasa struktur, model matematika yang
disusun tidak dapat diselesaikan secara eksak atau analitik karena memerlukan analisis
yang rumit dan melelahkan.
Sebagai contoh, kita lihat penyusunan model matematika pada masalah lendutan balok
kantilever2. Lendutan balok kantilever seperti pada gambar dihitung berdasarkan Euler –
Bernoulli dengan anggapan balok berperilaku elastik.
1
Chapra, S.C., Canale, R.P., “Numerical Methods for Engineers”, 6th Edition, McGraw-Hill, 2009, bisa
diunduh dari http://search.4shared.com/q/CCAD/1/numerical%20methods%20for%20engineers
2
Muntohar, Agus Setyo, “Metoda Numerik, Analisa dan Aplikasi Teknik Sipil”, sample copy-nya dapat
diunduh dari https://muntohar.files.wordpress.com/2012/10/samplescopy.pdf
Syarat batas (1) mengharuskan nilai konstanta 𝐶3 = 𝐶4 = 0, sedangkan kondisi batas (2) di
ujung balok memberikan,
𝑑2 𝑣(𝐿) 𝑞0 𝐿2
= + 𝐶1 𝐿 + 𝐶2 = 0
𝑑𝑥 2 2𝐸𝐼
𝑑3 𝑣(𝐿) 𝑞0 𝐿 𝑃
3
= + 𝐶1 = −
𝑑𝑥 𝐸𝐼 𝐸𝐼
Dari kedua persamaan tersebut, nilai konstanta dapat dihitung, yaitu:
𝑃 𝑞0 𝐿
𝐶1 = − −
𝐸𝐼 𝐸𝐼
𝑃𝐿 𝑞0 𝐿2
𝐶2 = +
𝐸𝐼 2𝐸𝐼
Dengan demikian, persamaan lendutan balok menjadi:
𝑞0 𝐿4 𝑥 2 𝑥 3 𝑥 4 𝑃𝐿4 𝑥 2 𝑥 3
𝑣(𝑥) = [6 ( ) − 4 ( ) + 6 ( ) ] + [3 ( ) − ( ) ]
24𝐸𝐼 𝐿 𝐿 𝐿 6𝐸𝐼 𝐿 𝐿
Persamaan di atas adalah model matematis dari masalah kantilever yang sedang kita
hadapi. Untuk mengetahui besarnya lendutan di sepanjang balok, kita hanya perlu
memasukkan posisi lendutan yang kita inginkan (nilai 𝑥) dan memasukkannya ke dalam
model matematis tersebut. Besarnya lendutan yang kita peroleh dengan cara ini adalah
tepat dan eksak, bukan pendekatan.
Jawaban terhadap masalah di atas, dapat juga diperoleh dengan pendekatan, yaitu
menggunakan metoda numerik. Pendekatan menggunakan metoda beda hingga (finite
difference method) dapat dilakukan, yaitu dengan mengubah persamaan pengatur di atas
menjadi:
i-1 i i+1
Dx Dx
2. Peranan Komputer
2. Cara grafis
Cara grafis biasanya berbentuk plot pada grafik atau nomogram. Meskipun cara ini sering
kali digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit, tapi ketepatan hasilnya tidak
Perlu digaris-bawahi bahwa perbedaan kecil antara hitungan tangan / manual dengan
hitungan komputer dapat berdampak besar3.
Jika kita jalankan program di atas pada suatu komputer, kita akan memperoleh angka-angka
berikut:
3
Kahaner, D., Moler C. and Nash, S., 1989, “Numerical Method and Software”, Prentice Hall, bisa diunduh dari
http:lya.fciencias.unam.mx/pablo/an20072/material/kahaner.pdf
Sebenarnya, ada beberapa cara menghitung 𝑒 𝑥 untuk seluruh nilai 𝑥 tapi menggunakan
Deret Taylor bukanlah termasuk dari cara-cara tersebut. Dalam hal ini, kesalahan berada
pada pemilihan algoritma, karena algoritma ini adalah algoritma yang tidak stabil (unstable
algorithm) dan harus dihindari.
Dengan demikian, kesalahan pemotongan suku (truncation error) dalam pendekatan ini
ℎ
adalah 2 𝑓 ′′ (𝜖)
𝑥 − 2 = ±√±10−4
Dengan demikian, ke-empat akar persamaan tersebut adalah,
𝑥1 = 2,01; 𝑥2 = 1,99; 𝑥3 = 2 + 0,01𝑖; 𝑥4 = 2 − 0,01𝑖
Jika kita bekerja dengan komputer yang mempunyai ketelitian rendah, konstanta pada suku
terakhir persamaan akan dibulatkan menjadi 16, sehingga:
𝑥 4 − 4𝑥 3 + 8𝑥 2 − 16𝑥 + 16 = 0
(𝑥 − 2)4 = 0 → 𝑥1234 = ±2,0
Jawaban ini berbeda sekitar 5% dengan jawaban pada komputer yang mempunyai ketelitian
tinggi.
Dalam contoh di atas, perbedaan kecil pada data (seperti mengubah konstanta pada
persamaan) akan berakibat besat pada jawaban, terlepas dari metoda yang digunakan
untuk mencari jawaban tersebut. Masalah seperti ini disebut masalah ill-conditioned. Tidak
ada cara untuk mengurangi kepekaan seperti ini. Kesalahan terletak pada masalahnya,
bukan pada caranya.
Dalam hal Contoh 6 di atas, kesalahan bukan terletak pada permasalahannya, tapi pada
cara / metoda yang kita pilih. Penjumlahan langsung untuk suatu deret ternyata merupakan
algoritma yang tidak stabil untuk nilai 𝑥 < 0 (negatif).
Pendekatan lain yang dapat meningkatkan akurasi adalah dengan mengurangi kesalahan
pemotongan suku (truncation error) untuk nilai ℎ yang sama. Kita gunakan perkiraan
terhadap turunan menggunakan beda tengah (centre difference),
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥 − ℎ)
𝛿ℎ 𝑓(𝑥) ≡
2ℎ
Lalu menggunakan Deret Taylor seperti pada Contoh 5,
ℎ2 ′′′ ℎ4 𝑣
𝛿ℎ 𝑓(𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) + 𝑓 (𝑥) + 𝑓 (𝑥) + ⋯
6 120
Jika pendekatan di atas kita gunakan untuk menghitung 𝑒 ′ (1), yang kita peroleh adalah
Contoh 1 menunjukkan bahwa suatu algoritma yang tidak baik akan menghasilkan hasil
yang buruk untuk suatu masalah yang sebenarnya sudah kita ketahui hasilnya. Ketika
algoritma diperbaiki, hasilnya pun langsung menjadi lebih tepat. Sedangkan pada Contoh 5,
ditunjukkan bahwa untuk masalah-masalah tertentu, jawaban yang “bagus” tidak dapat
Daftar Bacaan
Chapra, S.C., Canale, R.P., “Numerical Methods for Engineers”, 6th Edition, McGraw-Hill,
2009, bisa diunduh dari
http://search.4shared.com/q/CCAD/1/numerical%20methods%20for%20engineers
Muntohar, Agus Setyo, “Metoda Numerik, Analisa dan Aplikasi Teknik Sipil”, sample copy-
nya dapat diunduh dari
https://muntohar.files.wordpress.com/2012/10/samplescopy.pdf
Kahaner, D., Moler C. and Nash, S., 1989, “Numerical Method and Software”, Prentice Hall,
bisa diunduh dari http:lya.fciencias.unam.mx/pablo/an20072/material/kahaner.pdf