“GANGGUAN GINJAL”
Disusun Oleh :
2443020065
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal manusia memiliki berat sekitar 300 g. Mereka memiliki suplai darah yang kaya,
menerima sekitar 25% dari curah jantung. Sekitar 80% darah didistribusikan di korteks
ginjal dan 20% di medula ginjal. Hampir semua darah mengalir kapiler glomerulus,
yang bertindak sebagai filter bertekanan tinggi. Setiap hari 180 L plasma mengandung
beberapa kilogram protein plasma, natrium klorida dan elektrolit lain, serta metabolit,
disaring melalui area filtrasi glomerulus 0,5–2 . Lebih dari 99,9% protein plasma
ditahan oleh filter, sedangkan hampir semua air dan natrium klorida yang disaring dan
zat terlarut lainnya disimpan oleh sistem transportasi di tubulus ginjal. Dibawah kondisi
normal, ginjal membentuk 1-2 liter urin per hari.
Sistem ginjal juga dikenal sebagai sistem saluran kemih. Ginjal berperan penting
dalam memastikan bahwa lingkungan internal yang stabil dipertahankan untuk
kelangsungan hidup sel dan jaringan dalam tubuh homeostasis. Mereka
mengeluarkan produk limbah melalui produksi dan ekskresi urin dan mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Sebagai bagian dari fungsinya, ginjal menyaring
zat penting dari darah, seperti natrium dan kalium, dan secara selektif menyerap
kembali zat penting untuk mempertahankan homeostasis. Ginjal biasanya tidak
dihargai sampai terjadi kerusakan dan “sampah internal” menumpuk. Setiap hari, ginjal
menyaring zat penting berupa cairan dari aliran darah. Mereka kemudian memproses
filtrat ini, membiarkan limbah dan kelebihan ion, zat yang tidak penting dikeluaran
melalui urin sambil mengembalikan zat yang dibutuhkan ke darah dalam proporsi yang
tepat. Meskipun paru-paru dan kulit juga berperan dalam ekskresi, ginjal memikul
tanggung jawab utama untuk menghilangkan limbah, racun, dan obat-obatan yang
mengandung nitrogen (yang mengandung nitrogen) dari tubuh. Sistem saluran kemih
berperan membuang tubuh limbah nitrogen sambil mengatur air, elektrolit, dan asam
basa keseimbangan darah Saat mereka melakukan fungsi ekskresi ini, ginjal juga
mengatur volume darah dan susunan kimiawi untuk menjaga keseimbangan yang
tepat antara air dan garam serta antara asam dan basa. Sejujurnya, ini akan menjadi
pekerjaan yang rumit bagi seorang insinyur kimia, tetapi ginjal melakukannya dengan
efisien hampir sepanjang waktu. Ginjal juga memiliki fungsi pengaturan lain:
Dengan memproduksi enzim renin (re'nin), mereka membantu mengatur tekanan
darah.
Hormon eritropoietin merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang
Sel ginjal mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Regulasi volume total cairan dan zat terlarut di dalamnya osmolalitas
Regulasi konsentrasi ion terlarut di ruang ekstraseluler
Menjaga keseimbangan asam-basa
Mengekskresikan limbah metabolisme dan toksin
Melangsungkan glukoneogenesis
Setiap hari ginjal memfiltrasi hampir 200 liter cairan dari aliran darah kita, membuang
toksin, limbah metabolik, dan kelebihan ion keluar tubuh melalui urin. Pembentukan urin
dicapai melalui proses filtrasi, reabsorpsi dan ekskresi selektif. Ginjal juga memiliki fungsi
endokrin, mengeluarkan hormon seperti renin dan eritropoietin. Dalam makalah ini juga
membahas pemeriksaan kreatinin, dimana kreatinin merupakan senyawa nitrogen nonprotein
yang berasal dari hidrolisis kreatin secara spontan atau siklisasi fosfokreatin; produksi
kreatinin relatif konstan terkait dengan massa otot, dan digunakan sebagai penanda laju
filtrasi glomerulus ginjal. Kreatinin datang dari metabolisme kreatin fosfat, sebuah sumber
energi di otot. Kreatinin (kree-A-ti-neen) Produk limbah nitrogen diproduksi ketika kreatin
fosfat digunakan untuk energi; diekskresikan oleh ginjal dalam urin.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Darah
Dengan melihat kadar kreatinin, ureum, laju filtrasi glomerulus.
1. Kreatinin
Kreatinin dapat diukur dari plasma, serum dan urin. Bahan pemeriksaan
yang hemolisis dan ikterik harus dihindari jika menggunakan metode
jaffe. Bahan pemeriksaan yang lipemik dapat mengganggu perubahan
warna yang terjadi saat reaksi berlangsung. Tidak perlu berpuasa untuk
pemeriksaan ini dikarenakan tidak dipengaruhi oleh diet protein.
Asam askorbat, glukosa, α-ketoacid, dan asam urat meningkatkan kadar
kreatinin pada metode jaffe karena perubahan warna yang dihasilkan
semakin tua. Bilirubin menurunkan kadar kreatinin pada metode jaffe
ataupun metode enzimatik. Asam askorbat juga dapat mengganggu
metode enzimatik yang menggunakan enzim peroksidase.
2. Ureum
Menggunakan metode enzimatik. Enzim urase menghidrolisis
ureum dalam sampel menghasilkan ion ammonium yang kemudian
diukur. Ada metode yang menggunakan dua enzim, yaitu enzim urease
dan glutamat dehidrogenase.
Ureum dapat diukur dari bahan pemeriksaan plasma, serum,
ataupun urin. Jika bahan plasma harus menghindari penggunaan
antikoagulan natrium citrate dan natrium fluoride, hal ini disebabkan
karena bahan tersebut menghambat urease. Ureum urin dapat dengan
mudah terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat diatasi dengan menyimpan
sampel di dalam refrigator sebelum diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA
Burtis, C. A., & Bruns, D. E. 2015. Tie tz Fundamentals of Clinical Chemistry and
Molecular Diagnostics Seventh Edition. United States of America: Elsevier Saunders.
p. 651-663
John Reynard.2013.Oxford Handbook Of Urology Third edition. Great Clarendon
Street, Oxford: Oxford Medical Publications
Vasudevan, D., & Das, S. K. 2013. Practical Textbook of Chemistry for Medical
Students, Second Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. P.
110