Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu
genetika, disebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (spesifi c–trait) diturunkan
secara berpasangan, yaitu kita memperoleh satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah.
Dengan demikian, kadar dislipidemia yang tinggi dapat diakibatkan oleh faktor
dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik. Faktor Kegemukan erat
hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri–
sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi
yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai untuk berbagai kegiatan.
Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang
kegemukan, terjadi output trigliserida Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang tinggi
dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi lagi (Murray, 2003). Trigliserida yang
berlebihan dalam sirkulasi juga dapat mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida
LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan terbentuk small dense LDL dan HDL.
Abnormalitas ini secara tipikal ditandai oleh kadar kolesterol HDL yang rendah (Antonio
et al., 2005)
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika keputusan telah dibuat untuk menentukan proil lipid individu, serum
TC dan HDL-C acak, yang darinya kadar non-HDL-C dapat dihitung, seringkali
sudah cukup. Jika keputusan selanjutnya dibuat untuk memulai pengobatan dan
memantau hasil, proil yang lebih rinci dapat diperoleh, meskipun mungkin tidak
penting jika non-HDL-C digunakan untuk pemantauan. Perawatan tidak boleh
dimulai atas dasar sampel acak tunggal. Konsentrasi serum trigliserida
meningkat setelah konsumsi makanan dan, oleh karena itu, jika proil lipid penuh
ingin diperoleh, pasien harus berpuasa selama 12-15 jam sebelum dapat diukur.
Pasien juga harus duduk setidaknya selama 5 menit sebelum mengambil sampel
darah. Level TC dan HDL sedikit dipengaruhi oleh asupan makanan, dan oleh
karena itu, ini bukan pertimbangan jika hanya ini yang akan diukur. Namun,
penting bahwa apa pun yang diukur bergantung pada nilai kondisi-mapan.
Misalnya, selama periode penurunan berat badan, konsentrasi lipid menurun
seperti yang terjadi setelah MI. Dalam kasus yang terakhir, sampel yang diambil
dalam waktu 24 jam setelah onset infark akan menghubungkan keadaan pra-
infark. Secara umum, pengukuran harus ditunda selama 2 minggu setelah
penyakit ringan dan selama 3 bulan setelah MI, penyakit serius atau kehamilan.
Setelah TC dan HDL-C diketahui, non-HDL-C dapat dihitung sebagai berikut:
Non-HDL-C = TC – HDL-C
Jika nilai TC, HDL-C dan trigliserida diketahui, maka nilai LDL-C dapat
dihitung menggunakan persamaan Friedewald:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Burtis, C. A., & Bruns, D. E. (2015). Tie tz Fundamentals of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics
Seventh Edition. United States of America: Elsevier Saunders. P. 699
Walker, R., & Whittlesea, C. 2012. Clinical Pharmacy and Therapeutics Fifth Edition. London: Elevisier.P.
389
BIBLIOGRAPHY \l 1033 Walker, R., & Whittlesea, C. 2019. Clinical Pharmacy and Therapeutics Sixth
Edition. London: Elevisier.P. 418