Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN


BON KALORIMETER
ALIRAN DALAM PIPA
POMPA SENTRIFUGAL

NAMA : BAGINDA FASYA


NPM : 71180911015

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 BOM KALORIMETER..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN KALORIMETER..............................................................................2
1. KALOR...............................................................................................................................2
2. Jenis-Jenis Kalorimeter.......................................................................................................3
3. Kalorimeter Bom.................................................................................................................3
BAB III POMPA SENTRIFUGAL............................................................................................5
1. Latar Belakang....................................................................................................................5
2. Pembahasan.........................................................................................................................6
BAB IV ALIRAN DALAM PIPA...............................................................................................7
3. Aliran Dalam Pipa...............................................................................................................7
4.1. Jenis-Jenis Aliran Dalam Pipa............................................................................................8
BAB V PENUTUP......................................................................................................................10
4. KESIMPULAN.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 BOM KALORIMETER
Bom kalorimeter berkaitan dengan pengukuran besaran energi suatu materi. Jenis alat
kalorimeter yang non aliran dan telah lazim digunakan berupa bom kalorimeter untuk
penentuan nilai kalor bahan bakar padat dan bahan bakar cair. Masalah bom kalorimeter
berkaitan dengan ukuran besaran energi suatu materi. Besaran-besaran energi mencakup sifaf
termodinamika sistem, nilai kalor biasanya dinyatakan dalam kalori/gram. Bom kalorimeter
ksusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran
yang terjadi dalam bom akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom, oleh karena itu
tidak ada kalor yang akan terbuang ke lingkungan (Diannovitasari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengetahui lebih mendalam tentang penentuan
panas pembakaran maka dilakukanlah suatu percobaan tentang penentuan panas pembakaran
dengan bom kalorimeter, bagaimana pengaruh perubahan suhu dengan perubahan kalor yang
terjadi pada percobaan? Untuk mengetahui nilai kalor dilakukan dengan metode kalorimeter.
Satuan kalor yang timbul dinyatakan dalam satuan kalor. Bagaimana cara mengukur nilai kalor
dengan menggunakan bom kalorimeter ?, dan bagaimana cara pengoprasian bom kalorimeter ?
BAB II
PEMBAHASAN KALORIMETER
1. KALOR
Kalor di defnisikan sebagai suatu bentuk energi yang dapat berpindah atau mengalir dari benda
yang memiliki kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya
dinyatakan dalam suhu. Satuan kalor di dalam satuan Internasional yaitu Joule, satuan kalor
lainnya ialah kalori. 1 kalori di definisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan sebanyak 1kg air sebesar 1⁰C. 1 kalori = 4.2 Joule dan 1 joule = 0.24 kalori
besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1. massa zat

2. jenis zat (kalor jenis)

3. perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)


m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suhu. Semakin besar kenaikan suhu maka kalor yang
diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu maka kalor yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu (∆ T)
jika massa (m) dan kalor jenis zat (c) tetap (Herman,2015:2).
Semakin besar massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin kecil
massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q)
berbanding lurus atau sebanding dengan massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T) dan kalor jenis
zat (c) tetap.
Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin kecil
kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q)
berbanding lurus atau sebanding dengan kalor jenis zat (c) jika kenaikan suhu (∆ T) dan massa
zat (m) tetap.

2
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:
 Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
 Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U
adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor
(H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1
derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru.


H = m.c

2. Jenis-Jenis Kalorimeter

Berdasarkan fungsinya kalorimeter dibedakan menjadi :

1. Kalorimeter tipe reaksi (sederhana), yait kalorimeter untuk menentukan kalor reaksi dari
semua reaksi, kecuali reaksi pembakaran. Kalorimeter tipe ini memiliki bejana yang terbuat
dari styrofoam, namun ada pula yang terbuat dari aluminium. Kalorimeter tipe reaksi dapat
juga digunakan untuk mrnrntukan kalor jenis logam.
2. Kalorimeter tipe bom, berfungsi untuk menentukan jumlah kalori dalam bahan makanan
berdasarkan reaksi pembakaran (biasanya oksidasi dengan oksigen).
3. Kalorimeter Thiemann, digunakan untuk menentukan kalor bahan yang bersifat cair
seperti methanol atau etanol.
4. Kalorimeter listrik, untuk menentukan kalor jenis zat cair. (kholis, 2013)

3. Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang dibebaskan
pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan dan bahan
bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium
penyerap kalor dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang
dalam tabung. Kalorimeter bom terdiri dari tabung baja tebal dengan tutup kedap udara.

3
Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan sebuah "kumparan
besi” yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar) ditempatkan pula pada cawan platina
sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan diuji. (Anonim, 2012).
Alat yang lebih teliti untuk mengukur perubahan kalor adalah kalorimeter bom , yaitu suatu
kalorimeter yang dirancang khusus sehingga sistem benar – benar dalam keadaan terisolasi .
Umumnya digunakan untuk menentukan perubahan entalpi dari reaksi – reaksi pembakaran
yang melibatkan gas . Di dalam kalorimeter bom terdapat ruang khusus tempat berlangsungnya
reaksi yang di sekitarnya diselubungi air sebagai penyerap kalor .

Gambar 2.1 Kalorimeter bom

Sistem reaksi di dalam kalorimeter dilakukan benar – benar terisolasi sehingga kenaikan
atau penurunan suhu yang terjadi benar – benar hanya digunakan untuk menaikan suhu air
di dalam kalorimeter bom . Meskipun sistem telah diusahakan terisolasi tetapi ada
kemungkinan sistem masih dapat menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, yang
dalam hal ini lingkungannya adalah kalorimeter itu sendiri. Jika kalorimeter juga terlibat di
dalam pertukaran kalor , besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter harus
diperhitungkan.
Kalor yang dilepas atau diserap oleh kalorimetr disebut dengan kapasitas kalor kalorimeter (
Ckalorimeter ). Secara keseluruhan dirumuskan:
qreaksi + qkalorimetr + qair
= qsistem qreaksi +
qkalorimetr + qair = 0 atau
qreaksi = -( qkalorimeter +
qair )
qkalorimeter=Ckal

4
BAB III
POMPA SENTRIFUGAL

1. Latar Belakang
Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat
ke tempat yang lain, melalui media pipa (saluran) dengan cara menambahkan energi pada
cairan yang dipindahkan dan berlangsung kontinu. Pompa beroperasi dengan prinsip
membuat perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge).
Perbedaan tekanan tersebut dihasilkan dari sebuah mekanisme misalkan putaran roda
impeler yang membuat keadaan sisi hisap nyaris vakum. Perbedaan tekanan inilah yang
mengisap cairan sehingga dapat berpindah dari suatu reservoir ke tempat lain.
Pada jaman modern ini, posisi pompa menduduki tempat yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Pompa memerankan peranan yang sangat penting bagi berbagai
industri misalnya industri air minum, minyak, petrokimia, pusat tenaga listrik dan
sebagainya. Penggunaan pompa jenis sentrifugal dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1 Bidang penggunaan pompa


Penggunaan pompa sentrifugal

1. Bidang energi

Instalasi air masuk pusat tenaga

Instalasi kondensasi

Instalasi menara air

2. Bidang perminyakan

Industri petrokimia

Water injection

Sistem perpipaan minyak

3. Bidang perairan

Transportasi air laut

Penyedia air minum

Irigasi

5
Menurut sebuah survey di Inggris yang dilakukan oleh Sulzer Pump, pompa sentrifugal
melibatkan lebih dari 70% pasar pompa baru dengan total financial 16 miliar Swiss Franc.
Karena itulah penelitian dan pengembangan bidang pompa sentrifugal terus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja pompa dan sisi manufakturnya. Kondisi ini bisa dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Perkiraan pasar baru pompa sentrifugal [1].


Sebuah pompa adalah alat mekanis yang digunakan untuk memindahkan cairan. Energi
mekanik diubah menjadi energi pada hydraulic pompa itu. Dalam hal ini berhasil, sebuah pompa
sentrifugal tersebut diuji dan digunakan dalam pembelajaran.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adanya
kemungkinan terjadinya kavitasi yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas pompa
sentrifugal yang berakibat kerusakan mekanis pada impeller pompa sentrifugal dan timbulnya
getaran.
2. Pembahasan
Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang memanfaatkan energi kecepatan yang
kemudian diubah menjadi energi tekanan sehingga dapat menggerakkan fluida cair dari lokasi
sumber menuju lokasi target dengan menggunakan impeler. Jadi pompa sentrifugal pada
prinsipnya dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida oleh
gerakan sudu
– sudu yang ada dalam volute. Energi yang dihasilkan dapat menghasilkan head tekanan, head
kecepatan dan head potensial pada fluida cair yang mengalir secara kontinu.

Gambar 2.1 Pompa sentrifugal.

6
BAB IV
ALIRAN DALAM PIPA
3. Aliran Dalam Pipa
Aliran dalam pipa adalah aliran zat cair atau fluida pada saluran tertutup yang biasanya
berpenampang lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran
penuh. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena
kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam
fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai
hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan
suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat
tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas,
zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan
volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak
mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh
wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian kedua-duanya sering secara kolektif
disebut sebagai fluida.

Gambar 2.1 Aliran dalam pipa


Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih
besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka
aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama dengan
tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam pengaliran terbuka.
Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan
dipermukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer.

7
4.1. Jenis-Jenis Aliran Dalam Pipa

 Aliran Laminer

Laminer bersal dari bahasa latin thin plate yang berarti plate tipis atau aliran sangat halus. Pada
aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang relatif besar mempengaruhi kecepatan aliran sehingga
semakin mendekati dinding pipa, semakin rendah kecepatannya. Secara teori, aliran ini
berbentuk parabola dengan bagian tengah mempunyai kecepatan paling pinggir mempunyai
kecepatan paling rendah akibat adanya gaya gesekan.

Gambar 2.2 Aliran Laminer


 Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen, gaya momentum aliran lebih besar dibandingkan gaya gesekan dan
pengaruh dari dinding pipa menjadi kecil. Karenanya aliran turbulen memberikan profil
kecepatan yang lebih seragam dibandingkan aliran laminer, walaupun pada lapisan fluida dekat
dinding pipa tetap laminer. Profil kecepatan pada daerah transisi antara laminer dan turbulen
dapat tidak stabil dan sulit untuk diperkirakan karena aliran dapat menunjukkan sifat dari daerah
aliran laminer maupun turbulen atau osilasi antara keduanya. Pada beberapa tempat, aliran
turbulen dibutuhkan untuk pencampuran zat cair

Gambar 2.3 Aliran Turbulen

8
 Aliran Transisi
Aliran transisi yaitu merupakan salah satu aliran-aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
yang turbulen.

Gambar 2.4 Aliran Transisi

9
BAB V
PENUTUP
4. KESIMPULAN
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori)

yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O 2 berlebih) suatu senyawa, bahan

makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup

dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari

kawat logam terpasang dalam tabung. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke

lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

10
Anonim,2015.Kapasitaskalor,http://www.informasi-
pendidikan.com/2015/03/pengertian-kalor-kapasitas-kalor-dan.html, diakses
2 Mei 2016.

Anonim, 2016.Bahan bakar, https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar, diakses 2


Mei 2016.

Anonim, 2011.Biosolar , https://bengkeltip.wordpress.com/2011/12/26/biosolar-


keunggulan-dan-kelemahannya-serta-kurangnya-sosialisasi-dari-
pertamina/, diakses 2 Mei 2016.

Anonim, 2010.Kalorimeter, http://kimiadasar.com/kalorimeter/, diakses 2 Mei


2016.

Ariearhy.2013.Laporanbomkalorimeter,http://arikimia.blogspot.co.id/2013/06/lapo
ran-bom-kalorimeter.html, diakses 2 Mei 2016

Eddien Nurhadiansah Putra & H. D. Sungkono Kawano, 2012, “Uji Eksperimental


Bahan Bakar Campuran Biosolar Dengan Zat Aditif Terhadap Unjuk
Kerja Motor Diesel Putaran Konstan”, jurnal teknik pomits, vol.1, no.1, 1-
2

Mc Cabe, Warren, Julian C Smith & Peter H., 1985. Operai Teknik Kimia

Erlangga : Jakarta

Ronaldo irzon, 2012,” Perbandingan Calorific Value Beragam Bahan Bakar


Minyak yang Dipasarkan di Indonesia Menggunakan Bomb Calorimeter
“, jurnal sumber daya geologi, vol.22, no.4, 1-2

11

Anda mungkin juga menyukai