Deskripsi Tanaman Karet

Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) merupakan komoditas perkebunan

yang memegang peranan penting sebagai sumber devisa negara kedua setelah
sawit serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah
pengembangannya. Luas total perkebunan karet di Indonesia telah mencapai
3.262.291 hektar, dari total areal tersebut, 84,5% merupakan kebun milik rakyat,
8,4% milik swasta dan hanya 7,1% milik negara .

Morfologi Tanaman dan Syarat Tumbuh Tanaman Karet

A. akar tunggang: tumbuh pada kedalaman 1-2 m. akar lateral daya jelajah 10 cm

B. Batang tumbuh mencapai 15-25 m. berumur sampai 100 th, mengandung

getah/latek

C. Daun. Setiap helai terdapat 3 helai anak daun.

D. Bunga jantan dan betina terdapat dalam malai payung yang sama

E. Buah dan Biji Termasuk buah berpolong (diselaputi kuit yg keras). Kulit
berwarna hijau dan tipis.

F. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan
150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai
produksinya juga terlambat.

G. Curah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 1.500 mm
sampai 3.000 mm/th,dengan hari hujan berkisar antara 100-150 HH/th. Hujan
sering pada pagi hari à menurunkan produksi

H. Tinggi tempat tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan
ketinggian 200 mdpl. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk
tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25oC sampai
35oC.
I. Angin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
penanaman karet > 30 km/jam

J. Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas Ø
Aerase dan drainase cukup

K. Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air

L. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir Ø Tanah bergambut tidak lebih dari
20 cm

M. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro

N. Reaksi tanah dengan pH 4.3 - pH 5.0

O. Kemiringan tanah < 10% dan

P. Permukaan air tanah < 100 cm.