Disusun Oleh:
NIM : 181148201029
Kelas : 3A Farmasi
Dosen Pembimbing :
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri
dari benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh
inilah yang disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel,
jaringan, dan organ yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh
terhadap infeksi atau suatu penyakit. Sistem imun memiliki beberapa
fungsi pada tubuh, yaitu penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam
tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya
sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera
menghancurkannya.
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil
yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi
antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa
berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten.
Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik
(eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan
berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis pembentukan
antibodi. Contoh hapten diantaranya adalah toksin poison ivy, berbagai
macam obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainya yang dapat membawa
efek alergik.
Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya
antigen adalah dengan cara meniadakan antigen tersebut, secara non
spesifik yaitu dengan cara fagositosis. Dalam hal ini, tubuh memiliki sel-
sel fagosit yang termasuk ke dalam 2 kelompok sel, yaitu kelompok sel
agranulosit dan granulosit. Kelompok sel agranulosit adalah monosit dan
makrofag, sedangkan yang termasuk kelompok sel granulosit adalah
neutrofil, basofil, eosinofil yang tergolong ke dalam sel PMN
(polymorphonuclear). Respon imun spesifik bergantung pada adanya
pemaparan benda asing dan pengenalan selanjutnya, kemudian reaksi
terhadap antigen tersebut. Sel yang memegang peran penting dalam
sistem imun spesifik adalah limfosit. Limfosit berfungsi mengatur dan
bekerja sama dengan sel-sel lain dalam sistem fagosit makrofag untuk
menimbulkan respon immunologik.
PEMBAHASAN
B. Antigen
Antigen adalah zat asing yang dapat memicu sistem kekebalan tubuh
untuk menghasilkan respon imun spesifik. Respon imun ini mengarah
untuk menghasilkan antibodi yang dapat menetralisir atau menghancurkan
zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Setiap antibodi antigen sangat
spesifik dan memiliki struktur molekul yang unik. Protein dan glikoprotein
adalah antigen kimia yang paling efektif yang diproduksi dalam tubuh.
Selain itu, bakteri dan zat parasit lainnya juga dianggap sebagai antigen.
Ada tiga jenis antigen; eksogen, endogen dan autoantigens. Antigen
eksogen adalah antigen yang masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan
dan menelan. Antigen endogen adalah antigen yang diproduksi dalam
tubuh karena infeksi. Autoantigen adalah protein yang diakui dan melekat
pada sistem kekebalan tubuh hanya karena faktor genetik dan lingkungan.
Penyakit yang disebabkan oleh autoantigens disebut penyakit autoimun.
Beberapa contoh umum untuk penyakit autoimun termasuk penyakit
Addison, penyakit Celiac, penyakit Graves, multiple sclerosis, arthritis
reaktif, dan lain-lain.
C. Allergen
Alergen adalah zat asing non parasit yang dapat menyebabkan reaksi
kekebalan tertentu dalam tubuh ketika masuk ke dalam tubuh. Kondisi
yang disebabkan oleh alergen disebut alergi. Alergi dapat menyebabkan
beberapa gangguan pada mukosa, kulit, saluran pencernaan, saluran udara,
dan pembuluh yang mengakibatkan gejala seperti urtikaria, dermatitis,
edema, asma, dan lain-lain. Alergen yang paling umum adalah debu,
serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau zat kimia tertentu pada makanan
atau air.
Sebagian besar alergen pada makanan mengandung glikoprotein, yang
larut dalam air dan tahan terhadap pencernaan. Karena alasan ini,
glikoprotein ini diakui sebagai antigen tertentu dalam tubuh oleh sistem
kekebalan tubuh, sehingga alergi Tipe I dan Tipe IV. Tingkat keparahan
reaksi alergi dapat bervariasi dari orang ke orang (kerentanan genetik).
Selain itu, alergi juga ditentukan oleh sifat-sifat alergen dan aspek
lingkungan.
Sel B-1 atau sel B CD5, merupakan sel B yang ditemukan pada
ruang peritoneal dan pleural dan memiliki kemampuan
untuk berproliferasi.
Sel B-2 atau sel B konvensional, merupakan sel B hasil
sintesis sumsum tulang yang memenuhi plasma darah dan
jaringan sistem limfatik dan tidak memiliki kemampuan
untuk berproliferasi.
Sel B berasal dari sel punca yang berada pada jaringan hemopoietik di
dalam sumsum tulang.
disesuaikan hanya dapat bereaksi dan mengikat satu antigen tertentu; dalam
harus cukup besar, karena peptida yang terlalu kecil juga tidak akan menimbulkan
respons imun.
2.5 Jenis antigen berdasarkan epitope
Menurut epitop, antigen dapat dibagi sebagai berikut:
a. Unideterminan, univalent
Yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu molekul.
b. Unideterminan, multivalent
Yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih determian tersebut ditemukan
c. Multideterminan, univalent
Yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap
d. Multideterminan, multivalent
Yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu
molekul (antigen dengan berat molekul yang t inggi dan kompleks secara
kimiawi).
PENUTUP
1. Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang
berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh.
2. Alergen adalah zat asing non parasit yang dapat menyebabkan reaksi
kekebalan tertentu dalam tubuh ketika masuk ke dalam tubuh. Kondisi yang
disebabkan oleh alergen disebut alergi.
3. Antigen "menjadi sasaran" oleh antibodi. Setiap antibodi secara khusus
disesuaikan .
Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th
ed. WB Saunders Company Saunders, Philadelphia. 2. Baratawidjaja, K.G.,
Rengganis I. 2010. Imunologi Dasar ed. 9. Jakarta. BP.FKUI. 3. Roitt. 1997.
Pokok Pokok Ilmu Kekebalan. 4. Kresno. 1991. Imunologi Diagnosis dan
Prosedur Laboratorium. 5. Tizard. 2004. Veterinary Immunology. An
Introduction. 6th ed. WB Saundres Company. Philadelpia.