Anda di halaman 1dari 20

Dirut

Baru Garuda Siapkan Strategi Kurangi Beban Utang Rp 49 Triliun

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra membeberkan sejumlah


langkah yang akan dilakukan untuk membenahi utang perseroan. Total kewajiban
maskapai BUMN ini hingga September 2019 mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar
Rp 49 triliun.

"Saya memang berlatar belakang IT, tetapi pernah enam tahun di bank. Utang
menjadi concern kami dan ada beberapa alternatif," ujar Irfan di Jakarta, Jumat
(24/1). Irfan menjelaskan, pihaknya antara lain akan melakukan upaya negosiasi
dan menarik utang baru. Ia juga membuka kemungkinan untuk merekrut konsultan
atau tenaga profesional agar memperoleh utang dengan biaya yang lebih murah.
"Kami juga akan selalu mengupayakan pengurangan utang dengan membuat
perusahaan profit. Kalau enggak profit, utang meningkat. Ini menjadi perhatian
kami," jelas dia.

Salah satu yang juga menjadi fokus utama Irfan adalah melakukan negosiasi ulang
kepada pabrikan dan lessor atau perusahaan leasing. Hal ini lantaran biaya leasing
merupakan salah satu beban biaya terbesar perusahaan selain bahan bakar.
"Namun, saya akan berikan jaminan bahwa ini tidak akan berdampak pada
keselamatan," kata dia. Sementara terkait pelunasan utang jatuh tempo pada Juni
mendatang sebesar US$ 500 juta, menurut dia, rencananya akan ditutup dengan
penarikan utang baru.

Sebelumnya, Garuda berencana mencari pendanaan dengan total US$ 900 juta
atau setara Rp 12,59 triliun untuk membayar sebagian utang jatuh tempo. Namun,
rencana tersebut dibatalkan. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia
(BEI), Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Fuad Rizal mengatakan,
pembatalan itu karena perusahaan belum memiliki laporan keuangan limited review
atau laporan keuangan audit hingga pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) pada bulan Januari. "Laporan keuangan audit dapat dijadikan dasar
penentuan transaksi material," ujarnya.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/01/24/dirut-baru-garuda-siapkan-


strategi-kurangi-beban-utang-rp-49-triliun)
utang Garuda yang sebesar Rp 49 triliun jatuh tempo pada bulan Juni mendatang

Fuad Rizal terlibat dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Garuda Indonesia
Tbk

laporan keuangan limited review belum ada saat pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham PT Garuda Indonesia Tbk

Irfan Setiaputra merupakan seorang IT di bank selama enam tahun tepat sebelum
menjabat menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk

utang tidak menjadi concern bagi Garuda karena mereka sudah memiliki beberapa
alternatif solusinya

Opsi A: Salah; utang yang jatuh tempo pada Juni mendatang hanya sebesar US$
500 juta (hanya 1/7 utang totalnya yaitu US$ 3,5 miliar atau Rp 49 triliun).

Opsi B: Salah; Fuad Rizal adalah Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Bursa
Efek Indonesia, tidak disebutkan pada bacaan apakah ia terlibat dalam Rapat
Umum Pemegang Saham PT Garuda Indonesia Tbk atau tidak

Opsi C: Benar; pada paragraf terakhir tertulis, “... perusahaan belum memiliki
laporan keuangan limited review atau laporan keuangan audit hingga pelaksanaan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan Januari.”

Opsi D: Salah; tidak dijelaskan apa jabatan beliau saat bekerja di bank, hanya
diberitahu bahwa latar belakangnya adalah IT. Tidak disebutkan juga apakah
pekerjaannya tepat sebelum menjadi Dirut Garuda adalah menjadi seorang IT di
bank tersebut (yang sebenarnya, kalau menurut logika, jelas tidak mungkin/ tidak
masuk akal).

Opsi E: Salah; pada paragraf 2, Irfan dengan jelas menyatakan bahwa utang adalah
concern bagi perusahaan.

Garuda akan menarik utang baru sebesar US$ 900 juta untuk melunasi utang
sebesar US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni

Garuda memiliki beban utang sebesar US$ 3,5 miliar

biaya bahan bakar merupakan salah satu beban biaya terbesar perusahaan
Garuda akan merekrut konsultan profesional agar dapat memperoleh utang dengan
biaya yang lebih ringan

salah satu cara untuk mengurangi utang yang akan diusahakan oleh Garuda adalah
dengan cara membuat perusahaan mendapat keuntungansalah satu cara untuk
mengurangi utang yang akan diusahakan oleh Garuda adalah dengan cara
membuat perusahaan mendapat keuntungan

Opsi B, C, D, dan E benar dan terdapat dalam bacaan, sementara opsi A kurang
sesuai karena tidak disebutkan pada bacaan berapa utang baru yang akan diambil
Garuda untuk melunasi utangnya yang akan jatuh tempo tersebut, sementara US$
900 juta adalah jumlah yang awalnya direncanakan untuk didapatkan dalam
pencarian pendanaan, tidak disebutkan apakah jumlah penarikan utang baru akan
sama dengan angka tersebut atau tidak. Jadi, dari antara semua pilihan, opsi A lah
yang paling tidak sesuai.

Dirut Baru Garuda Siapkan Strategi Kurangi Beban Utang Rp 49 Triliun

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra membeberkan sejumlah


langkah yang akan dilakukan untuk membenahi utang perseroan. Total kewajiban
maskapai BUMN ini hingga September 2019 mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar
Rp 49 triliun.

"Saya memang berlatar belakang IT, tetapi pernah enam tahun di bank. Utang
menjadi concern kami dan ada beberapa alternatif," ujar Irfan di Jakarta, Jumat
(24/1). Irfan menjelaskan, pihaknya antara lain akan melakukan upaya negosiasi
dan menarik utang baru. Ia juga membuka kemungkinan untuk merekrut konsultan
atau tenaga profesional agar memperoleh utang dengan biaya yang lebih murah.
"Kami juga akan selalu mengupayakan pengurangan utang dengan membuat
perusahaan profit. Kalau enggak profit, utang meningkat. Ini menjadi perhatian
kami," jelas dia.

Salah satu yang juga menjadi fokus utama Irfan adalah melakukan negosiasi ulang
kepada pabrikan dan lessor atau perusahaan leasing. Hal ini lantaran biaya leasing
merupakan salah satu beban biaya terbesar perusahaan selain bahan bakar.
"Namun, saya akan berikan jaminan bahwa ini tidak akan berdampak pada
keselamatan," kata dia. Sementara terkait pelunasan utang jatuh tempo pada Juni
mendatang sebesar US$ 500 juta, menurut dia, rencananya akan ditutup dengan
penarikan utang baru.

Sebelumnya, Garuda berencana mencari pendanaan dengan total US$ 900 juta
atau setara Rp 12,59 triliun untuk membayar sebagian utang jatuh tempo. Namun,
rencana tersebut dibatalkan. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia
(BEI), Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Fuad Rizal mengatakan,
pembatalan itu karena perusahaan belum memiliki laporan keuangan limited review
atau laporan keuangan audit hingga pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) pada bulan Januari. "Laporan keuangan audit dapat dijadikan dasar
penentuan transaksi material," ujarnya.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/01/24/dirut-baru-garuda-siapkan-


strategi-kurangi-beban-utang-rp-49-triliun)

|Menurut bacaan di atas, yang BUKAN merupakan upaya yang mungkin dilakukan
oleh Garuda untuk mengurus permasalahan utang perseroannya adalah ….

negosiasi dengan perusahaan leasingnegosiasi dengan perusahaan leasing

menarik utang barumenarik utang baru

merekrut konsultanmerekrut konsultan

mengurangi bahan bakarmengurangi bahan bakar

mencari pendanaanmencari pendanaan

Opsi A, B, dan C merupakan langkah-langkah yang memang akan dilakukan


dilakukan oleh Garuda untuk membenahi utang perseroannya. Opsi E juga mungkin
dilakukan karena pada awalnya juga Garuda memang akan mencari pendanaan
untuk membayar utangnya yang jatuh tempo sebelum akhirnya dibatalkan karena
belum adanya laporan keuangan limited review. Yang tidak disebutkan dalam
bacaan adalah opsi D.

Dirut Baru Garuda Siapkan Strategi Kurangi Beban Utang Rp 49 Triliun

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra membeberkan sejumlah


langkah yang akan dilakukan untuk membenahi utang perseroan. Total kewajiban
maskapai BUMN ini hingga September 2019 mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar
Rp 49 triliun.

"Saya memang berlatar belakang IT, tetapi pernah enam tahun di bank. Utang
menjadi concern kami dan ada beberapa alternatif," ujar Irfan di Jakarta, Jumat
(24/1). Irfan menjelaskan, pihaknya antara lain akan melakukan upaya negosiasi
dan menarik utang baru. Ia juga membuka kemungkinan untuk merekrut konsultan
atau tenaga profesional agar memperoleh utang dengan biaya yang lebih murah.
"Kami juga akan selalu mengupayakan pengurangan utang dengan membuat
perusahaan profit. Kalau enggak profit, utang meningkat. Ini menjadi perhatian
kami," jelas dia.

Salah satu yang juga menjadi fokus utama Irfan adalah melakukan negosiasi ulang
kepada pabrikan dan lessor atau perusahaan leasing. Hal ini lantaran biaya leasing
merupakan salah satu beban biaya terbesar perusahaan selain bahan bakar.
"Namun, saya akan berikan jaminan bahwa ini tidak akan berdampak pada
keselamatan," kata dia. Sementara terkait pelunasan utang jatuh tempo pada Juni
mendatang sebesar US$ 500 juta, menurut dia, rencananya akan ditutup dengan
penarikan utang baru.

Sebelumnya, Garuda berencana mencari pendanaan dengan total US$ 900 juta
atau setara Rp 12,59 triliun untuk membayar sebagian utang jatuh tempo. Namun,
rencana tersebut dibatalkan. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia
(BEI), Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Fuad Rizal mengatakan,
pembatalan itu karena perusahaan belum memiliki laporan keuangan limited review
atau laporan keuangan audit hingga pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) pada bulan Januari. "Laporan keuangan audit dapat dijadikan dasar
penentuan transaksi material," ujarnya.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/01/24/dirut-baru-garuda-siapkan-


strategi-kurangi-beban-utang-rp-49-triliun)

Garuda membuka utang baru untuk melunasi utang yang jatuh tempo tersebut

Garuda mencari cara untuk membayarnyaGaruda mencari cara untuk membayarnya

Garuda melakukan negosiasi dengan perusahaan leasing yang terkait mengenai


utang tersebutGaruda melakukan negosiasi dengan perusahaan leasing yang
terkait mengenai utang tersebut

Garuda mencari alternatif pembayaran

Garuda membayar utang tersebut secara tunai dari profit perusahaan


Opsi B dan D sebenarnya sama saja, dan alternatif cara untuk membayar utang
disebutkan pada opsi A dan C. Yang paling tidak mungkin adalah opsi E, karena
tidak disebutkan apakah profit Garuda cukup untuk melunasinya, dan secara logika,
untuk membayar utang sebesar US$ 500 juta secara tunai, sangatlah tidak masuk
akal.

tidak adanya laporan keuangan

sulitnya negosiasi dengan perusahaan leasing

perusahaan tidak untung

konsultan kurang membantu

mahalnya tenaga profesionalmahalnya tenaga profesional

Di kalimat terakhir pada paragraf 2, Direktur Utama Garuda berkata “... Kalau
enggak profit, utang meningkat.” Berarti, kalau perusahaan tidak untung, otomatis
utang Garuda bertambah. Opsi A, D, dan E tidak relevan, sementara opsi B
merupakan salah satu langkah yang akan dilakukan untuk membenahi utang
perusahaan

US$ 3,5 miliar

Rp 500 jutaRp 500 juta

US$ 900 juta

Rp 49 triliun

US$ 500 juta


Memang total utang Garuda adalah sebesar US$ 3,5 miliar atau Rp 49 triliun, akan
tetapi yang jatuh tempo/ wajib dibayarkan pada bulan Juni mendatang adalah
sebesar US$ 500 juta saja, sebagaimana disebutkan dalam kalimat terakhir di
paragraf 3, yaitu “Sementara terkait pelunasan utang jatuh tempo pada Juni
mendatang sebesar US$ 500 juta…."

rencana mencari pendanaan dibatalkan karena laporan keuangan audit belum ada

laporan keuangan audit tidak mencatat utang jatuh tempolaporan keuangan audit
tidak mencatat utang jatuh tempo

audit keuangannya salah, sehingga perlu dikaji ulangaudit keuangannya salah,


sehingga perlu dikaji ulang

utang perusahaan tidak tercatat di laporan keuangan auditutang perusahaan tidak


tercatat di laporan keuangan audit

tidak ada hubungan antara keduanyatidak ada hubungan antara keduanya

Pada kalimat kedua terakhir, disebutkan “... pembatalan itu karena perusahaan
belum memiliki laporan keuangan limited review atau laporan keuangan audit
hingga pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan Januari.”

Perkataan Fuad Rizal yang menyatakan bahwa laporan keuangan audit merupakan
dasar penentuan transaksi material relevan dengan informasi tersebut karena
rencana mencari pendanaan sebesar US$ 900 juta dibatalkan karena laporan
keuangan audit belum tersedia pada saat rencana tersebut dirapatkan.

Mengenal Virus Corona, Wabah Teror Setelah SARS dan MERS

tirto.id - Tercatat sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, 59 orang
dirawat di rumah sakit dengan gejala pneumonia--infeksi pada jaringan dan
kantung udara di paru-paru. 7 orang di antaranya kritis, 2 lain meninggal pada 16
dan 17 Januari. Jumlah korban jiwa mencapai 9 orang pada Rabu (22/1/2020).
Pangkal musababnya akhirnya diketahui: Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis
virus baru yang satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Ramy
Inocencio selaku responden CBS News menceritakan bagaimana Wuhan, sebuah
kota di Cina dengan penduduk 11 juta orang, digemparkan setelah banyak orang
serentak jatuh sakit setelah mengunjungi pasar grosir makanan laut Hua Nan.
Jumlah penderita meningkat cepat. Anehnya, sebagian besar dari mereka tak
pernah mengunjungi pasar. Pasar tersebut akhirnya ditutup pada 1 Januari 2020
untuk sanitasi dan disinfeksi.

Diberitakan oleh USA Today, tanda-tanda umum infeksi Corona adalah demam,
batuk, serta sesak dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
kematian. Virus dapat menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau
kontak dekat. Objek yang tertempel virus juga bisa menyebarkan infeksi. Belum ada
vaksin yang bisa mencegah infeksi Corona. Saat ini tengah ada sembilan studi
yang mengembangkan itu. "Pengembangan vaksin adalah proses yang kompleks,
dan belum bisa tersedia besok," kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional
Imunisasi dan Penyakit Pernapasan. Meskipun tidak ada obat khusus untuk
Corona, langkah-langkah pengobatan yang disarankan mirip dengan flu, yaitu
istirahat dan minum banyak cairan.

Wabah ini ternyata tak hanya muncul di Cina. Jepang dan Thailand masing-masing
mengonfirmasi menemukan satu dan dua kasus Corona pada pekan lalu, dan di
Korea Selatan pada Senin (20/1/2020) lalu. Dari empat kasus yang terdeteksi di
luar Cina itu, para pasien diketahui pernah melakukan perjalanan dari Wuhan.
Karena itu tidak heran banyak negara yang cepat merespons. Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) AS, misalnya, mengerahkan sekitar 100 personel
untuk memeriksa penumpang yang ada di bandara New York, Los Angeles, dan
San Francisco. Sekitar 5.000 penumpang dari Wuhan diperkirakan akan melewati
bandara itu dalam beberapa minggu mendatang. Di Hong Kong, rumah sakit
menaikkan tingkat siaga menjadi serius dan menerapkan pemeriksaan suhu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan akan mengadakan
pertemuan darurat di Jenewa, Swiss, untuk menentukan apakah wabah ini perlu
ditingkatkan ke level darurat.

Sementara di Cina sendiri, pekerja maskapai menjalankan pemeriksaan suhu pada


setiap penerbangan yang meninggalkan Wuhan. Para ilmuwan di negeri tersebut
juga terus meriset urutan DNA dari Corona yang dapat membantu mengembangkan
perawatan dan vaksin. Indonesia juga merespons ancaman virus anyar ini. Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung
Sugihantono mengatakan alat sensor suhu tubuh disiapkan pada 135 pintu masuk-
keluar Indonesia. Alat sensor ini akan menunjukkan warna merah saat mendeteksi
orang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Anas


Maruf mengatakan akan ada peningkatan kewaspadaan di bandara, terutama pada
penerbangan langsung dari Cina ke Indonesia, dengan mengaktifkan thermal
scanner, memberikan health alert card, dan KIE kepada penumpang.

Gambar 1. Jumlah kasus 2019-nCoV yang tercatat secara global per 23 Januari
2020. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:2019-nCoV_Cases.svg

(artikel diadaptasi dari: https://tirto.id/mengenal-virus-corona-teror-wabah-setelah-


sars-dan-mers-eujB)

ada kemungkinan tingkat siaga dinaikkan lebih tinggi lagi

KKP Kelas I terletak di Pelabuhan Soekarno-Hatta

KIE akan berfungsi seperti health alert card

Badan Kesehatan di Jenewa akan mengadakan rapat darurat

virus 2019-nCoV merupakan virus yang memiliki kekerabatan jauh dengan virus
penyebab SARS dan MERS

Opsi A benar karena berdasarkan bacaan, WHO mengatakan akan mengadakan


rapat untuk menentukan apakah perlu wabah ini ditingkatkan statusnya menjadi
darurat. Berarti, status saat ini belum darurat (atau lebih rendah dari darurat) yang
dapat diintepretasikan bahwa ada kemungkinan statusnya akan berubah menjadi
lebih tinggi (yakni darurat).

Opsi B salah karena KKP Kelas I terletak di Bandara Soekarno Hatta, bukan
Pelabuhan

Opsi C salah karena bila dinalar, health alert card dan KIE disebutkan secara
terpisah, yang berarti fungsinya akan berbeda juga.

Opsi D salah karena yang mengadakan rapat darurat adalah WHO, lokasi rapat di
Jenewa (dan bukan Badan Kesehatan di Jenewa yang mengadakan rapat darurat).

Opsi E kurang jelas karena dalam bacaan tidak disebutkan tingkat kemiripan virus,
hanya disebutkan bahwa masih satu keluarga

para ilmuwan di negeri Cina sudah meneliti urutan DNA Corona

tahap penelitian dan pengembangan untuk sembilan vaksin sudah dilaksanakan

Virus 2019-nCov terdeteksi pada saat akan terjadi pergantian tahun

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta akan


meningkatkan kewaspadaan di bandara

ratusan orang yang terbang dari Cina akan memasuki Amerika Serikat dalam
beberapa minggu ke depan

Yang benar adalah adanya sembilan studi mengenai pengembangan vaksin, yang
mana hasilnya bisa jadi kurang atau lebih dari sembilan vaksin

pemberian KIE kepada calon penumpang pesawat

pemberian obat dan vaksin virus Corona kepada penderita penyakit

pengecekan temperatur badan saat melewati batas negara


beristirahat yang cukup dan memastikan badan tidak dehidrasi

meriset sekuens DNA virus Corona

Opsi A ada untuk memudahkan identifikasi penumpang pesawat.

Opsi B tidak mungkin karena obat dan vaksin belum ditemukan.

Opsi C ada dalam bacaan.

Opsi D adalah saran pengobatan, bukan metode pencegahan penyebaran.

Opsi E adalah tahap dalam pengembangan vaksin, bukan metode pencegahan.

munculnya virus Corona baru setelah 2019-nCov yang berasal dari keluarga yang
sama

wabah ini akan menjadi epidemi yang menginfeksi banyak orang

pasar grosir makanan laut di Wuhan akan ditutup hingga waktu yang tidak diketahui

penumpang akan diperiksa suhu badannya oleh 5.000 personel bandara di New
York, Los Angeles, dan San Fransisco

virus akan menyebar menuju ke kota-kota di sekitar Wuhan

Penumpang akan diperiksa oleh 100 personel, bukan 5.000 personel. 5.000 adalah
jumlah penumpang dari Wuhan yang akan mendarat dalam jangka waktu beberapa
minggu ke depan.


Jepang dan Thailand mengkonfirmasi masing-masing satu kasus virus Corona di
negaranya

salah satu ciri-ciri virus corona adalah flu berat dan demam tinggi

New York, Los Angeles, dan San Fransisco akan mengalami pengawasan ketat
pada gerbang kedatangan domestiknya

satu kasus lain ditemukan pada penduduk Korea Selatan

thermal scanner disiapkan di akses masuk dan keluar Indonesia

Opsi A salah karena di Thailand ada dua kasus.

Opsi B salah karena ciri-ciri virus Corona tidak disebutkan, yang disebutkan adalah
ciri-ciri apabila terinfeksi.

Opsi C salah karena pada bacaan diketahui personel disiapkan karena akan ada
ribuan wisatawan dari Wuhan, yang berarti akan datang melalui gerbang
kedatangan internasional, bukan domestik (dalam AS).

Opsi D kurang jelas karena tidak diketahui apakah yang terinfeksi itu oppa-oppa
penduduk Korea Selatan atau wisatawan dari luar negeri.

Opsi E yang paling sesuai karena disebutkan dalam bacaan disebutkan bahwa
thermal scanner disiapkan di 135 titik pintu masuk-keluar Indonesia.

Mengenal Virus Corona, Wabah Teror Setelah SARS dan MERS

tirto.id - Tercatat sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, 59 orang dirawat di
rumah sakit dengan gejala pneumonia--infeksi pada jaringan dan kantung udara di paru-
paru. 7 orang di antaranya kritis, 2 lain meninggal pada 16 dan 17 Januari. Jumlah korban
jiwa mencapai 9 orang pada Rabu (22/1/2020). Pangkal musababnya akhirnya diketahui:
Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis virus baru yang satu keluarga dengan virus penyebab
SARS dan MERS. Ramy Inocencio selaku responden CBS News menceritakan bagaimana
Wuhan, sebuah kota di Cina dengan penduduk 11 juta orang, digemparkan setelah banyak
orang serentak jatuh sakit setelah mengunjungi pasar grosir makanan laut Hua Nan. Jumlah
penderita meningkat cepat. Anehnya, sebagian besar dari mereka tak pernah mengunjungi
pasar. Pasar tersebut akhirnya ditutup pada 1 Januari 2020 untuk sanitasi dan disinfeksi.

Diberitakan oleh USA Today, tanda-tanda umum infeksi Corona adalah demam, batuk, serta
sesak dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian. Virus dapat menyebar dari
manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau kontak dekat. Objek yang tertempel virus juga
bisa menyebarkan infeksi. Belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi Corona. Saat ini
tengah ada sembilan studi yang mengembangkan itu. "Pengembangan vaksin adalah proses
yang kompleks, dan belum bisa tersedia besok," kata Nancy Messonnier, direktur Pusat
Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan. Meskipun tidak ada obat khusus untuk
Corona, langkah-langkah pengobatan yang disarankan mirip dengan flu, yaitu istirahat dan
minum banyak cairan.

Wabah ini ternyata tak hanya muncul di Cina. Jepang dan Thailand masing-masing
mengonfirmasi menemukan satu dan dua kasus Corona pada pekan lalu, dan di Korea
Selatan pada Senin (20/1/2020) lalu. Dari empat kasus yang terdeteksi di luar Cina itu, para
pasien diketahui pernah melakukan perjalanan dari Wuhan. Karena itu tidak heran banyak
negara yang cepat merespons. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS,
misalnya, mengerahkan sekitar 100 personel untuk memeriksa penumpang yang ada di
bandara New York, Los Angeles, dan San Francisco. Sekitar 5.000 penumpang dari Wuhan
diperkirakan akan melewati bandara itu dalam beberapa minggu mendatang. Di Hong Kong,
rumah sakit menaikkan tingkat siaga menjadi serius dan menerapkan pemeriksaan suhu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat
di Jenewa, Swiss, untuk menentukan apakah wabah ini perlu ditingkatkan ke level darurat.

Sementara di Cina sendiri, pekerja maskapai menjalankan pemeriksaan suhu pada setiap
penerbangan yang meninggalkan Wuhan. Para ilmuwan di negeri tersebut juga terus meriset
urutan DNA dari Corona yang dapat membantu mengembangkan perawatan dan vaksin.
Indonesia juga merespons ancaman virus anyar ini. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan alat sensor suhu tubuh
disiapkan pada 135 pintu masuk-keluar Indonesia. Alat sensor ini akan menunjukkan warna
merah saat mendeteksi orang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Anas Maruf
mengatakan akan ada peningkatan kewaspadaan di bandara, terutama pada penerbangan
langsung dari Cina ke Indonesia, dengan mengaktifkan thermal scanner, memberikan health
alert card, dan KIE kepada penumpang.

Gambar 1. Jumlah kasus 2019-nCoV yang tercatat secara global per 23 Januari 2020.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:2019-nCoV_Cases.svg

(artikel diadaptasi dari: https://tirto.id/mengenal-virus-corona-teror-wabah-setelah-sars-dan-


mers-eujB)

|Jumlah kasus yang tercatat di Cina yang benar adalah ….


sebanyak 62 kasus tercatat pada periode 10 Januari 2020 hingga 15 Januari 2020

sebanyak 50 kasus tercatat bertambah pada periode 31 Desember hingga 5 Januari


2020

sebanyak 4 kasus tercatat pada periode 20 Januari 2020

sebanyak 20 kasus bertambah dari tanggal 19 Januari 2020 hingga 20 Januari


2020

sebanyak 488+ kasus tercatat pada periode 22 Januari 2020

Jumlah kasus pada tanggal 19 Januari 2020 adalah 198, dan pada tanggal 20
Januari 2020 adalah 218.

218 - 198 = 20.

Jadi, dalam periode kedua hari tersebut ditemukan 20 kasus yang bertambah.

Mengenal Virus Corona, Wabah Teror Setelah SARS dan MERS

tirto.id - Tercatat sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, 59 orang
dirawat di rumah sakit dengan gejala pneumonia--infeksi pada jaringan dan
kantung udara di paru-paru. 7 orang di antaranya kritis, 2 lain meninggal pada 16
dan 17 Januari. Jumlah korban jiwa mencapai 9 orang pada Rabu (22/1/2020).
Pangkal musababnya akhirnya diketahui: Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis
virus baru yang satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Ramy
Inocencio selaku responden CBS News menceritakan bagaimana Wuhan, sebuah
kota di Cina dengan penduduk 11 juta orang, digemparkan setelah banyak orang
serentak jatuh sakit setelah mengunjungi pasar grosir makanan laut Hua Nan.
Jumlah penderita meningkat cepat. Anehnya, sebagian besar dari mereka tak
pernah mengunjungi pasar. Pasar tersebut akhirnya ditutup pada 1 Januari 2020
untuk sanitasi dan disinfeksi.

Diberitakan oleh USA Today, tanda-tanda umum infeksi Corona adalah demam,
batuk, serta sesak dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
kematian. Virus dapat menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau
kontak dekat. Objek yang tertempel virus juga bisa menyebarkan infeksi. Belum ada
vaksin yang bisa mencegah infeksi Corona. Saat ini tengah ada sembilan studi
yang mengembangkan itu. "Pengembangan vaksin adalah proses yang kompleks,
dan belum bisa tersedia besok," kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional
Imunisasi dan Penyakit Pernapasan. Meskipun tidak ada obat khusus untuk
Corona, langkah-langkah pengobatan yang disarankan mirip dengan flu, yaitu
istirahat dan minum banyak cairan.
Wabah ini ternyata tak hanya muncul di Cina. Jepang dan Thailand masing-masing
mengonfirmasi menemukan satu dan dua kasus Corona pada pekan lalu, dan di
Korea Selatan pada Senin (20/1/2020) lalu. Dari empat kasus yang terdeteksi di
luar Cina itu, para pasien diketahui pernah melakukan perjalanan dari Wuhan.
Karena itu tidak heran banyak negara yang cepat merespons. Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) AS, misalnya, mengerahkan sekitar 100 personel
untuk memeriksa penumpang yang ada di bandara New York, Los Angeles, dan
San Francisco. Sekitar 5.000 penumpang dari Wuhan diperkirakan akan melewati
bandara itu dalam beberapa minggu mendatang. Di Hong Kong, rumah sakit
menaikkan tingkat siaga menjadi serius dan menerapkan pemeriksaan suhu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan akan mengadakan
pertemuan darurat di Jenewa, Swiss, untuk menentukan apakah wabah ini perlu
ditingkatkan ke level darurat.

Sementara di Cina sendiri, pekerja maskapai menjalankan pemeriksaan suhu pada


setiap penerbangan yang meninggalkan Wuhan. Para ilmuwan di negeri tersebut
juga terus meriset urutan DNA dari Corona yang dapat membantu mengembangkan
perawatan dan vaksin. Indonesia juga merespons ancaman virus anyar ini. Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung
Sugihantono mengatakan alat sensor suhu tubuh disiapkan pada 135 pintu masuk-
keluar Indonesia. Alat sensor ini akan menunjukkan warna merah saat mendeteksi
orang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Anas


Maruf mengatakan akan ada peningkatan kewaspadaan di bandara, terutama pada
penerbangan langsung dari Cina ke Indonesia, dengan mengaktifkan thermal
scanner, memberikan health alert card, dan KIE kepada penumpang.

Gambar 1. Jumlah kasus 2019-nCoV yang tercatat secara global per 23 Januari
2020. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:2019-nCoV_Cases.svg

(artikel diadaptasi dari: https://tirto.id/mengenal-virus-corona-teror-wabah-setelah-


sars-dan-mers-eujB)

|Berdasarkan gambar 1, yang PALING TIDAK MUNGKIN terjadi adalah….

bertambahnya daerah baru yang terinfeksi di luar Cina


bertambahnya jumlah kasus tercatat

virus akan menyebar melalui negara-negara Asia

menurunnya jumlah kasus pada awal tahun 2020 di dunia

kasus akan terjadi hingga memasuki bulan Februari

Opsi D tidak mungkin, karena pola dari tabelnya sudah jelas menunjukkan semakin
hari di tahun 2020 semakin bertambah kasus yang ada. Jadi, apabila disebutkan
bahwa pada awal tahun 2020 semakin menurun, karena kasus pertama kali terjadi
pada awal tahun 2020, dan semakin meningkat.

Perhatikan pola bilangan di bawah ini!

9, 4, -1, 5, X, Y, -3, 5, 13, ….

Angka yang tepat untuk menggantikan huruf X bila Y adalah 4 ….

11

14

18

19

Polanya adalah -5, -5, +6, +6, -7, -7, +8, +8, dan seterusnya. Jadi:

9 - 5 = 4
4 - 5 = -1

-1 + 6 = 5

5 + 6 = 11 (B)

11 - 7 = 4

4 - 7 = -3

-3 + 8 = 5

5 + 8 = 13

Perhatikan pola bilangan di bawah ini!

27, 9, 18, 6, X, 4.

Angka yang tepat untuk menggantikan huruf X di atas adalah ….

12

10

16

20

Polanya adalah dibagi 3 kemudian dikali 2. Jadi:

27 : 3= 9

9 x 2= 18

18 : 3= 6

6 x 2= 12

12 : 3= 4

Perhatikan gambar di bawah ini!


Berapa angka yang tepat untuk menggantikan huruf X?

19

12

13

10

17

Pola dari gambar tersebut adalah (sisi kiri + sisi bawah) + (sisi atas / sisi kanan).
Jadi:

(1 + 7) + (8/4) = 8 + 2 = 4

(2 + 5) + (12/2) = 7 + 6 = 13 (C)

Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapa angka yang tepat untuk menggantikan X bila hasil dari tanda tanya pada
bangun persegi di sebelah kanan sama dengan bangun persegi di sebelah kiri?

0
1

Bila sama dengan persegi di kiri, maka hasil (bilangan di tengah) dari persegi di
kanan adalah 18 juga. Pola persegi di atas adalah hasil pertambahan sisi kiri dikali
dengan hasil pertambahan sisi kanan.

Untuk persegi kiri:

(5+4)x(1+1)= 9x2= 18

Untuk persegi kanan:

(3+3)x(3+X)= 18

6x(3+X)= 18

(3+X)= 18/6

3+X= 3

X= 0

Kuantitas A: (25² + 5²) (25² - 5²)

Kuantitas B: 5⁴ - 25

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan antara keduanya tidak dapat ditentukan


Tidak perlu dihitung semua, cukup melihat bahwa pada urutan perkalian pertama
adalah 25² x 25², atau bisa juga ditulis dengan bentuk 25⁴ yang mana sudah pasti
jauh lebih besar daripada 5⁴.

Kuantitas A: 7% dari 77

Kuantitas B: 77% dari 7

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan antara keduanya tidak dapat ditemukan

Persenan dari sebuah bilangan, bila dibalik, tetap akan selalu menghasilkan angka
yang sama. Sebagai contoh yang mudah, 10% dari 100 sama dengan 100% dari
10. Begitu juga dengan soal ini, tidak perlu dihitung karena 7% dari 77 pasti sama
hasilnya dengan 77% dari 7 (tapi kalau memang penasaran [dan gabut], boleh kok
coba dihitung sendiri, hehe).


Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai