Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengorganisasian rumah sakit, dibentuk Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang
merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit
mengenai kebijakan penggunaan obat di rumah sakit. Anggota Tim Farmasi dan Terapi
terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialis yang ada di rumah sakit, apoteker Instalasi
Farmasi, serta tenaga kesehatan lain yang diperlukan, Komite/Tim Farmasi dan Terapi harus
dapat membina hubungan kerja dengan komite lain di dalam rumah sakit yang
berhubungan /berkaitan dengan penggunaan obat.
Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat berketua seorang dokter atau seorang apoteker.
Apabila ketua tim adalah dokter maka sekretarisnya adalah apoteker, sebaliknya apabila
ketua tim adalah apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter. Komite/Tim Farmasi dan
Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk
rumah sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Komite/Tim Farmasi dan Terapi
dapat mangundang pakar dari dalam maupun dari luar.
Rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Komite/Tim Farmasi dan
Terapi, memiliki pengetahuan khusus, keahlian-keahlian atau pendapat tertentu yang
bermafaat bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup kegiatan Komite/Tim Farmasi dan Terapi sebagai berikut:
1. Melakukan pemilihan dan evaluasi formularium obat di BLUD RS Konawe Selatan
2. Melakukan pemantauan ketersediaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai
3. Melakukan evaluasi penggunaan obat sesuai dengan formularium RS
B. Tujuan
1. Terpilihnya perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
sesuai standar Formularium BLUD RS Konawe Selatan untuk menjaga mutu
pelayanan
2. Tersedianya perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
efektif dan efisien.
3. Melakukan evaluasi pemakaian obat yang bertujuan meninjau kembali daftar obat
yang ada dalam Formularium BLUD RS Konawe Selatan kemudian menentukan
jenis obat dalam daftar tersebut akan tetap tersedia atau tidak (dihapus).
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tugas dan Wewenang Komite Farmasi dan Terapi
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di rumah sakit.
2. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium rumah
sakit.
3. Mengembangkan standar terapi.
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat.
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
6. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidak dikehendaki.
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error.
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di rumah sakit.

B. Uraian Tugas Pimpinan dan Staf


1. Uraian Tugas Ketua
a. Memimpin pelaksanaan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi.
b. Membantu Direktur dalam menyusun formularium obat di RS.
c. Membuat drug utilization review (DUR) setiap setahuan sekali terhadap obat-obatan
dengan kriteria jumlah pemakaiannya tinggi, resiko penggunaannya tingi dan biaya
penggunaannya tinggi.
d. Membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan dan
peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di Rumah Sakit sesuai peraturan yang
berlaku secara lokal maupun nasional.
e. Mengevaluasi usulan obat baru yang diusulkan oleh anggota staf medis untuk
dimasukkan di dalam formularium.
f. Mengevaluasi kepatuhan terhadap formularium dan merekomendasikan tindak lanjut
kepada direksi.
g. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di RS dengan mengkaji medical
record dengan dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi untuk meningkatkan
penggunaan obat secara rasional.
h. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat serta melaporkan
kepada tim MESO Nasional.
i. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada stafc medis dan
perawat.
j. Komite Farmasi dan Terapi melakukan pengawasan terhadap penggunaan antibiotika
di luar formularium.

2. Wakil Ketua
a. Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi.
b. Membantu menyusun formularium obat RS.
c. Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi.
3. Sekretaris
a. Membantu undangan rapat Komite Farmasi dan Terapi
b. Notulen dan daftar hadir dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi.
c. Membantu Ketua serta Komite Farmasi dan Terapi dalam memberikan informasi
tentang perbekalan farmasi obat dan alat kesehatan.
d. Memberikan informasi kepada Komite Farmasi dan Terapi tentang:
1) Evaluasi penggunaan obat yang diresepkan dokter (ketepatan obat, ketepatan
indikasi obat, ketepatan dosis obat, ketepatan pasien).
2) Ketersediaan obat (Fast Moving, Slow Moving, Dead Stock Obat).
3) Kekosongan obat.
4) Obat-obat baru.
5) Permintaan usulan obat dari dokter untuk masuk dalam formularium.
6) Permintaan tambahan/sisipan obat dalam formularium.
7) Memberikan laporan tentang kepatuhan dokter terhadap formularium.
4. Anggota
a. Melaksanakan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi.
b. Membantu Komite Farmasi dan Terapi dalam memberikan informasi obat dan alat
kesehatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi.

C. Prosedur Kerja
1. Pemilihan dan Evaluasi Standar Formularium Obat di BLUD RS Konawe Selatan
Pemilihan/seleksi obat merupakan kegiatan pemilihan perbekalan farmasi yang masuk
dalam formularium obat BLUD RS Konawe Selatan. Evaluasi adalah suatu kegiatan
meninjau kembali daftar obat yang ada dalam formularium BLUD RS Konawe
Selatan kemudian menentukan jenis obat dalam daftar tersebut akan tetap tersedia
atau tidak (dihapus). Tahap penentuan dan pemilihannya ialah:
a. Menetapkan daftar obat yang digunakan di BLUD RS Konawe Selatan dalam
suatu formularium RS.
b. Staf medis mengusulkan obat untuk dapat masuk dalam formularium melalui
formulir yang telah diedarkan oleh KFT melalui sekretaris KFT.
c. Sekretaris KFT membuat rekapitulasi dan mengelompokkan semua obat yang
diusulkan.
d. Ketua KFT mengadakan rapat untuk pembahasan usulan obat dan ketentuan-
ketentuan berkaitan formularium.
e. Obat terpilih dibukukan dalam bentuk formularium obat rumah sakit.
Tujuan evaluasi ini adalah melaksanakan pemilihan obat, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai standar formularium BLUD RS Konawe Selatan untuk menjaga mutu
pelayanan.
Alur Proses Usulan Obat, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Prosedur dan Tahapan :
a. Usulan penambahan produk obat disepakati dilakukan pada satu waktu tertentu.
Apabila dibutuhkan penambahan sediaan yang sangat dibutuhkan untuk pelayanan
dan diluar jadwal yang ditentukan dapat dilaksanakan melalui berita acara dari staf
medis pengusul disetujui oleh Komite Farmasi dan Terapi.
b. Usulan penambahann/penggantian alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan apabila ditemukan kendala baik dalam proses penggunaan, kualitas barang
maupun ketersediaan di pasaran.
c. Usulan dituliskan dalam form usulan obat baru yang dikeluarkan oleh direktur BLUD
RS Konawe Selatan yang selanjutnya akan dilakukan rekapitulasi oleh sekretaris
Komite Farmasi dan Terapi supaya dapat dijadikan acuan data dalam proses rapat
Komite Farmasi dan Terapi untuk membahas usulan tersebut.
d. Komite Farmasi dan Terapi mengadakan rapat minimal Dua bulan sekali yang
dihadiri oleh seluruh anggota dan dipimpin oleh ketua Komite Farmasi dan Terapi
untuk membahas laporan kegiatan anggota.
e. Anggota Panitia bekerja dalam satu tim kerja.
f. Bila Ketua Komite Farmasi dan Terapi berhalangan atau tidak dapat melaksanakan
tugas maka ditunjuk Wakit Komite Farmasi dan Terapi yang mewakili.
g. Dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi akan dilakukan pembahasan terkait usulan
yang telah ada dan disimpulkan beberapa keputusan termasuk obat yang dapat/tidak
dapat masuk dalam formularium beserta alasannya.
h. Apabila telah disepakati daftar item obat yang ditambahkan maka dapat dilanjutkan
dalam proses tahapan selanjutnya yaitu donasi obat dari pabrik farmasi untuk
memonitor pergerakan dan evaluasi penggunaan produk baru.
i. Selama proses usulan tersebut belum dilaksanakan (belum masuk dalam waktu usulan
obat baru yang disepakati) maka untuk kebutuhan obat diluar formularium dapat
digunakan formulir penggunaan obat diluar formularium. Obat yang diperlukan
tersebut akan disediakan
D. Sds
E. sds

Anda mungkin juga menyukai