Anda di halaman 1dari 10

SISTEM E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN TERKINI

Artikel
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia

oleh:
Putri Nursyifa (1301190058)
Arya Pangestu (1301190144)
Dinda Atikah Wulandari (1301190156)
Irfan Ahmad Asqolani (1301190323)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS INFORMATIKA
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2020
SISTEM E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN TERKINI

Putri Nursyifa1, Arya Pangestu2,

Dinda Atikah Wulandari3, Irfan Ahmad Asqolani4

Program Studi Informatika, Fakultas Informatika.


Telkom University

Alamat posel : pnursyifa@gmail.com1, aryapangestu02@gmail.com2,


atikahwulandari@gmail.com3, imadas19@gmail.com4

Abstrak
Latar belakang penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Perkembangan teknologi yang
canggih telah mengantarkan dunia pada era revolusi industri 4.0 yang serba digital.
Uang kertas atau koin yang biasa digunakan sehari-hari pun tergantikan oleh transaksi
digital. Kemudian, uang elektronik tercipta dan menjadi lebih populer. Tujuan dari
dilaksanakannya penelitian karya tulis ilmiah ini adalah memaparkan bagaimana awal
terbentuknya e-money, bagaimana cara kerja e-money dan bagaimana dampak
penggunaan e-money terhadap penggunanya. Metode pengumpulan data yang
digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah dengan metode studi literatur pustaka
yaitu dengan menelusuri arttikel ilmiah dan jurnal dari internet yang berkaitan dengan
permasalahan e-money. Karya tulis ilmiah ini membahas sistem e-money mulai dari
sejarah, cara kerja, sistem, manfaat dan dampak penggunaan e-money terhadap
penggunanya. Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penggunaan e-money
dewasa ini memiliki dampak positif yaitu penggunaan e-money ini tidak memerlukan
adanya proses otorisasi seperti halnya pemakaian pin atau tanda tangan, melakukan
transaksi pembayaran lebih mudah dan cepat selain itu keamanan dalam melakkukan
transaksi pembayaran lebih terjamin, namun di lain sisi penggunaan e-money memilki
dampak negatif yaitu menimbulkan perilaku konsumtif bagi penggunanya.

Kata kunci: alat pembayaran, e-money.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang canggih telah mengantarkan dunia pada era

revolusi industri 4.0 yang serba digital. Uang kertas atau koin yang biasa digunakan

2
sehari-hari pun tergantikan oleh transaksi digital. Kemudian, uang elektronik
(setelah ini akan disebut dengan istilah e-money) tercipta dan menjadi lebih populer.
Rivai (2001) menyatakan bahwa e-money adalah alat pembayaran elektronik
dengan ketentuan tertentu. E-money memiliki beberapa jenis dengan cara kerjanya
masing-masing.
Dari penelitian sebelumnya, e-money memiliki dampak positif dan negatif.
Penting bagi pengguna e-money untuk mengetahui dampak negatif e-money agar
terhindar dari kerugian yang ditimbulkan e-money. Dengan mengetahui dampak
positif dan negatif e-money, pengguna akan dapat menggunakan e-money dengan
efektif dan efesien sesuai kelebihan dan kekurangannya. Maka dari itu, penulis
mengangkat tema sistem e-money.
1.2. Batasan Masalah
Artikel ini akan membahas sistem e-money. Lebih spesifiknya lagi penulis
akan membahas sejarah munculnya e-money dari mulainya gagasan e-money
sampai munculnya e-money, jenis-jenis e-money dan cara kerjanya, dan dampak
positif dan negatif e-money bagi penggunanya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam artikel ini adalah:
1. Bagaimana awal terbentuknya e-money?
2. Bagaimana cara kerja e-money?
3. Bagaimana dampak penggunaan e-money terhadap penggunanya?
1.4. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari artikel ini adalah
sebagai berikut:
1. Memaparkan bagaimana awal terbentuknya e-money.
2. Menjelaskan cara kerja e-money.
3. Menjelaskan dampak penggunaan e-money terhadap penggunanya.

3
1.5. Manfaat
Manfaat dari artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan artikel ini dapat menjadi referensi untuk penelitian yang
akan datang.
2. Diharapkan artikel ini dapat menambah wawasan dan penulis mengenai
e-money.
3. Diharapkan artikel ini mampu memberikan sumbangan untuk perkembangan
ilmu pengetahuan.
1.6. Metode Penulisan
Data-data yang digunakan dalam penyusunan artikel ini berasal dari berbagai
literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka.

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uang Elektronik (E-Money)
Pengertian Uang elektronik menurut Bank Indonesia dalam peraturan nomor
20/6/PBI/2018 tentang uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi
unsur-unsur berikut:
1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit.
2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server dan chip.
3. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang mengatur menegenai
perbankan.

Rivai (2001) menyatakan bahwa e-money adalah alat pembayaran elektronik


dengan ketentuan tertentu. Dia mengatakan bahwa
Uang elektronik adalah alat pembayaran elektronik yang diperoleh dengan
menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara
langsung, maupun melalui agen-agen penerbit, atau dengan pendebitan
rekening di bank, dan nilai uang tersebut dimasukan menjadi nilai uang dalam
media uang elektronik, yang dinyatakan dalam satuan Rupiah, yang
digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran dengan cara mengurangi
secara langsung nilai uang pada media uang elektronik tersebut.

4
Menurut Hidayati (2006:4) pengertian uang elektronik (e-money) mengacu pada
definisi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement mendefinisikan uang
elektronik sebagai “Stored value or prepaid products in which a record of the funds
or value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer’s
possession” (produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah uang disimpan dalam
suatu media elektronis yang dimiliki seseorang).
2.2 Karakteristik Uang Elektronik (E-Money)
Menurut Bank Indonesia (2006), e-money memiliki beberapa karakteristik,
yaitu:
1. Dana yang tercatat dalam e-money, akan berkurang pada saat konsumen
menggunakan untuk melakukan transaksi pembayaran.
2. Dana yang tercatat dalam e-money sepenuhnya milik konsumen.
3. Pada saat transaksi, perpindahan dana dari e-money ke dalam bentuk electronic
value milik konsumen melalui terminal merchant dapat dilakukan secara offline.
Verifikasi dilakukan pada level merchant (point of sale), tanpa harus
online ke komputer penerbit.
2.3 Jenis-jenis Uang Elektronik (E-Money)
Berdasarkan media yang digunakan untuk merekam nilai uang produk e-
money umumnya dikategorikan atas dua kelompok yaitu card-based product dan
software- based product.
2.3.1 Card-based product (prepaid card)
E-money dalam bentuk card-based product pada prinsipnya ditunjukan
untuk pembayaran yang bersifat langsung (face to face). Jenis produk ini
menggunakan media kartu dengan teknologi integrated circuit (IC) atau dikenal
dengan “IC card” yang didalamnya terdapat microprocessor chip (chip).
2.3.2 Software-based product (prepaid software)
Jenis e-money ini sering disebut juga digital cash. Produk e-money yang
masuk dalam kelompok ini pada prinsipnya merupakan suatu aplikasi (software)
yang kemudian di-install ke dalam suatu Personal Computer (PC) atau pun
smartphone. Produk ini dikembangkan untuk melakukan transaksi melalui suatu
jaringan komputer (internet) (Hidayati, 2006).

5
3. SISTEM E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN TERKINI
3.1 Awal terbentuknya E-Money di dunia
Perkembangan e-money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan
komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airlines menciptakan suatu
sistem yang disebut SABRE (Semi-Automatic Busines Research Environment)
yang memungkinkan kantor-kantor American Airlines untuk dipasangkan dengan
terminal yang terhubung dengan jaringan telfon yang memungkinkan perusahaan
mengecek secara langsung jadwal keberangkatan, ketersediaan, kursi, dan secara
digital membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem
kredit. Tahun 1970an bank di Amerika dan Eropa telah menggunakan mainframe
komputer untuk melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti
sukses melewati batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.
Hingga pada 1983, sebuah research paper yang dibuat oleh David Chaum
memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun
1955 adalah seorang ilmuan komputer dan kriptografer, Beliau banyak
menciptakan protokol kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang
digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkormersialkan ide David,
tetapi sayang perusahaannya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David
meninggalkan perusahaan.
Pada tahun 1997, justru perusahaan Coca-cola yang pertama kali menawarkan
transaksi dari vending machine menggunakan mobile payments, setelah itu barulah
perusahaan layanan e-money yang terkenal hingga saat ini Paypal muncul ke publik.
Dan pada tahun 2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan
Bitcoin. Dari sinilah muncul istilah digital currency dan virtual currency.
3.2 Cara kerja E-money
Penggunaan e-money ini tidak memerlukan adanya proses otorisasi seperti
halnya pemakaian pin atau tanda tangan, karena e-money tidak berkaitan langsung
dengan rekening nasabah yang ada di bank. Penggunaan dari e-money tidak
membebankan pembayarannya pada rekening bank, seperti halnya kartu kredit
atau kartu debit. Sebagaimana prepaid yang lain, Anda juga bisa melakukan top
up untuk kartu Anda tersebut. Nasabah yang memiliki e-money dalam pecahan

6
tertentu, misalkan Rp. 100.000,00 (maksimal Rp. 1.000.000,00) terlebih dahulu
mendaftarkan e-money pada counter penerbit uang elektronik untuk aktivasi.
Selanjutnya nilai uang reload (diisi dan direkam) pada media elektronik misalkan
kartu yang dikeluarkan oleh bank, handphone, atau kartu prabayar.
Gerai ritel (merchant) yang diberi otorisasi sebagai tempat belanja akan
mendebet sejumlah nilai sesuai transaksi. Setiap terjadi mutasi transaksi, computer
merchant yang terhubung ke jaringan penerbit e-money akan melakukan semacam
perhitungan kliring. Sebagaimana kartu prabayar, pengguna juga dapat menambah
atau mengisi ulang (top up) uang elektronik tersebut. Pemakaian e-money tak
memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah
di bank. Sehingga pembayaran yang dilakukan melalui e-money tidak dibebankan
kepada rekening nasabah di bank.
3.3 Sistem pembayaran uang elektronik (E-money)
Dalam kehidupaan masyarakat modern, penggunaan alat pembayaran secara
tunai seperti uang kartal tenyata cenderung lebih kecil disbanding uang giral.
Menurut data yang dikeluarkan Bank Indonesia tahun 2005, perbandingan uang
kartal terhadap jumlah uang beredar 43,3%. Pemakaian uang kartal memiliki
kendala efisien yang lebih disebabkan karena biaya pengadaan dan
pengelolaannya tergolong mahal, memiliki risiko mudah hilang, mudah dicuri,
atau mudah dipalsukan. Berlatar belakang alasan tersebut, Bank Indonesia
memilki inisiatif untuk mendorong tumbuhnya budaya masyarakat agar terbiasa
memakai alat pembayaran nontunai atau yang lazim dinamakan “masyarakat
nontunai” atau cashless society.
Alat pembayaran yang termasuk non-tunai terdiri dari:

1. Alat pembayaran yang berbasis kertas atau yang disebut paper based,
misalnya cek dan bilyet giro.
2. Alat pembayaran yang tidak menggunakan kertas (paperless)
contohnya transfer dana elektronik.
3. Alat pembayaran yang menggunakan kartu atau disebut card based,
diantaranya kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit. Tetapi kartu
prabayar saat ini sudah digolongkan dalam uang elektronik atau e-money.

7
3.4 Dampak penggunaan E-money terhadap penggunanya
Melihat perkembangan e-money yang makin masif, maka tak heran jika di
masa yang akan datang Indonesia bisa berjalan tanpa uang tunai. Lalu bagaimana
masa depan Indonesia tanpa uang tunai?
Berikut ini merupakan kelebihan jika menggunakan e-money.
1. Lebih mudah dan cepat
Mempermudah pembayaran di mana pun dan kapan pun. Tak perlu lagi
susah-susah mengantre di bank, mencari-cari ATM, atau menukar uang
pecahan besar dengan uang pecahan kecil dan tak usah repot membawa uang
tunai yang terkadang membuat waswas, terlebih dalam jumlah yang besar.
2. Keamanan yang lebih terjamin
Membawa uang tunai dengan ketakutan adanya pencuri, jambret,
penyerangan, dan masih banyak lagi. Menurut studi Consumer Payment
Attitudes oleh Visa, hal itulah yang membuat sebanyak 57% masyarakat
Indonesia memuruskan untuk meninggalkan uang tunai perlahan-lahan.
Kemudian, sebanyak 61% responden juga merasa lebih aman untuk
menggunakan kartu pembayaran.
3. Membatasi pengeluaran
Membatasi pengeluaran dengan memanfaatkan fitur yang ada, salah satunya
mengeluarkan uang dengan jumlah tetap dalam pos-pos pembayaran tertentu
setiap bulannya. Misal untuk asuransi, cicilan kendaraan, dan lainnya.
4. Mendapatkan reward
Ada banyak sekali merchant yang menawarkan reward atau gift bagi
konsumen yang loyal menggunakan transaksi non tunai. Macam-macam
reward seperti potongan harga, cashback atau hadiah langsung.
Berikut ini merupakan kekurangan dari menggunakan e-money.
1. ATM yang punah
Kejadian serupa juga terjadi di warung telekomunikasi tergerus kehadiran
telepon genggam yang makin mudah didapatkan. Pun demikian dengan ATM,
saat masyarakat sepenuhnya menggunakan e-money maka tidak ada lagi yang
akan menggunakan ATM untuk transfer, menarik uang, atau menyetor uang.

8
2. Berbagai pekerjaan menghilang
ransfer ke rekening siapapun di mana pun, cukup mengandalkan mobile
banking atau internet banking. Berbelanja di berbagai merchant cukup
menggunakan tapping e-money atau memindai barcode, semuanya serba
otomatis dan cepat. Kasir toko dan teller bank menjadi pekerjaan yang paling
cepat menghilang setelah dunia menggunakan uang elektronik sepenuhnya.
3. Ketergantungan akan smartphone yang makin parah
Terlebih di dalam ponsel pintar terdapat semua data aktivitas harian, jadwal
kerja yang terorganisir rapi, file-file penting, dokumentasi pribadi, nomor
kontak penting, sampai kebutuhan finansial kita pun ada di dalamnya.
4. Jaringan internet mengukur kadar stress
Karena semua transaksi dilakukan menggunakan jaringan internet, maka saat
jaringan down karena satu atau beberapa hal dan membutuhkan waktu untuk
perbaikan. Parahnya, saat transaksi gagal atau terjadi kesalahan transaksi yang
merugikan kita sebagai pengguna.

4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa perkembangan e-money dimulai sejak 1960 ketika
perusahaan komputer IBM bekerjasama dengan American Airlines untuk
membuat suatu sistem yang memungkinkan untuk membuat pesanan secara digital
yang kemudian dibayarkan dengan sistem kredit, hingga pada 1983 research
paper yang dibuat oleh David Chaum yang mengenalkan ide uang digital, dan
pada tahun 1997 perusahaan Coca-cola menawarkan transaksi dari vending
machine menggunana mobile payment.
Penggunaan e-money ini tidak memerlukan adanya proses otorisasi seperti
pemakaian pin atau pun tanda tangan, penggunaan e-money tidak membebankan
pembayaran pada rekening bank, pengguna dapat melakukan top up untuk mengisi
ulang uang elektronik pada kartu tersebut

9
Penggunaan e-money dewasa ini memiliki dampak positif yaitu melakukan
transaksi pembayaran lebih mudah dan cepat selain itu keamanan dalam
melakkukan transaksi pembayaran lebih terjamin, namun di lain sisi penggunaan
e-money memilki dampak negatif yaitu menimbulkan perilaku konsumtif bagi
penggunanya dan juga membuat pengguna lebih boros karena saat bertransaksi
melalui non tunai, pengguna tidak akan menyadari uang yang dimiliki telah
berkurang karena transaksi tersebut tidak terjadi secara fisik. Akibatnya, akan
muncul kecenderungan untuk terus transaksi hingga berujung dengan pemborosan.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya penulis bermaksud
memberikan saran yang mudah-mudahan bermanfaat yaitu:
1. Pengguna e-money harap lebih memperhatikan saldo aktif yang dimiliki agar
tidak menimbulkan perilaku yang cenderung konsumtif.
2. Diharapkan kepada pihak penerbit kartu e-money (bank) memberikan
pengetahuan mengenai cara untuk melakukan tranksasi digital kepada
pengguna.
3. Diharapkan Pemerintah membangun infrastruktur yang layak agar
penggunaan e-money tidak hanya terbatas pada pusat perkotaan dan
sekitarnya, tetapi juga bisa merambah daerah pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA
Daniel, S. (2019). “Masa depan Indonesia tanpa uang tunai, ini dampak positif &
negatifnya”. https://www.brilio.net/creator/masa-depan-indonesia-tanpa-
uang-tunai-ini-dampak-positif-negatifnya-43bbef.html. (Diakses pada 19
Februari 2020).
Dosen, P. (2019). “E-Money adalah Pengertian, Sejarah, Cara Kerja, Jenis,
Manfaat, Kelebihan & Kekurangan”. https://www.dosenpendidikan.co.id/e-
money-adalah/. (Diakses pada 19 Februari 2020).
Johanna, S. (2019). “E-Money dan Perkembangannya”
https://johannasindyablog.wordpress.com/2017/10/08/e-money-dan-
perkembangannya/ . (Diakses pada 19 Februari 2020)
Kerja, U. (2018). “Sistem Pembayaran Uang Elektronik (E-Money)”.
https://www.kerjausaha.com/2015/02/sistem-pembayaran-uang-elektronik-
e.html . (Diakses pada 19 Februari 2020).

10

Anda mungkin juga menyukai