FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropologi pendidikan muncul karena adanya perkembangan ilmu pendidikan yang direspon oleh masyarakat dengan menggunakan pendekatan budaya. Hal tesebut diawali dengan memahami bahwa ilmu pendidikan tidak murni hanya berjalan dalam rel pendidikan, akan tetapi ilmu yang bersentuhan dengan budaya dan perkembangan budaya masyarakatnya. Hal itu diperkuat oleh realitas bahwa pendidikan salah satu bagian dari ruh budaya. Dengan ilmuan tropologi pendidikan dijadikan bekal peserta didik dalam berbudaya di tengah komunitas budayanya. Antropologi pendidikan dihasilkan melalui kasus dan percobaan yangterpisah dengan kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, sehingga antropologi menyimpulkan bahwa sekolah merupakan sebuah benda budaya yang menjadi skema nilai-nilai dalam membimbing masyarakat. Namun, ada kalanya sejumlah metode mengajar kurang efektif dari media pendidikan sehingga sangat berlawanan dengan data yang didapat di lapangan oleh para antropolog. Tugas para pendidik bukan hanya mengekploitasi nilai kebudayaan namun menatanya dan menghubungkannya dengan pemikiran dan praktek pendidikan sebagai satu keseluruhan. B. Rumusan Masalah a. Apakah pengertian antropologi? b. Apa saja ruang lingkup antropologi? c. Bagaimana sejarah perkembangan antropologi? d. Apa pengertian antropologi pendidikan? e. Bagaimana teori antropologi pendidikan? f. Bagaimana aplikasi pendidikan antropologi bagi pendidikan multikulturan? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan antropologi dan pendidikan. BAB II PEMBAHASAN A. Antropologi 1. Pengertian Antropologi adalah kajian tentang manusia dan cara-cara hidup mereka. Antropologi mempunyai dua cabang utama, yaitu antropologi yang mengkaji evolusi fisik manusia dan adaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda, dan antropologi budaya yang mengkaji baik kebudayaan-kebudayaan yang masih ada maupun kebudayaan yang sudah punah. Secara umum antropologi budaya mencakup antropologi bahasa yang mengkaji bentuk-bentuk bahasa, arkeologi yang mengkaji kebudayaan-kebudayaan yang masih punah, etnologi yang mengkaji kebudayaan yang masih ada atau kebudayaan yang hidup yang masih dapat di amati secara langsung. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang- orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat – sifat semua jenis manusia secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk penyebaran agama Nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung system penjajahan atas Negara – Negara di luar Eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara – Negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat. 2. Ruang Lingkup Antropologi pendidikan merupakan salah satu bidang kajian antropologi sosial- budaya yang memusatkan studi pada gejala pendidikan dalam kehidupan manusia. Antropologi memandang gejala pendidikan sebagai bagian produk budaya manusia. Sebagai hasil budaya memiliki relevansi dengan cara pandang masyarakat mengenai pendidikan. Sebagian masyarakat ada yang memandang bahwa pendidikan merupakan keharusan sosia dan kultur. Sebagian lain memandang bahwa pendidikan adalah keharusan teologis, kewajiban agama sehingga dosa dan pahala. Jadi ruang lingkup antropologi pendidikan terkait dengan pola pandang masyarakat mengenai makna, peran, dan fungsi pendidikan dalam kacamata mereka sesuai dengan tingkaatn nalarnya. Selain itu, ruang lingkup antropologi pendidikan menyangkut pula praktik pendidikan masyarakat tertentu dengan karakteristik khas, seperti masyarakat adat, masyarakat petani, masyarakat industri, dan lain-lain. 3. Sejarah Perkembangan Antropologi Tahap pertama, antropologi muncul ketika orang pribumi di Asia, Afrika dan Amerika didatangi oleh orang Eropa. Orang Eropa tertarik kepada orang pribumi karena kebudayaan orang Eropa sangat berbeda dengan kebudayaan orang pribumi. Tahap kedua, antropopologi telah berkembang dengan tujuan utama untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Tahap ketiga, pada fase perkembangan ketiga ini, antroplogi menjadi suatu ilmu yang praktis, dengan tujuannya adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks. Tahap keempat, antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Pada masa perkembangan ini, antropologi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan akademis dan tujuan praktis. Dari tahap-tahap perkembangan ilmu antropologi tampak bahwa sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain ilmu pengetahuan antroplogi pun terus mengalami perkembangan. Pada tahap awal sejarah perkembangannya, antropologi hanya bersifat deskripsi, kemudian dalam perkembangannya bahasan/ulasan antropologi disertai penjelasan atas dasar analisis dari interaksi antara manusia dengan kebudayaannya. Di samping itu, antropologi mempunyai perhatian utama adanya perbedaan dan persamaan (keanekawarnaan) berbagai manusia (ras) dan budaya di muka bumi. B. Antropologi Pendidikan 1. Konsep antropologi pendidikan G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan social budayanya. Teori khusus dan percobaan yang terpisah tidak akan menghasilkan disiplin antropologi pendidikan. Pada dasarnya, antropologi pendidikan mestilah merupakan sebuah kajian sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropolog terhadap pendidikan dan asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan. Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakukan secara hati-hati. Hal ini disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik, sukar untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif. Setiap penyelidikan yang dilakukan oleh para ilmuwan akan memberikan sumbangan yang berharga dan mempengaruhi pendidikan. 2. Teori antropologi pendidikan Pendekatan dan teori antropologi pendidikan dapat dilihat dari dua kategori. Pertama, pendekatan teori antopologi pendidikan yang bersumber dari antropologi budaya yang ditujukan bagi perubahan social budaya. Kedua, pendekatan teori pendidikan yang bersumber dari filsafat. Teori antropologi pendidikan yang diorientasikan pada perubahan social budaya dikategorikan menjadi empat orientasi: a. Orientasi teoritik yang focus perhatiannya kepada keseimbangan secara statis. Teori ini merupakan bagian dari teori-teori evolusi dan sejarah. b. Orientasi teori yang memandang adanya keseimbangan budaya secara dinamis. Teori ini yang menjadi penyempurna teori sebelumnya, yakni orientasi adaptasi dan tekno- ekonomi yang menjadi andalanya. c. Orientasi teori yang melihat adanya pertentangan budaya yang statis, dimana sumber teori dating dari rumpun teori structural. d. Orientasi teori yang bermuatan pertentangan budaya yang bersifat global atas gejala interdependensi antar Negara, dimana teori multicultural termasuk didalamnya. 3. Aplikasi pendidikan antropologi bagi pendidikan multikulturan Bagi pendidik persoalan pendidikan multicultural merupakan sesuatu yang sensitive dalam pengertian isu yang kompleks dan unik yang mesti diantisipasi. Dalam kaitannya dengan menumbuhkan kesadaran terhadap keberagaman ini, secara dini harus terjadi suasana saling memahami melalui interaksi yang bermakna anatr satu dengan yang lainnya. Dengan memperhatikan keragaman sebagai bagian dari lingkungan dan perilaku yang dibentuk oleh budaya, maka pembelajaran seyogyanya berpusat pada keragaman latar sosiobudaya. Berdasarkan pandangan ini, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik antara lain: a. Penyelenggaraan pendidikan bertumpu pada kesadaran adanya keberagaman b. Memahami dan mengenai pengalaman setiap individu peserta didik berdasarkan pada etnis dan keturunan, dst. c. Orientasi pelayanan bertolak dari kondisi keberagaman menuju keberasamaa. d. Kiat mempromosikan perbedaan yang ditujukan untuk membangun kesamaan dan tidak memperbesar perbedaan. e. Memahami peran organisasi termasuk pengusaha dan profesi sebagai sumber belajar potensial dalam pelaksanaan dan peningkatkan proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan. Pendidikan multicultural tidak hanya dimaksudkan memberikan akses kepada kelompok etnik dan minoritas untuk memperoleh akses pendidikan secara baik. Tetapi menciptakan interaksi antara individu dari kelompok tersebut agar tercipta harmoni kehidupan dalam masyarakat plural. Melalui pendekatan pendidikan multicultural akan tercipta : a. Saling memahami perbedaan sosiobudaya. b. Menciptakan harmoni kehidupan dalam suasana berbeda budaya, sebab kesadaran bagaimana mengelola keragaman sosiobudaya untuk harmoni kehidupan dalam masyarakat plural telah muncul sejak tahun 1900. BAB III KESIMPULAN 1. Antropologi pendidikan merupakan generalisasi tentang manusia dan perilakunya ketika berhubungan dengan fakta pendidikan. Antropologi pendidikan menyajikan aplikasi teori dan metode yang digunakan untuk menelaah tindak tanduk dan persepsi masyarakat terkait pendidikan. 2. Antropologi pendidikan bertujuan menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan melalui perspektif budaya dan alat telaah terhadap praktik pendidikan di mayarakat tertentu atau masyarakat secara umum. 3. ruang lingkup antropologi pendidikan terkait dengan pola pandang masyarakat mengenai makna, peran, dan fungsi pendidikan dalam kacamata mereka sesuai dengan tingkaatn nalarnya. Selain itu, ruang lingkup antropologi pendidikan menyangkut pula praktik pendidikan masyarakat tertentu dengan karakteristik khas, seperti masyarakat adat, masyarakat petani, masyarakat industri, dan lain-lain. 4. Kemudian tujuan adanya Antropologi Pendidikan untuk mencetak generasi yang berbudaya, untuk mengenalkan muatan budaya bangsa yang bersumber dari budaya lokal, nasional maupun global, untuk menstimulasi terciptanya budaya hasil inovasi, untuk mentradisikan penghormatan terhadap anekaragaman budaya, untuk mempertahankan budaya adiluhung, dan agar siap dan sanggup menerima realitas budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim.2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.Bandung: PT. IMTIMA.
Koenjaraningrat.1982.Sejarah Teori Antropologi.Jakarta:Universitas Islam. Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:PT Rineka Cipta. Manan,Imanan.1989.Antropologi Pendidikan.Jakarta:P2LPTK.