Anda di halaman 1dari 7

ANTROPOLOGI DAN PENDIDIKAN

MAKALAH

OLEH

AVISHA PUTRI SUNDAPA


20177002

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi pendidikan muncul karena adanya perkembangan ilmu pendidikan yang
direspon oleh masyarakat dengan menggunakan pendekatan budaya. Hal tesebut diawali
dengan memahami bahwa ilmu pendidikan tidak murni hanya berjalan dalam rel pendidikan,
akan tetapi ilmu yang bersentuhan dengan budaya dan perkembangan budaya masyarakatnya.
Hal itu diperkuat oleh realitas bahwa pendidikan salah satu bagian dari ruh budaya. Dengan
ilmuan tropologi pendidikan dijadikan bekal peserta didik dalam berbudaya di tengah
komunitas budayanya.
Antropologi pendidikan dihasilkan melalui kasus dan percobaan yangterpisah dengan
kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, sehingga
antropologi menyimpulkan bahwa sekolah merupakan sebuah benda budaya yang menjadi
skema nilai-nilai dalam membimbing masyarakat. Namun, ada kalanya sejumlah metode
mengajar kurang efektif dari media pendidikan sehingga sangat berlawanan dengan data yang
didapat di lapangan oleh para antropolog. Tugas para pendidik bukan hanya mengekploitasi
nilai kebudayaan namun menatanya dan menghubungkannya dengan pemikiran dan praktek
pendidikan sebagai satu keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian antropologi?
b. Apa saja ruang lingkup antropologi?
c. Bagaimana sejarah perkembangan antropologi?
d. Apa pengertian antropologi pendidikan?
e. Bagaimana teori antropologi pendidikan?
f. Bagaimana aplikasi pendidikan antropologi bagi pendidikan multikulturan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan antropologi dan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antropologi
1. Pengertian
Antropologi adalah kajian tentang manusia dan cara-cara hidup mereka. Antropologi
mempunyai dua cabang utama, yaitu antropologi yang mengkaji evolusi fisik manusia dan
adaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda, dan antropologi budaya yang
mengkaji baik kebudayaan-kebudayaan yang masih ada maupun kebudayaan yang sudah
punah. Secara umum antropologi budaya mencakup antropologi bahasa yang mengkaji
bentuk-bentuk bahasa, arkeologi yang mengkaji kebudayaan-kebudayaan yang masih
punah, etnologi yang mengkaji kebudayaan yang masih ada atau kebudayaan yang hidup
yang masih dapat di amati secara langsung.
Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-
orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang
dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitikberatkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat – sifat semua jenis manusia
secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk
penyebaran agama Nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung system penjajahan atas
Negara – Negara di luar Eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang
lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di
Negara – Negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan
kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.
2. Ruang Lingkup
Antropologi pendidikan merupakan salah satu bidang kajian antropologi sosial-
budaya yang memusatkan studi pada gejala pendidikan dalam kehidupan manusia.
Antropologi memandang gejala pendidikan sebagai bagian produk budaya manusia.
Sebagai hasil budaya memiliki relevansi dengan cara pandang masyarakat mengenai
pendidikan. Sebagian masyarakat ada yang memandang bahwa pendidikan merupakan
keharusan sosia dan kultur. Sebagian lain memandang bahwa pendidikan adalah keharusan
teologis, kewajiban agama sehingga dosa dan pahala.
Jadi ruang lingkup antropologi pendidikan terkait dengan pola pandang masyarakat
mengenai makna, peran, dan fungsi pendidikan dalam kacamata mereka sesuai dengan
tingkaatn nalarnya. Selain itu, ruang lingkup antropologi pendidikan menyangkut pula
praktik pendidikan masyarakat tertentu dengan karakteristik khas, seperti masyarakat adat,
masyarakat petani, masyarakat industri, dan lain-lain.
3. Sejarah Perkembangan Antropologi
Tahap pertama, antropologi muncul ketika orang pribumi di Asia, Afrika dan
Amerika didatangi oleh orang Eropa. Orang Eropa tertarik kepada orang pribumi karena
kebudayaan orang Eropa sangat berbeda dengan kebudayaan orang pribumi.
Tahap kedua, antropopologi telah berkembang dengan tujuan utama untuk
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu
pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan evolusi dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
Tahap ketiga, pada fase perkembangan ketiga ini, antroplogi menjadi suatu ilmu
yang praktis, dengan tujuannya adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku
bangsa di luar Eropa guna kepentingan kolonial dan guna mendapat suatu pengertian
tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
Tahap keempat, antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik
mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti maupun mengenai
ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Pada masa perkembangan ini, antropologi
mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan akademis dan tujuan praktis.
Dari tahap-tahap perkembangan ilmu antropologi tampak bahwa sebagaimana halnya
dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain ilmu pengetahuan antroplogi pun terus
mengalami perkembangan. Pada tahap awal sejarah perkembangannya, antropologi hanya
bersifat deskripsi, kemudian dalam perkembangannya bahasan/ulasan antropologi disertai
penjelasan atas dasar analisis dari interaksi antara manusia dengan kebudayaannya. Di
samping itu, antropologi mempunyai perhatian utama adanya perbedaan dan persamaan
(keanekawarnaan) berbagai manusia (ras) dan budaya di muka bumi.
B. Antropologi Pendidikan
1. Konsep antropologi pendidikan
G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan antropologi
terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan empiris yang sudah
diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda
dalam lingkungan social budayanya. Teori khusus dan percobaan yang terpisah tidak akan
menghasilkan disiplin antropologi pendidikan. Pada dasarnya, antropologi pendidikan
mestilah merupakan sebuah kajian sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan
dalam prespektif budaya, tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropolog terhadap
pendidikan dan asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan.
Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat
bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakukan secara hati-hati. Hal ini
disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik,
sukar untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif.
Setiap penyelidikan yang dilakukan oleh para ilmuwan akan memberikan sumbangan yang
berharga dan mempengaruhi pendidikan.
2. Teori antropologi pendidikan
Pendekatan dan teori antropologi pendidikan dapat dilihat dari dua kategori. Pertama,
pendekatan teori antopologi pendidikan yang bersumber dari antropologi budaya yang
ditujukan bagi perubahan social budaya. Kedua, pendekatan teori pendidikan yang
bersumber dari filsafat.
Teori antropologi pendidikan yang diorientasikan pada perubahan social budaya
dikategorikan menjadi empat orientasi:
a. Orientasi teoritik yang focus perhatiannya kepada keseimbangan secara statis. Teori ini
merupakan bagian dari teori-teori evolusi dan sejarah.
b. Orientasi teori yang memandang adanya keseimbangan budaya secara dinamis. Teori
ini yang menjadi penyempurna teori sebelumnya, yakni orientasi adaptasi dan tekno-
ekonomi yang menjadi andalanya.
c. Orientasi teori yang melihat adanya pertentangan budaya yang statis, dimana sumber
teori dating dari rumpun teori structural.
d. Orientasi teori yang bermuatan pertentangan budaya yang bersifat global atas gejala
interdependensi antar Negara, dimana teori multicultural termasuk didalamnya.
3. Aplikasi pendidikan antropologi bagi pendidikan multikulturan
Bagi pendidik persoalan pendidikan multicultural merupakan sesuatu yang sensitive
dalam pengertian isu yang kompleks dan unik yang mesti diantisipasi. Dalam kaitannya
dengan menumbuhkan kesadaran terhadap keberagaman ini, secara dini harus terjadi
suasana saling memahami melalui interaksi yang bermakna anatr satu dengan yang
lainnya. Dengan memperhatikan keragaman sebagai bagian dari lingkungan dan perilaku
yang dibentuk oleh budaya, maka pembelajaran seyogyanya berpusat pada keragaman latar
sosiobudaya.
Berdasarkan pandangan ini, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang
pendidik antara lain:
a. Penyelenggaraan pendidikan bertumpu pada kesadaran adanya keberagaman
b. Memahami dan mengenai pengalaman setiap individu peserta didik berdasarkan pada
etnis dan keturunan, dst.
c. Orientasi pelayanan bertolak dari kondisi keberagaman menuju keberasamaa.
d. Kiat mempromosikan perbedaan yang ditujukan untuk membangun kesamaan dan tidak
memperbesar perbedaan.
e. Memahami peran organisasi termasuk pengusaha dan profesi sebagai sumber belajar
potensial dalam pelaksanaan dan peningkatkan proses pembelajaran, pendidikan dan
pelatihan.
Pendidikan multicultural tidak hanya dimaksudkan memberikan akses kepada
kelompok etnik dan minoritas untuk memperoleh akses pendidikan secara baik. Tetapi
menciptakan interaksi antara individu dari kelompok tersebut agar tercipta harmoni
kehidupan dalam masyarakat plural. Melalui pendekatan pendidikan multicultural akan
tercipta :
a. Saling memahami perbedaan sosiobudaya.
b. Menciptakan harmoni kehidupan dalam suasana berbeda budaya, sebab kesadaran
bagaimana mengelola keragaman sosiobudaya untuk harmoni kehidupan dalam
masyarakat plural telah muncul sejak tahun 1900.
BAB III
KESIMPULAN
1. Antropologi pendidikan merupakan generalisasi tentang manusia dan perilakunya ketika
berhubungan dengan fakta pendidikan. Antropologi pendidikan menyajikan  aplikasi teori dan
metode yang digunakan untuk menelaah tindak tanduk dan persepsi masyarakat terkait
pendidikan.
2. Antropologi pendidikan bertujuan menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan
melalui perspektif budaya dan alat telaah terhadap praktik pendidikan di mayarakat tertentu
atau masyarakat secara umum.
3. ruang lingkup antropologi pendidikan terkait dengan pola pandang masyarakat mengenai
makna, peran, dan fungsi pendidikan dalam kacamata mereka sesuai dengan tingkaatn
nalarnya. Selain itu, ruang lingkup antropologi pendidikan menyangkut pula praktik
pendidikan masyarakat tertentu dengan karakteristik khas, seperti masyarakat adat,
masyarakat petani, masyarakat industri, dan lain-lain.
4. Kemudian tujuan adanya Antropologi Pendidikan untuk mencetak generasi yang berbudaya,
untuk mengenalkan muatan budaya bangsa yang bersumber dari budaya lokal, nasional
maupun global, untuk menstimulasi terciptanya budaya hasil inovasi, untuk mentradisikan
penghormatan terhadap anekaragaman budaya, untuk mempertahankan budaya adiluhung,
dan agar siap dan sanggup menerima realitas budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim.2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.Bandung: PT. IMTIMA.


Koenjaraningrat.1982.Sejarah Teori Antropologi.Jakarta:Universitas Islam.
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Manan,Imanan.1989.Antropologi Pendidikan.Jakarta:P2LPTK.

Anda mungkin juga menyukai