Anda di halaman 1dari 10

70 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI STRUKTUR-FUNGSI JARINGAN HEWAN


DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS XI

MISCONCEPTION ANALYSIS OF ANIMAL TISSUE STRUCTURE AND FUNCTION AT SENIOR


HIGH SCHOOL BIOLOGY TEXTBOOKS GRADE XIth

Oleh: 1Tri Ayunda Wijiningsih, 2 Tri Harjana, M.P., dan 3Sukiya, M.Si., FMIPA UNY
1
ayysha.ku@gmail.com, 2triharjana@uny.ac.id, 3sukiya@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi, kategori miskonsepsi apa
saja yang ditemukan, dan persentase masing-masing kategori miskonsepsi. Penelitian ini termasuk
penelitian analisis isi dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pengadaan
data dan analisis data. Sampel penelitian ini adalah tiga buku pelajaran biologi yang beredar di toko buku
di Kabupaten Sleman yang ditentukan secara simple random sampling. Objek penelitian adalah konsep-
konsep dengan unit analisis berupa teks dan gambar. Analisis miskonsepsi dilakukan oleh tiga panelis
didasarkan pada pengkategorian miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat miskonsepsi, baik pada teks maupun gambar; kategori miskonsepsi yang ditemukan pada
teks, meliputi misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, dan undergeneralizations,
sedangkan pada gambar, antara lain misidentifications dan oversimplifications; dan persentase kategori
miskonsepsi pada teks dan gambar secara berturut-turut, yaitu misidentifications (7,86% dan 37,84%),
oversimplifications (21,87% dan 67,57%), overgeneralizations (3,68% dan 0%), undergeneralizations
(0,25% dan 0%), dan obsolete concepts and terms (0% dan 0%).

Kata kunci: analisis isi, miskonsepsi, struktur dan fungsi jaringan hewan

Abstract
This research aimed to detect ed misconception, misconception categories were detectabled, and percentage
of each misconception categories. This research was a content analysis research with descriptive approach by two
steps that was data collection and data analysis. The sample in this research was three of biology textbooks at the
book store in Sleman district by simple random sampling. The object was concepts and the analysis unit was
texts and pictures. Misconception analysis was done by three of panelists according to misconception categories by
Hershey (2005: 1-3). The results showed that there was misconception at texts and pictures; misconception
categories at the texts found out misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, and
undergeneralizations, whereas at the picture was misidentifications and oversimplifications; and percentage of
each misconception categories at the texts and pictures was misidentifications (7,86% and 37,84%),
oversimplifications (21,87% and 67,57%), overgeneralizations (3,68% and 0%), undergeneralizations (0,25% and
0%), and obsolete concepts and terms (0% dan 0%).

Keywords: animal tissue structure and function, content analysis, misconception

PENDAHULUAN pembelajaran. Suhardi (2012: 1) menyatakan


bahwa ada empat komponen pembelajaran, salah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
satunya adalah instrumental input, yaitu sarana
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
dan prasarana yang terkait dan sangat
20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah
berpengaruh dengan proses pembelajaran, salah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik
satu contohnya adalah buku sebagai sumber
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
belajar.
Proses pembelajaran (proses belajar mengajar)
Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran
pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak
dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku
terpisahkan antara komponen-komponen
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 71
standar yang disusun oleh para pakar dalam 28,84% siswa yang mengalami miskonsepsi.
bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan Adanya siswa yang mengalami miskonsepsi
instruksional. Buku teks pelajaran yang disusun tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
berdasarkan Kurikulum 2013 memuat konsep- diantaranya guru, buku teks, konteks, dan cara
konsep yang mengacu pada tujuan instruksional mengajar guru. Buku teks sebagai salah satu
yang tertuang pada Kompetensi Inti (KI) dan penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa
Kompetensi Dasar (KD). Beragamnya buku teks harus segera dikoreksi agar tidak merugikan
pelajaran biologi yang beredar menimbulkan siswa.
variasi penyajian konsep dari setiap buku. Buku biologi yang digunakan dalam
Adanya variasi penyajian konsep ini dipengaruhi penelitian ini adalah buku biologi SMA kelas XI
oleh latar belakang penulis yang berbeda-beda berdasarkan Kurikulum 2013 yang memuat
dan penerbit yang berbeda pula. Peraturan materi struktur dan fungsi jaringan hewan yang
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun beredar di toko buku di Kabupaten Sleman.
2005 pasal 43 ayat (5) menyatakan bahwa Konsep yang dimaksud mengacu pada penjelasan
kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan Surachman (2001: 28) bahwa konsep dalam buku
buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan teks pelajaran dapat berupa definisi, identifikasi,
ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Buku-buku klasifikasi, dan ciri-ciri khusus. Materi struktur
teks pelajaran yang beredar dan digunakan oleh dan fungsi jaringan hewan, meliputi jaringan
sekolah-sekolah semestinya sudah menjalani dasar yang menyusun tubuh hewan Vertebrata,
proses penilaian oleh BSNP, namun tidak yaitu jaringan epitel, jaringan penyambung,
menutup kemungkinan adanya kesalahan atau jaringan otot, dan jaringan saraf.
kekurangtepatan dalam buku-buku teks pelajaran Kegunaan penelitian ini bagi guru, yaitu
yang sudah dinyatakan lolos tersebut. memberikan pertimbangan dalam memilih dan
Kesalahan konsep atau miskonsepsi menentukan buku teks pelajaran yang digunakan
merupakan salah satu permasalahan yang untuk guru dan siswa. Bagi mahasiswa dapat
ditemukan dalam kualitas isi buku teks pelajaran. memberikan keterampilan dalam
Miskonsepsi adalah suatu konsepsi yang tidak mengidentifikasi konsep-konsep dalam buku teks
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian pelajaran termasuk konsep-konsep yang
yang diterima oleh para ilmuwan (Paul Suparno, mengalami miskonsepsi, sedangkan bagi penulis
2013: 4). Miskonsepsi pada buku teks pelajaran dan penerbit dapat menjadi acuan dalam
dikelompokkan menjadi 5 kategori menurut perbaikan mutu buku teks pelajaran pada aspek
Hershey (2005: 1-3), meliputi misidentification, isi/substansi.
oversimplifications, overgeneralizations,
undergeneralizations, dan obsolete concepts and
METODE PENELITIAN
terms. Adanya miskonsepsi pada buku teks
pelajaran dapat berakibat fatal bagi siswa. Jenis Penelitian
Apabila miskonsepsi tersebut tidak segera Penelitian ini merupakan penelitian analisis
diluruskan, maka akan terjadi miskonsepsi secara isi (content analysis) dengan pendekatan
berulang yang dapat mempengaruhi pemahaman deskriptif. Analisis isi deskripif adalah analisis isi
tentang konsep biologi di masa depan. untuk menggambarkan secara detail aspek-aspek
Penelitian yang dilakukan oleh Anis Arzia dan karakteristik dari suatu pesan atau teks
Muntiani (2015: 71) tentang analisis miskonsepsi tertentu, bukan untuk menguji suatu hipotesis
materi biologi struktur dan fungsi jaringan hewan atau menguji hubungan antarvariabel (Eriyanto,
pada siswa kelas XI IPA memperoleh hasil bahwa 2011: 47).
terdapat 25% siswa kelas XI IPA SMAN 2
Banguntapan mengalami miskonsepsi, sedangkan Waktu dan Tempat Penelitian
pada kelas XI IPA MAN Lab UIN terdapat Pengambilan sampel buku teks biologi
SMA kelas XI dilaksanakan pada Desember 2015
72 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016
di tiga toko buku di Kabupaten Sleman, teks dan gambar. Lembar observasi digunakan
sedangkan identifikasi dan analisis miskonsepsi untuk mengetahui buku biologi SMA kelas XI
dilakukan pada Januari hingga Juni 2016. yang memuat materi struktur dan fungsi jaringan
hewan yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013
Target/Subjek Penelitian dan beredar di toko buku Kabupaten Sleman yang
Populasi penelitian ini meliputi semua diperoleh melalui observasi. Lembar analisis
buku pelajaran biologi SMA kelas XI yang miskonsepsi digunakan untuk mengetahui ada
memuat materi struktur dan fungsi jaringan atau tidaknya miskonsepsi, kategori miskonsepsi
hewan yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013 apa saja yang muncul jika ditinjau dari kategori
dan beredar di toko buku di Kabupaten Sleman. miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3), dan
Untuk mengetahui buku biologi yang dimaksud, persentase masing-masing kategori miskonsepsi
maka dilakukan observasi ke tiga toko buku yang yang dilakukan melalui tiga orang panelis dengan
ada di Kabupaten Sleman. persyaratan sebagai berikut.
Sampel pada penelitian ini adalah tiga a. Mahasiswa prodi pendidikan biologi.
buku biologi SMA Kelas XI yang memuat materi b. Telah menempuh mata kuliah histologi dan
struktur dan fungsi jaringan hewan yang disusun mikroskopi anatomi hewan dan fisiologi
berdasarkan Kurikulum 2013 dan beredar di hewan dengan nilai minimal B+.
Kabupaten Sleman. Sampel ditentukan dengan c. Memiliki IPK di atas 3, 25.
teknik simple random sampling. d. Melakukan penelitian analisis isi
buku/memiliki ketertarikan dengan analisis
Objek Penelitian isi buku.
Objek pada penelitian ini adalah konsep-
konsep pada materi struktur dan fungsi jaringan Teknik Analisis Data
hewan dalam buku biologi SMA kelas XI Teknik analisis data dalam penelitian ini
berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten adalah teknik analisis statistika deskripstif berupa
Sleman. distribusi frekuensi. Data dari ketiga panelis diuji
kehandalan datanya dengan menggunakan
Prosedur analisis uji kehandalan data kanonik menurut
Prosedur penelitian ini terdiri dari dua Krippendorf (2004: 232), yaitu sebagai berikut.
tahapan secara umum, yaitu pengadaan data dan
analisis data. Tahap pengadaan data dimulai
dengan melakukan penentuan sampel buku
biologi, penentuan satuan unit analisis (teks dan Keterangan: m adalah banyaknya pengkode; r
gambar), membuat indikator kategori adalah banyaknya unit; nbi adalah frekuensi
miskonsepsi, membuat instrumen penelitian, dan terdapatnya nilai b pada kolom i; nci adalah
perekaman/pencatatan yang meliputi unit analisis, frekuensi terdapatnya nilai c pada kolom i; nbc
konsep literatur, reduksi data, validasi data, dan adalah perbedaan diantara b dan c; b adalah
analisis miskonsepsi oleh tiga panelis. Tahap konsep benar; c adalah konsep salah; dan α
kedua, yaitu analisis data dilakukan melalui uji adalah koefisien kecocokan.
kehandalan data kanonik menurut Krippendorf Perhitungan data kuantitatif berupa
(2004: 232), perhitungan persentase frekuensi frekuensi miskonsepsi dari analisis buku biologi
miskonsepsi, dan penyajian persentase frekuensi SMA dilakukan dengan menggunakan persamaan
miskonsepsi dalam bentuk grafik. berikut ini.

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan


Data
Instrumen dalam penelitian ini berupa
lembar observasi dan lembar analisis miskonsepsi
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 73
Keterangan: K adalah kesalahan konsep; Nks kecocokan (α) yang lebih dari 0,8, maka data dari
adalah jumlah konsep yang salah; dan Nk adalah ketiga panelis dapat dinyatakan sangat handal
atau reliabel.
jumlah konsep seluruhnya.
Tabel 2. Nilai Koefisien Kecocokan (α)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Misonsepsi pada Unit Analisis Gambar
Buku Biologi SMA Kelas XI
Berdasarkan perhitungan analisis uji
kehandalan data kanonik dari ketiga panelis pada Penilaian Koefisien
Buku Kategori
buku A, B, dan C diperoleh nilai koefisien Panelis Kecocokan
Teks Miskonsepsi
1 2 3 (α)
kecocokan (α) sebagai berikut. 1 2 1 1 0,74
2 9 10 10 0,95
Tabel 1. Nilai Koefisien Kecocokan (α) 3 0 0 0 Tidak
Misonsepsi pada Unit Analisis Teks A
Teridentifikasi
Buku Biologi SMA Kelas XI 4 0 0 0 Tidak
Teridentifikasi
Penilaian Koefisien 5 0 0 0 Tidak
Buku Kategori Teridentifikasi
Panelis Kecocokan
Teks Miskonsepsi Jumlah 11 11 11 1,69
1 2 3 (α)
1 19 18 14 0,81 Rata-rata 2,2 2,2 2,2 0,84
2 28 27 32 0,84 1 0 0 0 Tidak
3 6 7 6 0,89 Teridentifikasi
A 2 15 15 15 1
4 1 1 3 0,60*
5 0 0 0 Tidak 3 0 0 0 Tidak
teridentifkasi B Teridentifikasi
Jumlah 54 53 55 3,14 4 0 0 0 Tidak
Rata-rata 10,8 10,6 11 0,78 Teridentifikasi
5 0 0 0 Tidak
1 13 8 9 0,82
Teridentifikasi
2 31 34 33 0,95
3 4 4 5 0,92 Jumlah 15 15 15 1
B 4 0 0 0 Tidak Rata-rata 3 3 3 1
teridentifkasi 1 1 1 1 1
5 0 0 0 Tidak 2 4 4 4 1
teridentifkasi 3 0 0 0 Tidak
Jumlah 48 46 47 2,69 Teridentifikasi
C
Rata-rata 9,6 9,6 9,4 0,90 4 0 0 0 Tidak
Teridentifikasi
1 6 5 6 0,82
5 0 0 0 Tidak
2 29 31 30 0,96
Teridentifikasi
3 4 4 4 1
C 4 0 0 0 Tidak Jumlah 5 5 5 2
teridentifkasi Rata-rata 1 1 1 1
5 0 0 0 Tidak Rata-rata 0,95
teridentifkasi
Jumlah 39 40 40 2,77 Tabel di atas menunjukkan rata-rata nilai
Rata-rata 7,8 8 8 0,92 koefisien kecocokan (α) yang diperoleh dari
Rata-rata 0,87 ketiga penelis dari ketiga buku teks, pada unit
analisis gambar menunjukkan nilai 0,95. Sesuai
Keterangan: dengan rumus uji kehandalan data kanonik
* = kurang handal menurut Krippendorf (2004: 232), nilai koefisien
≤ 0,667 = data kurang handal kecocokan (α) yang lebih dari 0,8, maka data dari
0,667 – 0,8 = data handal ketiga panelis dapat dinyatakan sangat handal
atau reliabel.
≥ 0,8 = data sangat handal
Ada atau tidaknya miskonsepsi dari buku
sampel dilakukan melalui analisis data yang
Tabel di atas menunjukkan rata-rata nilai
diperoleh dari ketiga panelis. Data hasil analisis
koefisien kecocokan (α) yang diperoleh dari
miskonsepsi dinyatakan dalam bentuk persentase
ketiga penelis dari ketiga buku teks, pada unit
melalui perhitungan frekuensi miskonsepsi.
analisis teks menunjukkan nilai 0,87. Sesuai
dengan rumus uji kehandalan data kanonik
menurut Krippendorf (2004: 232), nilai koefisien
74 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016
sebesar 27,71%, dan terendah pada buku teks A
sebesar 21,14%. Untuk unit analisis gambar,
persentase jumlah keseluruhan miskonsepsi
tertinggi terdapat pada buku teks B sebesar
76,67%, kemudian buku teks A sebesar 37,93%,
dan terendah pada buku teks C sebesar 29,41%.
Apabila dirinci secara terpisah, persentase
miskonsepsi pada unit analisis teks lebih rendah
daripada gambar. Tingginya angka miskonsepsi
pada unit analisis gambar dapat mengakibatkan
lebih mudahnya siswa mengalami miskonsepsi
dalam memahami suatu konsep karena pada
Gambar 1. Grafik Persentase Kategori hakikatnya fungsi dari sebuah gambar adalah
Miskonsepsi pada Unit Analisis untuk memperjelas suatu konsep yang ada pada
Teks dan Gambar dalam Buku teks. Sejalan dengan hal tersebut, Ward dan
Biologi SMA Kelas XI Wandersee (Mutlu, 2013: 207) menjelaskan
bahwa siswa berusaha memperkuat
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari
ketiga buku teks, persentase tertinggi hingga pemahamannya akan konsep melalui gambar
terendah dari masing-masing kategori yang berkaitan dengan konsep pada teks yang
miskonsepsi adalah oversimplifications, dimaksud.
misidentifications, overgeneralizations, Analisis miskonsepsi dilakukan terhadap
undergeneralizations, dan obsolete concepts and unit analisis teks dan gambar secara terpisah.
terms. Apabila masing-masing kategori Persentase masing-masing kategori miskonsepsi
miskonsepsi teks dan gambar di atas
pada unit analisis teks dan gambar ditunjukkan
dijumlahkan, maka didapatkan data jumlah
keseluruhan miskonsepsi. Jumlah keseluruhan oleh grafik di bawah ini.
miskonsepsi tersebut disajikan dalam grafik di
bawah ini.

Gambar 3. Grafik Persentase Miskonsepsi pada


Unit Analisis Teks dalam Buku
Gambar 2. Grafik Persentase Jumlah Keseluruhan Biologi SMA Kelas XI
Miskonsepsi pada Unit Analisis
Teks dan Gambar dalam Buku Grafik di atas menunjukkan bahwa
Biologi SMA Kelas XI persentase tertinggi hingga terendah dari masing-
masing kategori miskonsepsi adalah
Berdasarkan grafik di atas, diketahui oversimplifications, misidentifications,
bahwa pada unit analisis teks, jumlah keseluruhan overgeneralizations, undergeneralizations, dan
miskonsepsi tertinggi terdapat pada buku teks C obsolete concepts and terms.
sebesar 29,55%, kemudian disusul buku teks B
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 75
Konsep yang termasuk dalam kategori
misidentifications yang terdapat buku teks A hal.
91 adalah “Jaringan otot memiliki sel-sel yang
memanjang, mengandung filamen sitoplasma,
memiliki sel-sel yang saling berhubungan erat,
dan dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler
halus.”
Menurut Junqueira dan Carneiro (1982:
220-222), jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang
dengan sejumlah besar filamen sitoplasmik yang
Gambar 4. Grafik Persentase Miskonsepsi pada kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam
Unit Analisis Gambar dalam Buku berkas-berkas teratur yang disatukan oleh
Biologi SMA Kelas XI jaringan penyambung dan diselingi adanya
kapiler darah. Berdasarkan perbandingan tersebut
Grafik di atas menunjukkan bahwa
terlihat bahwa sel-sel pada jaringan otot tidak
persentase misidentifications tertinggi terdapat
dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler halus,
pada buku teks B (26,67%), sedangkan terendah
melainkan disatukan oleh jaringan penyambung
pada buku teks A (6,70%). Persentase
dan diselingi oleh kapiler darah.
oversimplifications yang ditemukan terbanyak
b. Konsep pada unit analisis gambar
terdapat pada buku teks B (50%) dan paling
Berikut ini merupakan gambar jenis-jenis
sedikit pada buku teks C (5,88%).
epitel berdasarkan bentuknya pada buku teks B
Fowler (Paul Suparno, 2013: 5)
hal. 78.
menjelaskan miskonsepsi sebagai pengertian
yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi, contoh-contoh
yang salah, kekacauan konsep-konsep yang
berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep
yang tidak benar. Miskonsepsi pada buku teks
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
miskonsepsi pada siswa. Analisis miskonsepsi
pada unit analisis teks dan gambar dalam
penelitian ini didasarkan pada kategori
miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3), yang
meliputi misidentifications, oversimplifications,
overgeneralizations, undergeneralizations, dan
obsolete concepts and terms.
Misidentifications
Gambar 5. Perbandingan Gambar Jenis-Jenis
Misidentification merupakan kategori
Epitel pada Buku Teks dan
miskonsepsi yang paling parah karena konsep Literatur
yang masuk dalam kategori ini berbeda
sepenuhnya dengan konsep yang dinyatakan oleh Kesalahan konsep gambar pada buku teks
para ilmuan atau dengan kata lain konsep tersebut B adalah gambar yang diberi keterangan sebagai
salah total. Misidentification ditemukan pada epitel kubus selapis justru memiliki bentuk epitel
ketiga buku teks, baik pada unit analisis teks silindris atau kolumnar selapis, begitu pula
maupun gambar. Contoh misidentifications yang sebaliknya. Gambar epitel silindris selapis
ditemukan dalam buku teks adalah sebagai memiliki bentuk epitel kubus selapis. Pemberian
berikut. keterangan pada gambar harus tepat karena dapat
a. Konsep pada unit analisis teks menyebabkan konsep yang benar menjadi salah.
76 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016
Oversimplifications dari literatur terlihat bahwa gambar pada buku
Oversimplifications adalah suatu bentuk teks C tidak menunjukkan gambaran konstruksi
penyederhanaan konsep yang berlebihan dari epitel pipih berlapis, banyak bagian-bagian dari
konsep yang sesungguhnya, sehingga konsep epitel pipih berlapis yang tidak disebutkan,
yang dikemukakan kurang lengkap atau bahkan misalnya permukaan bebas epitel dan membran
salah. Oversimplifications ditemukan pada ketiga basal.
buku teks, baik pada unit analisis teks maupun Overgeneralizations
gambar. Berikut ini beberapa contoh Overgeneralizations merupakan
oversimplifications yang ditemukan pada buku generalisasi konsep yang terlalu luas.
teks. Overgeneralizations hanya ditemukan pada unit
a. Konsep pada unit analisis teks analisis teks dari ketiga buku teks. Contoh
Konsep yang termasuk dalam kategori overgeneralizations ditemukan pada buku teks C
oversimplifications sebagai contoh adalah konsep hal. 60 yaitu, “Akson diselubungi oleh selaput
pada buku teks B hal. 77 yang menyatakan neurilemma.”
bahwa, “Hewan diploblastik adalah hewan yang Konsep pada buku teks C di atas terlalu
embrionya terdiri atas dua lapis, sedangkan digeneralisasikan secara luas karena tidak
hewan triploblastik adalah hewan yang memperhatikan akson dari sistem saraf apa yang
embrionya terdiri atas tiga lapis.” diselubungi oleh neurilemma, sehingga dapat
Menurut Kastawi, dkk., (2005: 7), hewan menimbulkan timbulnya persepsi pada siswa
diploblastik adalah hewan yang tubuhnya terdiri bahwa semua akson di jaringan saraf diselubungi
dari dua lapisan embrional saat masa oleh neurilemma. Anthony dan Thibodeau (1983:
pertumbuhan embrio, sedangkan hewan 232) menjelaskan bahwa akson dari jaringan saraf
triploblastik adalah hewan yang tubuhnya terdiri yang terdapat di luar otak dan sumsum tulang
dari tiga lapisan embrional saat masa yang diselubungi oleh selaput terluar yang lembut
pertumbuhan embrio. Berdasarkan perbandingan yang disebut neurilemma. Dengan kata lain,
dari kedua konsep tersebut terlihat bahwa konsep hanya akson dari sistem saraf tepi yang
pada buku teks B tidak disebutkan secara detil diselubungi oleh neurilemma.
bahwa lapisan yang dimaksud adalah lapisan Undergeneralizations
embrional. Undergeneralizations adalah generalisasi
b. Konsep pada unit analisis gambar suatu konsep yang diterapkan secara sempit
Contoh oversimplifications yang daripada yang sebenarnya. Contoh konsep yang
termasuk dalam kategori ini terdapat pada buku
ditemukan, yaitu gambar epitel pipih berlapis
teks A hal. 101 yang mengatakan bahwa, “Setiap
pada buku teks C hal. 60.
sel lemak mengandung satu tetes minyak yang
besar dan sedikit sitoplasma dengan inti
berbentuk pipih pada salah satu sudutnya.”
Konsep pada buku teks A di atas
mengenai karakterisik sel lemak terlalu
digeneralisasikan secara sempit, artinya
pernyataan yang mengandung konsep tersebut
Gambar 6. Perbandingan Gambar Epitel Pipih lebih mendeskripsikan karakeristik jaringan
Berlapis pada Buku Teks dan adiposa unilokular dan tidak memperhatikan
Literatur karakteristik dari jaringan adiposa multilokular.
Gambar pada buku teks C terlalu
Sebagaimana penjelasan Junqueira dan Carneiro
disederhanakan karena kurang dapat mewakili
(1982: 117) bahwa terdapat dua jenis jaringan
epitel pipih berlapis dan hanya nampak seperti
adiposa, yaitu jaringan adiposa unilokular dan
tumpukan sel-sel yang berbentuk pipih. Apabila
multilokular. Jaringan adiposa unilokular, sel-
dibandingkan dengan gambar epitel pipih berlapis
selnya mengandung satu butir lemak besar di
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 77
tengah sitoplasmanya dengan nukleus di tepi sel. materi. Keluasan cakupan materi menggambarkan
Jaringan adiposa multilokular memiliki berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke
karakteristik yang berbeda dengan jaringan dalam suatu bahan ajar, sedangkan kedalaman
adiposa unilokular. Jaringan adiposa multilokular materi menyangkut seberapa detail konsep-
memiliki karakteristik, antara lain sel-selnya konsep yang terkandung di dalamnya harus
mengandung banyak butir lemak dan mitokondria dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Kecukupan
dan mempunyai nukelus bulat yang terletak di atau memadainya cakupan materi (adequency)
tengah. juga perlu diperhatikan. Materi yang disajikan
Obsolete concepts and terms hendaknya cukup memadai dalam membantu
Kategori miskonsepsi yang terakhir, yaitu peserta didik memenuhi kompetensi yang
obselete concept and terms. Obsolete concepts diharapkan (Hamid Muhammad, 2006: 12).
and term merupakan suatu konsep dan istilah Buku teks merupakan salah satu
yang sudah usang, sehingga tidak relevan lagi instrumental input yang membantu guru dan
dengan hasil penelitian terbaru. Hasil analisis siswa dalam memahami dan mempelajari suatu
menunjukkan bahwa kategori obselete concept konsep dalam proses pembelajaran. Buku teks
and terms tidak ditemukan baik dalam buku teks disusun sesuai kebutuhan belajar siswa untuk
A, B, maupun C. Penelitian-penelitian terbaru mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang menyangkut struktur dan fungsi jaringan tertentu. Buku teks harus memiliki struktur
hewan sebagian besar merupakan penelitian yang kebahasaan yang mudah dipahami, sehingga
sifatnya pengembangan dari teori dasar yang konsep-konsep di dalamnya dapat dimengerti
ditemukan sejalan dengan perkembangan ilmu siswa secara lebih mudah. Blystone (dalam
pengetahuan dan teknologi, misalnya penelitian Dikmenli, Çardak, dan Öztas, 2009: 435)
tentang stem sel dan bioteknologi reproduksi menyatakan bahwa buku teks sebagai material
hewan. Oleh karena itu, konsep-konsep dasar pembelajaran harus terorganisasi secara
yang terkait dengan struktur dan fungsi jaringan sistematis dalam kontennya. Shymansky, Yore, &
hewan, tidak banyak mengalami perubahan. Good (dalam Dikmenli, Çardak, dan Öztas, 2009:
Konsep-konsep yang termasuk dalam 435) menambahkan bahwa buku teks harus ditulis
kategori oversimplifications, overgeneralizations, dalam bahasa yang fasih dan benar yang dapat
dan undergeneralizations sebenarnya bukan dipahami siswa secara mudah, sehingga dapat
merupakan konsep yang salah total sebagaimana dipastikan adanya peningkatan pembelajaran,
yang dinyatakan oleh para ilmuan, hanya saja pengetahuan, dan pemahaman konsep-konsep.
konsep tersebut tidak dikemukakan secara Oemar Hamalik (2001: 93) mengatakan
semestinya, sehingga dapat mempengaruhi bahwa pada dasarnya di dalam buku teks
pemahaman siswa terhadap keutuhan dan terkandung penjelasan tentang tujuan
kebenaran konsep tersebut. Pemberian konsep instruksional, strukturnya didasarkan atas
sebenarnya disesuaikan dengan jenjang kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang
pendidikan siswa. Konsep pada jenjang Sekolah harus dicapai, mengakomodasi kesukaran siswa,
Dasar (SD) akan berbeda dengan konsep pada dan mempunyai mekanisme untuk
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengumpulkan umpan balik dari siswa. Akan
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Begitu tetapi, dengan adanya berbagai faktor tidak
pula konsep pada jenjang SMA akan berbeda menutup kemungkinan terjadinya miskonsepsi
dengan konsep yang diberikan pada jenjang dalam buku teks. Sudah banyak penelitian yang
perguruan tinggi. Perbedaan pemberian konsep mengungkapkan adanya miskonsepsi dalam buku
ini didasarkan pada cakupan materi pembelajaran teks pada beberapa materi biologi, salah satunya
yang pada hakikatnya disusun berdasarkan adalah penelitian yang dilakukan oleh Kose,
kompetensi dasar pada setiap jenjang pendidikan. Pekel, dan Hasenekoglu (2009: 91) yang
Cakupan materi pembelajaran terkait memperoleh hasil bahwa terdapat miskonsepsi
dengan keluasan, kedalaman, dan kecukupan
78 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7 Tahun 2016
dalam buku teks biologi pada materi fotosintesis overgeneralizations (3,68% dan 0%),
dan respirasi. undergeneralizations (0,25% dan 0%) dan
Adanya miskonsepsi pada buku teks dapat obsolete concepts and terms (0% dan 0%).
berakibat fatal bagi siswa. Guru harus mampu
Saran
menyaring konsep-konsep dalam buku teks yang 1. Bagi pemerintah melalui BSNP sebaiknya
menjadi referensi dalam pengajarannya. Lebih lebih selektif dalam melakukan seleksi dan
dari itu, guru harus mampu memilih dan penilaian buku teks pelajaran terutama pada
menentukan buku teks yang benar yang akan aspek isi/substansi.
digunakan dalam proses pembelajaran, baik oleh 2. Bagi penerbit sebaiknya menyediakan fungsi
guru sendiri maupun siswa. Apabila miskonsepsi editor dengan sebagaimana mestinya,
dalam buku teks tidak segera diluruskan, maka sehingga kesalahan dalam buku teks dapat
akan terjadi miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi diminimalisir terutama dari aspek
pada siswa secara berulang dapat mempengaruhi substansinya.
penerimaan dan pemahaman siswa terhadap 3. Bagi peneliti lain yang tertarik dengan
konsep baru. Hal ini disebabkan karena konsep- analisis miskonsepsi buku biologi dapat
konsep biologi merupakan konsep yang saling menganalisis buku biologi Kurikulum 2013
berkaitan, sehingga pemahaman terhadap suatu yang disarankan oleh pemerintah pada materi
konsep tertentu menjadi syarat pemahaman lainnya. Selain itu, penelitian miskonsepsi
konsep yang selanjutnya. Odom (dalam juga dapat dilakukan terhadap faktor lain
Dikmenli, Cardak, dan Oztas, 2009: 430) penyebab terjadinya miskonsepsi, yaitu guru,
mengungkapkan bahwa pemahaman siswa yang siswa, konteks, dan cara mengajar guru.
mengalami miskonsepsi akan tetap ada atau 4. Bagi guru mata pelajaran biologi diharapkan
menetap pada dirinya apabila tidak ada koreksi dapat mencermati setiap konsep, sehingga
baik dari guru maupun sumber literatur. Hal ini dapat mendeteksi adanya konsep yang
memberikan pertimbangan penting bahwa dalam mengalami miskonsepi dan guru dapat
penyusunan buku teks perlu adanya kerjasama mengoreksi konsep yang mengalami
dan komunikasi yang baik antara ilmuan, penulis, miskonsepi tersebut dengan konsep yang
guru, dan penerbit. benar berdasarkan literatur yang benar pula.
Beberapa literatur yang sangat
SIMPULAN DAN SARAN direkomendasikan sebagai buku pegangan
Simpulan guru, diantaranya buku Biology (Campbell),
Berdasarkan penelitian tentang analisis Anatomy & Physiology (Seeley, Stephens,
miskonsepsi pada materi struktur dan fungsi dan Tate), dan Human Anatomy 2nd Edition
jaringan hewan dalam buku biologi SMA kelas (Kenneth Saladin).
XI berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah 5. Bagi siswa hendaknya lebih teliti dan kritis
dilakukan, maka dapat disimpulkan: dalam memahami setiap konsep dalam materi
1. Teridentifikasi adanya miskonsepsi. struktur dan fungsi jaringan hewan dari buku
2. Kategori miskonsepsi yang ditemukan pada biologi Kurikulum 2013. Siswa dapat
unit analisis teks, meliputi misidentifications, bertanya langsung kepada guru yang
oversimplifications, overgeneralizations, dan bersangkutan untuk memperjelas setiap
undergeneralizations, sedangkan pada unit konsep dan apabila memungkinkan, maka
analisis gambar, antara lain misidentifications penggunaan sumber referensi lain yang
dan oversimplifications. kredibel dapat digunakan sebagai bahan
3. Persentase masing-masing kategori pertimbangan dalam belajar.
miskonsepsi pada unit analisis teks dan
gambar berturut-turut adalah
misidentifications (7,86% dan 37,84%),
DAFTAR PUSTAKA
oversimplifications (21,87% dan 67,57%),
Analisis Miskonsepsi Materi .... (Tri Ayunda W) 79
Anis Arzia Muntiani. (2015). Analisis
Miskonsepsi Biologi Materi Struktur dan Krippendorff, K. (2004). Content Analysis: An
Fungsi Jaringan pada Hewan Introduction to Its Theory and
Menggunakan Certain of Response Index Methodology (Analisis Isi Pengantar
(CRI) pada Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Teori dan Metodologi). (Alih bahasa:
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Farid Wajidi). Jakarta: Raja Grafindo
Bologi FMIPA UIN Sunan Kalijaga. Persada.

Anthony, Catherine Parker and Thibodeau, Gary Mutlu, Mehmet. (2013). Effect of Using
A. (1983). Textbook of Anatomy & Roundhouse Diagrams On Preservice
Physiology, Eleventh Edition. Westline Teachers’ Understanding of Ecosystem.
Industrial Drive, St. Louis, Missouri: The Journal of Baltic Science Education. Vol.
C.V. Mosby Company. 12, No. 2, Hal. 205-218.

Dikmenli, Musa, Osman Çardak, dan Fulya Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar.
Öztas. (2009). Conceptual Problems in Bandung: Bumi Aksara.
Biology-Related Topics in Primary
Science and Technology Textbooks in Paul Suparno. (2013). Miskonsepsi dan
Turkey. International Journal of Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Environmental & Science Education. Vol. Fisika. Jakarta: Grasindo.
4, No. 4, October 2009, Hal. 429-440.
Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-
Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Undang Republik Indonesia Nomor 20
Metodologi untuk Penelitian Komunikasi Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Nasional.
Prenada Media.
. (2005). Peraturan
Hamid Muhammad. (2006). Pedoman Memilih & Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Tahun 2005 tentang Standar Nasional
SMP Departemen Pendidikan Nasional. Pendidikan.

Hershey, David R. (2005). More Misconceptions Seeley, Rod R., Trent D. Stephens, and Philip
to Avoid When Teaching about Plants. Tate. (2008). Anatomy and Physiology,
Diakses dari http://www.actionbioscience. Eigth Edition. New York: The McGraw-
org/education/hershey. html pada tanggal Hill Companies, Inc.
20 Oktober 2015, jam 20.55 WIB.
Suhardi. (2012). Perkembangan Sumber Belajar
Junqueira, Luis C. dan Jose Carneiro. (1982). Biologi. Yogyakarta: UNY.
Histology Dasar (Basic Histology), Edisi
3. (Alih Bahasa: Adji Dharma). Jakarta: Surachman. (2001). Pengembangan Bahan Ajar.
Penerbit Buku Kedokeran EGC. Yogyakarta: UNY Press.

Kose, Esra O., Osman Pekel, dan Ismet Yusuf Kastawi, dkk. (2005). Zoologi Avertebrata.
Hasenekoglu. (2009). Misconceptions and Malang: Penerbit Universitas Negeri
Alternative Concepts in Biology Malang.
Textbooks: Photosynthesis and
Respiration. Journal of Science
Education. No 2, Vol. 10, Hal. 91-93.

Anda mungkin juga menyukai