DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….……….…………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..…………...………… ii
DAFTAR TABEL…………….………………………………………….…..…………………....... iv
DAFTAR GAMBAR……………..………………………………………….…………….......v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................11
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................................11
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...............................................13
2.1. Landasan Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................13
2.2. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Konseptual Penelitian...........................................20
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................................24
3.1. Jenis Penelitian....................................................................................................................24
3.2. Lokasi Penelitian.................................................................................................................24
3.3. Metode Pengumpulan Data..................................................................................................25
3.4. Penentuan Responden..........................................................................................................25
3.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................................................................26
3.6. Jenis dan Sumber Data.........................................................................................................27
3.7. Identifikasi Variabel............................................................................................................28
3.8. Klasifikasi Variabel.............................................................................................................28
3.9. Definisi Operasional Variabel..............................................................................................29
3.10. Skala Pengukuran............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...40
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi merubah cara berfikir dan gaya hidup seseorang, pada
zaman melenial seperti ini semua informasi dapat dijangkau hanya dalam genggaman setiap
orang. Gadget sangat bermanfaat dibeberapa segi, semua dapat di akses didalamnya,
contohnya yang sangat banyak di gunakan yaitu media sosial. Banyak orang memanfaatkan
media sosial sebagai tempat membagikan aktifitasnya setiap hari namun banyak juga yang
Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan media asal Inggris We Are Social
yang bekerja sama dengan Hootsuite, rata-rata orang Indonesia menghabiskan 3 jam 23 menit
sehari untuk mengakses media sosial. Dari laporan berjudul "Essential Insights Into Internet,
Media sosial, Mobile, and E-Commerce Use Around The World" yang diterbitkan tanggal 30
Januari 2018, dari total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media
sosial mencapai 130 juta dengan penetrasi 49 persen. Sebanyak 120 juta orang Indonesia
menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses media
sosial, dengan penetrasi 45 persen. Dalam sepekan, aktivitas online di media sosial melalui
smartphone mencapai 37 persen (www.Kompas.com). Hal ini dibuktikan dengan hasil survei
yang dilakukan oleh perusahaan media asal Inggris We Are Social pada Januari 2018,
presentase rata-rata orang di setiap negara menghabiskan waktunya untuk mengakses media
Gambar 1.1.
Presentase rata-rata orang menghabiskan waktunya untuk mengakses media social
Sumber: Https://Tekno.Kompas.Com/Read/2018/03/01/10340027/Riset-Ungkap-Pola-
Pemakaian-Medsos-Orang-Indonesia
Dari hasil survey tersebut menunjukkan bahwa orang Indonesia berada di urutan ke 3
di dunia yang rata-rata menghabiskan 3 jam 23 menit sehari untuk mengakses media sosial.
Media sosial tidak hanya menjadi sebuah tempat untuk menunjukkan diri atau membagikan
kesehariaan seseorang namun juga sebagai tempat untuk mendapatkan banyak informasi.
Berbagai macam media sosial yang muncul saat ini seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan
media sosial yang tidak hanya mencari namun juga memberikan dan menyebarkan suatu
informasi dengan kata lain berbagi informasi terhadap satu sama lain.
Dengan adanya interaksi semacam ini perusahaan secara tidak langsung memperoleh
keuntungan. dengan membentuk interaksi yang disebut Electronic word of mouth (eWOM).
digunakan dalam era digital seperti sekarang yang erat kaitannya dengan perilaku kosumen.
komunikasi pemasaran yang berisi tentang pernyataan positif atau negatif yang dilakukan
3
pelanggan potensial, pelanggan, maupun mantan pelanggan tentang suatu produk atau
perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang atau lembaga melalui media Internet.
Jansen (2009), dalam penelitiannya mengatakan bahwa meskipun mirip dengan WOM
secara garis besar, Electronic word of mouth (eWOM) dapat memberikan alternatif-alternatif
baru untuk berbagi informasi secara anonim dan rahasia, dan juga dapat melintasi batasan
jarak dan wilayah. Word of mouth (WOM) yang merupakan bentuk konvensional dari
(eWOM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen (Erkan, 2014).
(eWOM) menurut Breazeale (2009), dalam Rezany dan Herieningsih (2017), merupakan
penjabaran dari komunikasi tradisional dalam bentuk tatap muka (face-to-face) yang
melalui internet kepada publik tanpa adanya keterbatasan waktu dan tempat, yang
media online atau internet seperti melalui email, blog, chat room, facebook, twitter dan
berbagai jenis media social lainnya yang bisa menimbulkan interaksi antara konsumen satu
dengan konsumen lainnya, dengan adanya komunikasi sosial secara online ini akan secara
otamatis bisa membantu konsumen berbagi pengalaman tentang produk atau jasa yang
mereka peroleh dalam melakukan proses pembelian. Goyette et al. (2010), dalam Puspitasari
(2017), menyatakan bahwa dimensi-dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur (eWOM)
terdiri dari intensitas (Intensity), valensi Pendapat (valence of opinion), dan isi informasi
(content).
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer dimana para
pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya video-
video di YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video buatan para
bertambah, di Indonesia saja penggunaan youtube sangat tinggi. Dapat dilihat dari hasil
survey terbukti dari data presentase yang dilakukan oleh perusahaan media asal Inggris We
Gambar 1.2.
Sumber: https://www.slideshare.net/wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-part-2-
southeast-86866464
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 youtube merupakan salah
satu media sosial yang banyak dikunjungi terbukti banyaknya pengguna 106 juta dengan
presentase sebanyak 43%. Banyak orang yang memanfaatkan youtube sebagai media berbagi
dengan detail melalui video yang tidak dibatasi berapapun durasinya. Selain itu informasi
Fenomena penggunaan Youtube ini dimanfaatkan oleh para vlogger untuk membuat
vlog yang berisi pengalaman mereka. Vlog adalah singkatan dari Video Log yang mana Vlog
adalah bentuk lain dari Blog. Jika dalam sebuah blog seorang blogger membagikan
pengalamannya melalui sebuah tulisan dan foto, lain halnya adengan vlog, seorang vlogger
akan membagikan pengalamannya melalui sebuah video yang mana kegiatan pembuatannya
5
disebut vlogging (Febriana dan Yulianto, 2018). Vlog muncul pada tahun 2000 dan yang
pertama kali memulai aktifitas vlog adalah Adam Kontras. Perkembangan vlog di berbagai
negara sangat populer dan belum banyak vlogger yang aktif sebelum tahun 2012
(www.kaiamedia.com). Vlog adalah sebuah video yang mempunyai tema tertentu yang
dikemas dalam konsep dokumentasi jurnalistik dan dimuat dalam sebuah website dan
biasanya vlog berisi tentang ketertarikan, opini maupun pikiran, hampir mirip dengan
Vlog yang berkaitan dengan produk kecantikan disebut beauty vlog sedangkan orang
disebut beauty vlogger. Beauty vlogger adalah orang yang menciptakan panduan kecantikan
dan yang berhubungan dengan fashion, dikemas dalam bentuk video dengan tujuan untuk
membagikan informasi dan pengalamannya. Menurut Duyen (2016), “Beauty vlogger adalah
individu yang memberikan pengaruh dalam hal kecantikan yang membagi ulasan mereka
dalam sebuah video bukan dalam posting blog”. Lebih lanjut Duyen (2016), menjelaskan
bahwa “dengan melihat sebuah video seseorang akan merasakan interaksi yang lebih nyata
industry kecantikan, bukan dalam segi memproduksi produk namun lebih ke membantu
sekaligus memperkenalkan suatu produk pada viewers yang mana diantara para viewers
terdapat calon konsumen yang sedang mencari informasi atau yang belum sama sekali
mengenal produk tersebut. mereka secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap
perusahaan tersebut. Bisa di katakana vlog termasuk kedalam Electronic word of mouth, Hal
ini dinyatakan Hsu, et al (2014) bahwa “Vlog adalah salah satu bentuk yang populer dari
(eWOM), yang dianggap oleh pengguna online sebagai sumber yang sangat kredibel diantara
6
sumber-sumber dari media lain”. Beauty vlogger juga mendapatkan manfaat dari kegiatan
vlogging yang dilakukannya yaitu mendapatkan ketenaran dan kerjasama dengan perusahaan
Beauty Vlogger akan secara langsung mempengaruhi minat beli terhadap suatu
produk kepada reviewers karena tujuan utama dari seorang beauty vlogger adalah untuk
memperkenalkan secara real mengenai sebuah produk kecantikan. Konsumen yang berminat
akan memiliki suatu kecenderungan untuk mencari informasi lebih detail tentang produk
tersebut. American Marketing Association dalam Chin dan Harizan (2017), mendefinisikan
minat beli sebagai keputusan untuk membeli produk tertentu melalui proses pemilihan.
Morinez (2007) dalam Mirabi, dkk (2015), berpendapat bahwa minat beli merupakan situasi
dimana konsumen cenderung untuk membeli produk dalam situasi tertentu. Minat beli
seseorang konsumen untuk membeli suatu produk akan sangat dipengaruhi oleh review dari
konsumen lainnya. Review tersebut cenderung akan lebih dipercaya dan dapat diterima oleh
para calon konsumen dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan perusahaan.
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya kemudian konsumen akan melakukan
pembelian terhadap produk tersebut. Minat beli muncul ketika seseorang telah mendapatkan
informasi yang cukup mengenai produk yang diinginkan. Schiffman dan Kanuk (2004)
mengatakan bahwa adanya pengaruh eksternal, munculnya kebutuhan akan suatu produk,
pengenalan produk dan evakuasi informasi merupakan hal yang dapat menimbulkan suatu
minat beli konsumen. Tingkah laku dalam minat konsumen ditunjukan dengan sifat atau
bahwa minat beli merupakan perilaku konsumen yang berhubungan dengan persepsi, dan
sikap konsumen melalui proses mempertimbangkan dan mengevaluasi yang pada akhirnya
7
seseorang akan memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak membeli suatu produk
tertentu.
Make-up menjadi salah satu produk yang sangat di minati kaum wanita, Make-up
sekarang ini bukan lagi hanya produk sampingan namun sudah menjadi kebutuhan utama dari
seorang wanita dalam kehidupan sehari-hari. Seorang wanita akan merasa lebih cantik dan
lebih percaya diri saat menggunakan make-up. Pada beberapa tahun terakhir, make-up
menjadi tren dan terus berkembang (Ananda dan Wandebouri, 2016). Perusahaan penghasil
produk kecantikan berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah produk yang sedang menjadi
tren, baik perusahaan lokal maupun luar negeri. Banyak perusahaan produk kecantikan lokal
yang tidak mau kalah dengan perusahaan produk kecantikan yang berasal dari luar negeri,
mereka menciptakan produk yang sama dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang
Purbasari merupakan salah satu merek kosmetik di Indonesia. PT Gloria Origita Cosmetics
falsafah sebagai perusahaan yang menyediakan solusi kecantikkan dan perawatan kulit
terunggul yang berkualitas dan terjangkau. Rangkaian produk PT Gloria Origita Cosmetics
mencakup beberapa brand besar yang telah dikembangkan, Berikut data Brand dan Produk
yang diproduksi oleh PT Gloria Origita dapat dilihat pada Tabel 1.1.
8
No Brand Produk
1 Purbasari Purbasari Color Matte
Purbasari Lulur Mandi
Purbasari Sabun Sirih
Purbasari Sabun Bengkoang
Purbasari Lulur Pengantin
Purbasari Lotion Putih
Purbasai Lulur Wajah
Purbasari Lotion Anti Jerawat
Purbasari Lulur Wajah
Purbasari Lulur Mandi Pengantin
Purbasari Lulur Mandi Aromaterapy
Purbasari Manjakani Whitening
Purbasari Lotion Zaitun
Purbasari Sabun Zaitun
Purbasari Daily series
Purbasari embersih dan penyegar wajah
Purbasari Hi Matte Lip Cream
Purbasari Oil Control Matte Powder
Purbasari merupakan salah satu merek dengan perkembangan yang pesat, pada
awalnya hanya berfokus pada lulur dan pembersih kewanitaan, namun sekarang sudah
merambah ke berbagai lini produk seperti perawatan kulit, perawatan badan dan kosmetik.
Purbasari menjadi salah satu merek yang paling popular dari PT. Gloria Origita Cosmetics
saat ini berkat salah satu produknya yaitu lipstick color mattenya. Matte Lipstick Purbasari
9
adalah lipstik dengan hasil akhir Matte atau kering dan tidak berkilau. Lipstick matte menjadi
favorit karena tahan lama walau cukup digunakan sekali saja dan tidak perlu selalu dipakai
berulang kali setiap saat. Sebelumnya belum ada merek lokal yang memproduksi lipstick
sejenis ini. Namun Purbasari menjawabnya dengan menciptakan lipstick color matte dengan
10 pilihan varian warna membuat lipstik ini menjadi semakin menarik hati konsumen.
Berdasarkan artikel yang dimuat pada situs www.jakartakita.com berjudul Ini Dia Lipstik
Matte Merek Lokal Terpopuler oleh Risma (2016), Banyak lipstik matte di pasaran yang
teksturnya mengecewakan. Kadang masih mengkilap saat dipulaskan di bibir, atau malah
kelewat kering dan memperjelas garis-garis bibir. Namun, dua hal ini tidak terjadi pada saat
menggunakan Purbasari Matte Lipstick. Bibir tetap terasa lembap karena kandungan squalane
antioksidan dari vitamin E yang membantu melindungi bibir dari efek buruk sinar matahari.
Penelitian ini berfokus pada produk Matte lipstick purbasari yang pada awalnya
belum banyak yang mengetahui sampai akhirnya produk ini dikenal oleh khalayak luas dari
ulasan review melalui vlog, media social atau forum online/portal kecantikan tanpa melakukan
peluncuran kegiatan komersial melalui iklan. Matte Lipstick Purbasari menjadi lipstick merek
lokal terpopuler dan menjadi lipstik matte buatan lokal dengan kualitas yang baik namun
dengan harga terjangkau. Sejak mulai dikenal melalui video review dari para beauty vlogger,
Matte Lipstick Purbasari menjadi salah satu lipstik yang paling dicari oleh konsumen wanita.
Banyaknya permintaan menjadikan matte lipstick purbasari sempat langka dan sangat susah
ditemukan di konter-konter purbasari yang disediakan. Dari pengalaman tersebut dan melihat
banyaknya peminat maka sekarang purbasari menambah jumlah produknya dengan 5 varian
baru yang berbeda untuk memanjakan para konsumennya. Produk purbasari menjadi sangat
dikenal dengan trobosannya yang banyak digemari para wanita Indonesia. Bahkan ketika
10
merek-merek ternama lokal mengeluarkan produk yang sama purbasari tidak kehilangan
Lipstick menjadi salah satu kosmetik yang wajib dimiliki wanita, selain memercantik,
lipstick juga dapat memberikan efek lebih segar kepada penggunanya. Selain mempercantik
warna-warna dari lipstick juga dapat menggambarkan karakter seseorang. Matte lipstick
Purbasari hadir di Indonesia pertama kali di perkirakan akhir tahun 2015 dengan 10 varian
warna yang dirancang khusus untuk kulit orang Indonesia. Saat muncul pertama kali matte
lipstick purbasari ini menjadi booming dikarenakan banyak konsumen yang puas dengan
produk ini lalu memberikan penilaian mereka melalui vlog yang di unggah ke youtube.
Tidak heran orang-orang yang penasaran akan mencari informasi lebih lanjut tentang produk
tersebut. Bahkan salah satu vlog yang ada di youtube yang membahas tentang produk ini
Gambar 1.3.
Vlog review purbasari matte lipstick
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kvbG8UsNjbs
Mulai saat itu produk ini menjadi salah satu produk yang banyak dicari, bahkan
produk ini sempat langka di pasaran karena banyaknya permintaan. Dari sepuluh koleksi
11
warna yang disuguhkan diketahui warna cokelat gelap khas Kylie Jenner (86 Topaz) dan
warna merah wine (87 Zamrud) menjadi warna yang paling digemari sejumlah wanita
terjangkau yaitu mulai dari Rp.28.000,- sampai Rp. 40.000,- Hingga saat ini produk matte
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan rumusan
Purbasari?
c) Apakah isi informasi berpengaruh terhadap minat beli Matte Lipstick Purbasari?
a) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Intensitas terhadap minat beli Matte
Lipstick Purbasari
b) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Valensi Pendapat terhadap minat beli
c) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh isi informasi terhadap minat beli Matte
Lipstick Purbasari
1.4.1. Secara akademis merupakan salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi
program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
12
1.4.2. Secara teoritis sebagai sarana untuk memperdalam teori manajemen pemasaran
khususnya yang berhubungan dengan Electronic word of mouth dan Minat beli
Konsumen.
1.4.3. Manfaat Praktis hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber
referensi dan bahan referensi meskipun dengan skala sangat kecil bagi berbagai
pihak yang berkepentingan serta sebagai acuan bahan informasi bagi peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama maupun
BAB II
melalui internet kepada publik tanpa adanya keterbatasan waktu dan tempat, yang
produk atau jasanya. Dengan media internet maka penyebaran informasi tersebut
mampu menjangkau masyarakat dengan skala yang lebih besar tanpa adanya
seperti blog, vlog, media sosial dimana komunikator didalamnya saling bertukar
informasi.
word of mouth adalah pernyataan positif maupun negatif tentang suatu produk
atau perusahaan yang dibuat oleh pelanggan potensial, pelanggan saat ini maupun
mantan pelanggan, yang informasi ini tersedia bagi banyak orang dan institusi
mengenai suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi antara konsumen yang
word of mouth (WOM) secara garis besar, Electronic word of mouth (eWOM)
menawarkan berbagai cara untuk berbagi informasi secara anonim dan rahasia,
dan juga dapat melintasi batasan jarak dan wilayah. Dengan demikian, para pelaku
bisnis kini memandangi Electronic word of mouth (eWOM) sebagai suatu hal
yang penting bagi setiap kegiatan bisnis yang dilakukan untuk meningkatkan
memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis untuk dapat berbagai informasi
Dengan demikian, (eWOM) dipandang semakin penting oleh bisnis dan organisasi
tradisional dengan Electronic Word of Mouth (eWOM) antara lain sebagai berikut:
karena didukung dengan bahasa tubuh dan intonasi suara, sedangkan Electronic
1. Intenitas (Intensity)
pendapat antar konsumen pada situs jejaring sosial. dalam Pusitasari (2017), Pada
adalah banyaknya video tentang pendapat atau komentar yang diunggah oleh
oleh Goyette et al, (2010), dalam Yunitasari (2018), membagi indikator Intensity
sebagai berikut :
opini adalah ketertarikan konsumen terhadap suatu produk dengan membeli suatu
yang dilakukan oleh Goyette et al, (2010), dalam Yunitasari (2018), membagi
dan pelayanan hotel yang akan dibeli oleh konsumen. Pada penelitian ini, content
sedang diulas. Penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al, (2010), dalam Yunitasari
Dalam penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Putra Et.al pada tahun
2015 yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh dari variabel
bahwa (1) Terdapat pengaruh Electronic word of mouth secara simultan terhadap
minat beli konsumen di Distro Battleboom Palu (2) secara parsial Electronic word
of mouth sub variabel content dan Intensity berpengaruh signifikan terhadap minat
beli konsumen di Distro Battleboom Palu (3) dan secara parsial Electronic word
of mouth sub variabel negative valence of opinion dan positive valence of opinion
Palu.
Minat beli menurut Kotler dan Keller (2009), “Minat beli merupakan perilaku
yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen
untuk melakukan pembelian”. American Marketing Association dalam Chin dan Harizan,
(2017), definisikan minat beli sebagai keputusan untuk membeli produk tertentu melalui
proses pemilihan. Morinez (2007), dalam Mirabi, dkk (2015), berpendapat bahwa minat
beli merupakan situasi dimana konsumen cenderung untuk membeli produk dalam
18
situasi tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa minat beli merupakan perilaku konsumen yang berhubungan dengan
yang pada akhirnya seseorang akan memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak
untuk melakukan pembelian entah untuk membeli produk baru atau mengganti produk
akan kebutuhan, pengalaman produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat
menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari faktor sosial,
usaha pemasaran, dan faktor sosial budaya. Menurut Ferdinand (2002), minat beli dapat
a.Minat transaksional
yakni konsumen telah memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu produk
b. Minat referensial
Hal ini bermaksud yakni seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk
c.Minat preferensial
19
utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi
d. Minat eksploratif
Penelitian yang dilakukan oleh Umamy et.al pada tahun 2016 yang bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Electronic word of mouth Terhadap Brand Image Serta
mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Brand Image; variabel Electronic
word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel Minat Beli; variabel Brand
Image berpengaruh signifikan terhadap variabel minat beli. Dapat disimpulkan bahwa
Electronic Word of Mouth mempengaruhi Brand Image, dan Minat Beli, baik secara
Penelitian yang dilakukan oleh Wardiastuti pada tahun 2017 Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Electronic word of mouth dan citra
merek terhadap minat beli konsumen studi pada followers instagram wedanganradjiman
sebagai calon konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel
Electronic word of mouth (X1) berpengaruh signifikan terhadap citra merek (X2). Citra
merek (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y). Electronic word of mouth
(X1) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y). Citra merek mampu memberikan
dampak intervening kepada 2 variabel Electronic word of mouth dan citra merek.
20
maupun menerima informasi terkait dengan produk secara online. Liu (2006),
terhadap minat beli yaitu seperti penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2017), mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
Intensity terhadap minat beli kosmetika kelas menengah dan atas melalui online.
Itu artinya semakin banyak intensitas review produk maka semakin tinggi minat
beli konsumen. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Putra Et.al (2015), yang mengemukakan bahwa secara parsial Electronic word
konsumen.
Minat beli
terhadap suatu produk, jasa,dan brand. Valensi opini memiliki dua sifat yaitu
positif dan negative. Kepuasan konsumen akan berdampak pada sikap psikologis
kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari Electronic
memberikan penilaian untuk produk yang telah dibelinya, jika konsumen puas
maupun tidak puas atas konsumsi produk tersebut maka konsumen akan
media online dengan tujuan untuk berbagi pengalaman mereka sendiri terhadap
suatu merek, produk, ataupun layanan yang sudah mereka alami sendiri.
opini terhadap minat beli yaitu seperti penelitian yang dilakukan oleh Putri dan
Valensi Opini terhadap minat beli jasa Go-jek. Penelitian ini didukung oleh
dimensi valensi opini berpengaruh positif terhadap minat beli kosmetika kelas
bawah dan atas. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Putra Et.al
(2016), mengatakan secara parsial Electronic word of mouth sub variabel valence
Battleboom Palu.
22
H2: Valensi opini berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk
adalah informasi yang diberikan oleh konsumen yang sudah mengkonsumsi suatu
terhadap minat beli yaitu seperti penelitian yang dilakukan oleh Putra Et.al (2015),
yang mengemukakan bahwa secara parsial Electronic word of mouth sub variabel
yang positif dan signifikan antara Content terhadap minat beli kosmetika kelas
bawah dan atas melalui online. Dan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan
Intensity (X1)
content ( X3)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian asosiatif.
Penelitian asosiatif adalah suatu jenis riset konkulsif yang tujuan utamanya adalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas intensitas
(Intensity), Valensi Pendapat (Valence of opinion), dan isi informasi (content). terhadap
variabel terkait (Minat Beli) pada Produk matte lipstick Purbasari di Fakultas Ekonomi dan
Lokasi Penelitain yang dijadikan obyek kajian dalam penyusunan skripsi ini adalah
Fakultas ekonomi dan bisnis universitas Mataram, Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan
bahwa mayoritas mahasiswi di Fakultas ekonomi dan bisnis universitas Mataram sudah
terbiasa mengakses media sosial dan terbiasa menggunakan produk kosmetik terutama
lipstick, selain itu lokasi ini dapat dengan mudah di jangkau oleh peneliti dan karena lokasi
ini dapat dengan mudah diamati perilaku respodennya oleh peneliti. Sehingga akan sangat
.
25
Sumber: https://www.google.com/maps/place/Universitas+Mataram
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel survey.
Menurut Nazir (2005), “sample survey adalah suatu prosedur yang mana hanya sebagian dari
populasi saja yang diambil untuk menentukan sampel yang diharapkan dapat mewakili
3.4.1. Populasi
adalah riset pemasaran”. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi pengguna media
sosial Youtube di Fakultas ekonomi dan bisnis universitas Mataram yang mengetahui
produk Matte Lipstick Purbasari dan pernah menonton vlog review produk Matte Lipstick
3.4.2. Sampel
Sampel adalah Subyek dari Populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi
(Ferdinand, 2014) . Subyek ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita
meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan
26
populasi yang disebut sampel. Penelitian ini melakukan pengambilan sampel dengan
yaitu penelitian memilih sampel purposive secara subyektif. Menurut Ferdinand (2014),
n = 25 x 3 Variabel Independen
n = 75 sampel
dengan cara peneliti memberi batasan kriteria tertentu untuk memilih responden yang
dianggap sesuai dengan tujuan penelitian (Nawawi, 2005). Adapun kriteria yang akan
menjadi sampel penelitian adalah Mahasiswi aktif, yang menggakses media sosial
Youtube dan mengetahui informasi mengenai ulasan produk Matte Lipastick Purbasari
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Angket. Angket merupakan
diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan untuk menghimpun pendapat
umum.
27
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner.
Kuesioner adalah alat pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
tertulis yang diberikan kepada responden dengan maksud untuk memperoleh data yang
akurat dan valid. Peneliti mengajukan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka
menggunakan skala liket dengan skala 1-5, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
diperoleh dari penyebaran kuesioner yang diskorkan dalam skala pengukuran yang
digunakan.
2. Data kualitatif, merupakan data yang berupa tanggapan atau pendapat yang tidak
berbentuk angka atau tidak dapat diukur secara langsung, dalam penelitian ini
Data yang dipergunakan di penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Malhotra (2009) data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan masalah riset. Data primer dalam penelitian ini
2. Data Sekunder
Menurut Malhotra (2009), data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data sekunder diperoleh dari bahan pustaka, baik berupa buku,
jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan materi kajian.
penelitian ini variabel independen yaitu intensity, valence of opinion, dan content.
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
1. Intensitas (Intensity)
adalah banyaknya video tentang pendapat atau komentar yang diunggah oleh
Purbasari di Youtube
Pada penelitian ini, content adalah jika informasi yang dibagikan Youtube
4. Minat Beli
Dalam penelitian ini Minat beli merupakan tahap dimana konsumen memiliki
dan mengevaluasi suatu produk dengan cara mencari informasi dengan rinci sesuai
melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Indikator minat beli antara lain:
D. Tertarik untuk menyarankan orang lain untuk membeli produk Matte lipstick
Purbasari
reviewer menggunakan
produk tersebut
C. Informasi mengenai
harga produk Purbasari
Matte Lipstik Prosedur
Analisis Data
Minat beli merupakan tahap A. Tertarik untuk mencari
dimana konsumen memiliki informasi mengenai
keinginan untuk membeli produk produk Matte
Minat Beli
Y matte lipstick purbasari lipstick Purbasari
melalui proses B. Mempertimbangkan
mempertimbangkan dan untuk membeli produk
mengevaluasi suatu produk Matte lipstick
dengan cara mencari Purbasari
informasi dengan rinci sesuai
C. Tertarik untuk
dengan kebutuhan dan
mencoba produk Matte
keinginan calon konsumen
lipstick Purbasari
D. Tertarik untuk
menyarankan orang
lain untuk membeli
produk Matte lipstick
Purbasari
E. Memiliki keinginan
mengetahui produk
Matte lipstick
Purbasari
Pada penelitian ini skala pengukuran yang akan digunakan adalah skala likert. Skala
likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat
Untuk keperulan analisis kuantitatif, maka jawaban dari kuesioner dapat diberi skor
misalnya:
33
.
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Untuk mengetahui jumlah interval dan besar interval kelas dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
R 4
I= = = 0,8
K 5
Keterangan :
R : Range (Kelas)
table berikut:
No Nilai Mutu
1. 1 - <1.8 Sangat Rendah/Sangat Buruk
2. 1.8 - <2.6 Rendah/Buruk
3. 2.6 - <3.4 Netral
4. 3.4 - <4.2 Tinggi/Baik
5. 4.2 - 5 Sangat Tinggi/Sangat Baik
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner
r =N ¿ ¿
Keterangan:
X : skor item
Y : Skor total
XY : Skor pernyataan
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu
test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
karakteristik tertentu (Malhotra, 2009). Untuk mengetahui suatu alat ukur itu
r 11 =¿
Keterangan :
σ1 2 : Varians total
Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) > 60%
(0.060) maka variabel tersebut dikatakan realibel sebaliknya cronbach’s alpha (α)
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statisik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linier berganda. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, berikut ini adalah uji
signifikansi >0,05 maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi
berganda. Selain itu normalitas data suatu model regresi dapat diidentifikasi dari
36
gambar scatter plot. Apabila scatter plot membentuk atau mendekati garis
dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction factor).
Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 maka
terjadi multikolinearitas.
nilai residualnya.
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
Analisi regresi berganda ini merupakan analisis hubungan dua atau lebih
regresi berganda sebagai alat analisi karena variabel yang diteliti mempunyai lebih dari
satu variabel independen yaitu yang terdiri dari intensity (X1), valence of opinion
(X2), dan content (X3). terhadap minat beli (Y). Dengan persamaan regresinya dapat
Y = Minat Beli
a = Konstanta
X1 = Intensity
X2 = Valence Of Opinion
X3 = Content
3.10.4. Uji F
38
Menurut Ferdinand (2014), uji F atau uji kelayakan model dilakukan untuk
melihat apakah model yang dianalisi memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi
dianalisis. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer
disebut sebagai uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang
terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti distribusi
F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova. Apabila nilai prob. F hitung
(ouput SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari tingkat kesalahan/error
(alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat
kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak.
3.10.5. Uji T
Menurut Malhotra (2009), tujuan Uji t adalah untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah uji parameter koefisien regresi (b1) sama dengan nol
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternative (Ha) merupakan parameter suatu
variabel yang lebih besar dari nol atau Ha = b1> 0, artinya suatu variabel independen
kebebasan (df) = n – k – 1, pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Kriteria pengambilan
variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai R2 yang mendekati satu berarti
determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R2 karena
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua variabel. Selain
itu nilai adjusted R2 dianggap lebih baik dari nilai R2, karena nilai adjusted R2 dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model regresi
(Ghozali, 2011).
40
DAFTAR PUSTAKA
Adelynn. 2016. Inilah Keunggulan Lipstick Matte Purbasari. Diakses pada tanggal 3
November 2018. http://beautynesia.id/6398
Ananda, Azka dan Wandebori, Harimukti. 2016. “The Impact Of Drugstore Makeup
Product Reviews by Beauty Vlogger on YouTube Towards Purchase Intention
Undergraduate Students in Indonesia”, pp 266-268, 2016.
Anonim. Purbasari Matte Lipstick. diakses pada tanggal 3 November 2018 Diakses dari
http://purbasari.com/index.php/home/page/product_detail/Purbasari+Color+M
atte
Anonim. Tentang kami. diakses pada tanggal 3 November 2018. Diakses dari
https://purbasari.com/index.php/home/page/single/Tentang+Kami
Asnawi, Nur Dan Masyhuri 2011. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang :
Uin-Maliki Press
Cahyono, Firman Dwi, Andiani Kusumawati Dan Srikandi Kumadji. 2016 Analisis
Factor-Faktor Pembentukan Electronic Word Of Mouth (Ewom) Dan
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli
Chin, Teoh Khar., Siti Haslina Md Harizan. 2017. Factor Influencing Consumers
Purchase Intention of Cosmetic Product in Malaysia. Internasional Journal of
Business.
Erkan, Ismail., Chris Evans. 2014. The Impacts of Electronic Word of Mouth in Social
Media and Consumer’ Purchase Intentions. International Conference of Digital
Marketing. 9-14
Febriana, Mitha Dan Edy Yulianto. 2018. Pengaruh Online Consumer Review Oleh
Beauty Vlogger Terhadap Keputusan Pembelian
41
Goyette, et al,. 2010 . E-Wom : Word of Mouth Measurement Scale for E-Service
Context. Journal of Administrative Sciences, Volume 27: 5-23.
Hastina, Putri. 2017. Pengaruh Dimensi Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Di Media
Sosial Instagram Terhadap Keputusan Pembelian Pada Café Grannysnest Di
Bandar Lampung
Hennig-Thurau, T., Kevin P.G, Gianfranco W And Dwayne D.G. 2004. Electronic Word-
Of-Mouth Via Consumer Opinion Platform: What Motives Consumer To
Articulates Themeselves On The Internet. Journal Of Interactive Marketing.
Jafaar, Siti Nurafifah,dkk. 2012. Costumer perceptions, Attitude and Purchase Intention
towards private Label Food products in Malaysia. Asian Journal of Business
and Management Sciences.
Jeong, Eunha And Soocheong (Shawn) Jang .2011. Restaurant Experience Triggering
Positive Electronic Word-Of-Mouth (Ewom) Motivations. International Journal
Of Hospitality Management, Vol. 30, Page 356-366.
Jiménez, F.R & Mendoza, N. A. 2013. Too Popular To Ignore: The Influence Of Online
Reviews on Purchase Intentions of Search And Experience Products. Journal of
Interactive Marketing,Vol.27, No.3, 2013. Pp 226 – 235.
42
KaiaMedia. Pengertian Vlog. diakses pada 3 November 2018 20:21 diakses dari
http://www.kaiamedia.com/pengertian-vlog. diakses pada 3 November 2018
20:21
Kamtarin, M., (2012), “The Effect of Electronic Word of Mouth: Trust and Perceived
Value on Behavioral Intention from the Perspective of Consumers”,
International Journal of Academic Research in Economics and Management
Sciences. Vol. 1, No. 4 ISSN: 2226- 3624
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid Dua.
Erlangga : Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Kuncoro, Mudrajad, 2006. “Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi”. Erlangga, Jakarta.
Lidia Estheryna Dewi Putri1, Fajar Sidiq Adi Prabowo, Se., Mba. 2015. Pengaruh
Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Terhadap Purchase Intention (Studi Kasus
Pada Go-Jek Indonesia) The Influences Of Electronic Word Of Mouth (E-Wom)
On Purchase Intention (A Case Study Of The Go-Jek Indonesia). E-Proceeding
Of Management : Vol.2, No.3 Desember 2015
Malhotra, N, K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan TeraPan .Jilid 1. Jakarta: Pt. Indeks
Nawawi Hadari. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Putra Chandra Ananta , Johnny Tanamal Dan Rahmat Mubaraq. 2015. Pengaruh
electronic word of mouth di media sosial instagram terhadap minat beli
konsumen pada distro battleboom palu, Jurnal Ilmu Manajemen Universitas
Tadulako, Vol. 1, No. 3, September 2015, 241-252
Razany, Rania Fatma ., Sri Widowati Herieningsih. 2017. Pengaruh Persepsi Pada
Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Melalui Beauty Vlogger Dan Citra Merek
Terhadap Minat Beli Produk Catrice
Risma. 2016. Ini Dia Lipstik Matte Merek Lokal Terpopuler. Diakses pada tanggal 3
November 2018. http://jakartakita.com/2016/02/09/ini-dia-lipstik-matte-merek-
lokal-terpopuler/
Schiffman. K. 2004. Perilaku Konsumen. Terjemahan Zoelkifli Kasip. Jakarta: Pt. Indeks
Sindunata, Ivan dan Bobby Alexander Wahyudi. 2018. Pengaruh E-Wom (Electronic-
Word-Of-Mouth) Terhadap Keputusan Pembelian Di Agoda.Com
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
TopiComputers. Apa Itu Video Vlog? Berikut Adalah Pengertian Dan Cara Membuatnya.
https://www.utopicomputers.com/apa-itu-video-vlog-berikut-adalah-pengertian-
dan-cara-membuatnya/. diakses pada 3 November 2018 20:53
Topik Hidayat 2011, Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas Dan Keahlian
Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis
Umamy, Choirul. Et.al. 2016. Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Brand Image
Serta Dampaknya Pada Minat Beli.
44
Wardiyastuti Devita. 2017. Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Minat Beli
Konsumen Melalui Brand Image (Studi Pada Followers Instagram
Wedanganradjiman Sebagai Calon Konsumen). Institut Agama Islam Negeri
Surakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Yoselvin Christine Gozali, 2018 Konten Review Product Beauty Vlogger Dan Minat Beli
Mahasiswi