Anda di halaman 1dari 19

OUTLINE

“PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH MELALUI VLOG TERHADAP


MINAT BELI”

Oleh:
YULINDA VERANIKA
A1B016164

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Mataram
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Strategi komunikasi word of mouth diakui dapat memainkan peran yang cukup besar
dalam mempengaruhi dan membentuk sikap konsumen serta perilaku konsumen potensial
(Jalilvand dan Samiei, 2012). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi
word of mouth lebih berpengaruh daripada sumber-sumber komunikasi lainnya, seperti iklan
(Jalilvand dan Samiei, 2012). Dengan adanya perkembangan teknologi internet penyebaran
word of mouth tidak hanya terbatas pada komunikasi tatap muka saja, tetapi telah
berkembang menjadi electronic word of mouth (Samuel dan Lianto, 2014). Konsep dari
electronic word of mouth tersendiri yaitu berupa gagasan sebuah produk atau perusahaan
yang diutarakan secara aktual oleh konsumen potensial melalui jejaring sosial (Thurau, dkk,
2004). Word of mouth yang menggunakan media elektronik lebih efektif dari komunikasi
word of mouth secara konvensional, hal ini dikarenakan aksesibilitas yang lebih besar dan
jangkauan yang lebih luas (Chatterjee, 2001). Komunikasi word of mouth secara online yang
di posting di media sosial dan interaktif seperti internet mungkin dapat memiliki dampak
yang kuat terhadap citra merek dan berpengaruh terhadap minat beli (Jalilvand dan Samiei,
2012).
Dalam dunia internet, konsumen dapat memposting pendapat mereka, mengenai
ulasan produk dari pengalaman mereka melalui weblog, forum diskusi, review website, dan
situs jejaring sosial (Thurau, dkk, 2004). Adanya rekomendasi ataupun ulasan yang diberikan
konsumen lain misalnya dalam sebuah sharing review platform ataupun komunitas, akan
mampu mempengaruhi minat beli konsumen (Jalilvand dan Samiei, 2012). Diklasifikasika
sebagai salah satu jenis electronic word of mouth, ulasan konsumen secara online dapat
dikatakan sebagai komunikasi pemasaran dan periklanan yang cukup berperan dalam proses
keputusan pembelian konsumen untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi produk yang
mereka butuhkan (Sutanto dan Aprianingsih, 2016). Menurut survei yang dilakukan Trust
Pilot sebagai website review konsumen kepada 1.132 pengguna internet pada usia 18 tahun
dan lebih di Amerika dimana pada survei tersebut, 80,7% mengatakan bahwa ulasan suatu
produk cukup penting atau sangat penting untuk keputusan pembelian mereka (Emarketer,
2016). Sedangkan masyarakat Indonesia menghabiskan 2 jam 30 menit dalam sehari dalam
menggunakan internet secara mobile untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti
memperoleh informasi domestik sebesar 94%, memperoleh informasi mengenai produk
online sebesar 95%, dan melakukan pembelian produk melalui telepon sebesar 57%.
Persentase tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia giat dalam memperoleh
informasi mengenai produk yang akan dibeli yaitu melalui tanggapan dari para pelanggan
(Trustklik, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa sebuah ulasan yang dilakukan konsumen
sebelumnya dapat mempengaruhi minat seseorang untuk membeli produk tersebut.
Kosmetik merupakan salah satu industri yang sadar akan strategi komunikasi
electronic word of mouth, karena ulasan produk secara online menjadi salah satu hal yang
sering diperbincangkan oleh wanita saat ini. Pada umumnya saat seseorang menggunakan
produk, konsumen akan mencari tahu beberapa informasi yang dibutuhkan agar mempunyai
beberapa pertimbangan. Terutama dalam memilih kosmetik dibutuhkan informasi mengenai
warnanya, rangsangan terhadap kulit, brand, kandungan, harga, dan sebagainya. Dengan
melihat ulasan dari pengalaman mantan pengguna produk, dampaknya akan memperkuat
citra merek dan minat beli konsumen terhadap suatu produk (Jalilvand dan Samiei, 2012).
Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, perusahaan semakin
diuntungkan. Perusahaan dapat mengambil keuntungan dari komunitas interaktif pelanggan
untuk memulai dialog dengan para pelanggannya, mereka dapat membangun jaringan untuk
menciptakan electronic word of mouth (e-WOM) yang baik dengan mengenai penawaran
pasar mereka.
Menurut Kamtarin (2012) penyebaran informasi melalui EWOM dilakukan melalui media
online atau internet seperti melalui email, blog, chat room, facebook, twitter dan berbagai
jenis media sosial lainnya yang bisa menimbulkan interaksi antara konsumen satu dengan
konsumen lainnya, dengan adanya komunikasi sosial secara online ini akan secara otamatis
bisa membantu konsumen berbagi pengalaman tentang produk atau jasa yang mereka peroleh
dalam melakukan proses pembelian.
Bentuk popular dari blogging atau vloging dan salah satu social media yang banyak
digunakan pada era globalisasi saat ini adalah Youtube, dimana Youtube ini merupakan
jejaring sosial yang tergolong mudah untuk digunakan dan dapat diakses dimana saja.
YouTube memudahkan seorang terhubung dengan banyak orang untuk saling bertukar
pikiran dan pengalaman. Indonesia merupakan salah satu pengguna YouTube terbesar di
dunia. 50 juta pengguna total YouTube secara global berasal dari Indonesia,
(m.bisnis.com,2017). Dari 50 juta pengguna tersebut ada beberapa creatorYouTube yang
membuat video. Ada beberapa konten yang sempat menghebohkan dunia salah satunya yaitu
Video Blog (Vlog). Hal ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya Video Blog (Vlog) di
YouTube yang berasal dari Indonesia.
Kebutuhan akan make up saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat diperhatikan,
hal inilah yang membuat banyak wanita menyadari bahwa wajah menjadi bagian tubuh yang
sangat penting untuk menjaga kepercayaan diri seseorang. Oleh karena itu setiap perempuan
akan berusaha untuk menjaga dan merawat wajahnya. Dengan menggunakan kosmetik
Maybelline diharapan dapat meningkatkan kecantikan seseorang wanita atau perempuan
agar menjadi pribadi yang lebih menarik dengan rangkaian kosmetik Maybelline.
Maybelline adalah produk kosmetik yang didirikan pada tahun 1951 oleh T.L
William di New York, amerika serikat. Nama Maybelline merupakan gabungan dari maybel
(nama saudara perempuan T.L William yang menjadi inspirasi produknya) dan Vaseline .
perusahaan ini diambil alih oleh L’Oreal Group sejak tahun 1996 hingga saat ini. Maybelline
new York adalah brand make up no 1 di dunia, terdepan dalam kualitas dan inovasi dengan
identitas New York yang modern dan harga terjangkau. Bersamaan dengan lahirnya slogan
“Maybe It’s Maybelline” di tahun 1991, brand ini menjadikan kecantikan terjangkau bagi
wanita di berbagai penjuru dunia, sehingga setiap wanita berkesempatan untuk
memaksimalkan potensi kecantikkan mereka. Melalui berbagai komunikasi dengan ikon-ikon
cantik dan mempesona dari berbagai etnis termasuk Indonesia. (www.loreal.co.id)
Penelitian ini memfokuskan pada Electronic Word of Mouth (e-WOM) positif
mengenai produk kosmetik maybelline melalui media video di YouTube. Minat seseorang
konsumen untuk membeli suatu produk akan sangat dipengaruhi oleh review dari konsumen
lainnya. Review tersebut cenderung akan lebih dipercaya dan dapat diterima oleh para calon
konsumen dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan perusahaan. Minat beli
merupakan sikap konsumen dalam perilaku pembelian yang tertarik akan suatu produk. Hal
ini dikarenakan adanya komunikasi Electronic Word of Mouth yang dilakukan oleh
perusahaan dan konsumen dalam social media terhadap produk yang dikeluarkan.
Minat beli muncul ketika seseorang telah mendapatkan informasi yang cukup
mengenai produk yang diinginkan. Schiffman dan Kanuk (2007) mengatakan bahwa adanya
pengaruh eksternal, munculnya kebutuhan akan suatu produk, pengenalan produk dan
evakuasi informasi merupakan hal yang dapat menimbulkan suatu minat beli konsumen.
Minat beli merupakan sikap konsumen dalam perilaku pembelian yang tertarik akan suatu
produk. Tingkah laku dalam minat konsumen ditunjukan dengan sifat atau keinginan
seseorang sebelum melakukan tindakan pembelian. Konsumen yang mulai merasa ingin atas
keinginan suatu produk atau jasa yang disebut minat beli.
Konsumen yang berminat akan memiliki suatu kecenderungan untuk mencari
informasi lebih detail tentang produk atau jasa serta bersedia untuk membayar dengan tujuan
dapat menggunakan barang atau jasa tersebut. Dorongan yang terjadi dalam diri konsumen
setelah mendapatkan informasi suatu produk baik itu komunikasi dari iklan maupun
komunikasi dari orang lain, maka konsumen berhak untuk melakukan pertimbangan sebelum
mereka memutuskan pembelian. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli
akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian,
dan cara pembelian.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Sekarang ini peran Electronic Word Of Mouth melalui media sosial Youtube
merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya karena banyak pengguna dan waktu yang
dihabiskan oleh masyarakat, rata-rata para konsumen banyak mencari tahu informasi apabila
ingin menggunakan suatu produk melalui media elektronik seperti video-video di Youtube,
setelah mendapatkan informasi maka akan bisa mempengaruhi minat beli dari konsumen
tersebut.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari Electronic Word Of Mouth melalui
Youtube dalam mempengaruhi minat beli untuk membeli produk kosmetik Maybelline
1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Secara akademis, digunakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelengkapan
studi program strata satu (S1) pada FEB Universitas Mataram.
2. Secara teoritis, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
penulis dalam mengaplikasikan teori-teori
3. Secara praktis, dapat berguna untuk organisasi yang diteliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Untuk mendukung penelitian ini selain menggunakan dasar-dasar teori, peneliti juga
menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai konsep dasar berpikir.

DianWahyuUtami (2016) Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Electronic


Word Of Mouth (E-Wom)Terhadap Keputusan Pembelianpada Konsumen Café Roti
Gempol Dan Kopi Anjis Bandung”. Pertumbuhan pengguna internet di indonesia setiap
tahun semakin meningkat, hal ini sejalan dengan meningkatnya sosial media yang ada.
Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis melihat peluang ini untuk melakukan promosinya,
dimana didalamnya terjalin komunikasi dan interaksi antar konsumen yang dinamakan
word of mouth , dan interaksi dalam media sosial dinamakan electronic word of
mouth.Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh electronic word of
mouth terhadap keputusan pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Bandung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data deskriptif dan kausal,
responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang telah melakukan
pembelianpada Café Roti Gempoldan Kopi Anjis Bandung yang diperoleh dengan
menggunakan teknik non- probability sampling. Kemudian dilakukan analisis terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan analisis linear sederhana.Hasil penelitian
menunjukan bahwaelectronic word of mouth berada pada posisi angka 72,03% dengan
kategori tinggi, KeputusanPembelianberada pada posisi 77,85% dengan kategori tinggi.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara keseluruhan electronic word of mouth secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roti Gempol dan Kopi
Anjis. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung> ttabel, yaitu 9,297>1,984. Berdasarkan koefisien
determinasi electronic word of mouth berpengaruh sebesar 46,92% terhadap keputusan
pembelian, dan sisanya 53,03% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

Syafaruddin Z, (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi


Electronic Word Of Mouth Terhadap Kepercayaan (Trust) Dan Niat Beli (Purchase
Intention) Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mencari tahu dan menjelaskan pengaruh bentuk komunikasi EWOM terhadap
Kepercayaan, Niat Beli dan keputusan pembelian. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksplanatif. Objeknya penelitian adalah konsumen di Zafertech.com belanja online dengan
97 sampel. Analisisnya metode menggunakan analisis GSCA (generalized structured
component). Purposive Sampling digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan
1) Electronic WOM memiliki pengaruh signifikan terhadap Kepercayaan, 2) Electronic
WOM memiliki pengaruh signifikan terhadap Niat Beli, 3) komunikasi listrik WOM
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (4) kepercayaan memiliki
signifikan pengaruh terhadap Niat Beli, (5) kepercayaan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian, dan (6) Niat Beli memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian.

Cahyo Bangun Prasetyo (2018) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Vlog
Sebagai Electronic Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Dan Dampaknya Terhadap
Keputusan Pembelian”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui dan menjelaskan
pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Minat Beli. (2)Mengetahui dan menjelaskan
pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian. (3) Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh Minat Beli terhadap Keputusan Pembelian. Jenis penelitian yang
digunakan adalah eksplanatori (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.
Variabel penelitian ini meliputi Electronic Word of Mouth, Minat Beli, dan Keputusan
Pembelian. Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah (1) Viewers yang telah menonton
video kuliner Faris Kota Malang dan mengujungi objek dalam video kuliner Faris Kota
Malang serta membeli produk tersebut. (2) Berusia minimal 17 tahun dimana pada umur
tersebut berumur 17 tahun keatas dipilih karena dianggap memahami pertanyaan yang
diajukan. Sampel yang digunakan penelitian ini sebanyak 116 responden yang diambil
menggunakan kuesioner secara tidak langsung (online). Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis). Data pada penelitian ini diolah
menggunakan SPSS 22 for Windows. Hasil analisis jalur (path analysis) menunjukan
bahwa Electronic Word of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli, Electronic
Word of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian, dan Minat Beli
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

2.2 TINJAUAN TEORITIS

Electronic Word Of Mouth


Pengertian Electronic Word Of Mouth
Menurut Thurau dkk. (2004) electronic word of mouth adalah suatu pendapat
positif maupun negatif yang dikemukakan oleh konsumen sebelumnya mengenai produk
atau perusahaan yang bersifat umum melalui media internet. Electronic Word Of Mouth
(E-WOM) adalah suatu bentuk kesediaan konsumen untuk secara sukarela memberikan
rekomendasi kepada orang lain untuk membeli atau menggunakan produk suatu
perusahaan melalui media internet. Dengan adanya Internet telah menimbulkan bentuk-
bentuk baru dari komunikasi yang dapat memberdayakan perusahaan dan konsumen untuk
meningkatkan komunikasi pemasaran yang lebih baik dan memungkinkan mereka untuk
berbagi informasi dan pendapat baik dari Business-to-Consumer, dan dari Consumer-to-
Consumer.
Menurut Kamtarin (2012) penyebaran informasi melalui Electronic Word Of
Mouth (E-WOM) dilakukan melalui media online atau internet seperti melalui email, blog,
chat room, facebook, twitter dan berbagai jenis media sosial lainnya yang bisa
menimbulkan interaksi antara konsumen satu dengan konsumen lainnya, dengan adanya
komunikasi sosial secara online ini akan secara otamatis bisa membantu konsumen
berbagi pengalaman tentang produk atau jasa yang mereka peroleh dalam melakukan
proses pembelian.
Dimensi Electronic Word Of Mouth
(Lee, Park, dan Han, 2008) Pada penelitiannya, (Henning-Thurau dkk., 2004)
merefleksikan Electronic Word of Mouth menjadi 8 dimensi, yaitu.

1. Platform Assistance.
(Hennig-Thurau dkk., 2004) mengoperasionalkan perilaku eWOM melalui 2
caranya itu berdasarkan frekuensi kunjungan konsumen pada opinion platform dan
jumlah komentar yang ditulis pada opinion platform.

2. Venting Negative Feeling.


Kegiatan ini biasanya terdapat pada eWOM negative ketika seorang konsumen
yang tidak puas terhadap suatu produk bagi mereka akan membagikan pengalamannya
di Internet. Konsumen tersebut akan berbagi informasi melalui publikasi komentar
secara online tentang produk tersebut. Informasi tersebut akan dengan cepat menyebar
ke orang lain yang belum mengkonsumsi produk tersebut sehingga menjadi kerugian
bagi perusahaan.

3. Concern for Other Consumers.


Keinginan yang tulus untuk membantu orang lain untuk memutuskan
pembelian suatu produk.

4. Extraversion / Positives Self- Enchancement.
Motif psikologis dari komunikator eWOM yang berusaha memberikan efek
positif dan juga mempunyai keinginan untuk peningkatan diri.

5. Social Benefits.
Mendapatkan perhatian diruang social media menjadi alasan komunikator
eWOM. Komnikator menginginkan kehadiran mereka diterima ketika berada disuatu
ruang social media yang juga akan memberikan keuntungan social tertentu kepada
komunikator eWOM.
 
6. Economic Incentive.
Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai salah satu perilaku pendorong
manusia dan menjadi salah satu penghargaan akan suatu usaha manusia itu sendiri.
Keuntungan ekonomi yang menjadi daya tarik seseorang untuk melakukan promosi
suatu produk.

7. Helping  the Company.
Kepuasan dari konsumen yang sudah mengkonsumsi sebuah produk yang selanjutnya
dengan tulus membantu perusahaan untuk mereferensikan produk tersebut kepada
orang lain. Konsumen menganggap bahwa perusahaan juga harus mendapatkan
dukungan dari komunikasi eWOM, dimana efek dari kegiatan eWOM ini adalah
perusahaan akan tetap sukses dimata konsumen lain karena informasi positif yang
disebarkan.
8. Advice Seeking.
Pada konteks berbasis web opinion-platform, seorang pembaca artikel online yang
sudah membaca dan melihat ulasan suatu produk yang sebelumnya sudah dikonsumsi
oleh seseorang,  maka pembaca tersebut juga tertarik untuk memberikan komentar
terhadap produk tersebut. Sehingga obrolan tersebut akan membuat pembaca lain
akan tertarik, walaupun tidak secara langsung ikut memberikan review  terhadap
produk tersebut.

Vlog
Vlog singkatan dari video blog adalah blog yang berisikan sebuah video.
Seseorang yang sering mengunggah sebuah vlog dapat disebut vloggers. “Blog video
(atau vlog) adalah blog yang mengambil bentuk video. Platform yang paling terkenal
untuk vlog adalah YouTube.com (creatoacademy.youtube.com) Bisa disimpulkan
bahwa vlog adalah postingan blog dalam bentuk video, visualisasi vlog
dikomunikasikan dalam bentuk verbal dan nonverbal, verbal bisa secara lisan maupun
tertulis, nonverbal pendukung komunikasi verbal seperti ekspresi wajah, gerakan
tangan, dan cara bicara. Vlogger sendiri biasanya mengunggah video vlognya di
media sosial yaitu YouTube, vlogger juga membuat beberapa koneten di dalam
vlognya. Tidak jarang saat ini vlogger sering mereview sebuah produk. Apakah
produk tersebut cocok dengan pemakai, bagaimana bisa memaksimalkan pengguna
produk, apa yang menjadi kelebihan serta kekurangan dari produk tersebut, vlogger
menjelaskan kepada viewers, sehingga konsumen yang melihat vlog tersebut dapat
menganalisis karena mendapatkan pengetahuan mengenai produk. Ini akan
memberikan dampak terhadap minat beli serta keputusan pembelian. Ada beberapa
jenis vlog diantaranya beauty vlog, daily vlog, review vlog, food vlog, health vlog,
dan fashion vlog.

Minat Beli
Kotler dan Keller (2000:165) menjelaskan bahwa minat merupakan suatu
dorongan atau rangsangan internal yang kuat yang memotivasi tindakan dimana
dorongan ini mempengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan produk,
dorongan ini dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan produk. Schiffman
dan Kanuk (2004:25) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan
kebutuhan, pengalaman produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat
menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari faktor sosial,
usaha pemasaran, dan faktor sosial budaya. Selain itu, juga terdapat indicator-
indikator minat beli yaitu:
a. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk
b. Mempertimbangkan untuk membeli
c. Tertarik untuk mencoba
d. Ingin mengetahui produk
e. Ingin memiliki produk

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


Concern for Others (X1) H1
( X1)
H2
Expressing positive Minat beli (Y)
feelings ( X2)
H3

Helping the company ( X3)

2.4. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. H1 = Semakin tinggi Concern for Others maka semakin tinggi berpengaruh terhadap
Minat Beli

2. H2 = Semakin bagus Expressing positive feelings maka semakin bagus pengaruhnya


tttttttttttttterhadap Minat Beli

3. H3 = Semakin tinggi Helping the company maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap
Minat Beli
BAB III
METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini dibangun suatu teori yang dapat berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 2013). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (concern for others,

expressing positive feelings, dan helping the company) terhadap variabel terikat (minat beli)

pada konsumen maybelline di Kota Mataram.

3.2 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.2.1 Variabel Penelitian

Variable adalah suatu atribut atau sifat dari orang,objek, atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2007).

Variabel penelitian terdiri atau dua macam, yaitu variable terikat (dependent variable)

atau variable yang tergantung (dipengaruhi) variabel lainnya), dan variabel bebas

(independent variable) atau variabel yang tidak bergantung (mempengaruhi) pada variabel

lainnya.
Variabel-variabel yang digunakan dlam penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti.

Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel

dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabelitas dari atau factor inilah

yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat beli (Y).

2. Varabel bebas (independent variable)

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X1) adalah variabel yang

mempengarhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang

pengaruhnya negative (Ferdinand,2006). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah : 1) Concern for others (X1), 2) Expressing positive feelings (X2) dan, 3)

Helping The Company (X3)

1.1. Definisi Operasional

Sementara definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan member arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan

sautu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2001).

Berikut definisi operasional variabel tersebut.

No. Variabel Definisi Operasional Indikator


Variabel
1. Concern for keinginan konsumen untuk 1. Mendapat rekomendasi
Others (X1) membantu konsumen lain mengenai produk
dalam mengambil keputusan 2. Memperoleh informasi
dan kualitas produk
pembelian, sehingga dapat
3. Merasakan interaksi
menyeamatkan calon serta kepedulian orang
konsumen atau pelanggan lain terhadap produk
potensial dari pengalaman
buruk
2. Expressing ekspresi pengalaman positif 1. Mendapatkan informasi
positive yakni dengan mengenai kelebihan
feelings (X2) mengungkapkan perasaan produk
positif serta peningkatan diri 2. Merasakan kesenangan
setelah pemakaian produk. orang lain menggunakan
produk
3. Mendapatkan
pengalaman positif
mengenai perusahaan
serta penggunaan
produk
3. Helping the hasil dari kepuasan 1. Merasakan kemauan
company ( X3) konsumen akan produk yang orang lain untuk
diinginkan sehingga membantu publikasi
produk
pelanggan merasa terpacu
2. Memicu kesadaran
untuk terlibat dalan terhadap produk.
komunikasi electronic word
of mouth berupa
pengalaman baik sebagai
imbalan untuk kepuasan
yang telah diberikan oleh
perusahaan
4. Minat beli (Y) Sesuatu yang pribadi dan 1. Minat Transaksional
berhubungan dengan sikap 2. Minat Refrensial
individu yang berminat 3. Minat Preferensial
4. Minat Eksploratif
terhadap suatu objek akan
memiliki kekuatan dan
dorongan melakukan
serangkaian tingkah laku
untuk mendekati atau
mendapatkan bjek tersebut.

2. POPULASI DAN SAMPEL


1.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari sebuah elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang
yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti,
karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Menurut
Sugiyono (2004) yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas subyek atau obyek yang mempenyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Konsumen Produk Maybelline pada Mahasiswi Kota Mataram

1.2 Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand,
2006). Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi tersebut. Besarnya
sampel sangat dipengaruhi oleh banyak factor antara lain tujuan penelitian.jika penelitian
berisfat deskriptif, maka umumnya membutuhkan sampel yang besar, tetapi jika
penelitiannya hanya menguji hipotesis dibutuhakan sampel dalam jumlah yang lebih sedikit
(Ferdinand, 2006).

Dalam menentukan data yang akan diteliti teknik pengambilan sampling yang akan
digunakan adalah dengan non probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak
memberikan kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dijadikan
sampel, karena tidak diketahui jumlah populasinya.

Metode pengumpulan sampel dilakukan dengan accidental sampling yaitu peneliti


memilih responden dengan cara mendatangi responden di tempat-tempat keramaian lalu
memilih calon responden yang secara kebetulan ditemui namun calon responden harus
memilki karakteristik tertentu, yaitu responden yang menggunakan produk Kosmetik Emina
Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel minimum dihitung berdasarkan rumus berikut
(Ferdinand, 2006) :

n = (5-10) x jumlah indicator yang digunakan

= 5 x 12 = 60 Sampel

Dari perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebesar 60
responden.

2. JENIS DAN SUMBER DATA


Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Data kualitatif

Data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar, seperti literature serta teori-teori
ynag berkenaan dengan penelitian peneliti.

2. Data kuantitatif

Data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dibuat menjadi angka (scoring).
Ada dua jenis sumber data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini, yaitu :

a. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber atau subjek penelitian. Sumber data primer
adalah kuisioner dan wawancara kepada responden tentang pengaruh harga dan lokasi
terhadap keputusan pembelian.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media cetak seperti buku, catalog
perusahaan, dan keterangan lain yang berhubungan dengan pokok penelitian, seperti
gambaran umum perusahaan serta jumlah penjualan. Sumber data sekunder adalah studi
pustaka yang berhubungan dengan harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian.
Contohnya data yang diperoleh dari Counter kosmetik emina

4. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

4.1 Metode pengumpulan data


1) Interview
Metode pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada
objek untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan kuesioner yang telah
disampaikan.
2) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
majalah, jurnal, dan literature lain yang relevan dengan masalah penelitian. Studi kepustakaan
yang digunakaan dalam penelitian ini merupakan sebagai teori dasar yang diperoleh serta
dipelajari pada penelitian ini.

4.2 Alat pengumpulan data

1) Kuisioner

Menurut Sugiyono (2006) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”. Metode ini berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi tentang variabel-variabel yang akan diteliti.

2 TEKNIK ANALISIS DATA

Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap dasar, tahap
tersebut diantaranya :
1. Proses editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah dikumpulkan
dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agara data
yang nanti dianalisis telah akurat dan lengkap.
2. Proses coding
Proses pengubahan data kuanlitatif menjadi angka dengan mengklasifikasikan jawaban
yang ada menurut kategori-kategori yang penting.
3. Proses scoring
Proses penentuan skor atau jawaban responden yang dilakukan dengan membuat
klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden.
4. Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam table sehingga diharapkan pembaca dapat
melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai, kemudian data-
data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistic yaitu SPSS 16.

3 UJI INSTRUMEN PENELITIAN


3.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur
mampu mengukur apa yang diukur. Tinggi rendah validitas suatu angket atau kuesioner
dihitung dengan teknik korelasi product moment.

N ( ∑ XY ) −(∑ X ∑ Y )
r=
√¿ ¿ ¿

(Arikunto, Suharsimi, 2006: 274)

Keterangan:
r : Koefisien korelasi
X : Skor pertanyaan
N : Jumlah responden
Y : Skor total

Jika diperoleh rhitung lebih besar dari pada rtabel berarti valid. Nilai r product moment diperoleh
dari nilai tabel dengan n dan taraf signifikan 5%.
3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Jadi suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu.

Rumus :

❑ 2
∑ σb
[ ][
r11 =
k
k−1
1− 2
σt ]
( Arikunto, 2002: 194)
Keterangan : r11 : koefisien reabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
α : alpha
∑ σ 2b : jumlah varian butir
σ 2t : varian total

6.3 Uji Asumsi Model


1. Uji Normalitas
Nilai statistik untuk menguji normalitas disebut z value (Critical Ratio atau CR pada
output AMOS 4.01) dari ukuran skewness dan kurtosis sebaran data. Bila nilai CR lebih besar
dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal (Ghozali, 2008: 76).
2. Uji Multikolinieritas
Ada tidaknya multikolinearitas dalam sebuah kombinasi variabel dapat dilihat melalui
matrik korelasi antar variabel laten independen. Nilai korelasi tidak boleh melebihi batas 0,9
sementara nilai yang melebihi 0,8 dapat menjadi indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali,
2008: 57).

7. METODE ANALISIS DATA

7.1 Analisis Regresi Berganda


7.1.1 Analisis Regresi Berganda
Menurut Sarwono (2014) Untuk menganalisis lebih dari 1 variabel bebas dengan lebih
dari 1 variabel tergantung, kita dapat menggunakan prosedur yang sesuai, di antaranya ialah
dengan menggunakan Regresi Linear Berganda. Regresi linier berganda berfungsi untuk
melihat hubungan linier antara lebih dari 1 variabel bebas dengan lebih dari 1 variabel
tergantung. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Brand Trust (X1), Celebrity
Endorser (X2) sedangkan variabel dependen adalah Keputusan Pembelian (Y) sehingga
persamaan regresi bergandanya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :
Y = Minat beli
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (Concern for others)
b2 = Koefisien regresi variabel X2 (Expressing positive feelings)
b2 = Koefisien regresi variabel X3 (Helping The Company)
X1 = Concern For Others
X2 = Expressing positive feelings
X3 = Helping The Company
e = Error atau variable penggangu

7.2 Uji t
Menurut Ferdinand (2014), Uji t atau uji pengaruh kausalitas adalah uji yang

dilakukan terhadap hipotesis kausalitas yang dikembangkan dalam model persamaan regresi.

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah uji parameter koefisien regresi (b1) sama dengan

nol atau H0 = b1 = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelasan yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternative (Ha) merupakan parameter suatu

variabel yang lebih besar dari nol atau Ha = b1> 0, artinya suatu variabel independen

merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian keberartian

koefisien regresi secara menyeluruh menggunakan Uji t dengan menggunakan derajat

kebebasan (df) = n – k – 1, pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut :


1. H0 ditolak dan Ha diterima, jika t hitung ≥ t tabel

2. H0 diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t table

7.3 Uji F
Menurut Ferdinand (2014), Uji F atau uji kelayakan model dilakukan untuk melihat

apakah model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-

varibel yang digunakan model mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis

7.4 Koefisien Korelasi (R)

Sarwono (2007), Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi

antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkeisar antara +1 sampai dengan -1.

Koefisien korelasi menjukkan kekuatan hubungan linier dan arah hubungan dua variabel

acak. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya,

jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya

jika nilai variabel X tinggi, maka nilai varibel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.

Tabel 3. 7 Interpretasi dari nilai r menurut Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady
Akbar
r Interpretasi
0 Tidak
berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
7.5 Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ferdinand (2014), “Koefisien determinasi digunakan untuk menggambarkan


kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen. Koefisien
determinasi ditunjukkan oleh angkat R-Square dalan model summary yang dihasilkan oleh
program. Nilai R2 adalah antara nol dan satu. Model yang baik menginginkan angka R2 yang
tinggi.”

7.6 Adjusted R2

Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila sebuah variabel independen ditambahkan dalam
model (Ferdinand, 2014). Imolikasi (Gujarati, 1995; Kuncoro, 2003 dalam Ferdinand, 2014)
dari Adjusted R2 ini adalah :

Adjusted R2 dapat bernilai negatif kendati R2 selalu positif. Bila Adjusted R2 bernilai

negatif, maka nilainya dianggap nol. Secara umum bila tambahan variabel independen

merupakan prediktor yang baik, maka akan menyebabkan nilai varians naik dan pada

gilirinnya Adjusted R2 meningkat. Sebaliknya bila tambahan variabel baru tidak

meningkatkan varians, maka Adjusted R2 akan menurun. Artinya tambahan variabel baru

tersebut bukan merupakan prediktor yang baik bagi variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai