Disusun Oleh :
Pendamping:
RAHMAT
PALEMBANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Upaya yang
diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan
oleh seluruh Puskesmas di Indonesia, upaya ini memberikan daya ungkit paling besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan komitmen global dan nasional.
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah
tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh
tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali,
hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,
bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Data WHO (2011)
menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi
mengidap hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % di tahun
2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas Basuki Rahmat
selama tahun 2021, kasus hipertensi sebanyak……, dan hipertensi menduduki peringkat
…. dari … penyakit terbanyak di Puskesmas Basuki Rahmat
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Upaya Penjaringan Hipertensi di
Posyandu Lansia Nurul Insan – Sumber
Responden yang diambil pada mini project ini dari Posyandu Lansia Nurul Insan
Sehingga sebagian responden adalah berusia lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi6,7
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Menurut Potter dan Perry
(2006), hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah persisten, dimana diagnosa hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling
sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg.
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk
menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi
24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat
antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian
tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis
obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping
umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi.
Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan
menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah.
Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditolerensi pasien adalah :
a. CCB dan BB
b. CCB dan ACEI atau ARB
c. CCB dan diuretika
d. AB dan BB
e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
Hasil dari proses identifikasi, dipilih empat masalah. Permasalahan ini tidak
hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari
urgensi, intervensi, ketersediaan biaya yang dapat diupayakan, dan dampak yang
dihasilkan terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2. Penyakit Hipertensi
3. Penyakit Osteoarthritis
Pemberian Skor dalam metode USG ini dilakukan diskusi dengan pemegang
program, dokter pembimbing di Puskesmas dan dokter Kepala Puskesmas sehingga
dipilih masalah penyakit Hipertensi yang menjadi prioritas masalah
Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan
dalam diagram Ischikawa (diagram tulang ikan/fishbone) sebagai berikut :
Pemecahan Masalah
1. Man
Masalah :
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan tekanan
darah
Tidak teraturnya minum obat hipertensi bagi penderitanya
Kurangnya masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat
Kurangnya kesadaran anggota keluarga pasien lansia yang tidak dapat datang
ke pelayanan kesehatan sendiri
Pemecahan Masalah :
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
tentang hipertensi, gejalanya, pengobatan, komplikasi yang dapat terjadi,
pentingnya memeriksakan tekanan darah teratur serta bagaimana menerapkan
pola hidup sehat
2. Material
Masalah :
3. Metode
Masalah :
Pemecahan Masalah :
Sosialisasi jadwal POSYANDU LANSIA NURUL INSAN kepada
masyarakat agar masyarakat dapat memeriksakan diri ke tempat pelayanan
yang lebih dekat
4. Environment
Masalah :
Masih banyak anggapan di masyarakat bahwa meminum obat penurun tekanan
darah terus-menerus akan berbahaya
Pemecahan Masalah :
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang obat-obatan hipertensi
meliputi cara penggunaan dan efek samping dari obat
Setelah itu, dilakukan penyuluhan dengan materi penyuluhan yang disajikan antara
lain mengenai hipertensi, gejalanya, pengobatan, komplikasi yang dapat terjadi,
pentingnya memeriksakan tekanan darah teratur serta bagaimana menerapkan pola hidup
sehat. Selain itu disampaikan juga tentang obat-obatan hipertensi meliputi cara
penggunaan dan efek samping dari obat
3.4 Sasaran
3.5 Media
Media penyuluhan yang digunakan adalah menggunakan slide power point yang
disampaikan menggunakan laptop dan juga dilakukan diskusi maupun sesi tanya jawab,
tensi meter, timbangan, meteran untuk pemeriksaan
1. Persiapan
Perkenalan dan izin
Pendataan jumlah peserta
Membuat jadwal
Sosialisasi pada masyarakat oleh kadus dan kader bahwa akan dilakukan
kegiatan
Mengkonfirmasi tempat dan waktu pelaksanaan kepada kepala dan bidan desa
2. Pelaksanaan
Konfirmasi ulang tempat
Persiapan sarana dan prasarana
Pelaksanaan kegiatan
3. Evaluasi
Penilaian apakah waktu pelaksanaan terlaksana tepat waktu
Penilaian apakah tempat pelaksanaan sudah cukup kondusif
Penilaian apakah sasaran telah tercapai
BAB IV
HASIL
PEMBAHASAN
1. Monitoring
monitoring, sehingga para petugas kesehatan bisa mengkontrol dari kartu monitoring
ini.
Monitoring...................
2. Evaluasi
Dari hasil kegiatan penyeluhan terkait hipertensi dapat di evaluasi dengan menanyakan
BAB V
DISKUSI
1. Pembahasan
2. Pemberian Penyuluhan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN