AGAMA ISLAM
(Membangun Masyarakat Modern)
Program
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi
TEKNIK Teknik Mesin 90002 MUHAMMAD ZAIN, S.PD.I, MM
Abstract Kompetensi
Lingkungan akan memberikan timbal-baliknya yang positif jika manusia mampu untuk
memanfaatkannya dengan baik dan tidak terlalu serakah dalam mengeksploitasi lingkungan alam
sekitarnya. Berbagai macam bencana akan bisa terjadi jika sebuah lingkungan mengalami ketidak
seimbangan baik itu karena ulah manusia atau karena faktor lainnya. Apa saja bencana yang bisa
terjadi dikarenakan ketidakseimbangan lingkungan ini?
Pertama adalah banjir.Bencana yang satu ini ditimbulkan akibat adanya ulah manusia yang bersikap
tidak peduli dengan pelestarian alam sekitar. Salah satunya adalah mereka membuang sampah
sembarangan di sungai sehingga menyebabkan sungai tersebut menjadi buntu dan airnya tidak bisa
mengalir dengan baik. Ini nantinya akan menyebabkan banjir yang datang setiap tahunnya.
Saat ini jika anda melihat fenomena banjir yang ada di Jakarta setiap tahunnya, banjir tersebut bisa
mencapai tinggi lebih dari satu meter. Bahkan banjir setinggi ini juga telah melahap korban di
beberapa daerah. Ditambah lagi banjir yang tinggi ini juga mengakibatkan timbulnya penyakit yang
berbahaya seperti TBC dan juga kolera.Tanah Longsor dan Pencemaran Air;
Kedua adalah tanah longsor. Bencana yang satu ini juga terjadi akibat ketidak-seimbangan pada
lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Oknum yang suka menebang pohon sembarangan
tanpa melakukan reboisasi tidak sadar bahwa ulah mereka tersebut bisa mengakibatkan tidak adanya
penyerapan air oleh pohon-pohon yang telah ditebangi ketika musim hujan. Akibatnya tanahlah yang
bertugas untuk menyerap air tersebut.Jika air yang diserap jumlahnya terlalu banyak akan
mengakibatkan tanah menjadi longsor dan menimpa rumah-rumah atau pemukiman warga yang
tinggal dibawahnya. Hal semacam ini tentu saja sangat merugikan baik itu dalam hal materil maupun
mental.
Ketiga adalah bencana pencemaran air. Bencana yang satu ini terjadi akibat ulah manusia yang
membuang limbah pabriknya sembarangan di laut. Anda mungkin pernah melihat laut yang airnya
tidak berwarna biru, melainkan berwarna cokelat dan sangat keruh, fenomena yang satu ini bisa anda
temukan di salah satu pantai di daerah Surabaya Jawa Timur yaitu pantai kenjeran. Pantai ini sudah
tidak seperti dulu lagi yang masih berwarna biru jernih.Pantai ini kini sudah keruh dan berwarna
cokelat. Tentu saja hal ini juga tidak terjadi secara instan namun terjadi karena adanya beberapa faktor
yang mana salah satunya adalah pembuangan limbah seperti yang telah dijelaskan diatas. Tentu saja
ini akan mengakibatkan keindahan laut menjadi berkurang dan laut tersebut juga akan menjadi
sumber penyakit.
Ditambah lagi pencemaran air ini juga akan menyebabkan ekosistem air menjadi mati dan ini akan
Keempat adalah bencana global warming. Saat ini global warming atau pemanasan global menjadi
salah satu masalah yang sangat rumit untuk diselesaikan. Global warming terjadi karena tingkat polusi
udara yang semakin meningkat sehingga menyebabkan udara menjadi sangat panas dan lapisan ozon
menjadi semakin tipis. Jika sudah semakin tipis maka sinar matahari yang memancarkan sinar ultra-
violet akan langsung memberikan dampaknya yang negatif manusia seperti memicu serangan kanker
dan juga penyakit kulit.Ditambah lagi hawa udara yang semakin panas juga akan membuat orang
mudah stress dan melakukan hal-hal yang diluar kendali. Bagaimanapun juga dampak dari bencana
alam yang terjadi di lingkungan akan diderita oleh mahluk yang tinggal di lingkungan tersebut.
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah,dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.”(QS al- A‘râf [7]: 31)
"Apabila aku sakit, Dia (Allah) lah yang menyembuhkanku."(QS al-Syu‘arâ‘ [26]: 80)
Allah menyukai hal-hal yang bersih, sehingga manusia tampak bersih dan harum dan dapat
beribadah dengan tenang dan khusus. Menjaga kesehatan ini penting, karena kalau sakit maka
akan menghambat ibadah dengan sempurna. Orang yang sakit baik yang ringan seperti flu, batuk
maupun yang berat seperti kanker dan hati, sedikit banyak akan mengganggu aktivitas baik untuk
ibadah, muamalah atau kegiatan lainnya. Begitupula dengan kebersihan, orang yang berpakaian
bersih dan harum akan tenang ibadahnya. Coba anda bandingkan, apabila anda sholat dengan
orang yang bajunya kotor dan bau, tentu akan mengganggu konsentrasi dalam ibadah. Kebersihan
dan kesehatan merupakan kunci mencapai badan yang sehat, dan dengan badan yang sehat maka
Selain Allah senang pada penampilan, Allah juga menyukai kebersihan fisik badan. QS Al-
Maidah ayat 6, menunjukan bahwa apabila kita akan sholat, diminta untuk wudhu. Dalam wudhu
kita persyaratkan membasuh dengan air bersih untuk muka, tangan, kaki dan kepala. Dapat kita
bayangkan, setiap umat Islambadannya dibasuh dengan air, paling tidak 5 kali dalam sehari. Dan
apabila ditambahkan dengan mandi yang paling tidak 2 kali sehari, maka tubuh kita dibasuh air
sebanyak 7 kali sehari.
Kebersihan badan, dan pakaian sudah dilakukan, dan tertinggal satu hal yaitu kebersihan mulut.
Mulut yang tidak bersih menimbulkan penyakit gigi, dan bau yang tidak mengenakan, karena
dimulut terjadi proses pengolahan makanan, dan apabila ada makanan yang tertinggal akan
menyebabkan bau. Oleh sebab itu, kebersihan mulut sangat diutamakan. Dalam hal ini, Rosul
bersabda :
“Apabila aku tidak membuat kesukaran terhadap umatku, mereka akan aku perintahkan untuk
membersihkan giginya dengan siwak setiap hendak sholat” (Al hadist).(HR. Bukhari Muslim)
Menyembuhkan Penyakit
Firman Allah dalam Asy-syu’ara ayat 80, menyatakan bahwa apabila kita sakit, maka kita
mintakepada Allah untuk menyembuhkan. Kenapa demikian? Karena pada dasarnya Allah yang
menciptakan, memelihara dan mematikan kita. Apabila kita mengalami sakit maka yang pertama
kita lakukan adalah berdoa dan meminta kesembuhan kepada Allah.
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku” (QS Asy-syu’ara:80)
Setelah kita berdoa memohon kesembuhan kepada Allah, maka selanjutnya kita berusaha untuk
mendapatkan pengobatan sebagai usaha fisik.
Terhadap penyakit yang mungkin kita derita, kita harus mendapatkan obat. Dalam Al-Qur’an,
madu yang dihasilkan oleh lebah dapat menjadi penawar bagi penyakit. Namun dalam ayat ini,
Allah juga menyerukan agar manusia memikirkan proses penyembuhan, dimana madu sebagai
sarana obat. Obat inilah sebagai sarana penyembuhan. Dan dalam konteks modern sudah banyak
obat yang dihasilkan dari laboratorium, dan madu merupakan salah satu sumber obat. Dan dalam
Rasulullah SAW adalah insan mulia dengan riwayat sakit paling jarang. Beliau senantiasa dalam
keadaan sehat sekalipun melaksanakan tuags dakwah kerasulan yang teramat berat dan menguras
pikiran serta tenaga.
Apa rahasia dibalik kesehatan beliau?
Berikut ini adalah beberapa cara hidup sehat yang selalu beliau amalkan:
2. Aktif menjaga kebersihanRasulullah SAW senantiasa tampak bersih dan rapi. Setiap kamis
atau jumat, beliau mencukur rambut halus di pipi, memotong kuku, bersiwak, serta memakai
minyak wangi . Rosul juga sangat menjaga kebersihan mulut dan gigi melalui sunah Beliau
bersiwak sampai sekarang dianut oleh umatnya
Sabda Rasulullah:”Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami
makan, tidak terlalu banyak(tidak sampai kekenyangan)”.Menurut penelitian modern hampir
separuh penyakit diakibatkan dari makanan yang berlebih dikonsumsi, seperti diabetes, jantung
koroner, ginjal, dan sebagainya
5. Tidak pemarah
Nasihat Rasulullah:”Jangan marah”, diulangi tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kekuatan
seseorang bukanlah terletak pada jasad, tetapi pada kebersihan jiwa.
Bila kita marah, cara paling mudah adalah mengubah posisi ketika marah. Jika sedang berdiri,
maka duduklah. Jika sedang duduk, maka berbaringlah. Kemudian membaca ta’awudz serta
mengambil air wudhu. Karena marah itu asalnya dari setan, dan setan terbuat dari api, maka
padamkan dengan air wudhu. Pemarah bisa menyebabkan darah tinggi, darah tinggi bisa
menyebabkan komplikasi penyakit yang lain seperti ginjal, jantungkoroner, stroke dan lain lain
8. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat terpuji yang bisa mendatangkan ketenteraman hati dan jiwa. Memaafkan
orang lain akan membebaskan diri kita dari belenggu kemarahan. Ketika kita marah, marah itu
akan melekat pada hati. Karenanya, mari menjadilan diri kita seorang yang pemaaf, karena
dengan memaafkan akan membuat jiwa menjadi lapang dan badan akan selalu sehat.
Bahagia sebenarnya bukan mendapat, tetapi dengan memberi. Sebenarnya, banyak lagi cara hidup
Terkait dengan bab kesehatan dan lingkungan, maka pada bab ini akan dibahas mengenai masalah
kesehatan yang menyangkut kesehatan jasmani dan mental umat Islam, serta faktor lingkungan yang
meliputi bagaimana memelihara kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Banyak kejadian yang harus umat Islam perhatikan terhadap lingkungan dimana mereka tinggal.
Manusia harus berhubungan baik dengan lingkungan alam, karena kehidupan manusia banyak
tergantung pada alam. Manusia setiap hari harus makan, dan makanan tersebut berasal dari tumbuh-
tumbuhan baik berupa tanaman pangan seperti padi, buah-buahan dan sayuran.
Kebanyakan manusia memang seringkali lupa, atau sedikit serakah dalam rangka mencari nafkah.
Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta meningkatnya kebutuhan hidup seringkali membuat
manusia berpikir pendek. Sebagai contoh, untuk meningkatkan produksi pangan, banyak petani
menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang pada akhirnya banyak merusak tanah. Kebutuhan kayu
untuk perumahan dan kertas, telah mendorong manusia untuk menebang hutan. Dan banyak contoh
lain, dari perbuatan manusia yang merusak alam, padahal kehidupan manusia sangat tergantung pada
kelestarian alam.
Allah menciptakan alam seisinya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan menunjukkan
kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Allah menciptakan bumi lengkap dengan isinya, tanah yang
terhampar, gunung dan bukit, dihidupkan tumbuh-tumbuhan dan hewan, diciptakan laut dan langit
Bagaimana bentuk syukur manusia kepada Allah atas rahmat alam semesta? Bentuk syukur itu
dapat diwujudkan dengan berpikir bagaimana memanfaatkan alam tanpa harus merusaknnya.
Manusia harus belajar keras dari proses penciptan alam, kemudian menjadikan ilmu yang
bermanfaat bagi pemanfaatan alam. Allah memberi contoh, menurunkan hujan dan menumbuhkan
biji-bijian dan tumbuhan. Apabila kita memikirkan ayat Allah ini, sebenarnya Allah mengajarkan
bagaimana proses memanfaatkan alam dengan cara bercocok tanam. Apabila manusia ingin
memakan buah-buahan, maka tanamlah biji, siramilah dengan air, sehingga tanaman tersebut
besar dan dapat berbuah untuk kepentingan manusia. Pada saat ini ilmu tanaman tesebut
berkembang menjadi budi daya pertanian. Proses budidaya ini mengajarkan manusia untuk
menanam,membudidaya, dan tidak hanya mengambil atau mengektrasi dari alam. Kemalasan
manusia untuk belajar dan keengganan untuk menanam dan hanya senang mengambil untuk
kesenangan inilah menjadikan kerusakan alam.
Bagi umat Islam Indonesia hal ini harus dipikirkan, karena Indonesia masih sangat jauh tertinggal
dalam hal pemanfaatan laut dibandingkan dengan Thailand dan Taiwan. Kita harus bekerja keras
menguasai teknologi kelautan, sehingga tujuan Allah memberikan rahmat berupa laut dapat kita
peroleh dan untuk kesejahteraan umat.
Pada dasarnya manusia sangat menyenangi akan kesenangan dalam hidup dan keindahan. Pada
saat liburan, banyak sekali manusia pergi ketempat-tempat yang indah untuk membeli
kesenangan. Alam-alam yang indah dan sering didatangi saat liburan seperti Puncak di Bogor,
Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Dieng di Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur, Malino dan
Bunaken di Sulawesi dan banyak lagi tempat lainnya di Indonesia. Keindahan menjadi salah satu
. tujuan Allah mencipatakan alam
“Bukanlah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan kami jadikan gunung sebagai
pasak, dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
dan kami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
dan kami bangun di atas kamu tujuh buah langit yang kokoh, dan kami jadikan matahari pelita
Bukannya kita tidak boleh memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di alam sekitar,
namun kita harus memperhatikan akibat yang timbul jika kita memanfaatkan secara berlebihan.
Ada sebuah hadits dari Ibnu Katsir, beliau mengutip hadits Rasulullah SAW dari kitab Shahih
Bukhori dan Muslim
“Ketika ada orang yang sering berbuat dosa itu mati, maka hamba-hamba Allah SWT, seperti
manusia, bumi, pohon dan hewan-hewan merasa lega”. (HR.Bukhori dan Muslim)
D. Memelihara Alam
Umat Islam mulai saat ini dan seterusnya sudah mencukupkan kerusakan yang terjadi. Cukup
sudah kerusakan yang ada. Kedepan kita harus mulai memelihara alam, dan memanfaatkan dengan
benar, sehingga bencana dapat dihindari dan generasi mendatang masih dapat menikmati
keindahan alam yang diciptakan Allah SWT. Allah memerintahkan kita umatIslam untuk
memelihara alam.
Perbaiki dengan cara menanam biji-bijian dan tumbuhan. Pada saat ini dapat kita lakukan dengan
reboisasi atau penanaman hutan kembali pada hutan yang rusak, menanam tanaman mangrove
untuk menahan abrasi laut. Dan pada lahan subur, kita belaku adil terhadap alam, mulai belajar
membudidayakan tanaman, membuat tanaman organik, mengumpulkan sampah dan membuat
pupuk organik. Terhadap pegunungan yang indah, mari kita nikmati dan pelihara “Tanah yang
baik akan mengeluarkan tumbuhan-tumbuhannya (yang baik) dengan izin Tuhannya. Dan tanah
yang jelek tidak akan mengeluarkan kecuali yang jelek. Seperti itulah kami jelaskan ayat-ayat
kami bagi kaum yang bersyukur” (QS. Al-A’raaf(7):58)
Allah sangat sayang terhadap umat Islam, Allah tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana
memelihara alam, tetapi juga bagaimana memanfaatkan hasil alam.
Bagaimana seharusnya kita memulai memelihara alam? Pertama, kita mengambil secukupnya,
tidak berlebih-lebihan. Kedua, kita memilih tumbuhan dan hewan yang layak dimakan, tidak
terlalu muda, tua dan sedang mengandung anak, dan Ketiga, apabila kita mengambil dari alam
seharusnya kita juga mengembalikan. Kita mengambil 1 pohon, maka kita menanam 1 pohon.
Demikian banyak hal dapat umatIslam lakukan untuk memelihara dan memanfaatkan alam, dan
janganlah kita termasuk orang yang zhalim. Mari bersama-sama kita menjadi umat Islam yang
mencintai alam, memanfaatkan dengan baik untuk kebahagiaan umat dalam ridho Allah SWT.
“Alam ini bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu kita,“ demikianlah ungkapan yang
melandasi munculnya kesadaran seorang laki-laki untuk memperbaiki alam. Laki-laki itu bernama H.
Chaerudin. Tanpa kesadaran akan hal itulah, mungkin kondisi bantaran Kali Pesanggrahan, Karang
Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, takkan seperti sekarang. Bantaran kali yang dulu gersang dan
banyak ditemukan tumpukan sampah rumah tangga, kini berubah menjadi lahan pertanian yang subur
dipenuhi tanaman palawija, sayur-sayuran serta buah-buahan.
Semuanya berawal dari kenangan masa kecil laki-laki yang akrab disapa Bang Idin ini. Tokoh yang
lahir pada 13 April 1956, ingat betapa mudahnya dulu memancing ikan di Kali Pesanggrahan.
Kicauan burung begitu merdu menghiasi suasana di pinggir kali. Aneka satwa lain juga dapat dengan
mudah ditemui. Tapi kondisi di akhir 1980-an sangatlah jauh berbeda. Sampah bertebaran sepanjang
bantaran yang tandus atau di kali yang airnya kehitaman.
Kenangan itulah yang mendorongnya pergi bertualang, menyusuri kali dengan batang-batang pisang
yang diikat sebagai rakitnya. Bang Idin menyusuri kali Pesanggrahan selama lima hari enam
malam."Sedikitnya 16 kecamatan di Jakarta dan 136 km kali Pesanggrahan sudah saya saksikan
sendiri dalam waktu lima hari enam malam," katanya. Hasilnya adalah sebuah keprihatinan yang
membuat darah kependekarannya menggelegar serta lahirnya sebuah tekad yang sederhana namun
sekeras goloknya untuk mengembalikan Kali Pesanggrahan menjadi seperti dulu lagi.
Dengan mengenakan baju kaos warna putih, celana batik dan sabuk "Epek" berwarna hitam, lelaki
bertubuh gempal itu dengan lantang mengatakan "kesal" terhadap konsep pembangunan. "Saya sangat
Dalam mewujudkan tekadnya, berkali-kali ia bersitegang dengan orang-orang yang sering membuang
sampah sembarangan. Terutama pemilik rumah yang membangun tembok tinggi di bantaran. Tapi
darah kependekaran mengalir deras dalam nadinya. Ia tak lantas menggunakan kekerasan untuk
menyadarkan "orang Gedongan". Mereka tetap dihimbau dengan cara persuasif. Ketika mereka tetap
membandel, Bang Idin tidak juga menegur mereka dengan golok terhunus, tapi malah mengumpulkan
sampah-sampah ke dalam kantong plastik lalu digantungkan di pagar depan rumah orang-orang itu.
"Supaya mereka paham bagaimana rasanya kalau di depan hidung mereka ada sampah. Mereka begitu
kan karena belum paham." Tak jarang Bang Idin harus berurusan dengan aparat kelurahan,
kecamatan, bahkan polisi. Lambat laun, kesadaran “orang gedongan” yang membangun
pagar beton tinggi hingga ke bantaran kali mulai tumbuh. Mereka menyadari juga perlunya
penghijauan di bantaran. Maka sejak tahun 1998, secara bertahap mereka merelakan pagar-pagar
mereka dibongkar.
Bang Idin lalu mengajak tetangganya untuk turut serta. Diyakinkannya bahwa secara turun temurun,
Pesanggrahan adalah tanah pendekar, sehingga mereka pun keturunan pendekar. Jadi, "Jangan sampai
wilayah pendekar diacak-acak orang,"katanya. 17 orang petani kemudian membentuk
kelompok Bambu Kuning dan ikut serta dalam barisan Bang Idin untuk berjuang.
Saat ini, kelompok tani itu telah berubah nama menjadi Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KTLH)
Sangga Buana. Wilayah kerjanya bertambah luas. Ribuan pohon telah berhasil ditanam. Pengadaan
bibit bukan lagi hal yang sulit. Banyak instansi maupun perseorangan yang membantu pengadaan
bibit ini. Merekapun tidak sembarangan menanam. Mereka mempertimbangkan banyak hal terutama
kondisi geografis bantaran karena tidak semua pohon bisa ditanam di pinggir kali atau di tanah yang
miring. Mereka mengandalkan ilmu yang didapatkan secara turun temurun. Maka pepohonan yang
tinggi, seperti kayu secang, salam, tanjung, kedondong laut, nangka, senggugu, belimbing wuluh,
mandalika, ditanam dekat dengan bibir kali. Pohon-pohon jenis tersebut memiliki akar yang sanggup
mencegah erosi, selain ketinggiannya akan menjadi koridor bagi jalur lalu lintas burung-burung. Di
sela-sela pepohonan tersebut ditanami tanaman obat perdu, seperti empon-emponan, brotowali, nilam,
jeroak, sambiloto, dan lainnya. Agak jauh dari bibir sungai, barulah ditanami pisang atau bambu serta
tanaman sayur-sayuran.
Kini hasilnya sungguh luar biasa. Area seluas 40 hektar, membentang sepanjang tepian Kali
Pesanggrahan, menjadi hijau. Kini setiap hari warga dapat mendengarkan merdunya kicauan burung-
burung bernyanyi. Bahkan burung yang sudah jarang ditemukan, yaitu burung cakakak yang
bersarang di tanahdapat ditemui di area ini. Pohon-pohon yang mulai langka di Jakarta semacam buni,
Disamping menghijaukan bantaran, Bang Idin dan kelompoknya juga berhasil menghidupkan kembali
tujuh mata air yang dulunya mati. Air sungai tak lagi kehitaman, sehingga cukup sehat bagi
berkembangbiaknya ikan-ikan. Secara berkala, KTLH Sangga Buana melepaskan bibit-bibit ikan
yang dibudidayakan di tambak-tambak ke dalam kali Pesanggrahan. Bahkan, upaya yang dilakukan
telah berhasil mengangkat kesejahteraan petani-petani di sekitar kali pesanggrahan. Mereka bisa
memasarkan hasil kebun sayuran maupun pohon-pohon produktif lainnya semacam melinjo yang
diperkirakan berjumlah 8000 batang pohon, maupun pisang dan buah-buahan lainnya.
Kini, bantaran kali Pesanggrahan ramai oleh pengunjung dari seluruh Jakarta. Siapapun boleh
mengunjungi area yang kini menjadi hutan wisata secara gratis. Istimewanya, setiap pengunjung akan
diajak menanam pohon atau menebar benih ikan di kali. Mereka juga tidak dilarang memancing atau
mengambil hasil hutan seperti memetik melinjo dan memotong rebung. “Gratis, asalkan jangan pada
ngerusak. Jangan juga nyoba-nyoba nyari ikan pake racun kalo ga mau gue tegor pake jurus,” kata
Bang Idin. Setiap harinya ramai pengunjung yang datang ke daerah ini. Berbagai kelompok dari
sekolah maupun perguruan tinggi juga menyumbangkan ilmu dan tenaga mereka di sini. Beberapa
rombongan expatriate dari Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Belanda hingga Jepang pun ikut
mencoba merasakan keasrian daerah ini. Untuk mendampingi para wisatawan mancanegara tersebut
Sangga Buana mendapatkan bantuan tenaga sebagai pemandu wisata dari Universitas Triskati yang
sebelumnya diberikan pengetahuan tentang alam dan sejarah disana.
Upakarti bidang lingkungan hidup dan berbagai penghargaan lainnya telah diperoleh Bang Idin dan
kelompoknya. "Yaaah itu mah buat apa. Banyak. Ada Kalpataru, atau apa lah, saya ka nguru. Tahun
2002 kalau kaga salah pernah dapat penghargaan penyelamatan air sedunia. Dan banyaklah piagam-
piagam, dari Abu Dhabi, pemerintah Jerman, Belanda. Tapi saya tidak mengharap apa-apa. Apa sih
artinya semua penghargaan itu kalau suatu perjuangan tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan
orang lain. Tapi paling penting apabila karya saya ini tidak nyusahin orang. Saya sangat sedih. Orang
yang bisa paham dengan lingkungan itu memberi penghargaan paling tinggi buat saya. Padahal itu
hanya bagian dasar dan pemikiran saya, bahwa kami mengerjakan itu semua. Satu: menyelamatkan
alam." Begitu ujar Bang Idin saat ditanya berapa banyak penghargaan yang telah diperolehnya.
Saat ini, Bang Idin sedang menularkan ilmunya di bantaran kali Ciliwung. Dukungan dari masyarakat
sekitar, terutama dari pemuda-pemuda sudah didapatkan. Kepeloporannya dalam menjaga kelestarian
alam dan lingkungan hidup sanggup membuat siapa saja merasa kecil saat berhadapan dengannya.
Meski hanya mengenyam pendidikan hingga kelas dua SMP, namun aktifitasnya lebih hebat dari