Anda di halaman 1dari 15

9/20/2021

DIODA IDEAL
Karakteristik arus – tegangan

ELEKTRONIKA 1
(4)
DIODA & RANGKAIAN PENYEARAH

Gambar 1. Dioda ideal: (a) simbol rangkaian dioda; (b) karakteristik i – v; (c)
rangkaian ekivalen arah ‘reverse’; (d) rangkaian ekivalen arah ‘forward’
Andri Abdurrochman 2

Gambar 1(a) adalah simbol dari dioda; gambar 1(b) adalah karakteristik
arus – tegangan.

Terminal positif dari dioda disebut anoda dan terminal negatif disebut
katoda.

Jika tegangan negatif dipasangkan pada dioda, tidak ada arus yang
mengalir; dioda seperti hubung terbuka (gambar 1(c)). Keadaan ini disebut
‘reverse biased’.

Jika tegangan positif dipasangkan pada dioda, tidak ada penurunan


tegangan pada dioda; dioda seperti hubung singkat (gambar 1(d)).
Keadaan ini disebut ‘forward biased’.
Gambar 2. Dua mode operasi dioda ideal dan penggunaan rangkaian luar
Untuk membatasi arus pada dioda, diperlukan rangkaian luar seperti pada untuk membatasi arus (a) dan tegangan reverse (b)
gambar 2.

3 4

Aplikasi sederhana dari dioda.

Penyearah:

Rangkaian terdiri dari sebuah dioda dan sebuah resistor (gambar 3(a)).
Tegangan masukan vi adalah tegangan sinusoida (gambar 3(b)).
Selama setengah gelombang positif dari sinyal masukan, dioda dalam
keadaan forward biased. Penurunan tegangan pada dioda kecil sekali,
idealnya nol. Rangkaian penggantinya seperti terlihat pada gambar 3(c).
Tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan.
Selama setengah gelombang negatif dari sinyal masukan, dioda tidak
terhubung (reverse biased). Rangkaian penggantinya seperti terlihat pada
gambar 3(d). Tegangan keluaran sama dengan nol.
Tegangan keluaran terlihat pada gambar 3(e).

Figure 3 (a) Rangkaian penyearah. (b) Bentuk gelombang masukan. (c) Rangkaian ekivalen ketika vI 
0. (d) Rangkaian ekivalen ketika vI ≤ 0. (e) Bentuk gelombang keluaran.
5 6

1
9/20/2021

Contoh soal 1: Jawab:


Gambar 4(a) menunjukkan sebuah rangkaian untuk mengisi sebuah Dioda terkonduksi ketika vs melebihi 12 V, seperti yang terlihat pada
batere 12 V. Jika vs adalah sebuah gelombang sinusoida yang mempunyai gambar 4(a). Sudut konduksi = 2θ, dimana:
amplitudo 24 V, carilah bagian dari setiap perioda dimana dioda 24 cos θ = 12
terkonduksi. Hitung juga harga puncak arus dioda dan harga maksimum
tegangan balik yang muncul pada terminal dioda Jadi θ = 60° dan sudut konduksi = 120°, atau sepertiga dari perioda.

Harga puncak dari arus dioda:

24  12
Id   0,12 A
100

Harga tegangan balik yang muncul pada terminal dioda terjadi pada saat
vs mencapai harga puncak negatif dan sama dengan
24 +12 = 36 V

Gambar 4. Rangkaian dan bentuk gelombang contoh soal 1


7 8

Contoh soal 2:
Gerbang logik dioda Asumsikan dioda adalah dioda ideal, carilah harga I dan IB dari rangkaian
pada gambar 6.

Figure 5. Gerbang logik dioda: (a) Gerbang OR; (b) Gerbang AND (dalam sistem logik
positif).
Gambar 4. Rangkaian dan bentuk gelombang contoh soal 2
9 10

Jawab: Untuk rangkaian pada gambar 6(b), asumsikan kedua dioda terkonduksi,
Dalam menyelesaikan soal, pertama buat asumsi, kemudian buat analisis maka VB = 0 dan V = 0. Arus pada D2:
berdasarkan asumsi ini dan periksa apakah asumsi ini benar.
10  0
ID 2   2 mA
Untuk rangkaian pada gambar 6(a), asumsikan kedua dioda terkonduksi → 5
VB = 0 dan V = 0, maka arus melalui D2:
Persamaan simpul pada B:
ID 2 
10  0
 1 mA 0   10 
10 I 2 
10
I  1 mA
Persamaan simpul pada B:
0   10  Asumsi awal kita salah.
I 1 Ulangi lagi, asumsikan D1 ‘off’ dan I2 ‘on’. Arus ID2
5
10   10 
ID 2   1,33 mA
Jadi I = 1 mA dan V = 0V 15

11 12

2
9/20/2021

Dan tegangan pada B:


VB = -10 + 10 X 1,33 = +3,3 V

Karakteristik terminal dari dioda


Gambar 7 menunjukkan karakteristik terminal dari dioda.
Kurva karakteristik terbagi dalam tiga daerah:

1. daerah forward-bias, ditentukan oleh v > 0


2. daerah reverse-bias, ditentukan oleh v < 0
3. daerah breakdown, ditentukan oleh v < -VZK Gambar 7. Karakteristik arus – tegangan sebuah dioda silikon

13 14

Daerah forward-bias

Hubungan arus – tegangan pada daerah forward bias:

i  IS (ev / nVT  1) (1)


IS  arus jenuh
kT
VT  (2)
q
k  konstanta Boltzmann  1,38  10- 23 joule/kelv in
T  temperatur mutlak dalam derajat kelvin
q  muatan elektron  1,60  10 -19 coulomb

IS disebut juga arus skala yang berbanding lurus dengan luas permukaan
‘junction’ dari sebuah dioda. Arus ini merupakan fungsi dari suhu.
IS berlipat dua setiap kenaikan suhu 5°C.
Gambar 8. Hubungan arus – tegangan sebuah dioda dengan sebagian skala Pada suhu kamar, harga VT adalah 25,2 mV.
diperbesar dan sebagian lainnya diperkecil Pada persamaan dioda, harga n berkisar antara 1 dan 2, tergantung dari
bahan dan struktur fisik dari dioda.
15 16

Persamaan (5) menunjukkan bahwa untuk perubahan arus 10 kali,


Untuk i  IS penurunan tegangan pada dioda akan berubah sebesar 2,3nVT yang kira-kira
i  IS ev / nVT (3) sama dengan 60 mV untuk n = 1 dan 120 mV untuk n = 2.
i
v  nVT ln (4) Pada gambar 8 terlihat, pada daerah forward bias, arus sangat kecil untuk
IS
tegangan lebih kecil dari 0,5 V. Harga ini disebut tegangan cut-in.
Agar dioda benar-benar terhubung, penurunan tegangan pada dioda antara
0,6 V – 0,8 V. Umumnya penurunan tegangan pada dioda kira-kira 0,7 V.
Hubungan arus – tegangan dari dua buah dioda yang berbeda
Karena IS dan VT merupakan fungsi dari temperatur, karakteristik arus –
I1  IS eV1 / nVT ; I2  IS eV2 / nVT tegangan forward akan berubah dengan adanya perubahan suhu. (lihat
I2 gambar 8).
 e(V2 V1 ) / nVT
I1
I2 Untuk arus dioda yang tetap, penurunan tegangan pada dioda menurun
V2  V1  nVT ln kira-kira 2 mV untuk setiap kenaikan suhu 1°C.
I1
Perubahan tegangan dioda karena suhu, dapat dipakai dalam perancangan
I2
V2  V1  2,3nVT log (5) termometer elektronik.
I1

17 18

3
9/20/2021

Daerah reverse bias

Dari persamaan (1), jika v negatif dan harganya beberapa kali lebih besar
dari VT (25 mV), arus dioda menjadi:

i ≈ -IS

Pada kenyataannya besarnya arus pada daerah reverse bias jauh lebih
besar dari arus jenuh. Jika sebuah dioda mempunyai arus jenuh pada
orde antara 10-15 A – 10-14 A, arus balik pada orde 1 nA. Arus inipun
meningkat dengan meningkatnya tegangan balik.

Sebagian besar dari arus balik ini karena efek kebocoran. Arus kebocoran
berbanding lurus dengan luas junction.
Gambar 9. Pengaruh suhu pada karakteristik arus – tegangan pada dioda di daerah Arus menjadi dua kali pada setiap kenaikan suhu 10°C.
forward bias.

19 20

Daerah breakdown Karakteristik Dioda Bias Maju


Dioda memasuki daerah breakdown, jika besaran tegangan balik melebihi Model eksponensial
tegangan ambang dari sebuah dioda, yang disebut tegangan breakdown,
VZK. • Paling akurat dan paling
Pada daerah breakdown, arus balik meningkat secara cepat dengan
sukar digunakan.
perubahan tegangan yang sangat kecil. • Hkm. Kirchhoff:
Tegangan breakdown tidak merusak dioda, jika daya disipasi dibatasi pada VDD  VD
ID  (7)
level aman oleh rangkaian luar. R
Hubungan arus – tegangan pada daerah breakdown hampir merupakan • VDD > 0,5 V; ID >> IS 
garis vertikal. Karakteristik ini dapat dipakai dalam pengatur tegangan.
ID  IS eVD / nVT (6)

• Solusi  analisis grafik


21
& iteratif 22

• Pada bias maju – Untuk i  IS


i  IS (ev / nVT  1) (1) i  IS ev / nVT (3)
IS  arus jenuh i
kT
v  nVT ln I1 (4)
IS eV1 / nVT ; I2  IS eV2 / nVT
VT  (2) IS
q I2
k  konstanta Boltzmann  1,38  10 - 23 joule/kelv in
– Untuk dua buah dioda berbeda:
 e(V2 V1 ) / nVT
I1
T  temperatur mutlak dalam derajat kelvin
I1  IS eV1 / nVT ; I2  IS eV2 / nVT I2
q  muatan elektron  1,60  10 -19
coulomb
I2 V2  V1  nVT ln
– Arus merupakan fungsi dari suhu  e(V2 V1 ) / nVT I1
• IS berlipat dua setiap (n) kenaikan suhu 5°C.
I1 I2
I V2  V1  2,3nVT log
– Pada suhu kamar, harga VT adalah 25,2 mV V2  V1  nVT ln 2 I1
I

4
9/20/2021

Selanjutnya, untuk mendapatkan nilai VD yang lebih baik digunakan


persamaan :
I2
Contoh soal solusi iteratif : V2  V1  2,3nVT log
I1
Tentukan arus ID dan tegangan dioda VD pada rangkaian di atas
Pada kasus ini VD2 = V2; VD1 = V1; 2,3nVT = 0,1 V, maka
dengan VDD= 5 V dan R = 1kΩ.
I2
Asumsikan dioda mempunyai arus 0,1 mA pada tegangan 0,7V dan V2  V1  0,1log
tegangan menurun 0,1V setiap kenaikan arus 10 kali. I1
Gantikan V1 = 0,7 V, I1 = 1 mA dan I2 = 4,3 mA menghasilkan VD2 = 0,763 V
Jawab:
Iterasi pertama menghasilkan ID = 4,3 mA dan VD = 0,763 V.
Iterasi kedua dengan menggunakan cara yang sama menghasilkan:
Asumsikan VD = 0,7 V maka besar kuat arus:
5  0,763
VDD  VD ID   4,237 mA Iterasi terus dilanjutkan
ID  1 sampai perubahannya
R  4,237  semakin kecil.
V2  0,763  0,1log 
5  0,7  4,3 
  4,3 mA
1 25
 0,762 V 26

Karakteristik Dioda Bias Maju


Model Garis Lurus
• Kurva eksponensial • Rangkaian penggantinya :
didekati dengan dua buah – Model batere + tahanan
garis lurus, garis A
mempunyai kemiringan
sama dengan nol dan
garis B mempunyai
kemiringan 1/rD :
– iD = 0, vD ≤ VD0
– iD = (vD – VD0)/rD, vD ≥ VD0

Contoh soal : Karakteristik Dioda Bias Maju


Ulangi soal pada contoh soal solusi iteratif menggunakan model garis lurus
dengan parameter yang diberikan: VD0 = 0,65 V dan rD = 20 Ω. Model Penurunan Tegangan Tetap
Jawab: • Kurva eksponensial
Rangkaian pengganti :
didekati dengan dua
VDD  VD 0 buah garis lurus, garis A
ID 
R  rD mempunyai kemiringan
5  0,65 sama dengan nol dan
ID   4,26 mA garis B yang vertikal.
1  0,02
VD  VD 0  ID rD
 0,65  4,26  0,02  0,735 V

29

5
9/20/2021

Karakteristik Dioda Bias Maju


Model Sinyal Kecil
• Rangkaian penggantinya • Dioda dimodelkan dengan
sebuah resistor yang
berbanding terbalik dengan
tan-1 dari sudut pada titik
prategangan pada kurva
hubungan arus – tegangan.
– Dioda dicatu dengan sumber
tegangan DC, VD, dan sinyal AC,
vd(t).
– Saat vd(t) = 0, maka VDD = VD
– Untuk penurunan tegangan yang jauh lebih besar, dan kuat arus :
digunakan model dioda ideal  VD = 0 V I D  IS e v D / nVT

– Saat vd(t)  0, maka VD sesaat : – Jika amplitudo sinyal vd(t) cukup kecil:
vd
vD(t) = VD + vd(t)  1 (13)
nVT
Maka,  I 
Dan arus sesaatnya: i D (t )  ID  1  D v d 
 nVT 
i D (t )  IS e v D / nVT – Ini disebut pendekatan sinyal kecil dan berlaku
i D (t )  IS e (VD  v d ) / nVT untuk sinyal yang mempunyai amplitudo kira-kira
10 mV. (Ingat VT = 25 mV)
i D (t )  IS e v D / nVT e v d / nVT
i D (t )  ID e v d / nVT

Sehingga resistansi dioda untuk sinyal kecil:


ID
i D (t )  I D  vd (15)
nVT nVT
rd  (18)
Jadi penumpangan pada arus dc ID, diperoleh komponen arus ID
sinyal yang proporsional dengan tegangan sinyal vd(t): Resistansi sinyal kecil dioda berbanding terbalik dengan arus
prategangan ID. Dan harga ini merupakan kebalikan harga
iD = ID + id(t) kemiringan pada titik kerja Q
 i 
Dimana: dan konduktansi: rd  1 /  D  (19)
 v D  i D  I D
I I
i d (t )  D v d g d (17)
 D Keuntungan model sinyal kecil:
nVT nVT
Analisis sinyal kecil dapat dipisahkan dari analisis bias DC.
35 36

6
9/20/2021

• Contoh soal:
3 buah dioda dihubungkan seri
digunakan untuk mendapatkan
tegangan tetap 2,1 V. Hitung
prosentase perubahan pada
• Contoh soal: pengatur tegangan yang
Untuk R =10kΩ; V+DC= 10V; disebabkan oleh:
vAC = 1 V pada 60 Hz 10  0,7 - Perubahan pada catu daya
ID   0,93 mA sebesar ±10%
(power-supply ripple). 10
- Terhubung ke beban yang
Hitunglah vD dan amplitudo nVT 2  25
rd    53,8 beresistansi 1 kΩ; Tahanan dioda tanpa beban:
dari gelombang sinusoida ID 0,93 Asumsikan n=2
yang muncul pada dioda. nVT

rd rd 
v d (puncak )  V s I
Asumsikan penurunan RD  rd Jawab: rd 
2  25
 6,3
tegangan dioda adalah 0,7V
1
0,0583
 5,35 V Tanpa beban: I  10  2,1  7,9 mA 7,9
pada arus 1 mA dan n = 2. 10  0,0583 1
untuk 3 dioda -- r =3rd =18,9Ω
37

Sehingga tegangan keluaran AC maksimum tanpa beban: Ringkasan:

r 0,0189
v O  2 2  37,1 VmV Model eksponensial
r R 0,0189  1
Dengan adanya perubahan ±10% pada catu daya, perubahan
pada tegangan keluaran = ±18,5mV atau ±0,9%.
Karena perubahan ini kira-kira = ±6,2 mV per dioda, maka
penggunakan model dioda sinyal kecil dapat dibenarkan.
i D  I S e v D / nVT Catatan:
Ketika beban 1 kΩ dihubungkan ke rangkaian dioda, beban ini
i  IS= 10-12 A - 10-15 A
akan mengambil arus 2,1mA. Akibatnya akan ada penurunan v D  2,3nVT log D  tergantung dari luas
tegangan pada dioda sebanyak:  IS  junction
ΔvO = -2,1 x r = -2,1 x 18,9 = -39,7 mV i  VT≈ 25 mV
VD 2  VD1  2,3nVT log D 2 
 I D1  n = 1 sampai 2
2,3nVT  60 mV untuk n  1 Model yang paling akurat
Penurunan pada setiap dioda kira-kira 6,6 mV, pemakaian
model sinyal kecil valid. 2,3nVT  120 mV untuk n  2
39 40

Model garis lurus Model penurunan tegangan yang konstan

• Untuk vD ≤ VD0:
iD = 0
Untuk iD > 0 : vD = 0,7 V
• Untuk vD ≥ VD0:
iD = (vD – VD0)/rD

41 42

7
9/20/2021

Model Dioda Ideal Model Sinyal Kecil

• Untuk sinyal kecil yang Catatan:


Untuk iD > 0 : vD = 0 ditumpangkan pada VD dan ID : Berguna untuk
id = vd/rd mencari komponen
tegangan dari dioda
rd = nVT/ID
Dipakai sebagai
(Untuk n=1, vd maks = 5 mV dasar pemodelan
sinyal kecil transistor
Untuk n=2, vd maks = 10 mV)
43 44

DIODA ZENER
• Data dioda zener : • Model dioda zener:
– VZ pada IZT (titik Q)
– rZ dan IZK, juga daya disipasi
maksimum
• Perubahan IZT  VZ sedikit
berubah VZ = VZ0 + rZIZ
V  rZ I
Berlaku untuk IZ > IZK
• rZ : incremental resistance /
dynamic resistance ,
kebalikan kemiringan garis
singgung pada titik Q.

Contoh soal 7:
Penggunaan dioda zener sebagai ‘shunt regulator’

Sebuah dioda zener mempunyai spesifikasi: VZ = 6,8 V pada IZ =


5 mA, rZ = 20Ω dan IZK = 0,2 mA. Tegangan sumber V+ = 10 V
dengan penyimpangan ± 1 V. Carilah:
a. VO jika tidak ada beban dan V+ pada harga nominal
b. Perubahan harga VO jika ada perubahan ± 1 V pada V+.
(ΔVO/ΔV+ disebut line regulation)
c. Perubahan pada VO jika terhubung pada beban RL yang
menghasilkan arus IL= 1 mA. (ΔVO/ΔIL disebut load regulation)
d. Harga VO jika RL= 2 kΩ
e. Harga VO jika RL= 0,5 kΩ
f. Harga RL minimum agar dioda masih bekerja di daerah
Gambar 23. (a) rangkaian contoh soal 7. (b) rangkaian dengan rangkaian pengganti
breakdown. dioda zener.

47 48

8
9/20/2021

Jawab: b. Untuk perubahan ± 1V pada V+, perubahan pada tegangan keluaran:


Tentukan harga VZ0 dari dioda zener. rz

VZ = VZ0 + rzIZ  VO   V
R  rz
VZ0 = 6,8V – 20 x 5mA = 6,7 V
20
 1   38 ,5 mV
a. Tanpa beban: 500  20

Line regulation = 38,5 mV



V  VZ 0
IZ  I 
R  rz c. Terhubung dengan beban RL yang menarik arus IL = 1 mA, arus pada
10  6 ,7 zener menurun 1 mA.
  6 ,35 mA
0 ,5  0 ,02  VO  rz  I Z
 VO  V Z 0  I Z r z  20   1   20 mV
 6,7  6,35  0,02  6,83 V  VO
Load regulation    20 mV/mA
 IL

49 50

d. Ketika dihubungkan dengan beban 2 kΩ e. Untuk RL = 0,5 kΩ

6 ,8 V 6,8
IL   3 ,4 mA IL   13 ,6 mA
2 k 0,5
 I Z   3 ,4 mA
Hal ini tidak mungkin karena arus I yang melalui R hanya 6,4 mA (V+ =10
  V O  r z  I Z  20   3 ,4  68 mV V), akibatnya zener ‘cut off’. Maka tegangan VO akan ditentukan dengan
menggunakan pembagian tegangan antara R dan RL.

Perhitungan ini hanya pendekatan, karena tidak mengabaikan RL


perubahan arus I. untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dapat VO  V 
menggunakan rangkaian pengganti pada gambar 23(b).
RL  R
Analisis ini menghasilkan ΔVO = 70 mV 0,5
 10 5V
0,5  0,5

Tegangan ini lebih kecil dari tegangan breakdown, artinya dioda tidak
bekerja pada daerah breakdown

51 52

f. Agar zener tetap bekerja pada daerah breakdown.


Efek suhu
I Z  I ZK  0,2 mA Ketergantungan tegangan zener pada suhu ditentukan dengan
koefisien suhu atau TC atau temco yang dinyatakan dengan mV/°C.
VZ  VZK  6,7 mV Harga TC tergantung dari:
arus pada R 
9  6 ,7   4,6 mA – Tegangan zener
0,5 – Arus operasi
arus pada beban : 4,6  0,2  4,4 mA VZ < 5 V → TC yang negatif,
VZ > 5 V → TC yang positif.
6,7
 RL   1,5 k  TC dari sebuah dioda zener yang mempunyai VZ = 5 V dapat dibuat
4,4 0 dengan mengoperasikan dioda pada arus tertentu.

Untuk mendapatkan tegangan rujukan yang mempunyai TC rendah


adalah dengan menghubungkan dioda zener yang mempunyai TC
positif kira-kira 2 mV/°C secara seri dengan dioda yang bekerja di
daerah forward. Dioda yang bekerja di daerah forward mempunyai
penurunan tegangan ≈ 0,7 V dan mempunyai TC -2 mV/°C.
Hubungan ini mempunyai tegangan (VZ+ 0,7) dengan TC = 0

53 54

9
9/20/2021

Rangkaian penyearah Penyearah setengah gelombang

Pada rangkaian ekivalen digunakan model dioda garis lurus.

v O  0, v S  VD 0 (21a)
R R
vO  v S  VD 0 , v S  VD 0 (21b)
Gambar 24. Diagram blok sebuah catu daya dc R  rD R  rD
Gambar di atas adalah diagram blok dari rangkaian penyearah dari rD  R  v O  v S  VD 0 (22)
tegangan jala-jala 120-V (rms) dengan frekuensi 60 Hz menjadi tegangan VD 0  0,7 V atau 0,8 V
dc (biasanya antara 5 – 20 V) yang digunakan untuk mencatu beban.
Tegangan keluaran VO yang dihasilkan harus tetap konstan walaupun ada Dalam memilih dioda untuk penyearah ada dua parameter
variasi pada catu ac dan pada arus yang diperlukan oleh beban. penting yang harus diperhatikan:
a. Kemampuan dioda membawa arus, ditentukan oleh arus
maksimum yang mungkin di saat dioda terhubung.
Diagram blok terdiri dari: b. Peak inverse voltage (PIV), ditentukan oleh tegangan terbalik
1. Trafo daya. maksimum yang mungkin ada di antara terminal dioda.
2. Rangkaian penyearah dioda PIV = Vs
3. Filter Biasanya dipilih dioda yang mempunyai tegangan breakdown
4. Pengatur tegangan 55 50% lebih besar dari PIV 56

Penyearah gelombang penuh

Gambar 25. (a) penyearah setengah gelombang, (b) rangkaian ekivalen penyearah
Gambar 26 Penyearah gelombang penuh menggunakan trafo yang di-tap di tengah.
setengah gelombang, (c) karakteristik transfer rangkaian penyearah, (d) bentuk
gelombang masukan dan keluaran, asumsikan ro << R 57 58

Cara kerja:
Penyearah Jembatan
Jika tegangan jala-jala pada lilitan primer positif, kedua sinyal yang berlabel
vS akan positif. D1 akan terhubung dan D2 akan reverse biased. Arus
mengalir pada D1 akan mengalir melalui R dan kembali ke tengah-tengah
lilitan sekunder. Rangkaian merupakan penyearah setengah gelombang.
Ketika tegangan jala-jala negatif, kedua sinyal yang berlabel vS akan negatif.
D1 akan ‘cut off’ dan D2 akan terhubung. Arus mengalir pada D2 akan
mengalir melalui R dan kembali ke tengah-tengah lilitan sekunder.
Rangkaian merupakan penyearah setengah gelombang. Catatan: arus yang
mengalir melalui R selalu mempunyai arah yang sama, jadi vO akan
unipolar.

Untuk menghitung PIV:


Pada saat setengah siklus positif, D1 terhubung dan D2 ‘cut off’. Tegangan
pada katoda D2 adalah vO dan pada anoda –vS. Jadi tegangan balik pada
dioda D2 akan menjadi (vO + vS), yang akan mencapai nilai maksimum pada
harga (Vs – VD) dan vS akan mencapai puncak pada Vs, jadi:
PIV = 2 Vs – VD
Gambar 27. Penyearah jembatan (a) rangkaian (b) bentuk gelombang masukan dan
keluaran
59 60

10
9/20/2021

Cara kerja: Penyearah dengan sebuah kapasitor filter – Penyearah Puncak


Pada setengah siklus positif sinyal masukan, vS positif, dan arus mengalir
melalui D1, resistor R, dan dioda D2, sedangkan D3 dan D4 dalam keadaan
reverse biased. Dalam jalur ini ada dua dioda yang terhubung seri sehingga
vO akan lebih rendah dari vS sebanyak dua penurunan tegangan dioda.
Pada setengah siklus negatif sinyal masukan, vS akan negatif, sehingga –vS
akan positif, dan arus mengalir melalui D3, R, dan D4, sedangkan D1 dan D2
dalam keadaan reverse biased.
Catatan: pada kedua kondisi, arus mengalir dengan arah yang sama,
sehingga vO selalu positif.

Untuk menghitung PIV, perhatikan rangkaian pada setengah siklus positif.


Tegangan balik pada dioda D3 dapat ditentukan pada loop yang dibentuk
oleh D3, R, dan D2:

vD3 (reverse) = vO + vD2 (forward)

Harga maksimum dari vD3 terjadi pada puncak vO, jadi:


PIV = Vs – 2 VD + VD = Vs – VD Gambar 28. (a) rangkaian sederhana yang menunjukkan efek dari kapasitor filter
(b) bentuk gelombang masukan dan keluaran
61 62

Cara kerja:
Sinyal masukan vi adalah sinyal sinusoida dengan amplitudo Vp dan
asumsikan dioda adalah dioda ideal.
vi positif → dioda terhubung dan kapasitor terisi dan vO = vI. Keadaan ini
berlangsung terus sampai vI mencapai Vp. Setelah sinyal masukan
mencapai puncak, vI menurun, dioda dalam keadaan reverse biased, dan
tegangan keluaran tetap pada Vp.
Harga ini akan tetap konstan, karena tidak ada jalur untuk pengosongan
kapasitor.

Jadi rangkaian menghasilkan tegangan keluaran sama dengan amplitudo


sinyal masukan sinusoida.

Pada keadaan praktis, rangkaian dihubungkan dengan beban R paralel


dengan C seperti yang terlihat pada gambar 29

Gambar 29 Bentuk gelombang arus dan tegangan pada rangkaian penyearah puncak
dengan CR >> T
63 64

Cara kerja: Arus pada beban:


Asumsikan dioda adalah dioda ideal. iL = vO/R (23)
Dengan sinyal masukan sinusoida, kapasitor akan terisi sampai tegangan
mencapai Vp. Kemudian dioda menjadi ‘cut off’, kapasitor akan Arus pada dioda:
dikosongkan melalui resistansi beban R. Pengosongan kapasitor akan
berlangsung sampai vI lebih tinggi dari tegangan pada kapasitor. Dioda i D  iC  i L (24)
akan terhubung lagi dan mengisi kapasitor sampai Vp. Proses ini akan dv I
C  iL (25)
berulang. dt

Agar penurunan tegangan keluaran tidak terlalu besar selama Catatan:


pengosongan kapasitor, harga CR jauh lebih besar dari interval 1. Dioda terhubung pada interval yang singkat, Δt.
pengosongan. 2. Asumsikan dioda ideal, dioda mulai terhubung pada t1, pada
saat vI = vO. Dioda ‘off’ pada t2 . Harga t2 dapat dicari dari
Gambar 29(b) adalah bentuk gelombang masukan dan keluaran dengan persamaan di atas dengan iD = 0
asumsi CR >> T, di mana T adalah perioda dari sinyal masukan sinusoida. 3. Selama dioda ‘off’, kapasitor C discharge melalui R, dan vO
berkurang secara eksponensial dengan konstanta waktu CR.
Selang discharge mulai beberapa saat setelah amplitudo vI.
Pada akhir selang discharge, vO = Vp – Vr, Vr adalah tegangan
ripple puncak-ke-puncak. Ketika CR >> T, Vr kecil.
65 66

11
9/20/2021

T
4. Jika Vr kecil, vO ≈ vI, sehingga tegangan keluaran dc hampir Untuk CR  T  e  t / CR  1 
sama dengan Vp dan iL hampir konstant, dan IL akan sama CR
dengan: V T
IL  P
(26) Vr  Vp (28)
R CR
Vp
Untuk mendapatkan tegangan keluaran dc yang lebih akurat, dapat
Vr  (29a)
fCR
diperoleh dengan mencari harga rata-rata dari vO
I
Vr  L (29b)
VO = Vp – ½ Vr (27) fC

Selama selang pengosongan kapasitor: Dengan menggunakan persamaan 29b dan asumsi bahwa dioda berhenti
terkonduksi pada saat mendekati puncak vI, maka Δt dapat diperoleh dari:
v O  Vp e t / CR

Pada akhir selang pengosongan:


Vp cost   Vp  Vr
T / CR   2f  2 / T
Vp  Vr  Vpe

67 68

Arus dioda maksimum dapat diperoleh dari persamaan 25 pada awal


t  kecil sekali  cost   1  21 t 2 konduksi, yaitu pada t = t1 = -Δt. Asumsikan bahwa arus IL hampir konstan
t  2Vr / Vp (30) pada harga yang diberikan pada persamaan 26, diperoleh:

Untuk menentukan arus dioda rata-rata selama konduksi, iDav: 


i D max  IL 1  2 2Vp / Vr  (32)
Qsup plied  iCav t
iCav  IDav  IL Dari persamaan 31 dan 32 diperoleh: untuk Vr << Vp, IDmax ≈ 2 IDav.
Qlost  CVr


i Dav  IL 1   2Vp / Vr  (31)

69 70

Frekuensi ripple akan dua kali frekuensi masukan.


Penyearah gelombang penuh dapat diubah menjadi penyearah puncak
Tegangan ripple puncak-ke-puncak, dapat diperoleh dengan cara yang
dengan menambahkan kapasitor paralel dengan beban. Dalam hal ini
sama, tetapi perioda pengosongan T diganti dengan T/2, sehingga:
frekuensi sinyal ripple akan dua kali frekuensi sinyal masukan.

Vp
Vr  (33)
2fCR

Dan arus rata-rata dan arus maksimum dioda:


i Dav  IL 1   Vp / 2Vr  (34)

i D max  IL 1  2 Vp / 2Vr  (35)

Gambar 30. Bentuk gelombang pada penyearah puncak gelombang penuh


Jadi untuk Vp, f, R dan Vr yang sama, diperlukan kapasitor yang
berukuran setengah dari kapasitor pada penyearah setengah
gelombang.

71 72

12
9/20/2021

Penyearah setengah gelombang yang presisi – Dioda super Dioda super digunakan untuk menyearahkan sinyal yang kecil (pada orde
100 mV) atau yang memerlukan presisi yang tinggi.
Dioda super terdiri dari op-amp dengan dioda ditempatkan pada jalur
umpan balik negatif dan R merupakan resistansi beban.

Cara kerja:
Jika vI positif, tegangan keluaran op-amp vA akan positif dan dioda akan
terhubung, sehingga membentuk jalur umpan balik tertutup antara
terminal keluaran op-amp dengan terminal masukan negatif. Jalur umpan
balik negatif ini akan menyebabkan hubung singkat semu di antara kedua
terminal masukan. Jadi tegangan pada terminal masukan negatif yang
sama dengan tegangan keluaran akan sama dengan tegangan masukan
pada terminal masukan positif.
vO = vI vI ≥ 0
Gambar 31. Dioda super dan karakteristik transfer ideal.
Op-amp dapat beroperasi dengan vI hanya sedikit lebih besar dari
penurunan tegangan dioda dibagi dengan penguatan op-amp loop terbuka.

73 74

Jadi transfer karakteristik vO – vI yang berupa garis lurus hampir melalui Rangkaian Pembatas dan Penjepit – Limiting and Clamping Circuits
titik nol, sehingga rangkaian ini cocok digunakan untuk sinyal yang sangat
kecil. Rangkaian Pembatas

Ketika tegangan vI negatif, tegangan keluaran op-amp vA akan menjadi


negatif. Hal ini akan menyebabkan dioda dalam keadaan reverse biased,
tidak ada arus yang melalui R, sehingga vO sama dengan nol. Jadi untuk vI
< 0, vO = 0, dan op-amp bekerja dalam mode loop terbuka.

Gambar 32. Karakteristik transfer rangkaian pembatas

75 76

L-/K ≤ vi ≤ L+/K → rangkaian pembatas beroperasi seper rangkaian linier


vo = K vi
K ≤ 1 : pembatas pasif
Jika vi ≥ L+/K, keluaran akan dibatasi oleh pembatas atas L+.
Jika vi ≤ L-/K, keluaran akan dibatasi oleh pembatas bawah L-
Karakteristik transfer pada gambar 33 menunjukkan sebuah pembatas
ganda atau ‘double limiter’ yaitu yang membatasi kedua puncak, positif
dan negatif. Karakteristik seperti ini juga dikenal sebagai karakteristik Gambar 33. Sinyal sinusoida dipasangkan pada rangkaian pembatas.
pembatas keras atau hard limiter.

Sebuah masukan sinusoida dipasangkan ke sebuah pembatas ganda,


kedua puncaknya akan terpotong. Oleh sebab itu rangkaian pembatas
disebut juga rangkaian pemotong atau clipper.

Gambar 34. Soft limiting


77 78

13
9/20/2021

Macam-macam rangkaian pembatas Pada rangkaian ini dipakai model dioda penurunan tegangan tetap (VD =
0,7).

Untuk rangkaian pada gambar 35(a):


vI < 0,5 V, dioda ‘cut off’, penurunan tegangan pada R = 0 → vO = vI.
vI > 0,5 V, dioda ‘on’, vO = penurunan tegangan satu dioda (0,7 V).

Untuk rangkaian pada gambar 35(b):


Sama seperti rangkaian pada gambar 35(a) hanya diodanya kebalikannya.

Rangkaian pembatas dobel dapat diimplementasikan dengan


menggunakan dua dioda yang mempunyai polaritas berlawanan seperti
pada gambar 35(c).
Pada rangkaian ini daerah linier dari karakteristik diperoleh untuk
-0,5V ≤ vI ≤ 0,5V. Pada selang ini kedua dioda ‘off’ dan vO = vI. Jika vI
melebihi 0,5V, D1 ‘on’, dan membatasi tegangan vO +0,7V, dan jika vI kurang
dari -0,5V, D2 dan membatasi tegangan vO -0,7V.

79 80
Gambar 35. Macam-macam rangkaian pembatas

Tegangan ambang dan tingkat kejenuhan dari dioda dapat diatur dengan Clamped Capacitor atau DC Restorer
menggunakan rantai dioda atau dengan menghubungkan seri dioda
dengan sumber tegangan dc seperti pada gambar 35(d). Jika pada rangkaian penyearah puncak, keluaran diambil pada terminal
dioda maka akan menghasilkan aplikasi penting yang disebut ‘dc restorer’
Cara lain dengan menggunakan dua buah dioda zener yang dihubungkan seperti yang terlihat pada gambar 36.
seri, seperti pada gambar 35(e).
Jika vI positif, vO akan dibatasi oleh tegangan (VZ2 + 0,7). Pada kondisi ini
Z2 bertindak sebagai zener dan Z1 forward bias.
Jika vI negatif, vO akan dibatasi oleh tegangan (VZ1 + 0,7). Pada kondisi ini
Z1 bertindak sebagai zener dan Z2 forward bias.
Rangkaian ini dikenal dengan nama double-anode zener.

Gambar 36. Clamped Capacitor atau dc restorer.

81 82

Cara kerja: Jika polaritas dioda dibalik, maka tegangan keluaran mempunyai tegangan
Karena polaritas dioda terhubung sedemikian rupa maka kapasitor akan maksimum 0V.
terisi sampai tegangan vC seperti yang terlihat pada gambar 36 dan
besarnya sama dengan amplitudo negatif dari sinyal masukan. Selanjutnya Salah satu aplikasi dari rangkaian ini adalah untuk mengembalikan
dioda ‘off’ dan tegangan pada kapasitor akan konstan. Jika masukan sinyal komponen dc dari pulsa yang ditransmisikan lewat sistem ac-coupled atau
segiempat mempunyai tegangan maksimum capacitively-couple. Kopling kapasitif akan menyebabkan pulsa kehilangan
-6V dan +4V, maka vC akan sama dengan 6V. Tegangan keluaran vO: komponen dc. Dengan memasukkan pulsa ini ke rangkaian penjepit akan
vO = vI + vC memberikan kembali komponen dc yang hilang. Oleh sebab itulah
rangkaian ini disebut rangkaian ‘dc-restorer’.
Bentuk gelombangnya akan sama hanya tergeser ke atas sebanyak vC.
Jika sebuah resistansi beban R terhubung paralel dengan dioda pada
Cara lain melihat cara kerja rangkaian ini adalah, karena dioda terhubung rangkaian penjepit, tegangan keluaran akan berubah.
sedemikian, maka akan mencegah tegangan keluaran lebih rendah dari 0V. Ketika keluaran lebih tinggi dari ‘ground’, arus dc akan mengalir melalui R.
Jadi bentuk gelombang keluaran mempunyai harga terendah 0V atau Karena pada saat itu dioda dalam keadaan ‘off’, arus berasal dari
terjepit pada tegangan 0V. Itulah sebabnya rangkaian disebut rangkaian kapasitor, sehingga terjadi pengosongan kapasitor dan tegangan keluaran
kapasitor penjepit. menurun. Hal ini terlihat pada gambar 37

83 84

14
9/20/2021

Selama selang t0 – t1, tegangan keluaran turun secara eksponensial dengan


konstanta waktu CR. Pada t1 masukan turun sebanyak Va volt, dan keluaran
berusaha untuk mengikutinya. Hal ini menyebabkan dioda terhubung dan
mengisi kapasitor. Pada akhir selang t1 – t2, tegangan keluaran akan
beberapa persepuluh volt negatif ( -0,5V). Kemudian tegangan masukan
meningkat sebanyak Va volt yang akan diikuti oleh keluaran dan seterusnya
akan berulang.
Pada keadaan mantap, muatan kapasitor yang hilang selama selang t0 – t1
akan diperoleh kembali selama selang t1 – t2.

Gambar 37 Clamped capacitor dengan resistansi beban R

85 86

Voltage Doubler Gambar 38 menunjukkan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua bagian
yang dihubungkan secara ‘cascade’: sebuah penjepit yang dibentuk oleh C1
dan D1, dan sebuah penyearah puncak yang dibentuk oleh D2 dan C2.

Jika diberi masukan sinyal sinusoida dengan amplitudo Vp, bagian penjepit
akan menghasilkan bentuk gelombang seperti pada gambar 38(b).
Puncak positif akan dijepit pada tegangan 0 V dan puncak negative pada
tegangan -2Vp.
Respons terhadap bentuk gelombang ini, bagian penyearah puncak akan
menghasilkan tegangan dc 2Vp pada kapasitor. Karena besaran tegangan
keluaran dua kali tegangan masukan maka rangkaian disebut ‘voltage
doubler’

Gambar 38 Voltage doubler (a) rangkaian (b) bentuk gelombang keluaran

87 88

15

Anda mungkin juga menyukai