NIM : 192102120
TUGAS PERTEMUAN : 14 & 15
2. Jelaskan telenursing
Jawab:
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan
keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya
saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
1. Prinsip-prinsip Telenursing
Tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan keperawatan, dimana
perawat terlibat dalam telenursing mulai daripengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga
terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan, dan dukungan secara pribadi
dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan
telepon, internet atau alat komunikasi lainnya.
2. Keuntungan: Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan
telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang
gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian
dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang
banyak.
5. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
3. Kekurangan Menurut Aamy Peck (2005) ada tiga kategori dasar hambatan
dalam telenursing, meliputi : perilaku, legisatif, dan teknologi. Hambatan
perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke
mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing akibat
kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi.
Namun dengan 7 adanya pelatihan dan support system, perawat bisa
merasakan manfaattelenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi,
telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum
adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi, Elektonik
Health Recrd (EHR) dan standar datamendukung perkembangan
telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system
penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya.
Sumber lain menyebutkan, antara lain :
1. Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan
mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul
karena anggapan bahwa kontak langsung d engan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
2. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknolo gi seperti gangguan koneksi internet atau
terputusnya hubungan komunikasi akibat gangg uan cuaca dan lain
sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berja
lan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.
4. Jelaskan dampak teknologi informasi pada pengguna asuhan
keperawatan.
Jawab:
Pelayanan yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari setiap
instansi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
pemanfaatan tehkhologi informasi. Namun tekhnologi informasi tetap
memiliki dampak negatif yang harus disadari dan diantisipasi agar tidak
menjadi masalah yang justru dapat membahayakan pasien dan menurunkan
kualitas pelayanan keperawatan.
Dampak negatif penggunaan teknologi yang mungkin timbul antara lain :
1. Peralatan yang membahayakan karena ketidakmampuan perawat dalam
menggunakannya.
2. Pelanggaran privacy pasien,
3. Kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.
Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2008, perawat sebagai konsumen
informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan harus terlibat
dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk peggunaannya, dan
memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan pasien dan keluarga
secara berkelanjutan.
Pemilihan peralatan yang mahal dengan tehnologi yang canggih dapat
membahayakan jika tidak digunakan dengan tepat. Team yang menangani
peralatan kesehatan WHO, menggambarkan pendekatan yang sistematis
meliputi perawatan, pelatihan, pemantauan, dan pelaporan kewaspadaan pada
perangkat peralatan medis yang digunakan.
Melalui pengawasan, perawat memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi lebih awal kesalahan yang terkait dengan teknologi. Staf
yang sudah terlatih akan dapat mengenali masalah yang terjadi pada peralatan
yang digunakan sehingga dengan cepat dapat ditindak lanjuti.
Hampir serupa dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
penggunaan peralatan juga menuntut perawat untuk mengumpulkan data
secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi berfungsi atau tidaknya alat yang
digunakan, menginterpretasikan data untuk menemukan sumber masalah
peralatan , dan bertindak dengan cepat berdasarkan interpretasi untuk
melaporkan masalah tersebut sehingga segera dapat diperbaiki.
Penelitian menemukan bahwan kualitas pelayanan yang rendah sering
disebabkan oleh ketidakmampuan perawat dalam menggunakan tehnologi
baru secara tepat dan aman. Sebagai pengguna akhir, perawat dapat
memaksimalkan keselamatan melalui proses seleksi, pengawasan
berkelanjutan dan metoda penilaian resiko secara proaktif (Cope, Nelson,
Paterson, 2008).
Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang
dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait penggunaan
tekhnologi untuk keselamatan pasien , antara lain :
a. Kebijakan, Perawat sebagai pemberi perawatan pasien langsung harus
terlibat dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan kelembagaan,
organisasi, dan masyarakat yang berkaitan dengan teknologi.
b. Kualitas dan keamanan, Perawat dapat memastikan bahwa teknologi
yang mereka gunakan memenuhi kualitas internasional dan standar
keselamatan dan spesifikasi teknis yang diperlukan sesuai dengan
lingkungan klinis di mana alat tersebut digunakan.
c. Akses, Perawat dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan institusi
dibuat berdasarkan masukan dari mereka dan juga masukan dari
stakeholders lainnya.
d. Penggunaan, Perawat harus terlibat dalam kebijakan intuitif mereka dan
proses yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelatihan, pemantauan,
dan pelaporan efek samping terkait dengan teknologi.