Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Erik Rizal

NIM : 192102120
TUGAS PERTEMUAN : 14 & 15

1. Jelaskan distance learning


Jawab:
Pendidikan jarak jauh (bahasa Inggris: distance education) adalah
pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya
berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi
interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang
diperlukan di dalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau
pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh
yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi
berbasis internet.
Pendidikan jarak jauh bukan metode baru dalam sistem pendidikan.
Metode pembelajaran ini telah digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1892
ketika Universitas Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh
pertamanya untuk tingkat pendidikan tinggi. Metode pembelajaran jarak jauh
terus berkembang dengan menggunakan beragam teknologi komunikasi dan
informasi termasuk radio, televisi, satelit, dan internet. Meluasnya penggunaan
internet oleh publik di berbagai negara pada tahun 1996 menjadi suatu
fenomena yang berkembang dan diikuti oleh kemunculan beragam konten
digital di dalamnya. Pada tahun yang sama, John Bourne mengembangkan
Asychronous Learning Network Web yang merujuk kepada kemampuan untuk
memberikan pendidikan kapan saja dan di mana saja melalui internet.
Secara umum, pendidikan jarak jauh memiliki prinsip yang mencakup
antara lain:
1. Akses, yakni terkait dengan keinginan untuk memperluas akses
masyarakat terhadap pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan
yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi, bersifat massal,
ekonomis, serta meminimalkan kendala jarak dan waktu.
2. Pemerataan yang merujuk kepada asas keadilan dan persamaan hak bagi
siapa saja untuk mengenyam pendidikan tanpa dibatasi oleh berbagai
kendala.
3. Kualitas, yaitu berkenaan dengan jaminan standar pengajar, materi bahan
ajar dan ujian, dan proses pembelajaran interaktif yang berbasis teknologi
komunikasi dan informasi.

1. Karakteristik pendidikan jarak jauh


a. Pengajar dan peserta didik tidak berada dalam satu ruang yang sama
saat proses belajar-mengajar berlangsung.
b. Penyampaian materi ajar dan proses pembelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan media komunikasi dan informasi.
c. Menekankan pada cara belajar mandiri namun ada lembaga yang
mengaturnya.
2. Keterbatasan pada pertemuan tatap muka. Biasanya pertemuan tatap muka
dilakukan secara periodik antara peserta didik dengan pengajar atau tutor.
3. Fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain masing-masing
peserta didik dapat mengatur waktu belajarnya sendiri sesuai dengan
ketersediaan waktu dan kesiapannya.
4. Teknologi komunikasi dalam pendidikan jarak jauh
Pemanfaatan komputer dan internet memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk dapat mengakses materi-materi ajar yang juga sudah
dikemas dalam bentuk digital di mana pun dan kapan pun. Dengan
menggunakan komputer dan internet juga, pengajar dan peserta didik dapat
melakukan interaksi baik menggunakan aplikasi surat elektronik, video
konferensi, atau forum diskusi dalam jaringan. Meski penggunaan
berbagai teknologi digital dalam pendidikan jarak jauh membuat batas-
batas geografis seakan lenyap, namun proses komunikasi yang dimediasi
oleh komputer dan internet memiliki keterbatasan dalam menangkap
ekspresi dan gerakan (gesture) dari pengajar dan peserta didik. Teknologi
komunikasi pendukung lainnya yang digunakan untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh antara lain buku elektronik,
compact disc (CD) atau digital versatile disc (DVD) untuk rekaman audio
dan video, perangkat pengolah informasi seperti tablet atau laptop.
5. Keunggulan dari metode pendidikan jarak jauh antara lain:
Proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh keharusan
pengajar dan peserta didik untuk berada di ruang dan waktu yang sama.
Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai media
pembelajaran menimbulkan biaya yang lebih rendah baik bagi
penyelenggara pendidikan jarak jauh maupun peserta didik.
Materi ajar dan berbagai interaksi dalam bentuk tulisan yang dikemas
secara digital memungkinkan peserta didik untuk dapat membaca kembali
berulang-ulang informasi yang tercatat di dalamnya.
6. Kelemahan dari metode pendidikan jarak jauh antara lain:
Minimnya kontak langsung antara pengajar dan peserta didik
memperlambat proses terbangunnya relasi sosial dan nilai-nilai yang
menjadi tujuan dasar dari pendidikan.
Rendahnya kontrol terhadap proses pembelajaran sebagai impikasi
dari cara belajar mandiri yang menjadi titik berat dari pendidikan jarak
jauh.
Keterbatasan teknologi komunikasi dan informasi yang tidak dapat
menggantikan sepenuhnya proses komunikasi dan interaksi secara
langsung yang terjadi dalam pendidikan konvensional.

2. Jelaskan telenursing
Jawab:
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan
keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya
saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
1. Prinsip-prinsip Telenursing
Tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan keperawatan, dimana
perawat terlibat dalam telenursing mulai daripengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga
terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan, dan dukungan secara pribadi
dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan
telepon, internet atau alat komunikasi lainnya.
2. Keuntungan: Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan
telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang
gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian
dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang
banyak.
5. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
3. Kekurangan Menurut Aamy Peck (2005) ada tiga kategori dasar hambatan
dalam telenursing, meliputi : perilaku, legisatif, dan teknologi. Hambatan
perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke
mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing akibat
kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi.
Namun dengan 7 adanya pelatihan dan support system, perawat bisa
merasakan manfaattelenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi,
telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum
adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi, Elektonik
Health Recrd (EHR) dan standar datamendukung perkembangan
telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system
penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya.
Sumber lain menyebutkan, antara lain :
1. Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan
mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul
karena anggapan bahwa kontak langsung d engan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
2. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknolo gi seperti gangguan koneksi internet atau
terputusnya hubungan komunikasi akibat gangg uan cuaca dan lain
sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berja
lan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.
4. Jelaskan dampak teknologi informasi pada pengguna asuhan
keperawatan.
Jawab:
Pelayanan yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari setiap
instansi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
pemanfaatan tehkhologi informasi. Namun tekhnologi informasi tetap
memiliki dampak negatif yang harus disadari dan diantisipasi agar tidak
menjadi masalah yang justru dapat membahayakan pasien dan menurunkan
kualitas pelayanan keperawatan.
Dampak negatif penggunaan teknologi yang mungkin timbul antara lain :
1. Peralatan yang membahayakan karena ketidakmampuan perawat dalam
menggunakannya.
2. Pelanggaran privacy pasien,
3. Kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.
Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2008, perawat sebagai konsumen
informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan harus terlibat
dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk peggunaannya, dan
memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan pasien dan keluarga
secara berkelanjutan.
Pemilihan peralatan yang mahal dengan tehnologi yang canggih dapat
membahayakan jika tidak digunakan dengan tepat. Team yang menangani
peralatan kesehatan WHO, menggambarkan pendekatan yang sistematis
meliputi perawatan, pelatihan, pemantauan, dan pelaporan kewaspadaan pada
perangkat peralatan medis yang digunakan.
Melalui pengawasan, perawat memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi lebih awal kesalahan yang terkait dengan teknologi. Staf
yang sudah terlatih akan dapat mengenali masalah yang terjadi pada peralatan
yang digunakan sehingga dengan cepat dapat ditindak lanjuti.
Hampir serupa dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
penggunaan peralatan juga menuntut perawat untuk mengumpulkan data
secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi berfungsi atau tidaknya alat yang
digunakan, menginterpretasikan data untuk menemukan sumber masalah
peralatan , dan bertindak dengan cepat berdasarkan interpretasi untuk
melaporkan masalah tersebut sehingga segera dapat diperbaiki.
Penelitian menemukan bahwan kualitas pelayanan yang rendah sering
disebabkan oleh ketidakmampuan perawat dalam menggunakan tehnologi
baru secara tepat dan aman. Sebagai pengguna akhir, perawat dapat
memaksimalkan keselamatan melalui proses seleksi, pengawasan
berkelanjutan dan metoda penilaian resiko secara proaktif (Cope, Nelson,
Paterson, 2008).
Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang
dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait penggunaan
tekhnologi untuk keselamatan pasien , antara lain :
a. Kebijakan, Perawat sebagai pemberi perawatan pasien langsung harus
terlibat dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan kelembagaan,
organisasi, dan masyarakat yang berkaitan dengan teknologi.
b. Kualitas dan keamanan, Perawat dapat memastikan bahwa teknologi
yang mereka gunakan memenuhi kualitas internasional dan standar
keselamatan dan spesifikasi teknis yang diperlukan sesuai dengan
lingkungan klinis di mana alat tersebut digunakan.
c. Akses, Perawat dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan institusi
dibuat berdasarkan masukan dari mereka dan juga masukan dari
stakeholders lainnya.
d. Penggunaan, Perawat harus terlibat dalam kebijakan intuitif mereka dan
proses yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelatihan, pemantauan,
dan pelaporan efek samping terkait dengan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai