Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN ISK

OLEH :
SRI WAHYUNI
NIM : 20.04.034

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM PROFESI NERS
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di
kandung kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang
saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
organisme (Corwin, 2001 : 480)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.
WOC ISK

Bakteri (E.Coli, Prostat hipertropi, Hambatan pd aliran urin,


Pseudomonas, dll) neoplasma, penyempitan hilangnya efek bakterisid,
uretra system imun turun

Kontaminasi fecal,
pemakaian kateter Obstruksi aliran
Distensi kantong kemih Nyeri
kemih proksimal
yg berlebihan

Naiknya bakteri
ke VU Penimbunan cairan Penurunan resistensi
pelvis & ureter terhadap invasi bakteri
Infeksi

Atrofi hebat Menyebar ke


parenkim ginjal traktus urinaris

ISK
Infeksi sal
kemih

Suhu tubuh Anoreksia, mual Lemah, Kurang informasi gelisah


meningkat muntah letih, lesu,

Hipertermi Kurang Ansietas


Pemenuhan nutrisi
pengetahuan
kurang dari Intoleransi
kebutuhan aktivitas

Frekuensi berkemih
meningkat

Perubahan pola
eleminasi urin
3. masalah keperawatan
1) Nyeri
2) Hipertermi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Intoleransi aktivitas
5) Perubahan pola eliminasi urin
6) Kurang pengetahuan
7) Ansietas
8) Resiko infeksi

4. masalah kolaborasi
1) Gagal ginjal akut
2) Ensefalopati hipertensif
3) Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif

5. pemeriksaan diagnostik
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
b. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin
dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter
dianggap sebagai Kriteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
retritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
c. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate.
Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur
urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten.
6. Terapi
Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain.
Pasien dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan
kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-
10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana
khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan
dan pencegahan infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap
kelamin anatamis saluran kemih.
1) Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan
umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin
dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin,
katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan
sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin,
amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-
lain, Tx diberikan selama 7 hari.
2) Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami
infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu
dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai
pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3
bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti
pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali,
pengobatan dilanjutkan dengan terapi profiloksis menggunakan obat
antiseptis saluran kemih yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi
atau asam mandelamin. Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali
sehari pada malam hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan
kalainan anatomis, pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji
resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu
sampai 2 tahun.
3) Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi,
perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung
dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang
dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu
dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih
(ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik
kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan.
7. Kebutuhan cairan
B. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri Tujuan : Nyeri hilang dengan spasme 1) Pantau perubahan warna urin, pantau
terkontrol pola berkemih, masukan dan keluaran
KH : Nyeri menghilang ditandai setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis
dengan klien melaporkan tidak nyeri ulang
waktu berkemih, tidak nyeri pada daerah 2) Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-
suprapubik 10) nyeri
3) Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
4) Berikan perawatan perineal
5) Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2
kali per hari.
6) Alihkan perhatian pada hal yang
menyenangkan
7) Kolaborasi pemberian analgetik
2. Hipertermi Tujuan : Suhu tubuh kembali normal a. Kaji adanya keluhan atau tanda-
KH :Suhu tubuh kembali tanda perubahan peningkatan
normal ditandai dengan klien melaporkan suhu tubuh
tidak demam, tidak terba panas, TTV b. Observasi TTV terutama suhu
dalam batas normal tubuh sesuai indikasi
c. Kompres air hangat pada dahi dan
kedua aksilla
d. Kolaborasi pemberian obat-
obatan antipiretik
3. Nutrisi kurang dari Tujuan : Tidak terjadi perubahan 1) Kaji intake makanan klien
kebutuhan tubuh nutrisi kurang dari kebutuhan 2) Dorong tirah baring/atau
KH :Kebutuhan nutrisi adekuat pembatasan aktivitas
ditandai dengan peningkatan berat badan, 3) Berikan kebersihan oral
menunjukkan peningkatan selera makan, 4) Sediakan makanan dalam
klien menghabiskan porsi makanan yang ventilasi yang baik, lingkungan
diberikan. menyenangkan, dengan situasi
tidak terburu-buru, temani
5) Kolaborasi pemberian obat-
obatan antiemetik
4. Perubahan pola eliminasi Tujuan : Pola eliminasi urine membaik a. Kaji pola eliminasi klien
urine KH : Pola eliminasi urine membaik b. Dorong pasien untuk minum
ditandai dengan klien melaporkan sebanyak mungkin dan
berkurangnya frekuensi ( sering mengurangi minum pada sore hari
berkemih) urgensi dan hesistensi. c. Dorong pasien untuk berkemih
tiap 2-3 jam dan bila tiba- tiba
dirasakan.
d. Siapkan / dorongan dilakukan
perawatan perineal setiap hari.

5. Kurang pengetahuan Tujuan : Pengetahuan meningkat 1) Berikan waktu kepada pasien untuk
KH :Menyatakan mengerti tentang menanyakan apa yang tidak di ketahui
kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tentang penyakitnya
pengobatan, dan tindakan perawatan diri 2) Kaji ulang proses penyakit dan harapan
preventif yang akan dating
3) Berikan informasi tentang: sumber
infeksi, tindakan untuk mencegah
penyebaran, jelaskan pemberian
antibiotik, pemeriksaan diagnostik:
tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag
dibutuhkan sebelum pemeriksaan,
perawatan sesudah pemeriksaan
4) Anjurkan pasien untuk menggunakan
obat yang diberikan, minum sebanyak
kurang lebih delapan gelas per hari.
5) Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan perasaan dan masalah
tentang rencana pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi:
3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media Aesculapius

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:


pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4.
Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart.
Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
STIKES PANAKKUKANG

Tanggal Pengkajian :
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : An.S
Tempat Tanggal Lahir : Lambau, 15 Juli 2011
Umur : 6 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah/Ibu : Mazni/Fitri
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Baso Koto Tinggi
Suku Bangsa : Minang
Agama : Islam

2. Nama Penanggung Jawab


Nama : Ny.F
Alamat : Baso Koto Tinggi
Hubungan dengan penderita : Ibu Kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan Utama
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari yang lalu,
dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari yang lalu, tidak BAB dan BAK
sejak 1 hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan susah buang air kecil, dan klien mengatakan sakit saat Buang Air
Kecil, ibu klien mengatakan klien juga susah Buang Air Besar, klien juga mengatakan
perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan klien susah makan, klien juga mengeluh
kerongkongan terasa sakit saat menelan, klien juga mengatakan badannya terasa
lemah dan letih, ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak ada dimandikan, ibu
klien mengatakan klien susah tidur.
Pengakjian nyeri :
P : Nyeri timbul saat kencing keluar
Q : Seperti di tusuk-tusuk.
R : Nyeri pada daerah perut di kuadran ke IV sebelah kanan bawah
S : Skala 5-6
T : ± 30 detik sampai 1 menit

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, dan ini
pertama klien di rawat di Rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
Ibu klien mengatakan keluarga klien pernah menderita penyakit demam biasa saja dan
ibu klien mengatakan keluarga juga tidak ada menderita penyakit seperti Infeksi
Saluran Kemih, DM, Hipertensi, atau pun penyakit yang lainnya.
b. Penyakit yang sedang diderita anggota keluarga
Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang sakit kecuali yang sedang sakit
anaknya An.S

c. Riwayat Sosial.

1. Yang Mengasuh : Ibu klien sendiri

2. Hubungan dengan keluarga : Ibu kandung

3. Hubungan dengan teman sebaya : Baik

4. Pembawaan secara umum : An.s tampak pendiam

5. Lingkungan rumah
bersih dan tidak ramai karna jauh dari jalan raya.
III. Data Biologis
NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 Makanan
Menu Nasi ,lauk pauk + sayuran MLPG

Porsi 1 piring 2 sendok makan

Pantangan Tidak ada Tidak ada

2 Minuman
Jumlah 3-5 gelas/ hari 2-3 gelas/ hari

Pantangan Tidak ada Tidak ada

3 eliminasi
BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Bau Khas Khas

Konsistensi Padat Padat

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

BAK
Frekuensi 4-5 x sehari 2-3 x sehari

Warna Kuning jernih Kuning pekat

Bau Pesing Pesing


Konsistensi Cair Cair

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

4 Istirahat dan tidur

Waktu tidur Malam Malam

Lama tidur 8-10 jam sehari 4-3 jam sehari

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

5 Personal hygiene

Mandi 2x sehari Tidak ada

Mencuci rambut 1x sehari Tidak ada

Menggosok gigi 2x sehari Tidak ada

IV. Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
BB/TB : 19 Kg/110 cm

Tanda Vital
Suhu : 36,4 0C
Nadi : 86 x/m
Pernafasan : 22 x/m
TD : 110/70 mmhg
1. Kepala

a) Rambut

Inspeksi :

rambut berwarna hitam dan ikal, kepala tampak kotor,tidak ada ketombe, tidak ada
kutu.
Palpasi :
tidak ada terdapat pembengkakan pada kepala.
b) Mata
Pupil : isokor
Scelera : tidak ikterik
Konjungtiva : tidak Anemis
Gangguan penglihatan :Tidak ada gangguan penglihatan
c) Hidung
Bentuk : simetris kiri dan kanan
Sekresi : tidak ada sekresi.
Gangguan penciuman : tidak ada gannguan penciuman.

d) Mulut dan gigi


Kebersiahan mulut tampak bersih, gigi tampak kotor, gigi tampak berlobang, lidah
tampak kotor.
e) Telinga
Bentuk teilinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
2. Leher
Tidak terdapat pembengkakan kelenjer tiroid.
3. Thorak

a) Paru-paru

Inspeksi : pergerkan dada simetris kiri dan kanan


Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
Perkusi : sonor di bagaian kiri, redup di bagian kanan
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan pada pernafasan.

b) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba pada ics ke v
Perkus : tidak ada pembengkakan pada jantung.
Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan.
c) Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka, tidak ada lesi.
Auskultasi : bising usus normal 12x/i, vasikuler
Palpasi : nyeri pada saat di tekan
Perkusi : timpani

d) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada luka bekas operasi.
e) Ekstermitas
Atas : tampak terpasang infus outsu D5 % 10 tts/m
Bawah : tampak terpasang kateter
f) Genetalia
Genetalia tampak kotor, terpasang kateter.

V. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


a.) Kemandirian dan Bergaul
Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu mandi dan memakai pakaian
sendiri.
b.) Motorik Halus
Klien mampu membaca, menggambar dan belajar sendiri
c.) Motorik Kasar
Klien bermain dengan aktif tidak ada kendala saat sehat.
VI. Pemeriksaan Penunjang
1. USG ABDOMEN, PatBNO

2. LABORATORIUM

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Nama Jumlah Satuan Nilai normal
No pemeriksaan
1 HBG 13.1 [g/dl] 13.0-16.0
2 RBC 4.66 [10^6/ul] 4.5-5.5
3 HCT 39.5 [%] 40.0-48.0
4 WBC 14.25 [10^3/Ul] 5.0-10.0
5 EO% 0.1 [%] 1-3
6 BASO% 0.2 [%] 0-1
7 NEUT% 83.7 [%] 50-70
8 LYMPH% 10.0 [%] 20-40
9 MONO% 6.0 [%] 2-8
10 LED 20 [Mm/jam] L<10
11 Kalsium 138.8 [Meq/L] 9-11
darah
12 Kalium 108.0 [Meq/L] 3,5-5,5
13 Natrium 0,45 [Mg/dl] 135-147
14 Creatin 20 [Mg/dl] 8.6-10.3
15 Urea 14.25 [10^3/uL] 15-43

VII. Data Pengobatan


No Nama obat Dosis Jam
1. Ceftriacone 1x1 gr 06.00 wib
15.00 wib
24.00 wib
2 Paracetamol 3x 250 mg 06.00 wib
12.00 wib
20.00 wib
3. Dulcolak 1x1 mg 21.00 wib
4. supos 10 tts/m
Infus D5%

VIII. Data Fokus


a. Data Subjektif.

1. Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk buang air kecil

2. Klien mengatakan saat buang air kecil terasa sakit

3. Ibu klien mengatakan klien susah BAB

4. Klien mengatakan nyeri pada bagian perut

5. Ibu klien mengatakan klien nafsu makan menurun

6. Ibu klien mengatakan kerongkongannya sakit saat menelan

7. Ibu klien mengatakan kesulitan dalam bergerak

8. Klien mengatakan aktivitas terasa tergannggu

9. Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak ada di mandikan

10. Klien mengatakan kepalanya tersasa gatal.

11. Klein mengatakan badannya terasa lemah dan letih


b. Data objektif.

1. Klien tampak sakit saat mau buang air kecil

2. WBC : 14.25 10^3/Ul

3. Klien tampak terpasang kateter


4. Klien tampak kesakitan saat di pegang bagian perutnya

5. Klien tampak tidak menghabiskan makannya hanya dengan porsi 2 sendok


makan saja

6. Klien tampak susah menelan karena kerongkongannya sakit

7. Klien tampak susah menggerakan anggota badannya

8. Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur.

9. Klien tampak lemah dan lesu


10. Klien tampak terpasang infus outsu D5% 10 tetes/menit

11. Badan klien tampak kotor dan berbau

12. Kepala klien tampak kotor

13. ADL Tampak di bantu

14. Klien tampak gelisah

15. Mukosa bibir tampak kering

16. Turgor kulit tampak lembab

17. Intake 810

18. output 200cc

19. Berat Badan: 19 kg

20. Tinggi Badan: 110 cm


IX. Analisa Data
NO DATA MASALAH
1 DS: Nyeri
- Ibu klien mengatakan
anaknya susah untuk buang
air kecil.
- Klien mengatakan anaknya
saat buang air kecil terasa
sakit.
- Klien mengatakan nyeri
pada bagian perut dan
pinggang.
DO:
- Klien tampak sakit ketika
saat mau buang air kecil
- Skala nyeri 5-6
- Klien tampak
terpasang kateter.
- Klien tampak
kesakitan saat di pegang
bagian perutnya.
- WBC : 14.25 10^3/Ul

2 DS: Resiko gangguan


- Ibu klien mengatakan klien pemenuhan kebutuhan
nafsu makan menurun nutrisi kurang
- Ibu klien mengatakan
tenggorokan sakit saat
menelan.
- Klein mengatakan
badannya terasa lemah dan
letih

DO:
- Klien tampak tidak
menghabiskan makannya
hanya dengan porsi 2 sendok
makan saja
- Klien tampak susah
menelan karena tenggorokan
sakit
- Klien tampak lemah dan
lesu.
- Berat Badan: 19 kg
- Tinggi Badan: 110 cm

3 DS: Defisit perawatan diri


- Ibu klien mengatakan
selama sakit klien tidak ada
di mandikan.
- Klien mengatakan
kepalanya tersasa gatal.
- Ibu klien mengatakan
anaknya mengalami
kesulitan dalam bergerak.
- Klien mengatakan
aktivitas sehari-hari terasa
tergannggu.
DO:
- Badan klien tampak kotor
dan berbau
- Kepala klien tampak kotor
- ADL Tampak di bantu
- Klien tampak susah
menggerakan anggota
badannya
- Klien tampak hanya
berbaring di tempat tidur.

4 DS: Resiko defisit volume ciran


- Klein mengatakan
badannya terasa lemah dan
letih
DO:
- Mukosa bibir tampak
kering
- Turgor kulit tampak
lembab
- Intake 810 cc
- Output 200cc
- Klien tampak terpasang
infus outsu D5% 10 tts/i
X. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.

2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi intake berhubungan dengan tidak adekuat.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

4. Resiko difisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat.

XII. Intervensi keperawatan


NO Daignosa Tujuan dan kritertia Intervensi
Keperawatan hasil

1 Nyeri b/d infeksi Tujuan : Nyeri Manejemen nyeri :


traktus urinarius. berkurang dengan Observasi
Kriteria hasil : 1. Identifikasi
1. Mampu lokasi ,
mengontrol nyeri karakteristik ,
(tahu penyebab, durasi, frekuensi
mampu , kualitas,
menggunakan intensitas nyeri.
tehnik non 2. Identifikasi
farmakologi untuk skala nyeri
mengurangi nyeri, 3. Identifikasi
mencari bantuan) faktor yang
2. Melaporkan memperberat
bahwa nyeri dan
berkurang dengan memperingan
menggunakan nyeri.
manajemen nyeri Terapeutik
3. Mampu 1. Berikan teknik
mengenali nyeri nonfarmakologis
(skala, intensitas, untuk
frekuensi, dan tanda mengurangi rasa
nyeri) nyeri (mis.
4. Tanda-tanda Terapi musik,
infeksi tidak terjadi, terapi
Calor (panas), Dolor pijat,kompres
(rasa sakit/nyeri), hangat/dingin).
Rubor (Kemerahan), 2. Kontrol
Tumor lingkungan yang
(pembengkakan), memperberat
Functiolaesa (danya rasa nyeri(mis.
perubahan fungsi). Suhu ruangan,
pencahayaan
dan kebisingan).
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan
nyeri.
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri.
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
nyeri .
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu .

2 Resiko gangguan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi:


pemenuhan tindakan Observasi
kebutuhan nutrisi keperawatan 1x 24 1. Identifikasi
kurang b/d intake jam diharapkan status nutrisi.
tidak adekuat asupan nutrisi 2. Identifikasi
tercukupi dengan makanan yang
Kriteria Hasil: di sukai.
1. Adanya 3. Monitor asupan
peningkatan berat makanan.
badan sesuai dengan 4. Monitor berat
tujuan badan.
2. Tidak ada tanda- Terapeutik
tanda malnutrisi 1. Sajikan
3. Menunjukkan makanan secara
peningkatan fungsi menarik dan
menelan suhu yang
4. Tidak terjadi sesuai.
penurunan berat 2. Berikan
badan yang berarti makanan yang
tinggi kalori dan
tinggi protein.
3. Berikan
suplemen
makanan jika
perlu.
Edukasi
1. Anjurkan possisi
duduk, jika
mampu.
2. Ajarkan diet
yang di
programkan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri ) jika
perlu.
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrien
yang di
butuhkan jika
perlu .
3 Defisit perawatan Setelah di lakukan Dukungan perawatan
diri b/d kelemahan tindakan diri :
fisik. keperawatan 1x24 Observasi
jam di harapkan 1. Identifikasi
klien mampu kebiasaan
melakukan aktivitas
perawatan diri
secara mandiri perawatan diri
dengan KH: sesuai usia.
1. Perawatan diri 2. Monitor tingkat
:aktivitas kehidupan kemandirian.
sehari-hari mampu 3. Identifikasi
melakukan aktifitas kebutuhan alat
fisik dan pribadi bantu
secara mandiri kebersihan diri ,
2. Perawatan mandi: berpakaian ,
mampu untuk berhias dan
membersihkan makan .
tubuh secara Terapeutik
mandiri 1. Siapkan
keperluan
Perawatan oral pribadi (mis.
hygine: mampu Parfum, sikat
merawat mulut dan gigi, dan sabun
gigi secara mandiri mandi ).
dengan atau tampa 2. Dampingi dalam
alat bantu melakukan
perawatan diri
sampai mandiri.
3. Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan
perawatan diri .
4. Jadwalkan
ritinitas
perawatan diri .
Edukasi
1. Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsiten
sesuai
kemampuan .
4 Resiko difisit Setelah dilakukan Manajemen cairan :
volume cairan b/d tindakan 1x24 jam Observasi
intake tidak diharapkan klien 1. Monitor status
adekuat. masalah kebutuhan hidrasi( mis.
ciaran adekuat Frekuensi nadi,
dengan KH: kekuatan nadi,
3. Tidak ada tanda- akral,
tanda dehidrasi kelembapan
4. Tekanan mukosa, turgor
darah,nadi,suhu kulit).
tubuh dalam batas 2. Monitor berat
normal badan harian.
Terapeutik
1. Catat intake-
output dan
hitung balans
cairan 24 jam .
2. Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
diuretik , jika
perlu .

Anda mungkin juga menyukai