Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA TERHADAP

KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar

Fikry Agust Cahyono


7011200126
Kelas 1D Reguler

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Makalah dengan judul “Dampak Limbah Industri Rumah Tangga
Terhadap Kehidupan Manusia” dapat diselesaikan.

Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan seorang pihak sehingga pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Bapak Drs. Idan Setiari M,Pd.


Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis begitu
sangat menantikan kritik beserta saran yang sifatnya bisa membangun. Penulis berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pnulis dan umumnya bagi pembaca.

Pangandaran, 12 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Masalah Penelitian..........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4. Metode Penelitian............................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
2.1. Pengertian Air Limbah Deterjen...................................................................4
2.2. Baku Mutu Air Limbah.................................................................................4
2.3. Limbah Deterjen.............................................................................................5
2.4. Dampak Negatif limbah Industri Rumah Tangga Terhadap Manusia…..5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................7
3.1. Hasil Analisa....................................................................................................7
3.2. Pembahasan.....................................................................................................7
BAB IV PENUTUPAN..........................................................................................9
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................9
5.2 Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, sehingga
kualitas air menjadi turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya. Salah satu pencemaran air yang sering terjadi
ialah pencemaran air sungai, air sungai menjadi tempat pembuangan akhir industri rumah
tangga berupa limbah cair deterjen. Air sungai yang sudah tercemar akan menimbulkan
bau yang dapat mengganggu indra penciuman, air dan lumpur sungai menjadi berwarna
hitam dan meimbulkan bau.

Salah satu contoh sungai yang tercemar ialah Sungai Babakan yang merupakan salah
satu sungai di Pangandaran, yang terletak di tengah kota dan mempunyai tingkat aktivitas
yang tinggi baik berhubungan dengan kegiatan manusia maupun kegiatan industri rumah
tangga. Sungai babakan dapat tercemar dikarenakan antara lain adanya aktivitas
masyarakat di sekitar, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan
di perairan sungai, sehingga sungai sering dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan
akhir limbah rumah tangga yang sebagian besarnya merupakan limbah cair deterjen.

Pada Sungai Babakan, terdapat biota air yang ada didalamnya salah satunya adalah
ikan, banyak jenis ikan yang terdapat di Sungai Babakan tersebut, yang sering dijadikan
masyarakat sebagai ikan konsumsi. Terkadang masyarakat juga menggunakan air sungai
untuk keperluan mendesak seperti mandi dan mengonsumsi air sehari-hari.

Deterjen dibuat menggunakan bahan baku turunan minyak bumi yang berupa Alkyl
Benzene Sulphonate (ABS) yang resisten terhadap proses dekomposisi biologis, namun
saat ini telah digantikan dengan Linear Alkyl Sulphonate (LAS) yang bersifat
biodegradable atau mudah terurai oleh bakteri biologis. Penggunaan deterjen yang terus
meningkat akan menghasilkan limbah yang semakin banyak pula. Limbah cair deterjen
mengandung fosfat, yang dapat menyebabkan keracunan pada manusia.

Bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik
terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen
yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap manusia dan lingkungannya. Limbah domestik bersifat toksik karena
1
adanya zat-zat terlarut yang terkandung didalamnya yang ikut terbuang dan sangat
berbahaya bagi manusia yang memanfaatkan ikan dan air di Sungai Babakan
Pangandaran.

1.2. Masalah Penelitian


Latar belakang yang telah diuraikan diatas memunculkan masalah yang teridentifikasi
yaitu :
1. Karakteristik fisik, kimia dan biologi pada sungai di daerah penelitian yang terbaru
belum diketahui.
2. Kemungkinan adanya pengaruh limbah domestik terhadap kualitas sungai di daerah
penelitian.
3. Belum diketahuinya kelayakan ikan dan air sungai di daerah penelitian untuk
dikonsumsi masyarakat.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik fisik, kimia dan biologi pada sungai di daerah penelitian?
2. Mengetahui kelayakan ikan dan air sungai di daerah penelitian untuk dikonsumsi
masyarakat.

1.4. Metode Penelitian


Jenis metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah
suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang
diselidiki, adapun yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu dampak limbah industri
rumah tangga terhadap manusia.

2
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis,
yaitu :

1. Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dalam bidang pengetahuan
hidrologi.
b. Dapat dijadikan pedoman lain untuk referensi bagi penelitian lain secara lebih
lanjut yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
2. Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangnan bagi pemerintah
dalam mengambil kebijakan kaitannya dengan pengelolaan limbah agar dapat
meminimalisir dampak pencemaran perairan khususnya dari limbah domestik
(deterjen).
b. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat mengenai
pencemaran perairan dan upaya untuk meminimalisir dampak pencemaran
khususnya dari limbah detergen di Babakan, Pangandaran.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Air Limbah Deterjen


Air limbah deterjen adalah limbah yang umum dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga hampir seperempat limbah deterjen dihasilkan dari aktivitas mencuci sehari-
hari. Limbah deterjen yang dibuang ke lingkungan perairan akan mengganggu karena
dapat menaikkan pH air sehingga mengganggu perairan yang dimanfaatkan manusia.
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi seperti
peruntukannya. Peraturan pemerintan No. 20 Tahun 1990 mengelompokkan kualitas
air menjadi beberapa golongan yaitu :
a. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
d. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.

2.2. Baku Mutu Air Limbah


Peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan republik Indonesia nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik

baku mutu air limbah domestik tersendiri

Parameter Satuan Kadar Maksimum


pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TTS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100mL 3000
Debit L/orang/hari 100
Tabel 2.2.1 Baku mutu air limbah domestik tersendiri

4
2.3. Limbah Deterjen
Limbah deterjen merupakan air sisa atau air buangan dari kegiatan pencucian.
Deterjen anionik adalah kelompok yang paling banyak digunakan di masyarakat.
Deterjen ini merupakan deterjen yang mempunyai daya pembersih yang kuat. Pada
umumnya deterjen mengandung bahan-bahan sebagai berikut :
a. Surfaktan
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
membersihkan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
b. Builder
Berfungsi meningkatkan efesiensi pencuci dari sulfaktan dengan cara
menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air.
c. Additives
Adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih menarik,
misalnya pewangi, pelarut, pemutih warna dan sebagainya yang tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen.

2.4. Dampak Negatif limbah Industri Rumah Tangga Terhadap Manusia


Pada manusia, meminum atau mengonsumsi air yang tercemar limbah deterjen
akan berakibat buruk pada kesehatan. Air yang tercemar dapat menyebabkan penyakit
tifus dan lainnya seperti :
a. Kolera
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae.
Bakteri ini biasanya muncul di air atau makanan yang terkontaminasioleh
feses orang yang menderita penyakit ini, beberapa gejala kolera adalah
diare, kram perut, muntah dan sakit kepala.
b. Disentri
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke
mulut melalui air atau makanan yang tercemar, gejala disentri antara lain
demam, muntah, sakit perut, dan diare parah.
c. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi karena kasus
pencemaran air. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan parasit yang ada

5
pada air tercemar. Diare biasanya ditandai oleh adanya feses yang encer
dan buang air besar yang terus-menerus.
d. Hepatitis A
Merupakan penyakit yang menyerang hati dan disebabkan oleh virus,
penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan feses dari
pengidap hepatitis A
e. Keracunan Timbal
Salah satu polutan yang biasa ditemukan di air yang tercemar. Jika
terpapar timbal dalam dosis berlebih dapat menyebakan penyakit serius,
seperti kerusakan organ, gangguan sistem saraf, dan penyakit ginjal.
f. Polio
Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh polivirus. Penyakit
ini menyebar melalui feses dari pengidap polio. Dapat dicegah dengan
menggunakan vaksin polio.
g. Trachoma
Akibat pencemaran air terhadap kesehatan adalah trachoma atau
infeksi mata, penyakit ini disebabkan oleh kontak dengan air tercemar.

6
BAB III

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Analisis


Masalah yang ditimbulkan akibat pemakaian deterjen terletak pada
pemakaian jenis deterjen surfaktan dan builders, karena jenis deterjen
surfaktan dan builders ini menentukan limbah yang dihasilkan dapat diuraikan
atau tidak. Jika sulit diuraikan maka dapat mengakibatkan eutrofikasi pada
badan air penerima.
Secara fisik ilmiah limbah deterjen memiliki warna coklat kehitaman,
keruh, bau dan berbusa. Secara kimia limbah deterjen mengandung bahan
kimia pengaktif (deterjen surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) serta
Linier Alkyl Sulfonat (LAS). Secara biologi limbah terdapat bakteri serta
mikroorganisme.
3.2. Pembahasan
Limbah deterjen termasuk jenis greywater atau limbah nonkakus,
limbah deterjen adalah salah satu ancaman utama bagi lingkungan dan
manusia. Sebagai solusi, pemerintah telah menyelisik sejumlah cara efektik
untuk mengolah dan menangkal limbah deterjen. Mulai dari pembuatan sistem
pengolahan air limbah (sewerage system) hingga membangun IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah).
Permasalahnnya solusi tersebut memakan waktu dan biaya yang tak
sedikit. Karenanya, upaya terbaik perlu dimulai dari tataran kecil oleh individu
yaitu :
a. Pembatasan jumlah limbah
Karena nyatanya, pakaian tidak lebih bersih dengan tambahan
detergen. Dan pakaian yang tidak terlalu kotor bahkan bisa bersih
hanya dengan dikucek pakai tangan atau mesin, tanpa pakai
detergen. Cara ini juga membantu pengurangan sampah plastik
detergen yang menggunung sekitar 80 persen plastik di laut yang
merupakan polutan air utama, berasal dari darat.
Berikutnya, kurangi juga pemakaian pelembut pakaian. Sebab
kandungannya bisa merusak lingkungan sekaligus kesehatan. Di

7
antaranya adalah bahan-bahan seperti benzyl asetat--berhubungan
dengan kanker pankreas, etanol--berhubungan dengan gangguan
sistem saraf pusat, limonene--sejenis karsinogen, dan bahkan
kloroform--sejenis neurotoxin dan karsinogen.Sebagai gantinya,
alih-alih menggunakan bahan kimia beracun agar seprai lembut
mengembang, menambahkan secangkir cuka putih saat mencuci,
atau mencampur soda kue (baking soda) dan cuka kala merendam
pakaian jauh lebih bijak.
Terakhir, hindari pemutih pakaian sebisa mungkin. Pemutih
akan bereaksi dengan bahan kimia lain di lingkungan. Salah
satunya disebut halides, penyebab korosi pada cangkang kerang
dan krustasea. Pada konsentrasi tinggi, kombinasi amonia dan
pemutih juga melepaskan gas yang bisa menghentikan fungsi paru.
Dan senyawa klorin dalam pemutih telah dikaitkan dengan kanker
payudara serta masalah reproduksi.
b. Menanam tumbuhan yang menyerap limbah
Limbah bisa dicegah lewat menanami selokan dengan
tumbuhan air yang fungsinya menyerap zat pencemar. Yakni
jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas,
thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Meskipun
kurang efektif karena tumbuhan tersebut hanya mampu menyerap
sedikit limbah, pun tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil
dapur yang ikut terbuang ke selokan, tetapi caranya cukup mudah
dan sederhana untuk dicoba.
c. Tidak membuang limbah sembarangan
Sampah apapun, khususnya pembersih berbahan kimia atau
produk-produk medis wajib dibuang ke tempat sampah. Anda yang
melihat sampah berserakan pun perlu berinisiatif membuang.
Sebab, jika terbawa ke air bisa berpotensi berbahaya bagi manusia
dan lingkungan lewat sifatnya yang menular, beracun, atau
radioaktif.
d. Lebih hemat dan efesien

8
Tidak berlebihan dalam menggunakan produk kimia rumah
tangga termasuk detergen terbukti minim risiko terhadap
lingkungan.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan
itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara
atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah tersebut,
meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tak ada hasilnya karena
masih banyak kita jumpai limbah atau sampah di sungai yang dapat menimbulkan
pencemaran berupa bau busuk dan warna yang tidak sedap dipandang indra penglihatan
bahkan dapat menyebabkan adanya penyakit terhadap masyarakat atau manusia yang
memanfaatkan sungai di daerah penelitian.

4.2. Saran

Menurut saya sebagai manusia yang bertanggung jawab kita harus menjaga
lingkungan dengan baik dan mengelola limbah yang kita hasilkan agar tidak berdampak
negatif bagi kehidupan manusia dan mahluk di bumi. Selain itu kita juga harus sadar bahwa
hal sekecil apapun yang kita lakukan terhadap lingkungan, pasti akan memberikan dampak
yang signifikan terhadap masa depan lingkungan dan sumberdaya manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Axmalia, A., & Mulasari, S. A. (2020). Dampak Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)
Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Komunitas, 6(2), 171–
176. https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/536

Harahap, A., & Santi, D. N. (2013). Analisis Kualitas Air Sungai Akibat Pencemaran Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Batu Bola dan Karakteristik Sertakeluhan Kesehatan
Pengguna Air Sungai Batang Ayumi di Kota Padangsidimpuan Tahun 2012.
Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 2(2), 14629.
https://media.neliti.com/media/publications/14629-ID-analisis-kualitas-air-sungai-
akibat-pencemaran-tempat-pembuangan-akhir-sampah-ba.pdf

Herlambang, P., & Hendriyanto, O. (2015). Fitoremediasi limbah deterjen menggunakan


kayu apu (Pistia stratiotes L.) dan Genjer (Limnocharis flava L.). Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan,7(2),101–114.
http://eprints.upnjatim.ac.id/7208/1/6._Prasetyo_dan_Okik.pdf

Soetrisno, Y. (2003). Dinamika Kualitas dan kelayakan air waduk sei harapan untuk bahan
baku air minum. Jurnal Teknologi Lingkungan, 4(1).
https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/270

Subhan, M. S. (2020). Analisis Risiko Kesehatan Konsentrasi Deterjen Dalam Air Baku
Untuk Air Minum Terhadap Masyarakat di Pulau Barrang Lompo Kota Makassar.
Akademika Jurnal, 17(1), 25–30.
https://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/akd/article/view/130

Sulistyandari, H. (2009). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kontaminasi Deterjen


Pada Air Minum Isi Ulang Di Depot Air MInum Isi Ulang (DAMIU) Di Kabupaten
Kendal Tahun 2009. UNIVERSITAS DIPONEGORO. http://eprints.undip.ac.id/24696/

Sumantri, A., & Cordova, M. R. (2011). Dampak limbah domestik perumahan skala kecil
terhadap kualitas air ekosistem penerimanya dan dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental Management), 1(2), 127.

Widiyanto, A. F., Yuniarno, S., & Kuswanto, K. (2015). Polusi air tanah akibat limbah
industri dan limbah rumah tangga. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 246–

10
254. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/download/10825/8348

LAMPIRAN

Gambar 1. Sungai babakan pangandaran saat tercemar limbah

Gambar 2. Air limbah industri rumah tangga

11
12

Anda mungkin juga menyukai