Di susun Oleh :
Kelompok 3
SEMESTER V/A
JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat, rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun serta
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tak
lupa penulis curahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibu Dr. Emah Khuzaemah pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar
PBSI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ”
Standar BSNP Terkait Bahan Ajar dari Aspek Kelayakan Bahasa” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Emah Khuzaemah, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PBSI yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan ajar merupakan media yang tepat untuk mengintegrasikan
pendidikan karakter. Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, nilai-nilai dan
karakter bangsa merupakan bagian yang integral dalam setiap kegiatan belajar
(Kasim, 2013). Nilai karakter bukan merupakan pelajaran tersendiri, tetapi
menyatu dalam proses pembelajaran termasuk bahan ajar yang digunakan.
Lickona (2008) dan Nucci & Narvaez (2008) menunjukkan model integrasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran melalui intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Integrasi melalui kegiatan intrakurikuler dapat dilakukan
melalui strategi pembelajaran, bahan ajar, dan bentuk penilaian, sedangkan
integrasi dengan ekstrakurikuler dilakukan melalui beragam kegiatan sekolah.
Prinsip pengembangan pendidikan karakter adalah mengintegrasikan secara
komprehensif dalam kegiatan belajar.
Pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan
meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik sekaligus menanamkan
nilai-nilai karakter bangsa yang menjadi tuntutan kurikulum. Mata pelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam kurikulum 2013
dicirikan dengan pendekatan pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks menjadikan teks sebagai dasar, asas, pangkal, dan
tumpuan (Supanti, 2013). Teks-teks yang disajikan menjadi dasar untuk
menumbuhkan nilai karakter bagi peserta didik. Melalui teks kebahasaan dan
kesastraan, muatan pendidikan karakter dimasukkan sebagai bagian bahan ajar
(Abidin, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan bahan ajar?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
3. Apa saja aspek kelayakan bahasa pada pengembangan bahan ajar?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengembangan bahan ajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar.
3. Untuk mengetahui aspek kelayakan bahasa pada pengembangan bahan ajar.
PEMBAHASAN
c. Audio
Program audio adalah semua sistem yang menggunakan sinyal
radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang
atau sekelompok orang. Namun, guru kadang memandang remeh kontribusi
suara, musik, dan kata-kata yang diucapkan dalam proses pembelajaran.
Suara, musik, dan kata-kata dapat digunakan untuk pengajaran langsung,
terutama untuk pengajaran bahasa. Salah satu contoh program audio,
misalnya siaran radio.
Siaran radio dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran dan
mampu menjangkau jumlah siswa yang banyak dan tersebar. Di samping
siaran radio, contoh lain program audio adalah kaset audio. Kaset audio ini
lebih menguntungkan dibanding siaran radio karena dapat direkam dan
digunakan siswa kapan dan di mana pun mereka berada. Siswa juga dapat
mengontrol pemanfaatan kaset audio ini secara mandiri.
d. Video
1. Analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa pesertanya. Jika informasi
tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap rancangan bahan
ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Pengenalan
yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta sangat
diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta dan kemudian merancang
bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.
2. Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram
tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum
maupun kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika
dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah
yang berlaku, antara lain dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran
yaitu Audience, Behavior, Condition, Degree
b. Pemilihan topik mata pelajaran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan,
maka peserta sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta melalui proses belajar. Dengan demikian pendidik juga
dapat segera menetapkan topik dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang
tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau
prosedur yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar? Acuan utamanya adalah
silabus dan analisis instruksional yang telah dimiliki. Selanjutnya pendidik
juga dapat menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan
penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata pelajaran
termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan atau buku.
c. Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah pendidik
memiliki analisis instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran.
Pendidik diharapkan tidak memilih media hanya karena media tersebut
tersedia bagi pendidik.
d. Pemilihan strategi pembelajaran
Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang
aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan
dengan penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus
disajikan dalam topik mata tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika sudah
memiliki peta konsep dari apa yang ingin dibelajarkan. Jika sudah
mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara umum dapat
dikatakan bagaimana struktuk bahan ajarnya. Berbagai urutan penyajian
dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis, berdasarkan
lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain sebagainya.
3. Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat
membantu untuk memulai pengenbangan bahan ajar:
1. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku
atau panduan praktik
2. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
4. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar
kepada peserta
5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen
penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat dan efektif
bagi
peserta
6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan
dalam membuat bahan ajar
7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif
dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami maksud penatar.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, N. P., & Suyanto, E. (2016). Kelayakan Isi dan Bahasa Pada Buku Teks
BUPENA BAHASA INDONESIA KELAS VII. Jurnal Kata (Bahasa,
Sastra, Dan Pembelajarannya), 1–12.
Saleh, M., & Sultan, S. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Berbasis Kurikulum 2013 Yang Mengintegrasikan Nilai Karakter Bangsa Di
SMP. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang,
22(2), 117–129.