Anda di halaman 1dari 12

12 SARAF KRANIAL DAN BESERTA CARA

PEMERIKSAANNYA

Disusun oleh:

Nama : Hartati kristiani zendrato


Mata Kuliah : Keperawatan Dasar 1
Dosen Pembimbing : Hadirat Candra Laoli S.Kep,M.Km

POLTEKKES KEMENKES MEDAN PRODI D-III


KEPERAWATAN GUNUNGSITO
12 SARAF KRANIAL DAN BESERTA CARA
PEMERIKSAANNYA

Disusun oleh:

Nama : Rakhel Elga Lase


Mata Kuliah : Keperawatan Dasar 1
Dosen Pembimbing : Hadirat Candra Laoli S.Kep,M.Km

POLTEKKES KEMENKES MEDAN PRODI D-III


KEPERAWATAN GUNUNGSITO
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Saraf kranial atau dalam bahasa latin disebut dengan nervus craniales adalah 12 pasang
saraf pada manusia yang mencuat langsung dari otak manusia. Berbeda halnya dengan saraf spinal
yang mencuat dari tulang belakang manusia. Pasangan saraf kranial diberikan nomor sesuai dengan
letaknya dari depan sampai belakang. Dari 12 pasang saraf kranial, terdapat 3 saraf kranial yang
berperan sebagai saraf sensoris, 5 pasang sebagai saraf motorik, dan 4 pasang saraf sebagai saraf
gabungan (motorik dan sensorik).
Jadi, saraf kranial merupakan bagian dari susunan sistem saraf tepi, walaupun letaknya yang
berdekatan dengan sistem saraf pusat (SSP) yang terhubung ke organ-organ di tubuh manusia,
seperti mata, telinga, hidung, tenggorokan, dan lain sebagainya dan pasangan saraf kranial
diberikan nomor sesuai dengan letaknya dari depan sampai belakang.

2.2 Jenis-jenis Saraf Kranial

1. Saraf I (Nervus Olfaktorius)

Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas sarafnya menjalar ke bulbus
olfaktorius dan melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori). Nervus
Olfaktorius adalah jenis saraf sensoris. Fungsinya adalah untuk menerima rangsang dari hidung dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau.

2. Saraf II (Nervus Optikus)


Saraf ini bekerja membawa impuls (rangsangan)dari sel kerucut dan slel batang di retina
mata untuk dibawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic di bola mata. Lalu, setiap saraf
optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke ronggan kranial melalui foramen optic.
Nervus Optikus adalah jenis saraf sensoris. Fungsinya adalah untuk menerima rangsang dari mata
lalu menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual (penglihatan)

3. Saraf III (Nervus Occulomotorius)

Merupakan saraf gabungan, yaitu jenis saraf sensoris dan motoris, tetapi sebagian besar
terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh
otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata
dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran
perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak. Fungsinya adalah untuk menggerakkan
sebagian besar otot bola mata

4. Saraf IV (Nervus Trochlearis)

Merupakan saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf kranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle (serabut) otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak. Fungsinya adalah untuk
menggerakkan beberapa otot bola mata

5. Saraf V (Nervus Trigeminus)

Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga
oral. Nervus trigeminus memiliki 3 cabang, yaitu :
a) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
b) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan
palatum.
c) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
Fungsi Nervus trigeminus adalah :
a. Sensoris untuk menerima rangsangan dari wajah lalu diproses di otak sebagai rangsang sentuhan
b. Motorik untuk menggerakkan rahang

6. Saraf VI (Nervus Abdusen)


Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik
berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut sensorik
membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons. Fungsinya adalah untuk melakukan
gerakan abduksi mata.

7. Saraf VII (Nervus Fasialis)


Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron sensorik
membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah. Fungsinya
adalah:
a. Sensorik untuk menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai
persepsi rasa
b. Motorik untuk mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
8. Saraf VIII (Nervus Vestibulocochlearis)
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua cabang, yaitu :
a) Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran
dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian
medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal.
b) Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala
terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
Fungsinya adalah :
1) Sensoris sistem vestibular untuk mengendalikan keseimbangan tubuh
2) Sensoris koklea untuk menerima rangsang dari telinga untuk diproses di otak sebagai suara

9. Saraf IX (Nervus Glosofaringeal)


Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk
wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang
berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring.
Neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam
pembuluh darah tertentu. Fungsinya adalah :
a) Sensoris untuk merima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa
b) Motoris untuk mengendalikan organ-organ dalam
10. Saraf X (Nervus Vagus)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi
hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring,
trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons. Fungsinya adalah :
a. Sensoris untuk menerima rangsang dari organ-organ dalam
b. Motoris untuk mengendalikan organ-organ dalam
11. Saraf XI (Nervus Asesorius)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron motorik
berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot volunteer faring
dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi
oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid. Fungsinya
adalah untuk Mengendalikan pergerakan kepala.

12. Saraf XII (Nervus Hipoglosus)


Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik
berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel
otot di lidah. Fungsinya adalah untuk mengendalikan pergerakan lidah

2.3 Pemeriksaan 12 Saraf Kranial


1. Saraf Kranial I(sensorik) – Saraf Olfaktorius
a. Periksa kepatenan fungsi hidung dengan menutup salah satu nostril (lubang hidung) dan pada
saat bersamaan minta klien untuk mencium bau di sekitar. Lakukan secara bergantian.
b. Minta klien untuk menutup mata, kemudian tutup salah satu lubang hidung dan minta klien untuk
mencium dan mengidentifikasi berbagai jenis substansi bau-bauan yang disediakan. Gunakan
bahan-bahan yang tidak merangsang dan umum diketahui seperti parfum, kopi, alkohol, tembakau
atau rempah-rempah.

2. Saraf Kranial II (sensorik) – Saraf Optikus


a. Pemeriksaan penglihatan sentral (visual cavity, VOD & VOS)
1) Pastikan ruangan mendapat cahaya yang cukup terang
2) Atur jarak kartu Snellen dengan klien sepanjang 6 meter atau sekitar 20 kaki
3) Minta klien menutup salah satu mata dengan menggunakan tangan atau alat penutup mata
4) Periksa mata kiri dan kanan secara bergantian, diutamakan mata klien dengan pandangan
yang lebih buram diperiksa terlebih dahulu
5) Minta klien untuk menyebutkan huruf yang ditunjuk, mulai dari baris paling atas sampai
paling bawah
6) Catat urutan baris akhir dimana klien tidak mampu lagi membaca dengan jelas huruf tersebut.
a) Normal visus: 20/20 (dalam kaki/feet) atau 6/6 (dalam meter) → pasien bisa melihat ototip
Snellen pada jarak 6 meter, orang normal juga bisa melihat opotip Snellen pada jarak 6
meter.
b) Nilai visusu ditentukan oleh seberapa banyak klien rapat membaca huruf pada baris yang
ditunjuk. diKlien dikatakan memiliki visus pada baris yang ditunjuk jika mampu membaca >
50% huruf tersebut.
Contoh :
 Pada baris ke-6 yang terdiri dari 6 huruf, jika Klien mampu membaca semua huruf
pada baris tersebut maka visusnya adalah 6/9.
 Namun jika klien hanya mampu membaca 3 huruf (50%) maka klien dianggap belum
lolos pada baris tersebut dan otomatis nilai visus yang digunakan adalah nilai visusn
sebelumnya (nilai visus pada baris ke 5 , yaitu 6/12).
7) Jika huruf paling atas pada snellen chart tidak bisa dibaca oleh penderita, lakukan test jari
tangan (finger test)
a) Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri di depan klien dari jarak 3 meter, 2 meter, 1
meter.
b) Minta klien untuk menebak berapa jumlah jari yang diacungkan.
c) Jika pada jarak 3 meter klien bisa menebak/ melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60,
yang berarti orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 60 meter, sedangkan klien
hanya bisa melihat pada jarak 3 meter.
8) Jika klien tidak bisa menebak atau melihat acungan jari pada jarak 1 meter lakukan test
goyangan tangan (waving hand test)
a) Goyangkan tangan di depan klien dari jarak 3 meter, 2 meter, 1 meter.
b) Tanyakan apakah klien dapat melihat goyangan tangan didepannya atau terlihat buram.
c) Apakah pada jarak 3 meter klien bisa melihat goyangan/ lambaian tangan didepannya maka
visusnya 3/300, yang artinya orang normal bisa melihat goyangan tangan pada jarak 300
meter, sedangkan klien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter.

9) Jika klien masih tidak bisa melihat goyangan/ lambaian tangan pada jarak 1 meter, maka
lakukan test penyinaran dengan lampu senter (dark-light test)
a) Sorotkan cahaya lampu senter di depan klien dari jarak 1 meter.
b) Tanyakan klien apakah dapt melihat cahaya lampu senter di depannya.
c) Apakah klien bisa melihat cahaya lampu senter di depannya maka visisnya 1/- (tidak terbatas),
jika tidak maka visusnya 0.

10) Setelah visus mata kanan-kiri klien diketahui tidak mecapai 6/6, lakukan test pinthole
b) Pemeriksaan pengelihatan perifer (visual field)
1) Atur jarak pemeriksa dengan klien 60-100 cm (2 kaki).
2) Minta klien untuk menutup salah satu mata dan mata lainnya harus lurus melihat kedepan
(tidak boleh melirik kearah objek yang digerakkan).
3) Pegang pensil atau tidak ada gunakan jari sebagai objek.
4) Gerakkan objek perlahan mulai dari lapang pandang kanan dan kiri (lateral dan medial), atas
dan bawah.
5) Minta klien untuk mengatakan “ya” saat objek terlihat pertama kali.
6) Pastikan juga bahwa lapang pandang pemeriksa adalah normal
c) Refleksi pupil
1) Respon cahaya langsung.
a) Dengan senter, arahkan sinar dari samping kea rah salah satu pupil.
b) Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi mata lainnya. Dalam keadaan normal,
pupil yang disinari akan mengecil.
2) Respon cahaya konsensual
a) Jika pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya
akan mengecil dengan ukuran yang sama.

d) Tes warna
1) Siapkan beberapa benda dengan warna yang berbeda
2) Minta kliren untuk menebak warna benda yang diberikan/ di tunjuk
3. Saraf Kranial III , IV (motoric ) – Saraf Okulomotorius, Trochlearis, dan Abdusen
a. Inspeksi adanya ptosis (kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain, atau
bila klien mendongakkan kepala ke belakang / ke atas (untuk komepensasi) secara kronik atau
mengangkat alis mata secara kronik).
b. Inspeksi palpebral fissures meliputi bentuk dan ukuran (rata-rata pada orang dewasa palpebral
membuka 28 mm panjang dari 10 mm tingginya).
c. Inspeksi pupil seperti ukuran ,bentuk,perbandingan pupil kanan dan kiri, serta reflex pupil :
1) Respon cahaya langsung (bersamaan dengan Nervus II)
2) Respon cahaya konsensual (bersamaan dengan Nervus II)
3) Respon akomodasi dan konvergensi
a. Dengan cermin, minta klien untuk melihat jauh dalam cermin tersebut. Gerakkan cermin
menjauh dan mendekat dari pupil (konvergensi)
b. Ketika pupil melihat jauh, kemudian tempatkan jari 20 cm di depan klieen (akomodasi)dan
inspeksi pupil
d. Kaji pergerakan bola mata dengan meminta klien mempertahankan kepalanya tidak bergerak dan
ikuti gerakan jari tangan atau pensil peemeriksa kea rah medial, lateral, atas, bawah.
e. Kaji adanya penglihatan ganda (diplopia), ada tidaknya nystagmus dan strabismus.

4. Saraf Kranial V (sensorik dan motoric) – Saraf Trigeminus


a. Fungsi Motoric
Kaji otot pengunyah dengan palpasi otot temporal dan masseter pada saat klien mengatupkan
atau menggerakkan giginya
b. Fungsi Sensorik
1) Minta klien untuk menutup mata
2) Lakukan pengujian sensasi sentuhan ringan dengan menyentuh menggunakan gumpalan kapas
pada area wajah : dahi,pipi dan dagu.
3) Katakan “ Ya” jika klien merasakan sentuhanyang diberikan
c. Reflex Comeal
1) Minta klien untuk melihat ke atas
2) Dengan gumpalan kapas, lakukan sentuhan ringan pada kornea mata
3) Catat adanya reflek berkedip bersamaan pada kedua mata
5. Saraf Kranial VII (sensorik & motoric)- Saraf Fasialis
a. Fungsi motoric
1) Catat peegerakan dan kesimetrisan wajah saat klien diinstruksikan untuk : tersenyum,
cemberut, & dan mengerutkan dahi, menutup mata dengan rapat (pemeriksa akan mencoba
membukanya), mengakat alis, menyengir/ menunjukkan gigi,bersiul, mengembungkan pipi
2) Tekan pipi yang dikembungkan oleh klien kearah dalam dan perhatikan bahwa udara harus
keluar sama rata dari kedua sisi

b. Fungsi sensorik
1) Sediakan gula dan garam
2) Lakukan pengujian rasa manis dan asin
6. Saraf Kranial VIII (sensorik) – Saraf Oktavus/ Vestibulokoklearis
a. Rinne test
1) Tempatkan garputala yang sudah digetarkan pada tulang mastoid klien, lalu pndahkan pada
telinga dan tanyakan kepada klien suara mana yang terdengarlebih jelas
2) Catat hasil, apakah AC >BC atau BC< AC (AC= Air Conduction, BC = Bone Conduction)
b. Weber test
1) Garputala digetarkan lalu diletakkan pada puncak dari tulang tengkorak yaitu pada tengah-
tengah dahi dimana ke dua jarak telinga harus sama
2) Minta klien untuk melaporkan pada telinga mana suara terdengar lebih jelas

7. Saraf Kranial IX, X (sensorik & motorik) – Saraf Glosofaringeal danVagus


a. Fungsi sensorik
1) Dengan tongue spatel, lakukan test rasa kecap pada posterior lidah
2) Tanyakan klien apakah merasakan sentuhan yang diberikan
b. Fungsi motoric
1) Minta klien untukmembuka mulut dan menggerakkan lidah katas, bawah dan samping
2) Tekan lidah klien dengan tongue spatel dan minta untuk menyebut “ah”
3) Inspeksi platum dengan senter dan perhatikan apakah terdapat pergeseran uvula (normalnya
mula tertarik kearah sisi yang sehat)
4) Keluarkan tongue spatel dan minta klien untuk tetap membuka mulut
c. Test reflek muntah (sensorik Nervus IX, dan mtorik Nervus X)
1) Sentuh bagian belakang faring pada setiap sisi dengan spatula
2) Tanyakan apakah klien merasakan sentuhan spatula tersebut (nervus X)
3) Inspeksi apakah ada kontraksi atau reflek pallatum molle atau Gag reflek. Jika tidak ada
kontraksi dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan nervus X
4) Minta klien untuk berbicara agar dapat menilai adanya suara serak dan minta juga klien untuk
batuk

8. Saraf Kranial XI (motoric)- Saraf Aksesorius (Kekuatan otot Trapezius &


sternocleidomastoideus
a. Minta klien untuk mengangkat bahu dan palpasi massa otot trapezius
b. Tekan atau berikan dorongan pada bahu klien kebawah
c. Minta klien untuk memutar kepalanya kearah satu sisi
d. Intuksi klien untuk melawan tahanan tangan yang dberikan oleh pmeriksa
e. Palpasi juga massa otot sternocleidomastoid

9. Saraf Kranial XII (motorik)- Saraf Hypoglossus


a. Inspeksi Lidah dalam keadaan diam didasar mulut dan amati kesimetrisan, adanya atrofi, gerakan
tremor, dan fasikulasi (kontraksi otot halus irregular dan tidak ritmik)
b. Minta klien untuk menggerakkan lidah dan uji kekuatan otot lidah dengan meminta klien
melawan tahanan tounge spatela

Anda mungkin juga menyukai