BAB 4
Bagian ini adalah salah satu bagian penting dari laporan ini yang berisi data-
data yang diperlukan untuk mengerjakan tugas akhir ini. Bagian ini diawali dengan
hasil pengumpulan data yang akan diperlukan untuk dianalisa, hasil analisa akan di
evaluasi dan terakhir akan dibuat rencana implementasi yang akan dilakukan.
Pengumpulan data yang didapat selama penulis melakukan penelitian awal yang
Line 2B Assembling yang ada saat ini memiliki beberapa kekurangan, dimana
kekurangan yang ada sekarang dapat mengganggu kinerja dari operator, adapun
Jenis Pekerjaan
Line assembling unit adalah bagian terakhir dari pembuatan sepeda motor dimana
part-part sepeda motor dirakit (lihat gambar 4.1). Adapun contoh Flow Process
perakitan sepeda motor line assembling dapat dilihat pada lampiran . dilihat dari part-
part yang dipasang pekerjaan perakitan termaksud jenis pekerjaan biasa, tidak
Assy
Casting Finishing Machining
Engine
Waktu kerja
Waktu Kerja telah diatur dalam buku perjanjian kerja bersama – PT. Astra Honda
Motor (2003-2005) Pasal 21 yang dimana waktu kerja dibagi menjadi 3 shift untuk
Pabrik :
Untuk hari Sabtu dan Minggu adalah hari istirahat mingguan tetapi dapat
Lokasi Pekerjaan
Line Assembling berada di dalam ruangan, data yang terakhir yang didapat penulis
dalam line assembling yang baru nanti suport untuk lampu tidak menempel pada
langit-langit atap pabrik tetapi dibuat suport dengan tiang seperti yang dapat dilihat
umur lampu dan armatur, area assembling unit memiliki tingkat pengotoran debu
pada tingkat ringan, Ada kendala tercampurnya angin dari kompresor dengan air yang
bisa menyebabkan pengotoran pada lampu, selain itu lampu yang terpasang sekarang
39
rawan sekali pecah karena terkena selang dari impact yang digunakan oleh operator,
untuk itu diperlukan konstruksi armatur dan lampu yang lebih aman dari kerusakan
Sifat penerangan
Data yang didapat diawal penelitian bahwa cahaya lampu pada saat siang hari
membuat mata operator menjadi silau, hal ini disebabkan cahaya penerangan di line
assembling unit saat ini sifat penerangannya langsung, jadi cahaya langsung 100 %
jatuh ke bidang yang disinari. Untuk line assembling unit yang baru diperlukan
penerangan yang tidak membuat penglihatan operator menjadi silau karena akan
berpengaruh pada hasil kerja operator, misalnya dalam melihat kualitas part yang
akan dipasang.
Refleksi
Posisi new line assembling unit 2B berada di tengah- tengah pabrik Posisi dinding
sangat jauh dari area assembling dan atap yang tepasang sangat tinggi sekitar 12 m,
lantai yang digunakan dicat dengan warna yang tidak terlalu terang.
Lampu akan dipasang menempel dengan suport yang disediakan dengan tinggi
suport 3 m dari lantai (lihat gambar 4.2). dimana selain lampu yang menempel pada
4.1.4. Listrik
Tegangan listrik yang tersedia di PT.AHM adalah 3 fasa 220/380V yang disuplai
langsung dari PLN, frekuensi listrik adalah 50 hz, Suplai listrik main panel akan
disalurkan ke sub distribution panel line assembling unit. Dimana tegangan yang
Untuk Desain Layout tata letak pabrik line new 2B assembling unit sudah
dilakukan semenjak tahun 2002, tetapi rencananya baru akan direalisasikan pada
tahun 2007. layout yang ada digambar 4.3 adalah layout revisi terakhir yang saat
didapat saat ini, untuk layout line 2B assembling unit dapat dilihat area garis
berwarna merah. Area yang akan menjadi objek penelitian adalah area kerja di sekitar
armatur yang akan digunakan, menghitung kebutuhan armatur dan lampu, pembuatan
layout tata letak instalasi penerangan, dan perhitungan kebutuhan Daya, yang harus
Untuk menentukan intensitas penerangan dapat dilihat dari sifat pekerjaannya, dari
hasil pengumpulan data new line assembling unit 2B termaksud dalam masuk
kedalam kategori Industri dengan sifat pekerjaan biasa, dilihat dalam tabel 2.1
intensitas penerangan yang baik untuk kategori diatas adalah 500 lux.
Pemilihan Armatur dan jenis lampu yang akan digunakan di line assembling unit
konstruksi armatur.
Dari data yang dikumpulkan penulis sifat penerangn yang dibutuhkan adalah
penerangan yang tidak membuat mata menjadi silau. Penerangan yang dipilih adalah
penerangan terutama langsung dimana cahaya yang sampai kebidang kerja 60-90%.
Konstruksi armatur yang dibutuhkan untuk line assembling adalah konstruksi yang
bebas dari debu dan terlindungi dari semprotan air, oleh sebab itu dibutuhkan armatur
dengan Indeks proteksi (IP) minimal 54 (terlindungi dari debu dan terlindungi dari
Armatur dan jenis lampu sesuai dengan kategori Sifat penerangan terutama tidak
langsung, Penerangan Industri, dan indeks proteksi (IP) minimal 54, dilihat di situs
44
www.philips.com maka lampu yang dapat digunakan adalah Armatur Pacific II –
TCW097 (gambar 4.4) . Adapun Tipe armatur Pacific II-TCW097 yang dikeluarkan
36 Watt karena mudah didapatkan dipasaran dan mempunyai Spesifikasi Flux cahaya
yang cukup besar 6500 lumen, tegangan yang digunakan 220V/50hz, selain itu
memiliki Indeks Proteksi (IP) 66 (perlindungan terhadap debu sekecil apapun, dan
Diagram polaritas yang dihasilkan oleh armatur Pasific II – TCW 097 2x36W
Data ruang yang akan didesain penerangannya sepanjang area conveyor dengan
ukuran panjang 63 m, lebar 3 m, tinggi suport lampu 3 m, Jumlah armatur dan lampu
a. Jenis armatur dan lampu yang akan digunakan dipilih Pasific II – TCW 097
Lamp Spesification
Lamp Type : TLD 36 W/865
Wattage : 76 W
Lumen : 2 x 3250
Colour Temperature (Tc) : 6500
Colour Rendering (CRI) : 80
Max Ambient Temperature (C) : 60 C
b. Faktor –faktor refleksi berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruang, yaitu;
Data ruang yang didapat selama penelitian : langit-langit ruang cukup tinggi dari
suport (rp = 01), dinding jauh hari sumber cahaya (rw = 0.1), dan warna lantai
p.l
k=
h x (p + l)
63 x 3
k=
2.2 x (63 + 3)
k =1.25
d. Efisiensi penerangan yang didapat dari tabel 2.2 dengan nilai-nilai k, rp, rw, dan
rm didapat:
1.25-1.2
η = 0.3 + (0.33-0.3)
1.5-1.2
η = 0.305
Dari perhitungan Efisiensi penerangan new line assembling unit 2B adalah 0.305
e. Intensitas penerangan yang diperlukan untuk line assembling unit 2B adalah 500
lux.
48
f. Faktor depresiasi dengan umur lampu TL 15000 jam nyala:
15000 jam
Life time =
24 jam x 365 hari
umur lampu didapat sekitar 2 tahun, jadi periode pengantian armatur dan
lampu dilakukan setiap 2 tahun. Dilihat pada tabel 2.2 faktor depresiasi /
d = 0.8
E = 500 lux
A = 63 m x 3 m = 189 m2
d = 0.8
η = 0.35
49
Perhitungan jumlah armatur dan diselesaikan dengan cara :
ExA
n=
фarmatur x η x d
500 x 189
n=
6500 x 0.305 x 0.8
n = 59.58 ≈ 60 armatur
digunakan, karena dalam 1 armatur terdapat 2 lampu maka total lampu yang
digunakan untuk new line assembling unit 2B adalah 120 lampu TL 36W
4.2.4. Pembuatan layout tata letak instalasi penerangan / penentuan posisi titik
Cahaya
Untuk penempatan posisi armatur dan lampu yang digantung pada suport harus
terdistribusi merata ke area kerja operator, selain itu penempatan posisi armatur dan
lampu juga harus mempertimbangkan equipment lain yang juga menempel pada
suport seperti rel handerson, pipa angin, gantungan impact. Penempatan posisi lampu
dan armatur yang tidak tepat bisa membuat silau (glare) dan bayang-bayang
(shadows).
50
Dari data desain awal suport yang diterima selama penelitian dan jumlah armatur
yang didapat dalam perhitungan sebanyak 60 unit armatur, maka dibagi menjadi 2
deret armatur (gambar 4.6) yang masing masing deret dengan 30 armatur.
Untuk penempatan posisi armatur dan lampu (titik cahaya) sepanjang area
Armatur
perancangan instalasi listrik, karena dapat dilakukan perkiraan biaya yang akan
Lamp Spesification
Lamp Type : TLD 36 W/865
Wattage : 76 W
Lumen : 2 x 3250
Colour Temperature (Tc) : 6500
Colour Rendering (CRI) : 80
Max Ambient Temperature (C) : 60 C
Daya yang dibutuhkan per armatur adalah 76 watt, dari perhitungan yang telah
dilakukan terdapat 60 armatur, lampu yang akan dihitung jam kerjanya selama 24 jam
non stop selama 30 hari/bulan, untuk menghitung KWH dapat dilakukan dengan
rumus:
52
KWH = 3283.2
Dari perhitungan yang didapat new line 2B assembling unit pemakian beban listrik
Untuk mempermudah evaluasi kinerja dari hasil analisa yang telah didapat perlu
dilakukan beberapa tahap untuk mempermudah evaluasi, tahap ini yaitu pemberian
nama terhadap titik cahaya, bidang kerja dan arah peyebaran cahayanya, Perhitungan
intensitas cahaya dibidang kerja, pembuatan tabel intensitas cahaya diarea bidang
yang akan dilakukan, untuk arah penyebaran intensitas cahaya armatur Pacific II-
TCW097 akan diberi nama arah penyebaran intensitas cahaya bidang X dan Y (lihat
gambar 4.8).
Arah X
Arah Y
nama A dan deret kedua diberi nama B, untuk armatur yang berada disetiap deret
berjumlah 30 unit diberi nama 1 sampai dengan 30. Contoh penamaan titik cahaya
Arah penyebaran
intensitas cahaya arah X
Arah penyebaran
intensitas cahaya arah Y
armatur dengan nama digit pertama E, digit kedua sesuai dengan posisi armatur (1-
30) dan digit ketiga deret (A/B), contoh penamaan titik pada bidang kerja dapat
Gambar 4.10 Posisi titik Intenstitas Penerangan (E) yang akan dihitung pada
Bidang X
Gambar 4.11 Posisi titik Intenstitas Penerangan (E) yang akan dihitung pada
Bidang Y
56
4.3.2 Menghitung Intensitas Penerangan
Langkah pertama yang diambil adalah menghitung intensitas penrangan yang jatuh
intensitas penerangan yang didapat pada titik E1A dari armatur 1A dengan r = 2.2m
Pada titik E1A sudut a = 0°, dalam grafik pada sudut 0° intensitas cahaya yang
Gambar 4.13
Diagram polaritas pada sudut 0°
150 cd
I= x 6500 lumen
1000 cd
I= 975 cd
I
E= Cos a lux
r2
975
E= Cos 0 lux
(2.2)2
E = 201.45 lux
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E1A dari penerangan armatur 1A
h
Cos a =
r
2.2
Cos a =
3.06
Cos a = 0.719
a = 44.03°
Pada titik E2A sudut a = 44.03° , dalam grafik pada sudut 44.03° intensitas cahaya
Gambar 4.14
Diagram polaritas pada sudut 44.03°
I= 942.5 cd
I
E= Cos a lux
r2
942.5
E= Cos 44.03 lux
(3.06)2
E = 72.4 lux
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E2A dari penerangan armatur 1A
Intensitas penerangan pada titik E3A dari armatur 1A dengan r = 4.79m (lihat gambar
h
Cos a =
r
2.2
Cos a =
4.79
Cos a = 0.459
a = 62.65°
Pada titik E3A sudut a = 62.05° , dalam grafik pada sudut 62.65° intensitas cahaya
Gambar 4.15
Diagram polaritas pada sudut 62.65°
120 cd
I= x 6500 lumen
1000 cd
I= 780 cd
I
E= Cos a lux
r2
780
E= Cos 62.65 lux
(4.79)2
E = 15.62 lux
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E3A dari penerangan armatur 1A
r=2.31m
E1B,. Intensitas penerangan pada titik E1B dari armatur 1A dengan r = 2.31m (lihat
h
Cos a =
r
2.2
Cos a =
2.31
Cos a = 0.952
a = 17.75°
Pada titik E1B sudut a = 17.75° , dalam grafik pada sudut 17.75° intensitas cahaya
Gambar 4.17
Diagram polaritas pada sudut 17.75°
145 cd
I= x 6500 lumen
1000 cd
I= 942.5 cd
I
E= Cos a lux
r2
942.5
E= Cos 44.03 lux
(2.31)2
E = 169.09lux
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E1B dari penerangan armatur 1A
Total intensitas penerangan (E) pada bidang kerja E1A adalah penjumlahan dari
intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, dan 1B yang jatuh pada
63
bidang kerja E1A (Gambar 4.18). Total intensitas cahaya pada bidang E1A sama
Total intensitas penerangan (E) pada bidang kerja E2A adalah penjumlahan dari
intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, 4A dan 2B yang jatuh
pada bidang kerja E2A (Gambar 4.19). Total intensitas cahaya pada bidang E2A
intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, 4A, 5A dan 3B yang
jatuh pada bidang kerja E3A (Gambar 4.20) . Total intensitas cahaya pada bidang
E2A sampai dengan E28A sama dengan total intensitas cahaya pada bidang E2B
Intensitas Penerangan pada bidang X yang dihitung dengan cara total penjumlahan
dapat dilihat pada tabel 4.2
65
Tabel 4.2 Intensitas Penerangan sepanjang bidang X
Posisi titik E Distribusi Intensitas penerangan (E) dari Armatur Total E
(lux)
E1A Posisi Armatur (gambar 4.18) 1A 2A 3A 1B
E dari armatur (lux) 201.45 72.4 15.62 0 168.09 457.56
Dari tabel hasil perhitungan total intensitas cahaya pada bidang kerja E1A, E1B,
E30A, dan E30B adalah 457.56 lux yang berasal dari 4 unit armatur yang dapat
dihitung. Untuk total intensitas cahaya pada bidang kerja E2A, E2B, E29A, dan
E29B adalah 529.96 lux yang berasal dari 5 armatur yang dapat dihitung. Dan untuk
Dari Tabel perhitungan menunjukan bahwa desain penerangan telah sesuai dengan
intensitas penerangan yang diinginkan untuk penerangan yang baik yaitu sekitar 500
lux .
68
4.4. RENCANA IMPLEMENTASI
Pada tahap rencana Implementasi ini, akan dibuat pembagian beban listrik
Pembuatan pembagian beban ini sangat penting karena beban listrik harus terbagi
secara imbang, Suplai listrik dari Main Distribution Panel ke Sub Distribution Panel
(SDP) new line assembling dengan tegangan 3 Fasa 220/380V 10A. kemudian dibagi
menjadi tiga group dengan pengaman MCB 1 Fasa 10 A. tiap tiap group dibagi
menjadi 5 sub group dengan pengaman masing-masing dengan MCB 1 Fasa 2 A dan
tiap- tiap subgroup berfungsi untuk mengontrol 4 titik armatur. Pembagian ini dapat
Diagram pengawatan ini berguna untuk mengetahui posisi pemasangan instalsi listrik
yang akan dipasang, dalam desain instalasi listrk harus dipertimbangkan keandalan,
diagram pengawatan untuk new line assembling unit 2B dapat dilihat pada gambar
4.22
Material yang akan digunakan untuk suatu proyek perlu didata, agar perhitungan nilai
digunakan untuk new line assembling unit 2B dapat dilihat pada tabel 4.3
71
Tabel 4.3 Bill Of Material
BILL OF MATERIAL
No Material Qty
1 Armatur Pacific II - TCW097 60 unit
2 Lampu TL 36 W 120 pcs
3 MCB 2A 1 Fasa 15 pcs
4 MCB 4A 1 Fasa 3 pcs
5 MCB 10A 1 Fasa 3 pcs
6 MCB 10A 3 Fasa 1 pcs
7 Kabel NYY 200 m
8 Panel 1 set