Anda di halaman 1dari 4

Untukmu yang Tengah

Mendiamkanku, Tak Perlu


Menjauh Dariku, Aku Tahu
Cara Melangkah Mundur

Mengenalmu, aku menemukan kesempurnaan dalam dirimu yang


buatku nyaman. Tak terasa, ratusan hari kulalui dengan indah, tanpa
seharipun terlewati untuk sekedar bertanya “apa kabar?” Taukah kamu,
aku serasa sedang bermimpi  bisa mengenalmu, pria sempurna yang
menggenapkan segala kekuranganku. Bersamamu berbagi canda, tawa,
diskusi banyak hal..Kamu selayaknya dosen semua mata kuliah
untukku…
Meski beberapa orang terdekat mengatakan hubungan ini layaknya
“mission impossible” karena banyaknya perbedaan, juga jarak yang
membentang namun aku begitu yakin padamu. Ikatan batin kita begitu
kuat hingga banyak perbedaan bisa kita satukan..
“Apakah ini pertanda bahwa kita berjodoh? Aku nyaman bersamamu,
bahkan dalam ketidak jelasan hubungan ini. Apakah kita terjebak
dalam friendzone atau sebenarnya saling memendam perasaan?”
Entahlah. Sampai saat inipun aku tak bisa mendefinisikan hubungan ini.
Yang pasti ada rasa sayang meski tak terkata, rasa cemburu meski tak
terucap, bahagia, curiga..selayaknya pasangan kekasih. Yang berbeda
adalah tak pernah ada kata kata jadian keluar dari mulut kita. Semua
mengalir begitu saja..
Kadang ingin kutanyakan perasaanmu yang sesungguhnya. Namun aku
takut semua berubah. Rasa takut kehilangan apa yang telah susah payah
kubangun bersamamu. Meski aku sadar, pohon waktu semakin tinggi,
bukan saatnya lagi berdiam dalam hubungan yang abu abu. Namun
sekali lagi, aku takut menanyakan ini padamu. Aku membiarkan semua
pertanyaan dalam benakku menguap begitu saja..
Aku mengikuti setiap irama yang kau ciptakan dalam hubungan ini.
Jujur kamu sosok yang kaku di mata wanita. Kau bahkan ceritakan
padaku, dirimu bukan sosok romantis seperti dalam novel yang sering
kita baca. Bukan cowok yang bisa setiap saat menanyakan sedang apa,
dimana? Atau buru buru menelfon saat kangen. Kamu cenderung diam
dan cuek. Namun aku selalu berusaha memahamimu, selama kita bisa
berkomunikasi dengan baik, segala perbedaan, jarak nyaris tak terasa..
Aku paham caramu membalas pesan kadang lama, paham betapa
cueknya kamu dengan orang  orang yang dijodohkan denganmu atau
tergila gila padamu. Aku bisa menjadi sosok yang kamu percaya untuk
berbagi saja aku bahagia..
Namun semuanya berubah ketika entah untuk alasan apa tiba tiba kamu
mendiamkanku. Tak sekalipun kamu balas chatku, telfon, bahkan email.
Semua cara telah aku coba tuk menghubungimu. Meskipun gadgetmu
aktif, tetap  saja belum kamu baca pesanku hingga saat ini… Dulu pernah
kamu bersikap seperti ini. Namun pada akhirnya, kamu membalas
pesanku dan berkata “kamu lulus ujian dariku…”
Namun entah kenapa kali ini berbeda. Kau terlalu lama diam. Jika dulu
aku bisa melewati fase fase yang kau anggap ujian bagiku, apakah kali ini
aku sanggup? Jika kau mendiamkanku terlalu lama..apa yakin ini hanya
sebuah ujian? Jika hari telah berganti bulan, dan kau masih tetap
dengan diammu, tanpa sekalipun merespon pesanku atau menjawab
telfonku, apakah aku sanggup melaluinya?
Aku berusaha semampuku tuk memendam semua kecurigaan padamu.
Aku berusaha seolah tak terjadi apapun..Tetap menyapamu…
menanyakan kabarmu..mengingatkan agendamu… mengirimkan video
video lucu untuk menghiburmu..Tak sedikitpun berkurang perhatianku
padamu, masih sama seperti dulu.. Namun sedikitpun kau tak
bergeming.. Hingga berbagai tanya muncul dalam benakku..”apa
salahku?”
Aku mengecek kata demi kata terakhir kita berkirim pesan. Semua
normal..tak ada keganjilan. Yang ganjil justru sikapmu padaku saat ini.
Sampai kapan kau akan menghukumku dengan diammu? Seandainya
jarak hanya sejengkal, mungkin aku sudah ada dihadapanmu, mencoba
membicarakan segala keganjilan ini agar tak lagi menyesakkan dadaku.
Lama aku berfikir..Hingga nyaris berada di ujung kesabaranku.
Baiklah..jika berbagai usahaku tak juga menggerakkan hatimu, berarti
memang aku harus pasrah. Sembari memohon pada yang diatas untuk
memberikan jalan terbaik bagiku, bagimu, bagi kita. Ada satu status
teman yang membuatku tersentak
“cinta itu  diperlukan usaha dari kedua belah pihak. Jika hanya kamu
yang berusaha, berarti dia tidak mencintaimu”
Untukmu yang tengah mendiamkanku, jika memang ini sinyalmu untuk
menjauhiku, baiklah..Tak perlu menjauh dariku, aku tahu cara
melangkah mundur. Dan seandainya ini ujian darimu tuk meyakinkan
dirimu tentangku, sampai kapan ujian ini berakhir? Apakah setelah ini
aku bisa naik kelas dari status abu abu ini menjadi milikmu seutuhnya?
Only God knows…

Anda mungkin juga menyukai