Dosen Pengampu:
Purwanto, S.Pd., M.Si.
ACARA 7
ANALISIS ELEVASI KETINGGIAN MENGGUNAKAN METODE
INTERPOLASI IDW DI KABUPATEN BONDOWOSO
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Idham Akmalani
NIM : 190722638008
Off/Tahun : H/2019
7.4 METODE
1. Mulai ArcMap dengan klik Start > Programs > ArcGIS > ArcMap 10.6.1Pada
laptop.
2. Loading…
3. Pada saat ArcMap 10.6.1 dijalankan, maka akan terlihat kotak dialog Startup
yang akan memberikan pilihan untuk memulai sebuah sesi pekerjaan. Kita
dapat memilih antara lain : membuka Map baru (open new map), membuka
format yang telah disediakan (template), atau membuka sebuah dokumen
yang telah ada atau dokumen yang telah dibuat sebelumnya.
4. Untuk halaman kerja kosong, klik Blank Map dan Ok. Maka tampilannya
akan seperti berikut :
7.6 PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil dari proses interpolasi dengan metode
Inverse Distance Weighted (IDW). Pada setiap metode akan dijelaskan parameter
yang bisa diubah, perhitungan statistik dan peta dari hasil interpolasi. Dalam
interpolasi dengan menggunakan metode IDW, terdapat dua parameter yang bisa
dipelajari yaitu power dan jumlah sampel. Power dapat digunakan untuk
menentukan pentingnya nilai sampel data pada perhitungan interpolasi. Interpolasi
lokal bisa dirubah menjadi interpolasi global dengan merubah power. Power yang
lebih tinggi akan menjadikan kurangnya pengaruh dari sampel data sekitarnya dan
hasil interpolasi menjadi lebih detail.
Interpolasi elevasi ini didapatkan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bondowoso, dengan acuan ibukota kecamatan dan titik-titik tertentu yang di plot
menggunakan Google Earth. Peta interpolasi ini menghasilkan tingkat elevasi
dengan tingkatan 0 – 7 berdasarkan titik-titik koordinat yang sebelumnya telah
mengalami digitasi. Selain itu elevasi ketinggian Kabupaten Bondowoso
dipengaruhi oleh bentang alam sekitar Kabupaten Bondowoso, seperti Kabupaten
Jember, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten
Situbondo.
Tidak mudah membuat peta elevasi menggunakan metode interpolasi, karena
harus diketahui betul data elevasi didaerah sekitar objek supaya data yang
dihasilkan valid. Dari proses interpolasi ini menghasilkan elevasi dengan
tingkatan 0 – 7 golongan, yang kemudian di klasifikasikan menurut warna seperti
peta pada umumnya, yaitu hijau untuk daratan dengan elevasi rendah; kuning dan
oranye untuk elevasi sedang; merah hingga ke cenderung memutih untuk elevasi
yang lebih tinggi.
7.7 KESIMPULAN
Metode Inverse Distance Weighted (IDW) memiliki asumsi bahwa setiap titik
input mempunyai pengaruh yang bersifat lokal dan berkurang terhadap jarak.
Pada metode interpolasi IDW pada umumnya dipengaruhi oleh inverse jarak yang
diperoleh dari persamaan matematika. Pengaruh akan lebih besar dari titik input
dengan titik yang lebih dekat sehingga menghasilkan permukaan yang lebih detail.
Interpolasi elevasi ini didapatkan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bondowoso, dengan acuan ibukota kecamatan dan titik-titik tertentu yang di plot
menggunakan Google Earth. Tidak mudah membuat peta elevasi menggunakan
metode interpolasi, karena harus diketahui betul data elevasi didaerah sekitar
objek supaya data yang dihasilkan valid.
7.8 DAFTAR PUSTAKA
Aqli, Wafirul. 2010. Analisa Buffer dalam Sistem Informasi Geografis untuk
Perencanaan Ruang Kawasan. INSERSIA. 2(1): 192-201.
Pramono, G. H., 2008, Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi
Sebaran Sedimen Tersuspensi di Maros Sulawesi Selatan, Forum Geografi,
Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 145-158.
Purwanto. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Geografis ArcGIS 10. Malang;
Universitas Negeri Malang
7.9 LAMPIRAN
Peta Elevasi Ketinggian Kabupaten Bondowoso dengan Metode Interpolasi IDW