Anda di halaman 1dari 2

Hikayat Malin kundang

Pada suatu hari hiduplah seorang anak yang bernama Malin


kundang yang tinggal bersama ibunya, ia tinggal sebatang kara bersama
ibunya, setiap sore ia selalu memandangi langit di dekat pantai sambil
melihat kapal kapal para saudagar yang berlayar kesana kemari, namun
dibalik itu semua Malin kundang memiliki cita cita untuk menjadi
seorang saudagar kaya, akan tetapi Malin kundang hanyalah sorang
anak miskin dan hidup apa adanya.

Bertahun tahun kemudian Malin kundang sudah menjadi dewasa,


sehingga dia ingin memutuskan untuk mengembara dan menjadi
saudagar kaya, namun sebelum itu Malin kundang berpamitan dulu
kepada sang ibu bahwa dia akan pergi mengembara, tidak hanya
mengembara, tetapi Malin kundang ingin menjadi saudagar kaya, lalu
sang ibu mengizinkanya untuk mengembara dan menjadi Saudagar
kaya.

Malin kundang memulai perjalanannya dengan pergi ke pelabuhan


dan ingin menjadi kru di sebuah kapal besar, namu sebelum itu dia
harus menemui kapten kapalnya, setelah ia menemui kapten tersebut
dan ternyata Malin kundang menemuai kapten kapal tersebut malin pun
dapat bekerja di kapal milik kapten tersebut, singkat waktu Malin
kundang adalah kru terbaik dan rajin di kapal milik kapten tersebut,
sehingga malin kundang menjadi anak buah kapten yang terbaik dan
bisa di andalkan, terkadang Malin kendang juga memijat kapten di
kabinnya dan itu membuat Malin kundang dianggap anak sendiri oleh
kapten tersebut.

Singkat waktu Malin kundang sudah benar benar menjadi


saudagar yang sangat kaya, bahkan ia juga sudah menikah dengan anak
dari saudagar kaya lainnya, di suatu perjalanan mengantarkan sebuah
barang Malin kundang, istri dan seluruh awak kapalnya bersandar di
sebuah pelabuhan yang mana pelabuhan itu merupakan pelabuhan
tempat tinggalnya dulu, tiba tiba ada seorang wanita tua
menghampirinya dan mengatakan kalau Malin adalah anaknya, namun
malin malah menendang wanita tua itu hingga tersungkur, walaupun itu
dalah ibunya sendiri.
Dengan mengangkat kedua tangannya ibu itu berdoa agar Malin
kundang dikutuk menjadi batu, dan benar saja langit mulai menjadi
hitam disertai awan mendung yang akan menandai terjadinya badai
yang sangat besar, dan benar saja kapal milik Malin kundang mulai
terombang ambing bagaikan setitik debu kecil diatas lautan, setelah
terombang ambing cukup lama akhirnya kapal malin kudang terbalik
dan tenggelam, dan seketikan itu juga malin Malin kundangpun menjadi
batu dan menyatu dengan terumbu karang.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai