Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEUANGAN PENGANTAR 2

MATERI AJAR 8: (15 APRIL 2020)

PIUTANG BUNGA (INTEREST RECEIVABLES)

Definisi: Tagihan/klaim perusahaan pada masa kini yang berasal dari kejadian di masa lalu
dan penyelesaiannya menyebabkan adanya arus masuk untuk perusahaan yang
berupa Kas dengan diselesaikan dalam siklus operasi normal atau dalam waktu 12
bulan karena menjual Barang dan Jasa dengan persyaratan kredit tertentu (jeda
waktu bayar, jenis diskon) serta tarif/persentase tertentu yang tertulis di dalam
Surat Wesel/Utang dan kontrak perjanjian lainnya

Contoh Kasus:
PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang menjual Aset Tetap berupa
Seperangkat Meja Kursi Tamu sebanyak 1 unit senilai Rp50.000.000/unit pada tanggal 10
Maret 202x0. Kebijakan Akuntansi: Jangka waktu pembayaran (Credit Term) n/65, Diskon
Dagang (Trade Discount) 10% apabila menjual lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash
Discount) 5/15 dengan menggunakan Metode Kotor/Bruto (Gross Method), Retur penjualan
bisa dilakukan apabila ada barang yang rusak atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh
potongan/diskon 10% kalau tidak meretur (Sales Return and Allowance). Perjanjian ini
tertulis di dalam Surat Wesel berjenis Wesel Berbunga (Beared Notes Receivables) dengan
Tingkat Bunga Wesel sebesar 12% dan Bunga jatuh tempo setiap tanggal 10 setiap bulannya.
Periode pembukuan interim bulanan.

Jawaban:

Jurnal penjualan Aset Tetap Peralatan secara kredit dengan Wesel:


10/3/x0 – Piutang Wesel Rp45.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp10.000.000
Peralatan Rp50.500.000
Keuntungan Penjualan Aset Tetap Rp4.500.000

Perhitungan:
Peralatan yang dijual = Harga/unit x kuantitas x (100% - %Diskon Dagang)
= Rp50.000.000/u x 1 u x (100% - 10%)
= Rp50.000.000 x 90% = Rp45.000.000
Peralatan yg dijual = Harga/u x kuantitas x(100% - %Diskon Dagang)x(100% - %Diskon Tunai)
= Rp50.000.000/u x 1 u x (100% - 10%) x (100% - 0%) à krn Met. Kotor
=Rp45.000.000
Penyusutan Peralatan = (Harga Perolehan (Cost) – Nilai Residu) : Umur Manfaat
= (Rp50.500.000 – Rp500.000) : 5 tahun
= Rp50.000.000 : 5 tahun = Rp10.000.000/tahun
Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
= Rp50.500.000 – (Rp10.000.000/tahun x 1 tahun) = Rp40.500.000
Selisih = Peralatan yang dijual - Nilai Buku
= Rp45.000.000 - Rp40.500.000 = Rp4.500.000 à krn H.Jual > N.Buku = Untung
Piutang Wesel à ber(+) Rp45.000.000
Akumulasi Penyusutan à ber(-) Rp10.000.000
Peralatan à ber(-) Rp50.500.000
Keuntungan Penjualan Aset Tetap à ber(+) Rp4.500.000 à Keuntungan = Pendapatan(+)

Jurnal pengakuan bunga wesel:


31/3/x0 – Piutang Bunga Rp450.000
Pendapatan Bunga Rp450.000

Perhitungan:
Periode/J.Waktu Bunga = dari tgl transaksi s/d tgl tutup buku
= 10/3 - 31/3 = 21 hari
karena lebih dari 15 hari dianggap sbg 1 bulan

Pengakuan Bunga = Nilai Nominal x Tingkat Bunga x Periode


= Rp45.000.000 x 12%/12 bulan x 1 bulan
= Rp450.000
Piutang Bunga --à ber(+) Rp450.000 krn Kas masih/baru akan diterima bln depan
Pendapatan Bunga --à ber(+) Rp450.000 krn sdh diakui sbg Pendapatan bulan Maret

Jurnal penerimaan bunga wesel:


10/4/x0 – Kas Rp450.000
Piutang Bunga Rp450.000

Perhitungan:
Bunga = Nilai Nominal x Tingkat Bunga x Periode
= Rp45.000.000 x 12%/12 bulan x 1 bulan
= Rp450.000
Kas --à ber(+) Rp450.000
Piutang Bunga --à ber(-) Rp450.000 krn piutang tertagih hrs dihapus

Jurnal penerimaan Piutang Wesel:


30/4/x0 - Kas Rp45.000.000
Piutang Wesel Rp45.000.000

Perhitungan:
Penerimaan = Harga/unit x kuantitas x (100% - %Diskon Dagang) x (100% - %Diskon Tunai)
= Rp50.000.000/u x1ux(100% - 10%)x(100% - 0%) à krn Lewat Periode Diskon
=Rp45.000.000
Kas --à ber(+) Rp45.000.000
Piutang Wesel --à ber(-) Rp45.000.000

Piutang Wesel/Wesel Tagih (Notes Receivables)


Pendiskontoan/ Pendiskonan/Penjualan atas Piutang Wesel/Wesel Tagih (Discounting
on Notes Receivables)
Piutang Wesel/Wesel Tagih bisa didiskontokan/dijual alasannya karena perusahaan yang
memiliki piutang tidak bisa menunggu lebih lama sampai tertagih menjadi Kas sehingga
perusahaan bisa memperoleh Kas lebih cepat dengan mendiskontokan/menjual ke Lembaga
Keuangan Perbankan atau Nonperbankan

Komponen dalam Diskonto Wesel Tagih:

-Nilai Nominal Wesel: Nilai yang tertera/tertulis dalam surat/sertifikat Wesel sebesar nilai
transaksi tertentu

-Nilai Jatuh Tempo Wesel: Nilai yang harus dibayar/dilunasi oleh pihak yang berutang
(debitur) sesuai perjanjian pada tanggal jatuh tempo

-Tarif Diskonto: Tarif/persentase tertentu atas diskonto yang nilainya bisa =/>/< dari
tarif/persentase bunga weselnya yang berfungsi sebagai pengurang/pen
diskon Nilai Jatuh Tempo Wesel

-Periode/Jangka Waktu Jatuh Tempo: Jangka waktu dari tanggal transaksi sampai tanggal
jatuh tempo sesuai perjanjian/transaksi

-Periode/Jangka Waktu Diskonto: Jangka waktu dari tanggal transaksi sampai tanggal dilaku
kan diskonto sesuai perjanjian/transaksi karena sudah
berlalunya hak menagih sejak tanggal transaksi

PIUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)/ PAJAK PERTAMBAHAN NILAI MASUKAN


(VALUE ADDED TAX RECEIVABLES/ VALUE ADDED TAX INCOMES)

Definisi: Karena membeli Barang dan Jasa Kena Pajak sesuai ketentuan peraturan
perpajakan yang berlaku pada perusahaan penjual sebagai pemungut pajak, akan
ada tagihan/klaim perusahaan pada masa kini yang berasal dari kejadian di masa
lalu dan penyelesaiannya menyebabkan adanya arus masuk untuk perusahaan
yang berupa Kas karena selisih Lebih Bayar pada pemerintah melalui Kantor Pajak

Contoh Kasus:
PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli Barang Dagangan
Kena Pajak berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu sebanyak 10 unit senilai Rp5.000.000/unit
pada tanggal 17 Maret 202x0. Kebijakan Akuntansi: Sistem Persediaan (Inventories System)
adalah Perpetual, Jangka waktu pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade
Discount) 10% apabila membeli lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan
menggunakan Metode Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila
ada barang yang rusak atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10%
kalau tidak meretur (Purchase Return and Allowance). Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang berlaku untuk Barang Kena Pajak adalah 10%.

Jawaban:
Jurnal pembelian barang dagangan secara kredit:
17/3/x0 – Persediaan Barang Dagangan Rp45.000.000
Piutang Pajak Pertambahan Nilai Rp4.500.000
Utang Dagang Rp49.500.000

Perhitungan:
Barang Dagangan = Harga/unit x kuantitas x (100% - %Diskon Dagang)
= Rp5.000.000/u x 10 u x (100% - 10%)
= Rp50.000.000 x 90% = Rp45.000.000
Barang Dagangan = Harga/unit x kuantitas x (100% - %Diskon Dagang) x (100% - %Diskon
Tunai)
= Rp5.000.000/u x 10 u x (100% - 10%) x (100% - 0%) -à krn Met. Kotor
=Rp45.000.000
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = Tarif PPN x H.Jual Barang Kena Pajak
= 10% x Rp45.000.000 = Rp4.500.000
Utang Dagang = Pembelian Kredit Persediaan + Piutang PPN
= Rp45.000.000 + Rp4.500.000 = Rp49.500.000
Persediaan Barang Dagangan --à ber(+) Rp45.000.000
Piutang Pajak Pertambahan Nilai --à ber(+) Rp4.500.000 krn PPN sdh dipotong o/ Penjual
Utang Dagang --à ber(+) Rp45.000.000

Jurnal pembayaran utang dagang:


7/4/x0 - Utang Dagang Rp49.500.000
Kas Rp49.500.000

Perhitungan:
Bayar Barang = Harga/unit x kuantitas x (100% - %Diskon Dagang) x (100% - %Diskon Tunai)
= Rp5.000.000/u x10ux(100% - 10%)x(100% - 0%) à krn Lewat Periode Diskon
=Rp45.000.000
Bayar PPN = Rp4.500.000
Total = Bayar Barang + PPN = Rp45.000.000 + Rp4.500.000 = Rp49.500.000
Utang Dagang --à ber(-) Rp49.500.000
Kas --à ber(-) Rp49.500.000

PERSEDIAAN (INVENTORIES)

Definisi: Aset yang dimiliki oleh perusahaan dagang untuk dijual dalam
kegiatan bisnis, atau Aset yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur
untuk dikonsumsi atau digunakan dalam kegiatan produksi barang
dan jasa

Persediaan Barang Dagangan (Merchandise Inventories):


- Aset yang dibeli/diperoleh berupa barang dagangan yang siap untuk dijual
Misal: Perusahaan dagang memiliki barang dagangan berupa alat-alat elektronik yaitu
Kulkas, LCD/LED, AC, Kompor Listrik, dll
Persediaan Bahan Baku/Mentah (Raw Materials Inventories):
- Aset yang dibeli/diperoleh berupa bahan baku/mentah yang akan digunakan dalam
proses produksi berikutnya
Misal: Perusahaan manufaktur furnitur membeli bahan baku utama berupa kayu, cat,
pelitur, besi, paku, lem, dll

Persediaan Bahan Dalam Proses/Setengah Jadi (Work in Process Inventories):


- Aset yang dibeli/diperoleh berupa Bahan Dalam Proses/Setengah Jadi yang akan
digunakan dalam proses produksi berikutnya
Misal: Perusahaan manufaktur furnitur bisa membeli kursi setengah jadi yaitu kursi belum
dicat dan dipelitur, atau tersedia kursi setengah jadi dari departemen produksi bahan
baku

Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventories):


- Aset yang dibeli/diperoleh berupa Bahan Dalam Proses/Setengah Jadi yang akan
diproduksi menjadi barang jadi
Misal: Perusahaan manufaktur furnitur menghasilkan/memproduksi macam-macam furnitur
seperti seperangkat meja kursi tamu, tempat tidur, lemari, dll

Persediaan Bahan Habis Pakai/Perlengkapan (Supplies Inventories):


- Aset yang dibeli/diperoleh berupa barang-barang yang diperlukan/digunakan dalam
kegiatan/aktivitas perusahaan sehari-hari di semua departemen/bagian perusahaan
Misal: Perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur membeli dan menggunakan ATK seperti
kertas, pena, pensil, isi tinta, lem di kantor, juga membutuhkan air minum, teh, kopi,
gula di dapur serta sabun cuci tangan, deterjen di kamar mandi, dll

Persediaan yang diperoleh perusahaan dimulai dari:


-Pemesanan (order) yaitu barang-barang yang dibutuhkan dipesan terlebih dahulu sesuai
spesifikasi yang diinginkan,
-Penerimaan (receiving) yaitu barang-barang yang diterima harus diperiksa kesesuaiannya
dengan pemesanan sebelum masuk gudang dan boleh diretur jika tidak sesuai atau rusak,
-Pengecekan dengan faktur dari barang yang dibeli yaitu spesifikasi kuantitas dan kualitas
sesuai antara faktur dengan barang yang diterima
-Pelaporan persediaan yaitu barang yang tersedia di gudang yang siap dijual harus dilakukan
pemeriksaan dan perhitungan secara fisik (stock opname/physical inventories) sudah sesuai
kuantitas dan kualitasnya

Metode Penilaian Persediaan:


- cara menghitung nilai persediaan dengan rumusan tertentu sehingga nilainya bisa
disajikan di dalam Aset Lancar pada Laporan Posisi Keuangan

Terdiri dari beberapa metode yaitu:


1. Metode Identifikasi Khusus (Specific IdentificationMethod):
-cara berhitung nilai persediaan dengan memberikan kode khusus pada setiap barang
dagangan yang berdasarkan spesifikasi bentuk, warna, harga, kualitas, dll berbeda-beda
yang saat dijual nilainya berdasarkan kode khususnya
2. Metode Masuk Pertama Keluar Keluar Pertama (First-in First-out Method):
-cara berhitung nilai persediaan dengan mengurutkan nilainya berdasarkan tanggal
pembeliannya mulai dari pertama sampai akhir periode pembukuan sehingga saat dijual
nilainya berdasarkan urutannya yaitu nilai yang pertama dibeli adalah nilai yang
pertama dijual
3. Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Method):
-cara berhitung nilai persediaan dengan mengurutkan nilainya berdasarkan tanggal
pembeliannya mulai dari pertama sampai akhir periode pembukuan sehingga saat dijual
nilainya dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari dua tanggal pembelian sebelumnya

Sistem Penilaian Persediaan:


- Nilai persediaan yang dihitung dengan metode tertentu dibuatkan prosedur pencatatan
tertentu di dalam pembukuan

Terdiri dari dua sistem yaitu:


1. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventories System):
-Prosedur pencatatan persediaan selalu dilakukan setiap kali terjadi pembelian,
penjualan, serta retur dan potongan pembelian/penjualan atas Persediaan yang
dihitung berdasarkan metode tertentu
-Alasannya adalah agar nilai atas Akun Persediaan Barang Dagangan selalu diketahui
setiap saat saldonya bertambah atau berkurang
-Sistem pembukuan terkomputerisasi memudahkan pencatatan persediaan setiap
transaksinya setiap saat yang akan sering dilakukan
2. Sistem Persediaan Fisik/Periodik (Physical/Periodic Inventories System)
-Prosedur pencatatan persediaan tidak dilakukan setiap kali terjadi pembelian,
penjualan, serta retur dan potongan pembelian/penjualan atas Persediaan yang
dihitung berdasarkan metode tertentu
-Alasannya adalah agar nilai atas Akun Persediaan Barang Dagangan tidak perlu
diketahui saldonya bertambah atau berkurang. Jika ingin mengetahui saldonya, bisa
dihitung dengan metode tertentu yang dipilih
-Sistem pembukuan secara manual saja karena tidak selalu mencatat ke Akun
Persediaan Barang Dagangan untuk setiap transaksinya setiap saat

Contoh Kasus 1A:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Perpetual, Metode Penilaian Persediaan adalah
Identifikasi Khusus. Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan. Jangka waktu
pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila membeli
lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan Metode
Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang yang rusak
atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak meretur
(Purchase Return and Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Contoh Kasus 1B:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Periodik, Metode Penilaian Persediaan adalah
Identifikasi Khusus. Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan. Jangka waktu
pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila membeli
lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan Metode
Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang yang rusak
atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak meretur
(Purchase Return and Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Contoh Kasus 2A:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Perpetual, Metode Penilaian Persediaan adalah
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan.
Jangka waktu pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila
membeli lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan
Metode Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang
yang rusak atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak
meretur (Purchase Return and Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Contoh Kasus 2B:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Periodik, Metode Penilaian Persediaan adalah
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan.
Jangka waktu pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila
membeli lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan
Metode Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang
yang rusak atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak
meretur (Purchase Return and Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Contoh Kasus 3A:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Perpetual, Metode Penilaian Persediaan adalah
Rata-rata Tertimbang. Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan. Jangka waktu
pembayaran (Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila membeli
lebih dari 5 unit, Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan Metode
Kotor/Bruto (Gross Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang yang rusak
atau tidak sesuai pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak meretur
(Purchase Return and Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Contoh Kasus 3B:


PT Polsri di Palembang adalah perusahaan dagang furnitur yang membeli dan menjual
Barang Dagangan berupa Seperangkat Meja Kursi Tamu. Kebijakan Akuntansi: Sistem
Persediaan (Inventories System) adalah Periodik, Metode Penilaian Persediaan adalah Rata-
rata Tertimbang. Tingkat Laba Kotor adalah 40% dari Penjualan. Jangka waktu pembayaran
(Credit Term) n/35, Diskon Dagang (Trade Discount) 10% apabila membeli lebih dari 5 unit,
Diskon Tunai (Cash Discount) 5/15 dengan menggunakan Metode Kotor/Bruto (Gross
Method), Retur pembelian bisa dilakukan apabila ada barang yang rusak atau tidak sesuai
pesanan dan memperoleh potongan/diskon 10% kalau tidak meretur (Purchase Return and
Allowance).
Data pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan April 202x0:
1/4 Saldo Awal Kuantitas = 2 unit Harga Beli/unit = Rp5.000.000/unit
5/4 Pembelian Kuantitas = 10 unit Harga Beli/unit = Rp5.100.000/unit
15/4 Penjualan Kuantitas = 10 unit Harga Jual/unit = ?
25/4 Pembelian Kuantitas = 6 unit Harga Beli/unit = Rp5.120.000/unit
29/4 Penjualan Kuantitas = 4 unit Harga Jual/unit = ?

Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai