Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN PROFESI GURU ANGKATAN IV TAHUN 2021

UNIVERISTAS HALU OLEO


MODUL 1 (PROFESIONAL)
NAMA INSTANSI
TARUNA WIJAYA, S.Pd. SMA Negeri 2 Tana Tidung

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul TATA BAHASA
Judul Kegiatan Belajar 1. Ejaan dan Tanda Baca
(KB) 2. Kata dan Proses Pembentukannya
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
4. Kalimat Efektif
No Butir Refleksi Respons/Jawaban
1 Daftar peta 1. Ejaan dan Tanda Baca
konsep (istilah A. Ejaan
dan definisi) di Ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk
tulisan serta penggunaan tanda baca.
modul ini
1. Penggunaan Ejaan:
a) Pengunaan Huruf Kapital
b) Penggunaan Huruf Miring
c) Penggunaan Huruf Cetak Tebal.

B. Tanda Baca
a) Penggunaan tanda baca titik (.),
b) koma (,),
c) titik koma (;),
d)titik dua (:),
e) tanda hubung (-),
f) tanda tanya (?),
g)tanda seru (!),
h)tanda petik dua (“...”),
i) tanda petik tunggal (‘...’),
j) tanda kurung ((...)),
k)garis miring (/).
LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
2. Kata dan Proses Pembentukannya
A. Kata
merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.
a) Kata dasar: merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri dan tersusun atas morfem atau gabungan morfem.
b) Kata berimbuhan: kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik itu awalan, sisipan, akhiran, maupun awalan-
akhiran.

B. Pembentukan Kata Berimbuhan atau Turunan


a) Afiksasi: proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks.
 Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal bentuk kata dasar.
 Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada bagian tengah bentuk kata dasar.
 Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk kata dasar. Sufiks sering disebut pula akhiran.
 Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada awal dan akhir bentuk kata dasar.
b) Reduplikasi (Pengulangan): proses pembentukan kata dengan mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan
maupun sebagian.
c) Pemajemukan: penggabungan dua kata atau lebih dalam membentuk kata.

C. Pengertian Kategorisasi Kata


1. Kategori verba: kata kerja
2. Kategori nomina: kata benda
3. Kategori adjektiva: kata yang berfungsi memberikan keterangan khusus untuk nomina dalam kalimat
4. Kategori adverbia: kata keterangan yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbiaa lain
5. Kategori preposisi: kata petujuk atah atau tempat
6. Kategori konjungsi: berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotesis, dan selalu
menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.
7. Kategori pronomina: kata yang dipakai untukm mengacu pada nomina lain.
8. Kata tugas: merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak termasuk kelas kata verba, nomina, adjektiva, dan
numeralia.

D. Kosa Kata Baku dan Tidak Baku


1. Kata baku
adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
2. Kata tidak baku
adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan.
LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
A. Fungtor Kalimat
Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti penanda jamak -es atau -s dalam bahasa Inggris) yang tidak mempunyai
arti sendiri dan biasanya hanya mempunyai fungsi gramatikal dalam sintaksis.
1. Subjek: merupakan unsur utama kalimat yang menentukan kejelasan makna kalimat.
2. Predikat: berupa kata kerja (jawaban dari mengapa dan bagaimana)
3. Objek: berupa kata benda
4. Keterangan: berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
B. Frasa
Frasa adalah gabungan dua atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Frasa sering disebut pula gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi kalimat. Fungsi yang dimaksud adalah subjek, predikat, objek, dan keterangan.
C. Jenis-Jenis Frasa
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memili unsur pusat.
a) Frasa endosentris koordinatif
b) Frasa endosentris atributif
c) Frasa endosentris apositif
2. Frasa Eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.

Berdasarkan kesetaraan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frasa terdiri atas:
a) Frasa verba adalah frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa kata yang termasuk kategori verba. Frasa ini
biasanya menduduki fungsi predikat.
b) Frasa nomina, yaitu frasa yang unsur pusatnya berupa kata yang termasuk kategori nomina.
c) Frasa ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih. Unsur intinya adalah ajektiva
(sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa.
d) Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam
kalimat.
e) Frasa numeralia yaitu frasa yang unsur pusatnya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Secara
semantik, kategori yang dimaksud menyatakan bilangan atau jumlah tertentu.
f) Frasa preposisi yaitu frasa yang ditandai preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau
kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.
g) Frasa konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti
klausa sebagai petanda.
D. Klausa
LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang kurangnya terdiri atas subjek (S) dan
predikat (P).
E. Jenis – Jenis Klausa
Berdasarkan kategori tertentu, klausa dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Penggolongan klausa didasarkan pada 1)
Struktur intern, 2) Ada tidaknya kata negative, dan 3) Kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P.
F. Pengertian Kalimat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat yaitu:
1. kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
2. perkataan; linguistik;
3. satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun
potensial terdiri atas klausa.
G. Jenis Kalimat
1. Kalimat Perintah
2. Kalimat Berita
3. Kalimat Tanya
4. Kalimat Seruan

H. Penggolongan Kalimat
1. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung
memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
b. Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat
tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah diubah menjadi kalimat berita.
2. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Stuktur Gramatikal (Jumlah Klausa)
a. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa dan terdiri atas satu subjek serta satu predikat.
Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi
maupun subordinasi.
c. Kalimat majemuk bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas.
Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan
LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat)
3. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
b. Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subjek saja, atau predikat
saja, atau objek saja, atau keterangan saja.
4. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Susunan Subjek dan Predikat
a. Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
b. Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar
bahasa Indonesia (S-P-O-K).

4. Kalimat Efektif
A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu mengungkapkan pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulis atau pembicara.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif antara lain sebagai berikut.
1. Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas subjek dan predikat.
2. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis serta sistematis.
4. Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku.
5. Memperhatikan penggunaan kata yaitu penghematan penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.
7. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa
C. Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
D. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif
1. Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran dan struktur kalimat yang digunakan.
2. Keparalelan adalah kesamaan bentuk dan struktur struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus
LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
paralel, sama, atau sederajat.
3. Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok kalimat.
4. Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
5. Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigu).
6. Kepaduan berkaitan dengan keselerasan pernyataan dalam kalimat agar informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
7. Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.

2 Daftar materi 1. Ejaan dan Tanda Baca


yang sulit  Penggunaan tanda baca titik koma (;)
dipahami di 2. Kata dan Proses Pembentukannya
 Pengkategorian kata
modul ini
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
 Unsur kalimat (S-P-O-K-Pel)
 Fakta Eksosentris
 Klausa
4. Kalimat Efektif
 Syarat kalimat efektif( tidak ambigu)

3 Daftar materi 1. Ejaan dan Tanda Baca


yang sering  Tanda baca
mengalami  Kata dan Proses Pembentukannya
 Kosa Kata Baku dan Tidak Baku
miskonsepsi
2. Kalimat dan Proses Pembentukannya
 Jenis-Jenis Frasa
1) Frasa Endosentris
2) Frasa Eksosentris
 Klausa
3. Kalimat Efektif
 Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif

LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Anda mungkin juga menyukai