LP Gagal Nafas
LP Gagal Nafas
Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa
KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………………………) (………………………..……...………………………….)
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
1. Definisi Penyakit
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal
O2 dan atau CO2 di dalam darah. (Merenstein, 1995)
Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.
2. Etiologi
d. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan
yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut
dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks,
pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas.
Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah
untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
g. Penyebab perifer
- Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
- Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale
- Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS
- Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks
- Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri
3. Manifestasi Klinis
a. Tanda
1) Gagal nafas total
- Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
- Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta
tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
- Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
b. Gejala
1) Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing
masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul
pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru
kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk
secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada
gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan
normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan
ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital
adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadi obstruksi
jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak,
ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat
pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif
dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan
pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood.
Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut. walaupun
terjadi hipoksemia, hiperkarbia dan asidemia yang berat. Tanda utama dari kecapaian
pernafasan adalah penggunaan otot bantu nafas, takipnea, takikardia, menurunnya tidal
volume, pola nafas ireguler atau terengah-engah (gasping) dan gerakan abdomen yang
paradoksal. Hipoksemia akut dapat menyebabkan berbagai masalah termasuk aritmia jantung
dan koma. Terdapat gangguan kesadaran berupa konfusi. PaO2 rendah yang kronis dapat
ditoleransi oleh penderita yang mempunyai 60 mmHg)cadangan kerja jantung yang adekuat.
Hipoksia alveolar (PAO2 dapat menyebabkan vasokonstriksi arteriolar paru dan meningkatnya
resistensi vaskuler paru dalam beberapa minggu sampai berbulan-bulan, menyebabkan
hipertensi pulmonal, hipertrofi jantung kanan (korpulmonale) dan pada akhirnya gagal jantung
kanan.
3) Gangguan Difusi. Akibat pemisahan fisik gas dan darah (pada penyakit paru
interstisial) atau menurunnya waktu transit eritrosit sewaktu melalui kapiler.
5) Shunt. Pada shunt terjadi darah vena sistemik langsung masuk kedalam sirkulasi
arterial. Shunt dapat terjadi intrakardiak yaitu pada penyakit jantung congenital
sianotik right-to-left atau di dalam paru darah melalui jalur vaskuler abnormal
(arterivena fistula). Penyebab paling sering adalah penyakit paru yang menghasilkan
ketidakseimbangan V/Q, dengan ventilasi regionalnya hampir atau samasekali tidak
ada. Pencampuran (admixture) darah vena desaturasi dengan darah arterial (SVO2).
Keadaan ini akan menurunkan PAO2 pada penderita dengan penyakit paru dan
menyebabkan gangguan di pertukaran gas intrapulmonal. Campuran saturasi O2 vena
langsung dipengaruhi oleh setiap imbalans antara konsumsi O2 dan penyampaian O2.
Keadaan anemia yang tidak dapat dikonsumsi oleh peningkatan output jantung atau
output jantung yang insufisien untuk kebutuhan metabolisme, dapat menyebabkan
penurunan SVO2 dan PaO2.
1) Hipoventilasi
Hipoventilasi merupakan penyebab hiperkapnia yang paling sering. Selain
meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis respirasi yang sebanding dengan
kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA, pertama dapat disebabkan
oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE) yang sering disebut sebagai
hipoventilasi global atau kedua, karena meningkatnya dead space (VD). Penyebab
hipoventilasi global adalah overdosis obat yang menekan pusat pernafasan.
a. Hb : dibawah 12 gr %
b. Analisa gas darah :
- pH dibawah 7,35 atau di atas 7,45
- paO2 di bawah 80 atau di atas 100 mmHg
- pCO2 di bawah 35 atau di atas 45 mmHg
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
7. Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
b. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
c. Inhalasi nebuliser
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik/jantung
f. Pengobatan Brokodilator Steroid
Pengkajian Primer
a. Airway
- Peningkatan sekresi pernapasan
- Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
b. Breathing
- Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
- Menggunakan otot aksesori pernapasan c. Kesulitan bernafas : lapar udara,
diaforesis, sianosis
c. Circulation
- Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
- Sakit kepala
- Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
- Papiledema
- Penurunan haluaran urine
Pengkajian Primer
a. Sirkulasi
Tanda :
- Takikardia, irama ireguler
- S3S4/Irama gallop
- Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
- Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung menandakan
udara di mediastinum)
- TD : hipertensi/hipotensi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
b. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
- Nyeri pada satu sisi
- Nyeri tajam saat napas dalam
- Dapat menjalar ke leher, bahu dan abdomen,
- Serangan tiba-tiba saat batuk
Tanda :
- Melindungi bagian nyeri
- Perilaku distraksi
- Ekspresi meringis
c. Pernapasan
Gejala :
- Riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru , keganasan, “lapar
udara”, batuk
Tanda :
- Takipnea
- Peningkatan kerja pernapasan
- Penggunaan otot asesori
- Penurunan bunyi napas
- Penurunan fremitus vocal
- Perkusi : hiperesonan di atas area berisi udara (pneumotorak)
- Dullnes di area berisi cairan (hemotorak)
- Perkusi : pergerakan dada tidak seimbang,
- Reduksi ekskursi thorak
- Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan
- Mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
d. Keamanan
Gejala :
- Riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
9. Patoflow
Hipoventilasi alveoli
Otak paru-paru
Curah jantung
Gagal jantung
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN