Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa
KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………………………) (………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT STIKes FALETEHAN
1. Definisi Penyakit
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi
dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau
radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999).
Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena
luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada
tempatnya untuk jangka waktu yang lama. (Smeltzer, 2001 : 1911)
2. Etiologi
Combustio disebabkan oleh 3 golongan yaitu :
a. Panas ( thermis ) misalnya :
- Api - Pasir
- Air panas - Aliran listrik
- Minyak panas - Suhu yang tinggi
- Logam panas
b. Zat kimia ( Chemist ) misalnya :
- Lisol - Prostek
- Alkohol - Zat phosper
- Kreolin - Pepsida
- Nitrat argentin - Asam kuat
c. Sinar ( Radiasi ) misalnya :
- Sinar matahari
- Sinar laser
- Sinar X ( Rontgen )
3. Manifestasi Klinis
Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api, atau korban terbakar pada tempat yang
terkurung, atau keduanya, perhatikan terhadap tanda-tanda keracunan karbon
monoksida, penghirupan asap, dan tanda-tanda yang menyertai distres pernapasan dan
cedera pulmonal.
a. Keracunan Karbon Monoksida
Sering kali, pasien luka bakar terperangkap dan telah menghirup karbon
monoksida dalam jumlah yang signifikan. Karakteristik dari tanda-tanda fisik yang
biasanya tidak ada, dan warna kulit merah bertanda cheery hampir tidak pernah
terlihat pada pasien luka bakar. Manifestasi-manifestasi system saraf pusat karena
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
keracunan karbon monoksida dapat berkisar dari sakit kepala sampai koma hingga
kematian.
b. Diestres Pernapasan
Penurunan oksigenesi arterial sering terjadi setelah cedera luka bakar.
Penyebab seketika distres pernapasan sering kali adalah edema laring atau spasme
dan akumulasi lendir. Karena tanda-tanda actual obstruksi tidak akan terlihat
selama beberapa jam, adalah perlu untuk memantau pasien secara kontinu terhadap
serak, ngiler, atau ketidakmampuan menangani sekresi. Serak menunjukan
penerunan signifikan pada diameter jalan napas.
Tanda-tanda Distress Pernapasan
- Serak
- Ngiler
- Ketidak mampuan menangani sekresi
4. Deskripsi patofisiologi
Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis,
dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan lamanya
kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi itegritas kulit
dan kematian- kematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3 menurut
kedalamannya :
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
Rule of nine
Kepala dan leher: 9%
Dada depan dan belakang: 18%
Abdomen depan dan belakang: 18%
Tangan kanan dan kiri: 18%
Paha kanan dan kiri: 18%
Kaki kanan dan kiri: 18%
Genitalia: 1%
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri, berupa :
- Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
- Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
- Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
- Antasida H2 antagonis
- Roborantia (vitamin C dan a)
- Antibiotik
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase
cleaning.
2) Cooling
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir
selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam
setelah kejadian luka bakar – Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar
efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri)
untuk luka yang terlokalisasi – Jangan pergunakan es karena es menyebabkan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
3) Cleaning
Pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih
cepat dan risiko infeksi berkurang.
4) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian
antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi,
dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada
wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi
dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan
untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan
kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan
lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
b. Breathing
1. Penilaian terhadap proses pernafasan sangat penting setelah penyelamatan
airway dilakukan.
2. Lepaskan pakaian dan semua hal yang menghambat gerakan rongga dada,
berikan oksigen yang adekuat melalui sungkup atau kanul.
c. Sirkulasi
1. Setiap penderita dengan luka bakar berat, diatas 20% sudah perlu diberian
cairan infus.
2. Setelah jalan nafas dijamin baik dan cedera lainnya yang mengancam nyawa
telah diidentifikasi dan ditangani selanjutnya penderita disiapkan untuk
pemasangan infus.
3. Carilah vena-vena besar untuk memasang jarum infus yang cukup besar,
upayakan agar pemasangan infus jangan di daerah yang terkena luka bakar,
kecuali terpaksa karena tidak ada daerah lain yang dapat dipakai.
4. Vena daerah ekstremitas atas terlebih dahulu.
5. Pada luka bakar yang cukup luas diatas 40% diperlukan:
Dua line infus
Pemasangan vena central (CVP), selain berfungsi untuk pemberian cairan,
juga sebagai alat monitoring hemodinamik yang lebih akurat.
Pemberian cairan
4 ml RL x BB kg x % LLB
- Pemberian :
8 jam 1 diberikan ½ dari kebutuhan cairan
8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan
8 jam III diberikan sisanya
- Berdasarkan waktu mulai saat terjadi trauma
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
d. Disability
- GCS
- Pupil
- Lateralisasi motorik
e. Exposure
Setelah mengurus prioritas-prioritas untuk menyelamatkan jiwanya, penderita
harus dibuka seluruh pakaiannya dan diperiksa dari ubun-ubun sampai jari kaki
sebagai bagian dari mencari cidera.
SECONDARY SURVEY
a. Tanda Vital
b. Pemeriksaan Fisik
1) Aktifitas/istirahat:
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
2) Sirkulasi:
Tanda : (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
3) Integritas ego:
Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
4) Eliminasi:
Tanda : Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan
mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai
stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
5) Makanan/cairan:
Tanda : Oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
6) Neurosensori:
Gejala : Area batas; kesemutan.
7) Nyeri/kenyamanan:
Gejala : Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu;
luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
8) Pernafasan:
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
9) Keamanan:
Tanda:
Kulit umum : Destruksi jarinagn dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Cedera api : Terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2013-2014
9. Patoflow
Sel otak
mati Penurunan curah jantung
Fungsi ginjal menurun
Hipoxia hepatik Hambahan pertumbuhan
Glukoneogenesis glukogenolisis
Gagal
fungsi Gagal jantung Gagal ginjal Gagal hepar
sentral
MK: Perubahan nutrisi