Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN

PENILAIAN KINERJA GURU

Disusun Oleh :
Putri Anisa Ramadani 2517128
Mita Sendia Ulfa 2517150
PTIK 6D

Dosen Pengampu : Redha Septia Asi, M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BUKITTINGGI
TA.2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufikdan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentukmaupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salahsatu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannyadapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangatkurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Sumatra Barat,11 Mei 2020


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
Pendidikan adalah aspek yang paling penting dalam membentuk mutu
atau kualitas suatu bangsa. Baik tidaknya suatu bangsa ditentukan melalui
orang-orang di dalamnya. Apabila masyarakatnya cerdas, berakhlak mulia,
memiliki budi pekerti yang baik, yang secara singkatnya bisa dikatakan
bermutu, maka bermutulah suatu bangsa tersebut.
Dewasa ini banyak masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita,
salah satunya adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Oleh karena itu,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat di
mulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran, Salah satunya adalah komponen guru.
Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu mempengaruhi proses
pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Bagaimanapun bagusnya dan idealnya kurikulum pendidikan, tanpa di
imbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka
semuanya akan kurang bermakna. Oleh karena itu,Guru sebagai penentu
kualitas pendidikan, kompetensimnya perlu senantiasa ditingkatkan. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut. Salah
satu kebijakan untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut adalah melalui
Penilaian Kinerja Guru (PKG). Penilaian Kinerja Guru yang telah diyakini
mampu meningkatkan kompetensi guru telah secara resmi diberlakukan sejak
tahun 2013. Berbagai kendala pada implementasi PKG tersebut muncul. Akan
tetapi, sebagai suatu kebijakan baru, PKG harus terus dilaksanakan.
Berbagai perubahan pola pikir pada guru perlu dilakukan dalam
rangka mengimplementasikan PKG. Guru, secara perseorangan maupun
kelompok, perlu mereformasi pola pikir agar dapat mengimplementasikan
PKG secara lebih maksimal dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru. Perubahan cara berpikir tersebut di antaranya bagaimana guru tersebut
harus mengikuti berbagai langkah Penilaian Kinerja Guru. Penilaian Kinerja
Guru tidak dianggap sebagai beban melainkan suatu kegiatan yang harus
dilakukan dengan penuh kesungguhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian kinerja guru?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penilaian kinerja guru?
3. Bagaimana prinsip pelaksanaan kinerja guru?
4. Apa saja yang menjadi kendala dalam penilaian kinerja guru?
5. Apa manfaat dari penilaian kinerja guru?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu penilaian kinerja guru
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung penilaian kinerja
guru.
3. Mengetahui bagaimana prinsip pelaksanaan kinerja guru.
4. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam penilaian kinerja guru.
5. Mengetahui apa manfaat dari penilaian kinerja guru?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA GURU


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru (PKG)
adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Sistem PKG adalah sistem
penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang
ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi
utama sebagai berikut :
1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan,
atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.
2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun
tersebut.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KINERJA GURU


1. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan guru akan sangat mempengaruhi baik tidaknya
kinerja guru. Kemampuan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah seseorang mengalami
proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Selama menjalani pendidikannya seseorang akan menerima banyak masukan
baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang akan
mempengaruhi pola berpikir dan prilakunya.
Ini berarti jika tingkat pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka makin
banyak pengetahuan serta ketrampilan yang diajarkan kepadanya sehingga
besar kemungkinan kinerjanya akan baik karena didukung oleh bekal
ketrampilan dan pengetahuan yang diperolehnya.
2. Supervisi Pengajaran
supervisi pengajaran yaitu serangkaian kegiatan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberikan
bimbingan, bantuan, pengawasan dan penelitian pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan pengembangan pengajaran berupa perbaikan program
dan kegiatan belajar mengajar. Sasaran supervisi ditujukan kepada situasi
belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya tujuan pendidikan secara
optimal.
3. Program Penataran
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh program penataran yang diikutinya.
Untuk memiliki kinerja yang baik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
akademik yang memadai, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya
kepada para siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa. Hal ini menentukan
kemampuan guru dalam menentukan cara penyampaian materi dan
pengelolaan interaksi belajar mengajar. Untuk iitu guru perlu mengikuti
program-program penataran.
4. Iklim
Iklim yang kondusif di sekolah juga akan berpengaruh pada kinerja guru, di
antaranya : pengelolaan kelas yang baik yang menunjuk pada pengaturan
orang (siswa), maupun pengaturan fasilitas (ventilasi, penerangan, tempat
duduk, dan media pengajaran). Selain itu hubungan antara pribadi yang baik
antara kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah akan membuat
suasana sekolah menyenangkan dan merupakan salah satu sumber semangat
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
5. Kondisi Fisik dan Mental
Agar guru memiliki kinerja yang baik maka harus didukung oleh kondisi
fisik dan mental yang baik pula. Guru yang sehat akan dapat menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan baik. Oleh karenanya faktor kesehatan harus benar-
benar diperhatikan. Begitu pula kondisi mental guru, bila kondisi mentalnya
baik dia akan mengajar dengan baik pula.
6. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kinerja guru. Agar guru benar-
benar berkonsentrasi mengajar di suatu sekolah maka harus diperhatikan
tingkat pendapatannya dan juga jaminan kesejahteraan lainnya seperti
pemberian intensif, kenaikan pangkat/gaji berkala, asuransi kesehatan dan
lain-lain.
7. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peranan dalam
meningkatkan kinerja guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
merupakan suatu pola kerjasama antara manusia yang saling melibatkan diri
dalam satu unit kerja (kelembagaan). Dalam proses mencapai tujuan
pendidikan, tidak bisa terlepas dari dari kegiatan administrasi. Kegiatan
adminstrasi sekolah mencakup pengaturan proses belajar mengajar,
kesiswaan, personalia, peralatan pengajaran, gedung, perlengkapan,
keuangan serta hubungan masyarakat.

C. PRINSIP PELAKSANAAN KINERJA GURU


Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan PK GURU adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan ketentuan PKG, harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan Kinerja, aspek yang dinilai dalam PKG adalah kinerja yang
dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan Dokumen PKG
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses PKG harus
memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem PKG. Guru dan
penilai harus memahami pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya
secara utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek yang dinilai serta
dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.
4. Dilaksanakan Secara Konsisten
PKG dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali dengan penilaian
formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Obyektif yaitu PKG dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi
nyata guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
b. Adil yang dimaksud adalah PKG memberlakukan syarat, ketentuan, dan
prosedur standar kepada semua guru yang dinilai.
c. Akuntabel adalah Hasil pelaksanaan PKG dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Bermanfaat yaitu PKG bermanfaat bagi guru dalam rangka
peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus
pengembangan karir profesinya.
e. Transparan yaitu Proses PKG memungkinkan bagi penilai, guru yang
dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses
informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.
f. Praktis ialah PKG dapat dilaksanakan secara mudah tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip lainnya.
g. Berorientasi pada tujuan artinya PKG dilaksanakan dengan berorientasi
pada tujuan yang telah ditetapkan.
h. Berorientasi pada proses yaitu PKG tidak hanya terfokus pada hasil,
namun juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat
mencapai hasil tersebut.
i. Berkelanjutan artinya PKG dilaksanakan secara periodik, teratur, dan
berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
j. Rahasia artinya Hasil PKG hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak
terkait yang berkepentingan.

D. KENDALA-KENDALA DALAM PENILAIAN KINERJA GURU


Sebagai suatu kebijakan yang baru, pelaksanaan penilaian kinerja guru tidak
luput dari berbagai kendala, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya berbagai instrumen tentang penilaian kinerja guru yang berbeda-
beda sehingga membingungkan Kepala Sekolah dan guru di sekolah. Pada
awalnya para kepala sekolah dan guru banyak yang mengalami
ketidakpastian instrumen mana yang seharusnya digunakan. Akan tetapi,
seiring dengan berkembangnya waktu, akhirnya dengan tegas telah
diinformasikan bahwa instrumen penilaian kinerja guru yang dipakai adalah
yang sudah ada landasan hukum yang kuat.
2. Adanya budaya ewuh pakewuh (kesungkanan). Budaya ini yang biasanya
akan mempengaruhi objektivitas pelaksanaan penilaian kinerja guru di
sekolah. Jika Kepala Sekolah atau guru senior yang bertugas memberikan
penilaian akan cenderung memberikan kemudahan dan kemurahan bagi guru
yang dinilai yang telah banyak memberikan jasa sebelumnya. Budaya ini
pada umumnya sulit untuk dihindarkan atau dihilangkan.
3. Keterbatasan kemampuan IT ( Ilmu Teknologi ) bagi sebagian Kepala
Sekolah. Penggunaan IT dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru akan
berdampak terhambatnya proses penilaian kinerja guru itu sendiri. Banyak
komponen yang harus dikerjakan Kepala Sekolah atau guru senior dalam
pelaksanaan penilaian kinerja guru. Oleh sebab itu, di era sekarang sangat
dibutuhkan para kepala sekolah yang terus-menerus mau meningkatkan
kompetensinya dalam bidang IT.
4. Belum tersedianya anggaran yang khusus untuk melaksanakan penilaian
kinerja guru. Dalam implementasinya, pelaksanaan penilaian kinerja guru
membutuhkan dan memerlukan anggaran khusus. Anggaran tersebut selain
digunakan untuk mencukupi sarana yang diperlukan, juga idealnya perlu
disediakan insentif bagi para pelaksana penilaian kinerja guru itu sendiri.

E. MANFAAT-MANFAAT DARI PENILAIAN KINERJA GURU


Penilaian kinerja guru mempunyai banyak manfaat karena dapat
dipergunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Adapun manfaat-
manfaat penilain kinerja guru adalah sebagai berikut:
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
2. Memperbaiki kinerja para guru.
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan.
4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian.
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.
7. Untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan
program pengembangan keprofesian berkelanjutan.
8. Dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan
karir guru.
9. Meningkatkan profesionalisme guru
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Melihat betapa peranan seorang guru sangat lah penting dan merupakan
objek utama yang akan menghasilkan banyak kader-kader pemimpin bangsa
maka , dapat disimpulkan bahwa aspek yang sangat penting untuk menunjang
kemampuan seorang guru yaitu dengan adanya penilaian kinerja guru, yang
menjamin ketercapaiannya suatu pembelajaran dan pendidikan dengan konsep
guru profesional.
Penilaian Kinerja Guru (PKG) sangatlah pentinn dimana tingkat pendidikan
guru akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja guru. Kemampuan
seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui
pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Namun terlepas dari itu adapun kendala dalam pelaksaan penilaian kinerja
guru karena, adanya budaya ewuh pakewuh. Budaya ini yang biasanya akan
mempengaruhi objektivitas pelaksanaan penilaian kinerja guru di sekolah. Jika
Kepala Sekolah atau guru senior yang bertugas memberikan penilaian akan
cenderung memberikan kemudahan dan kemurahan bagi guru yang dinilai yang
telah banyak memberikan jasa sebelumnya. Budaya ini pada umumnya sulit
untuk dihindarkan atau dihilangkan.

B. SARAN
Saran kami dalam penilaian kinerja guru perlu dipertingkatkan lagi, agar
implementasi di daerah-daerah terpencil juga dapat terlaksanakan penilaian kerja
guru sehingga dapat mencapai kualitas guru yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai