Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Etika Profesi Keguruan

“Pengertian dan Hubungan Nilai, Norma dan Sanksi”

Oleh kelompok 13:

Rhadiatur Rahmah (2517.147)

Dosen Pengampu :

Redha Septia Asi, M.pd

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BUKITTINGGI

2019 M / 1440 H
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai, Norma, dan Sanksi


1. Pengertian Nilai
Nilai dalam bahasa Inggris; “value” biasa diartikan sebagai harga,
penghargaan, atau taksiran. Nilai adalah harga yang melekat pada sesuatu
atau penghargaan terhadap sesuatu. Bambang Daroeso (1986) menjelaskan
bahwa nilai merupakan suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu,
yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Dalam berbagai
pandangan juga nilai dapat dikelompokkan, berbagai macam nilai yang
menurut Noto Negoro (2004) yaitu sebagai berikut:
 Nilai maerial : Nilai ini meliputi berbagai konsep tentang segala
sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
 Nilai Vital : Nilai ini meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam
melaksanakan aktifitasnya.
 Nilai agama :Nilai ini meliptui ketentuan-ketentuan berbagai
konsepsi yangberkaitan dengan kebutuhan rohani seperti nilai
kebenaran yang bersumber dari rasio atau akal pikiran, nilai
keindahan yang bersumber dari perasaan seseorang, nilai moral yang
bersumber pada suatu kehendak, dan nilai agama yang bersumber
dari kitab suci.
Fungsi dari nilai-nilai yang perlu dikembangkan oleh guru sebagai
berikut :
a. Nilai dapat dijadikan sebagai standar yang berfungsi untuk
membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu.
b. Sistem nilai yang dikembangkan perlu direncanakan, khususnya
dalam memecahkan konflik dan pengambilan keputusan
c. Fungsi motivasional dalam arti fungsi langsung dari nilai ini
merupakan upayah untuk mengarahkan tingkah laku individu dalam
situasi sehari-hari
Nilai berpengaruh terhadap bagaimana seseorang bertingkah laku,
memberi arah pada tingkah laku dan memberi pedoman untuk memilih
tingkah laku yang diinginkan. Oleh karena itu tingkah laku sangat
mencerminkan nilai-nilai yang dianut. Fungsi nilai merupakan motivasi dari
tingkah laku. Seberapa besar motivasi seseorang untuk mencapai apa yang
diinginkannya. Salah satu fungsi dari nilai tersebut dalam memecakan konflik
dan mengambil keputusan, pada diri seesorang tergantung pada kekuatan dan
dominasinya terhadap suatu aktivitas. Fungsi lain dari nilai ini adalah
membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu dalam suatu topik
sosial tertentu dan mengevaluasinya.

2. Pengertian Norma
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu
dengan disertai sanksi. Norma dalam bahasa inggris memepunyai arti “norm”
yang artinya aturan. Kata ini sering dikena dengan istilah norma-norma atau
kaidah, yang dipahami sebagai suatu nilai yang mengatur dan memberikan
pedoman atau patokan tertentu bagi seseorang atau masyarakat untuk bersikap,
bertindak dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati
bersama.
Dua macam norma yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan
keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuai dengan norma, sedangakan
larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu, karena
berakibat dipandang tidak baik atau melanggar norma. Norma berfungsi untuk
memberikan pedoman bagaimana manusia haus hidup dan bertindak secara baik
dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya
perilaku dan tindakan kita.
Secara umum norma di bedakan menjadi 2 macam, yaitu norma khusus
dan norma umum.
a. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau
kehidupan khusus, misalnya olahraga, aturan pendidikan, aturan
disekolah, dan sebagainya.
b. Norma umum lebih bersifat umum dan sampai tingkat tertentu boleh
dikatakan universal. Norma umum dibedakah menjadi 4, yaitu norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum .
 Norma agama
Bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman.Kaidah
ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan.
Sumbernya adalah ajaran-ajaran kepercayaan/agama yang oleh
pengikut-pengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan. Misalnya:
jangan membunuh, jangan berzinah, dll
 Norma kesusilaan
Bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau mempunyai hati
nurani. Merupakan peraturan hidup yang dianggap sebagai suara
hati nurani manusia (insan kamil). Misalnya: berlaku jujur dan
menhormati orang lain
 Norma Kesopanan
Bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan. Merupakan peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia,
misalnya :
- Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
- Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat
 Norma hukum
Bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan hidup antar
manusia. Merupakan peraturan-peraturan yang timbul dari norma
hukum, dibuat oleh penguasa negara. Isinya mengikat setiap orang
dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan
oleh alat-alat negara. Misalnya, “Dilarang mengambil barang milik
orang lain.
Keterkaitan dengan sistem persekolahan, norma merupakan landasan kuat
untuk diterapkan baik dilingkungan siswa, guru, maupun masyarakat sekitar.
Sekolah adalah tempat yang tepat untuk menerakan norma dan kaedah, karena di
sekolah norma menjadi tolak ukur dalam keberhasilan pembelajaran, disamping
sebagai indikator kelulusan siswa disekolah.
3. Pengertian Sanksi
Istilah sanksi dikenal dengan ancaman/akibat yang diterima apabila
norma tidak dilakukan (Widjaja, 1985). Dalam arti ini sanksi adalah
ancaman/akibat yang akan diterima apabila nilai, norma dan moral tidak
dilakukan dengan baik.
Ada berbagai macam sanksi yaitu sanksi negatif, sanksi positif, sanksi formil
dan sanksi informal.
a) sanksi negatif : diberikan bagi anggota masyarakat yang melanggar norma
(hukuman/pidana).
b) sanksi positif : bagi yang mematuhi larangan/perintah dari norma itu
(penghargaan/hadiah).
c) sanksi formal : dirumuskan/ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan secara tertulis sehingga sifatnya lebih pasti.
d) sanksi informal : dirumuskan secara tidak tertulis (hukum adat).

B. Hubungan antara Nilai, Norma dan Sanksi

Secara terminologi nilai, norma dan sanksi mempunyai hubungan yang


erat, terutama dalam wacana pendidikan moral, pembentukan sikap-sikap,
pembangunan watak bangsa dan sebagainya. Salam sistem pendidikan, nilai,
norma dan sanksi merupakan bagaian yang tak terpisahkan dari sistem
pembelajaran. Pada jenjang pandidikan dasar dan pendidikan menengah, mata
pelajarna Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dipandang sebagai media
pendidikan moral. Norma, nilai dan moral di sekolah menjadi tanggung jawab
semua guru, bukan saja guru pendidikan agama mamupun guru PKn akan tetapi
semua guru bidang study bersinergi dalam sistem pembelajran. Selain dari itu
penilaian keberhasilann dalam proses pembelajaran, guru memperhatikan nilai-
nilai afektif unutk menunjang sikap siswa dalam proses pembelajaran.
Hubungan antara nilai, norma dan sanksi saling terkait. Norma berisikan
nilai-nilai yang dikongkritkan menjadi suatu ketentuan yang disepakati. Apabila
nilai-nilai yang disepakati dalam bentuk norma tersebut dilanggar akan diberi
sanksi. Oleh karena itu antara nilai, norma, dan sanksi memiliki keterkaitan yang
sangat erat, saksi yang berlaku apabila melanggar norma, sedangkan norma
tersebut berisi nilai-nilai kebaikan yang dijadikan standaart oleh masyarakat
tertentu.
Daftar Pustaka

Bahar, Herwina. 2016. Etika dan Profesi Pendidikan. (Jakarta: Katalog dalam Terbitan)
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik. (Jakarta: Kencana).
http://tasyaqorina29.blogspot.com/2018/04/hubungan-nilai-norma-dan-sanksi.html

Anda mungkin juga menyukai